Adoc - Tips - Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Kli PDF
Adoc - Tips - Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Kli PDF
ANSIETAS
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien
selalu memikirkan anaknya yang bekerja sebagai TKW di luar negeri. Klien
khawatir anaknya mendapat perlakuan yang tidak baik dari tempatnya bekerja.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
a. Pengalihan situasi
b. Latihan relaksasi
1) Tarik nafas dalam
2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c. Teknik 5 jari
4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
Kerja
”Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih lanjut
tentang perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Apa yang ibu lakukan terkait
dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga ibu merasa gelisah?”
”Oh, jadi anak ibu sudah 3 bulan bekerja sebagai TKW di Malaysia, ibu khawatir anak
ibu mendapat perlakuan yang tidak baik karena sering mendengar berita tentang TKW
yang mendapat perlakuan buruk dari televisi?”
”Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah, ibu”
”Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
”Jadi ibu sebelumnya sering juga mengalami perasaan gelisah seperti sekarang ?”
“Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah?”
“Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu lakukan?”
”Jadi kalau ibu punya masalah, ibu akan memikirkan terus masalah itu sehingga ibu
merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan?”
”Kalau ibu sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan makan ibu?”
“Apa pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama ini puas dengan pekerjaan yang ibu
lakukan? Bagaimana dengan penghasilan ibu?”
“Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?”
“Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam menghadapi masalah?”
“Bagaimana kebiasaan ibu dalam beribadah? Bagaimana dengan kebiasaan beribadah
dalam keluarga ibu?”
“Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ?”
“Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan untuk
menyelesaikan masalah kalau ibu merasa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut?
Apakah ibu berhasil menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu menyelesaikan masalah yang cukup
berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan mampu menyelesaikan kecemasan yang
ibu rasakan”
“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang ibu rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya
akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik
nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang
coba ibu praktikkan. Wah bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa
melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai”
Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan
latihan relaksasi? Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari, wah bagus sekali,
jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadual
harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa
melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini hanya salah
satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada
cara lain dengan latihan mengerutkan dan mengendurkan otot, bagaimana kalau kita
latihan cara yang kedua ini besok pagi, jam berapa bu? Seperti biasa jam 10 pagi di
rumah ibu? Masih ada yang mau ditanyakan bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu.
Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
RISIKO BUNUH DIRI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dirawat di Rumah Sakit Jiwa untuk pertama kalinya karena melakukan
percobaan bunuh diri di rumah dengan mencoba minum racun serangga. Klien
mengalami masalah dengan keluarganya karena calon suaminya tidak mendapat
persetujuan dari orang tuanya. Keluarga membawa klien ke dokter, dari hasil
wawancara dengan klien dan keluarga, dokter menganjurkan klien dirawat di RS
Jiwa demi keselamatan klien
2. Diagnosa Keperawatan : Risiko bunuh diri
3. Tujuan :
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2. Pasien dapat mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan dirinya
3. Pasien dapat melakukan kontrak treatment
4. Pasien dapat belajar mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Pasien dapat melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pasien mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan dirinya
3. Bantu pasien mengamankan benda-banda yang dapat membahayakan dirinya
4. Lakukan kontrak treatment
5. Ajarkan pasien cara mengendalikan dorongan bunuh diri
6. Latih pasien cara mengendalikan dorongan bunuh diri
Kerja
”Coba mbak ceritakan apa yang mbak rasakan? Oh, jadi mbak merasa sedih? tidak ada
gunanya lagi hidup? Apa yang terjadi?”
”Jadi mbak merasa putus asa karena colon suami pilihan mbak tidak disetujui oleh
keluarga mbak lalu mbak melakukan upaya bunuh diri dengan minum racun.
”Apakah mbak pernah membicarakan masalah mbak dengan keluarga besar mbak,
menanyakan alasan keluarga mbak tidak setuju? ”Bisa saja dengan diskusi secara baik
keluarga dapat memahami keinginan mbak.”
”Apakah mbak pernah mencoba bunuh diri sebelumnya?”
“Dalam keluarga mbak, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah yang dianggap
cukup berat?”
”Apakah dalam keluarga mbak ada yang pernah mencoba mengakhiri hidup untuk lari
dari masalah? Oh, jadi ibu mbak pernah juga melakukan percobaan bunuh diri?”
”Bagaimana dengan kebiasaan mbak dalam beribadah? Bagaimana kebiasaan ibadah
dalam keluarga mbak?”
”Apa pekerjaan/ aktivitas mbak sehari-hari?Bagaimana aktivitas mbak di lingkungan?”
”Apa dampak yang mbak rasakan dari percobaan bunuh diri terhadap aktivitas/ pekerjaan
dan kehidupan sosial mbak sehari-hari?”
“Apakah sebelumnya mbak sendiri pernah mengalami masalah lain yang mbak anggap
cukup berat?”
