Cundo Harimurti
Program Studi Manajemen Logistik
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Email: cundoharimurti@gmail.com
Abstrak. Salah satu dampak globalisasi yang kemudian diikuti dengan berbagai perjanjian
perdagangan bebas yang diterapkan di suatu kawasan mendorong persaingan dalam berbagai
industri menjadi semakin ketat. Di kawasan ASEAN, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) memicu perlunya peningkatan kemampuan daya saing industri dalam negeri melalui
peningkatan kinerja sistem logistiknya. Suatu model pengukuran peningkatan kinerja sistem logistik
dirancang sebagai alat evaluasi bagi perusahaan komponen otomotif di Indonesia, untuk
meningkatkan kinerja logistiknya sehingga mampu bersaing dalam konteks pasar bebas.
Perancangan model pengukuran peningkatan kinerja sistem logistik ini berbasis pada perspektif
Logistics Scorecard, dan terbagi dalam dua tahap: mengidentifikasi strategi bisnis rantai pasok-
logistik untuk mendapatkan KPI, dan menyusun model pengukuran peningkatan kinerja sistem
logistik. Terdapat 23 KPI menurut lima perspektif Logistics Scorecard. Penerapan model
menghasilkan skor rata-rata kinerja logistik yang tergolong cukup baik dengan beberapa indikator
yang perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam
rangka meningkatkan kinerja sistem logistik yang efektif dan efisien yang berdaya saing tinggi.
Kata Kunci: Pengukuran Peningkatan Kinerja Sistem Logistik, Logistics Scorecard, Industri
Komponen Otomotif, Daya Saing.
Abstract.
46
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
Untuk itu, perlu ditempuh strategi lain yang hubungannya dengan peningkatan kinerja
lebih menitikberatkan pada bagaimana suatu bisnis dan daya saing industri atau
sistem logistik nasional dikelola dalam suatu perusahaan.
management sistem logistik yang efektif dan Choy et.al (2007) mengembang-kan
efisien. metode pengukuran kinerja dalam penerapan
Pemerintah memiliki perhatian besar terhadap manajemen hubungan pemasok dengan
sistem logistik, sehingga perlu mengaturnya pendekatan kerangka benchmarking rantai
pada dalam suatu kebijakan nasional setingkat pasok dalam kegiatan pemeliharaan logistik.
Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah Pengukuran kinerja ini dapat membantu
dengan melibatkan multi-sektor. Pada masa perusahaan dan pemasoknya dalam
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang memahami kesenjangan kinerja, yang
Yudhoyono, Pemerintah menerbitkan kemudian dapat ditentukan rantai pasok baru
Peraturan Presiden Tentang Sistem Logistik dan rencana strategis.
Nasional. Sedangkan kebijakan terbaru dalam Tracey et al. (2005) meneliti kegiatan khusus
konteks sistem logistik nasional pada saat ini rantai pasok dan menyelidiki dampaknya pada
antara lain adalah konsep Tol Laut yang kinerja bisnis. Studi ini diperkuat oleh
digagas, diimplementasikan, serta diawasi Mensah et al. (2014) yang menguji praktik
secara serius oleh Presiden Joko Widodo. manajemen rantai pasok dan dampaknya pada
Harapannya, melalui Konsep Tol Laut ini kinerja suatu perusahaan manufaktur di
sistem logistik nasional dapat terselenggara Ghana. Praktik manajemen rantai pasok
secara lebih terpadu sehingga tercipta kinerja secara signifikan mempengaruhi kinerja
sistem logistik nasional yang efektif dan bisnis.
efisien serta mampu mendongkrak tingkat Brewer dan Speh (2000) menggunakan
daya saing nasional. pendekatan Balanced Scorecard dalam
Sistem logistik nasional yang efektif dan mengukur kinerja rantai pasok, yang
efisien diperlukan karena dalam persaingan membantu dalam memanfaatkan rantai pasok
internasional dewasa ini, persaingan tidak menjadi sumber keunggulan kompetitif dan
hanya hanya antar produk dan antar memberikan ide dalam mengatur rencana ke
perusahaan, namun antar rantai pasok dan depannya. Saboia et.al. (2006) menggunakan
bahkan antar negara (Heizer dan Render, Balanced Scorecard sebagai model
2011). Strategi penguatan sistem logistik pengukuran logistik internal dalam menyusun
nasional diperlukan untuk dapat sistem kontrol yang strategik di lingkungan
meningkatkan kinerja logistiknya. Untuk itu yang kompetitif.
