(RPP)
: MA Darul Ulum Buay Bahuga
Satuan Pendidikan
: Manajemen
Bidang Studi
: Administrasi Perkantoran
Kompetensi Keahlian
: Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi
Mata Pelajaran
:X ( sepuluh )
Kelas/Semester
: 2 x 45 menit (satu pertemuan)
Alokasi Waktu
: 4 (Empat)
Pertemuan ke-
Konsep
Prinsip
Prosedur
Penyajian informasi
Metode Pembelajaran :
Media Pembelajaran :
Sumber belajar :
1. Penilaian Sikap
a. Jenis/teknik penilaian : Pengamatan
b. Bentuk instrumen dan instrumen : Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Rasa Ingin Tahu
2 Kedisiplinan
3 Tanggung Jawab
4 Keaktifan
5 Ketekunan
c. Pedoman Penilaian
Skala Penilaian : 1 s/d 4
Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik
2 = Cukup Baik 1 = Kurang Baik
Nilai Maksimal :4 Nilai Minimal :1
2. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik : Post Tes
b. Bentuk : kuis kelompok
c. Instrumen : Soal uraian
d. Jumlah soal : 10 butir
e. Pedoman Penskoran :
Kompetensi Dasar:
1. Memiliki motivasi internal yang menunjukan rasa ingin tahu dalam pembelajaran
2. Menunjukkan perilaku dan sikap rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, aktif, dan tekun
dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
Indikator:
1. Peserta didik menunjukkan rasa keingin tahuannya dengan bertanya kepada teman atau guru
serta banyak mencari dan membaca buku – buku pendukung materi
2. Peserta didik menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas post tes
3. Peserta didik mengikuti arahan dan prosedur pembelajaran dengan tertib
4. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan santun
Pedoman Penilaian:
Jumlah Skor
Nilai = X10
2
Lampiran 1
MATERI AJAR
Menurut sejumlah peneliti, 75% dari seluruh waktu hidup manusia adahal digunakan
untuk berkomunikasi. Apabila kita memperhatikan orang-orang di suatu organisasi atau
tempat kerja setiap harinya, yaitu memberikan instruksi, motivasi karyawan, presentasi,
menulis surat, menjawab telepon, menegur bawahan, rapat, dan lain sebagainya.
Dalam setiap aktifitas orang tidak pernah lepas dari mendengarkan. Menurut paul tory
dalam bukunya ' the measurement to understand' mengatakan bahwa 42 persen dari waktu
dalam komunikasi digunakan untuk mendengarkan, 32 persen untuk berbicara ,15 persen
untuk membaca, dan hanya 11 persen untuk menulis.
Mendengarkan dapat dilakukan oleh setiap orang, tetapi untuk mendengarkan dengan
baik diperlukan prilaku mendengarkan yang efektif. Banyak orang yang salah dalam
menyimpulkan materi yang didengar, kehilangan kata-kata penting karena tidak menyadari
bahwa sebenarnya mereka tidak sedang mendengarkan. Meskipun demikian orang
beranggapan bahwa tingkat akurasi mendengarkan mencapai antara 70 sampai dengan 80
persen. ini berarti bahwa mereka dapat mengingat 70-80 persen dari sesuatu yang didengar.
Penelitian yang dilakukan oleh Ralph G. Nichols dan Leonard A. Stevent menyebutkan
bahwa pada umumnya orang hanya mencaoai efisiensi sebesar 25 persen. hal ini berarti
bahwa mereka kehilangan 75 persen dari materi yang mereka dengar.
Meskipun latihan telah dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, kesalahan dalam
mendengarkan tetap terjadi. pada saat seseorang berkomunikasi dengan pihak lain secara
berantai, orang pertama menyampaikan pesan kepada orang kedua. Kemudian orang kedua
menyampaikan persepsi atas pesan dari orang pertama (bukan pesan orang pertama) kepada
orang ketiga. John R. Freund dan Arnold Nelson dengan tulisannya "Distortion in
Communication" yang terdapat dalam buku "Communication Probes" mengatakan setiap kali
orang berbicara atau menyampaikan pesan kepada orang kedua terjadiempat perbedaan
bentuk pesan (1) pesan sebagaimana yang terdapat dalam pikiran pembicara, (2) pesan
sebagaimana yang diucapkan oleh pembicara, (3) pesan sebagaiman yang diterima oleh
lawan bicara/pendengar, dan (4) pesan sebagaiman yang diingat oleh pendengar/lawan
bicara.