”Apa yang mbak lakukan untuk menyelesaikannya? Selama ini adakah orang yang mbak
percaya untuk membantu menyelesaikan masalah yang mbak alami?”
“Apakah mbak mampu menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu mbak pernah mampu menyelesaikan masalah yang cukup
berat, saya yakin sekali mbak sekarang juga akan mampu menyelesaikan masalah yang
mbak rasakan tanpa harus melakukan percobaan bunuh diri?”
“Apakah sekarang perasaan ingin binuh diri masih ada?”
“Baiklah mbak, karena perasaan ingin mengakhiri hidup masih ada, saya akan
mendampingi mbak. Saya jamin ruangan ini aman, tidak ada benda-benda yang dapat
membahayakan diri mbak, mulai sekarang mbak harus dapat mengidentifikasi benda-
benda yang dapat membahayakan diri mbak dan melatih cara mengendalikan dorongan
bunuh diri..”
“Apakah mbak tahu benda apa saja yang harus mbak jauhi? Mbak, benda-benda yang
berbahaya bagi mbak adalah benda-benda tajam seperti pisau, gunting, gergaji, paku,
pedang, silet, jarum, garpu. Benda berat seperti martil, batu, linggis, kayu, Benda-benda
yang dapat menjerat leher seperti tali tambang, kabel, selang dan ikat pinggang. Benda
kimia beracun seperti racun serangga, dan obat keras. Kolam berisi air, tempat tinggi,
jalan raya, rel kereta, stop kontak listrik. Kendaraan bermotor, bahan bakar seperti
minyak dan gas, korek api, pemanas air. Benda-benda tersebut harus mbak hindari karena
dapat membahayakan diri mbak. Nah, untuk mengendalikan dorongan bunuh diri antara
lain dengan mengingat Allah SWT, orang-orang yang mbak cintai, coba berpikir positif,
mengingat aspek-aspek positif yang ada pada diri mbak. Cara mengingat Allah SWT
antara lain dengan banyak istighfar. Bagaimana kalau kita mengingat Allah dengan
istighfar sekarang Astaghfirullaahal’adzim............ Wah bagus sekali, mbak sudah mampu
melakukannya. Mbak bisa melakukan istighfar ini sebanyak mungkin terutama bila
keinginan untuk bunuh diri itu muncul”
Terminasi
”Bagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol tentang masalah yang mbak rasakan,
benda-benda yang dapat membahayakan mbak dan mengendalikan dorongan bunuh diri,
mengingat Allah dengan istighfar?”
”Bagus sekali, coba sekarang mbak ulangi lagi cara mengendalikan dorongan bunuh diri,
jam berapa mbak akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam
jadual harian mbak. Jadi, setiap mbak merasa ada dorongan untuk bunuh diri, mbak bisa
langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita
buat. Latihan mengendalikan diri ini hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi upaya bunuh diri, masih ada cara lain dengan mendiskusikan aspek-aspek
positif yang mbak miliki, bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi,
seperti biasa jam 10 pagi di ruangan ini? Nah, sekarang mbak istirahat, saya akan tetap
memantau keadaan mbak untuk menjamin keselamatan diri mbak dari ruangan kaca saya.
Saya tinggal dulu, mbak. Assalamualaikum”
s
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRA
SEKOLAH (3-6 TAHUN)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Anak
Anak (4 tahun), laki-laki, pertumbuhan baik, perkembangan motorik kasar anak
dapat melakukan permainan menggunakan benda-benda yang ada di rumah sesuai jenis
kelamin, motorik halus sudah mampu menggambar dan mewarnai gambar,
perkembangan sosial anak sudah mampu berpisah dengan orang tua dan bermain dengan
teman sebaya, perkembangan bahasa anak sudah mampu berbicara, mengutarakan
keinginan dengan kalimat lengkap
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar anak merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi, libatkan orang tua dalam berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
3. Bantu anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
4. Bantu anak mengembangkan keterampilan bahasa
5. Bantu anak mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial
6. Bantu anak dalam pembentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin
7. Bantu anak mengembangkan kecerdasan
8. Bantu anak mengembangkan nilai moral
9. Bantu keluarga dalam meningkatkan peran serta dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan
Terminasi
”Baiklah ibu, bincang-bincang kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang?”
”Bisa ibu ulangi lagi apa saja kemampuan yang sudah dicapai dan cara merangsang
perkembangan anak ibu?”
”Bagus sekali ya,bu, Ibu mampu menyebutkan kemampuan-kemampuan yang sudah
dicapai dan cara merangsang perkembangannya”
”Baiklah ibu, saya harap ibu tetap melakukan rangsangan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak ibu seperti yang ada di leaflet ini ya...”
”Nah, tugas saya sudah selesai, saya pamit dulu ya, besok saya akan datang lagi untuk
memantau perkembangan adik lebih lanjut, jam berapa ibu ada waktu? Dimana kita
bertemu?
”Terima kasih atas kesediaan ibu menerima kunjungan saya, Assalamualaikum”