perlu dilakukan pengukuran untuk Pohlen dan Coleman (2005)
mengetahui kinerja sistem logistik nasional. menggunakan economic value added dan
Artikel ini mengetengahkan hasil penelitian Activity Based Costing (ABC) untuk
tentang bagaimana mengembangkan model mengevaluasi kinerja rantai pasok. Barnard
pengukuran peningkatan kinerja sistem (2006) dan Mutakin dan Hubeis (2011)
logistik yang efektif dan efisien dengan menerapkan Supply Chain Operations
menggunakan permodelan pada industri Reference (SCOR) model. Anatan (2010)
otomatif. meneliti pengaruh implementasi praktik
manajemen rantai pasok terhadap pencapaian
B. Tinjauan Pustaka keunggulan kompetitif dan kinerja rantai
1. Penelitian Terdahulu pasok. Studi ini berpedoman pada model
Terdapat cukup banyak penelitian penelitian Li et.al (2006) yang menunjukkan
terdahulu mengenai pengukuran kinerja adanya keterkaitan antara praktik manajemen
logistik dan manajemen rantai pasok dalam
47
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
48
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
49
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
ancaman dievaluasi. Hal ini berguna sebagai Perancangan model pengukuran peningkatan
alat untuk menganalisa sistematis lingkungan kinerja logistik dibagi dalam dua tahap yaitu
internal dan eksternal organisasi dengan mengidentifikasi strategi bisnis rantai-pasok
efektif, serta sebagai alat untuk logistik nasional untuk mendapatkan indikator
mengidentifikasi masalah dan merencanakan kinerja logistik yang sesuai dengan strategi
tindakan masa depan (Hashemi et.al., 2012). logistiknya, serta menyusun model
Pembuatan peta strategi yang efektif akan pengukuran kinerja logistik (Logistics
membawa pada peningkatan sistem Scorecard) dengan menggunakan indikator
pengukuran kinerja, pelaksanan proses bisnis yang telah ditentukan. Identifikasi strategi
perusahaan menjadi lebih baik dan terbukti bisnis logistik dimulai dengan identifikasi
telah meningkatkan kinerja bagi banyak faktor internal dan faktor eksternal, analisa
perusahaan (Armitage dan Scholey, 2006). SWOT, hingga membuat peta strategi.
Penyusunan model pengukuran peningkatan
C. Metodologi Penelitian kinerja logistik dilakukan berdasarkan lima
perspektif Logistics Scorecard.
50
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Perancangan Model Pengukuran Peningkatan Kinerja Sistem Logistik
Nasional
warehouse, baik secara tim maupun terpusat, berupa kondisi kegiatan logistik perusahaan
baik kepala departemen maupun manajer dan yang dicapai untuk setiap KPI. Penilaian ini
direktur. bersifat kualitatif, oleh karena itu perlu
Dalam merancang model pengukuran dikuantitatifkan dengan menggunakan nilai
kinerja logistik diperlukan indikator-indikator skala yang ditentukan. Bobot bagi KPI perlu
yang akan diukur dari kegiatan logistik yang ditentukan untuk dapat memperoleh output
dijalankan oleh perusahaan komponen berupa skor kinerja logistik bagi tiap KPI
otomotif. Akan tetapi indikator yang maupun skor akhir kinerja keseluruhan. Skor
diperlukan ini belum terdefinisikan dengan kinerja ini akan dikategorikan untuk melihat
jelas, bagaimanakah indikator kinerja logistik bagaimana posisi kinerja perusahaan terhadap
yang penting untuk peningkatan daya saing perusahaan sejenis lain.
menghadapi MEA. Selain itu diperlukan juga
target atau standar kinerja logistik yang D. Perancangan Model
diharapkan tercapai untuk berdaya saing Perancangan model pengukuran peningkatan
dalam MEA, sistem pengukuran peningkatan kinerja logistik dibagi dalam dua tahap yaitu
kinerja, perhitungan nilai kinerja, serta (i) mengidentifikasi strategi bisnis logistik
pengkategorian nilai kinerja untuk perusahaan komponen otomotif untuk
mempermudah penggunaan model sehingga mendapatkan indikator kinerja logistik yang
tercapai tujuan dari pengukuran. sesuai dengan strategi logistik, (ii) menyusun
Dalam melakukan pengukuran model pengukuran kinerja logistik (Logistics
peningkatan kinerja sistem logistik dengan Scorecard) dengan menggunakan indikator
model yang dirancang, diperlukan input yang telah ditentukan.