Dalam perjalananya dari pengirim menuju ke penerima pesan/ informasi, 80 persen ide
dapat mengalami perubahan karena terjadinya distorsi. faktor penyebabnya adalah: pertama,
penyederhanaan karena pesan yang disampaikan berupa informasi yang kompleks. akibatnya
isi informasi terhapus dari pesan sebelum disampaikan kepada pihak penerima. kedua, orang
orang menyampaikan pesan kepada pihak lain yang dianggapnya dapat di pahami oleh orang
lain sehingga pengirim pesan berupaya menyesuaikan pesan dengan asumsinya sebelum
mengkomunikasikannya dengan pihak lain. penyesuaian dilakukan dengan pengurangan,
penambahan, atau pengubahan atas pesan yang didengarnya. akibatnya upaya tersebut justru
menjadikan pesan tidak lagi sesuai dengan yang seharunya diterima oleh pihat penerima
pesan.
1. Mendengarkan isi pesan. Mendengarkan pada tipe ini bertujuan untuk memahami pesan
pembicara dan mengidentifikasi pokok pembicaraan . Dalam mendengarkan, pendengar
tidak melakukan evaluasi atau penilaian terhadap baik pembicara maupun pokok yang
dibicarakannya.
2. Mendengarkan untuk penilaian. Tujuan mendengarkan pada tipe ini adalah untuk
memahami dan mengevaluasi pesan informasi yang disampaikan oleh pembicaratentang
dasar logika pada argumen yang dikemukakan, validitas kesimpulan dan pengaruhnya
terhadap pendengar.
3. Mendengarkan aktif atau empatik. Tujuan mendengarkan pada tipe ini adalah untuk
memahami perasaan, kebutuhan dan keinginan pembicara, dan menghargai
pandangannya tentang sesuatu yang menjadi pokok pembicaraannya tanpa memberikan
tanggapan, penilian, ataupun saran karena pembicara bermaksud melampiaskan emosi.
Keterampilan mendengar merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting bagi
individu baik yang bergerak dalam bisnis maupun tidak. Dengan mendengar kita dapat
memperoleh informasi yang penting dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi pada
kenyataannya sulit sekali memiliki keterampilan mendengar yang baik. Berikut ini adalah
beberapa cara teknik mendengar yang efektif, antara lain :
1. Coba untuk menimbulkan niat minat terhadap topik yang dibicarakan. Sebelum mulai
mendengarkan suatu topik sebaiknya kita menyiapkan diri denagn melakukan
brainstorming sejenak denganmemikirkan berbagai hal yang ingin anda ketahuin tetntang
topik yang dibicarakan.
2. Mengevaluasi isi pembicaraan, bukan cara penyampaiannya. Menjaga emosi. Kita
sebaiknya tidak mudah terpancing untuk melakukan suatu argumentasi. Biarkan
pembicara menyelesaikan pembicaraannya baru kemudian kita menyimpulkan isi
pembicaraan.
3. Mendengar ide-ide. Kita harus berusaha memahami ide utama atau maksud di balik
penyampaian fakta tersebut.
4. Fleksibel. Pada saat mendengar suatu pesan, kita mungkin melakukan pencatatan.
Pencatatan sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode saja akan tetapi gunakan
beberapa metode.
5. Bersikap terbuka. Sebaiknya kita mencoba memahami pendapat orang lain tanpa
berusaha membandingkannya dengan pendapat kita.
6. Selalu berusaha untuk melatih pikiran. Pendengar yang tidak efektif cenderung
menghindari topik-topik yang sulit, padahal sebenarnya topik tersebut dapat digunakan
untuk melatih daya analisa kita.
7. Memberikan feedback. Dalam komunikasi feedback merupakan sesuatu yang sangat
penting. Melalui feedback kita dapat mengetahui apakah kita mengerti isi pembicaraan
atau tidak. Agar feedback yang diberikan dapat bermanfaat bagi orang yang
menerimanya maka informasi yang diberikan harus jelas, dapat dimengerti, dapat
diterima dengan baik, dan dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.
Beberapacaradalammenjawabpertanyaan :
a. Dengarkanpertanyaandenganbaik.
Ada beberapa ketentuan yang tidak boleh dilakukan pembicara dalam memberi jawaban :
e. Janganberdialogdenganseorangpenanya.
a. Keterbukaan, maksudnyajujursajabahwakitatidaktahujawabannya.
b. Katakan, pembicaraakanmencaridanmemberiinformasikepadapenanya.