Gambar 2
Perancangan Model Pengukuran Kinerja Logistik
52
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
Gambar 3
Analisa Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Kemudian, dengan menggunakan SWOT, dan disusun Logistics Scorecard Strategy
kekuatan organisasi, kelemahan, peluang dan Map yang menggambarkan keterkaitan antara
ancaman dievaluasi. tiap strategi.
Selanjutnya dilakukan perumusan strategi ke
dalam lima perspektif Logistics Scorecard
Strategi SO Strategi WO
1. Kerjasama pengembangan logistik 1. Pengembangan logistik dengan
dengan partner bisnis lain (S3, S7, O2, bantuan sarjana, lembaga, dll (W2,
O, 5, O6, O7) W8, W10, O1, O4, O7)
2. Menetapkan perjanjian kontrak dan 2. Pengembangan departemen logistik
pertukaran informasi yang jelas dengan untuk pengiriman barang lebih baik
pemasok (S1, S3, S7, O2) (W10, O3, O7)
3. Penurunan lead time pelanggan (S4, 3. Pengembangan akses informasi
S7, O1, O 7) kontrak dengan pelanggan dan
informasi lainnya (W8, O1, O7)
4. Peningkatan sistem perbaikan 4. Perbaikan kegiatan logistik perusahaan
kepuasan pelanggan (S4, S7, O1, O3, (W2, W7, W9, W10, O1, O3, 6)
O7)
5. Peningkatan pemahaman trend pasar 5. Pengembangan karyawan, khususnya
dan forecast permintaan (S3, S4, S5, di bidang Teknologi Informasi dan
O1, O3) Logistik (W2, W3, W8, W9, W10,
W12, O3, O4, O5)
6. Menetapkan perjanjian kontrak dan 6. Adanya standar pengidentifikasian
pertukaran informasi yang jelas dengan (kode) untuk seluruh produk maupun
pelanggan (S1, S3, S5, O1, O3) proses (W8, W, 9, W12, O 1, O3, O5,
54
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
O7)
7. Perbaikan kegiatan logistik (S1, S4, 7. Pembuatan strategi yang
S7, O1, O2, O3) mengoptimalkan sumber daya logistik
perusahaan (W9, 10, W12, O1, O3,
O5, 6)
8. Peningkatan lingkungan kerja yang
kondusif (ISO 14000) (W11, T1, T4)
Strategi ST Strategi WT
1. Membuat strategi bisnis yang tepat, 1. Peningkatan lingkungan kerja yang
khususnya di bidang logistik (S1, S4, kondusif (ISO 14000) (W11, T1, T4)
S5, S7, T3, T5, T6)
2. Peningkatan kinerja dan kualitas 2. Sistem manajemen persediaan yang
pengiriman produk (S3, S4, S5, T2, baik (W6, W7, W10, T6)
T6, T8, T12)
3. Penurunan total biaya logistik (S3, S5, 3. Peningkatan sistem monitoring dan
S6, S7, T2, T3, T4, T10, T11) tracking persediaan (W6, W7, W8, T6,
T7, T8)
4. Peningkatan sistem pelatihan pekerja 4. Peningkatan efektivitas penggunakan
dan evaluasi (S2, T1, T6, T7, T9, T10) komputer dalam seluruh kegiatan
bisnis perusahaan (W2, W8, W12, T1,
T7)
5. Peningkatan perputaran persediaan dan 5. Peningkatan kemampuan perencanaan
cash-to-cash cycle time perusahaan SCM-Logistik (W2, W9, W10, W12,
(S6, T2, T3, T4, T11) T1, T6, T13)
6. Pembuatan strategi yang 6. Peningkatan sistem training pekerja
mengoptimalkan sumber daya logistik (W2, W9, T5, T6, T7, T9, T10, T13)
perusahaan (S1, S2, S3, S7, T2, T3,
T4, T10, T12)
7. Sistem manajemen persediaan yang 7. Pengembangan karyawan khususnya di
baik (S3, S5, S7, T6) bidang Teknologi Informasi dan
Logistik (W2, W3, W8, W10, W12,
T5, T6, T7, T9, T10)
8. Peningkatan pemahaman trend pasar 8. Menetapkan standarisasi di seluruh
dan forecast permintaan (S3, S4, S5, proses bisnis (W2, W9, W12, T1, T5,
T1, T3, T5, T6, T8, T13) T9)
Gambar 4
Analisa SWOT
Penelitian ini mengambil studi kasus salah 2.1 Penentuan KPI Logistik
satu perusahaan komponen otomotif yang Berdasarkan Perspektif Logistics
tergabung dalam Perkumpulan Industri Scorecard
Kecil-Menengah Komponen Otomotif Dilakukan identifikasi indikator
Indonesia (PIKKO), yaitu PT. ABC. kinerja berdasarkan strategi yang telah
disusun untuk mencapai tujuan yaitu
2. Perancangan Logistics Scorecard melaksanakan kegiatan proses bisnis
logistik yang berdaya saing untuk
55
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
Indikator kinerja tersebut perlu divalidasi memberikan penilaian sama untuk indikator
apakah sesuai untuk dijadikan sebagai diperlukan semuanya lebih dari 60% (Eadie,
indikator dalam pengukuran kinerja logistik R. et.al., 2010) dan dapat dikatakan sudah
industri komponen otomotif. Digunakan mencapai konsensus. Semua indikator
teknik Delphi dengan lima pakar yang diperlukan dalam pengukuran kinerja logistik
merupakan Direktur PT. ABC, Kepala perusahaan komponen otomotif dikarenakan
Departemen Warehouse & Logistik PT. ABC, indikator-indikator tersebut dapat
pihak akademisi expert di bidang rantai menunjukkan secara detail bagaimana
pasok-logistik, pihak praktisi komponen aktivitas kegiatan proses bisnis rantai pasok-
otomotif lain, serta pihak praktisi otomotif logistik perusahaan.
yaitu dari distributor/ATPM. Setiap Selanjutnya dilakukan
responden diberikan proporsi berbeda dilihat penyusunan KPI logistik dalam bentuk
dari tingkat kepentingan dan pengaruhnya hierarki untuk mempermudah dalam melihat
terhadap penentuan kinerja logistik PT. ABC. gambaran model pengukuran peningkatan
Hasil rangkuman dari teknik Delphi diperoleh kinerja logistik berdasarkan perspektif
komposisi jawaban kelima responden Logistics Scorecard.
56
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
Gambar 5
Struktur Model Penilaian Kinerja Logistik dalam Perspektif Logistics Scorecard
57
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
Gambar 6
Prioritas KPI Berdasarkan Bobot Akhir
Tabel 2
Penulisan Skala Pengukuran Kinerja
Strategi Bisnis Logistik
Belum dirumuskan strategi
SCM-Logistik, di mana kegiatan Strategi bisnis yang tepat, jelas,
logistik tidak dianggap penting dan terdapat sistem yang
1 2 3 4 5
bagi perusahaan dan tidak mendukung kegiatan SCM-
departemen tersendiri yang Logistik
mengelola kegiatan logistik
60
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
Gambar 7
menunjukkan aliran sistem pengukuran kinerja logistik dari input hingga diperoleh output.
Gambar 7
Sistem Pengukuran Peningkatan Kinerja Logistik
Pada gambar di bawah disajikan gambar metrik pengukuran peningkatan kinerja logistik yang
terdapat pada Gambar 8.
61
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
Gambar 8
Metrik Pengukuran Peningkatan Kinerja Logistik (Logistic Scorecard)
62
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
63
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
64
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
65
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
66
JURNAL LOGISTIK INDONESIA Volume 01, Nomor 01, April 2018
Majalah Ilmiah Institut STIAMI
ISSN 2579-8952
67
Cundo Harimurti, Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Yang Efektif Dan Efisien...
68