Anda di halaman 1dari 25

CSSD

(Central Supply Sterilitation


Department)
RS PELITA ANUGERAH
MRANGGEN
Anggota Kelompok
1) Ade Irma R.F. (A1171001)
2) Dinar Arumsari (A1171007)
3) Fila Yulianti (A1171011)
4) Insyiroh Nur H. (A1171014)
5) Miladia Habibina (A1171017)
6) Nita Oktavia (A1171018)
7) Siska Alifiyah (A1171021)
8) Yulianna (A1171024)
CSSD
Merupakan suatu instalasi
yang berfungsi sebagai unit
pelayanan sterilisasi untuk
menerima, mendesinfeksi,
membersihkan, mengemas,
mensteril, menyimpan dan
mendistribusikan alat-alat
(baik yang dapat dipakai
berulang kali dan alat yang
sekali pakai), sesuai dengan
standar prosedur
Struktur organisasi
ALUR
PELAYANAN
CSSD
A. PENERIMAAN ALAT KOTOR
1. Penerimaan alat kotor di CSSD dari unit kerja lain
melalui loket penerimaan alat kotor (pass box) dan
dilakukan serah terima dengan petugas CSSD
2. Pada saat serah terima, dilakukan pencatatan di
buku tentang jenis dan jumlah alat, tanda tangan
dan nama terang dari petugas unit kerja lain dan
petugas CSSD
3. Pengiriman atau pengangkutan alat kotor dengan
menggunakan tempat yang tertutup dan kedap air
(container box)
4. Petugas CSSD meletakkan pengecekan/pemeriksaan alat
kotor di ruang dekontaminasi
5. Gunakan APD pada saat pengecekan alat kotor
6. Cuci tangan sebelum dan setelah menerima alat kotor
7. Container box alat kotor dibersihkan dan didisinfeksi
8. Simpan container box untuk diserahkan kembali kepada unit
kerja pengirim alat kotor
9. Container box untuk alat kotor dibedakan dengan container
box untuk alat/bahan steril
Gambar. Loket penerimaan alat kotor
B. Dekontaminasi dan Disinfeksi
Alat kotor bekas digunakan untuk tindakan medik segera
dilakukan dekontaminasi dengan merendamnya di dalam larutan
enzymatic atau disinfektan selama 10-15 menit. Dekontaminasi
dilakukan agar lebih aman untuk tindakan/ proses selanjutnya,
yaitu pencucian/ pembilasan, disinfeksi, dan pengeringan alat.
Bahan untuk dekontaminasi dan disinfeksi yang digunakan
adalah Gigazym (enzymatic) dan/ atau kaporit cair. Sebelum
membuat larutan untuk dekontaminasi dan disinfeksi, lakukan
cuci tangan dan gunakan APD
Gambar. Ruang dekontaminasi
C. Pencucian
1. Pencucian linen kotor dilakukan oleh Unit Laundry dan
dikirim ke CSSD jika sudah bersih.
2. Lakukan cuci tangan
3. Gunakan APD yang sesuai
4. Petugas CSSD melakukan pencucian alat yang telah
didekontaminasi
5. Jika terdapat sambungan, lepaskan sambungannya
6. Lakukan pencucian dengan menggunakan sabun dan sikat
bila perlu
7. Bilas alat dengan air bersih kemudian tiriskan
8. Lepaskan APD
9. Cuci tangan
10. Letakkan alat yang telah bersih di ruang pengeringan dan
pengemasan
D. Pengeringan , pengemasan , pelabelan

1. Alat yang sudah bersih dikeringkan secara manual dan


dilakukan pengecekan ulang kondisinya (masih ada sisa
kotoran atau rusak). Jika masih ada kotoran yang menempel
pada alat, maka ulangi pencucian hingga bersih.
2. Alat tertentu (misalnya, gunting, klem, dll.) yang sudah
bersih dilakukan perawatan dengan diberi paraffin/ pelumas
di engselnya
3. Petugas CSSD melakukan pengecekan jenis/ nama dan
jumlah alat serta pemberian label dan indikator kimia
4. Petugas CSSD melakukan pengemasan dan pemberian label/
segel (autoclave/ indikator tape, identifikasi isi kemasan,
nomor load, tanggal, dan nama petugas) di setiap kemasan
kemudian melakukan sterilisasi
5. Pengemasan dengan menggunakan linen dan/ atau pouches
6. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah kegiatan
pengemasan.
7. Gunakan APD yang sesuai
E. STERILISASI
Alat/ bahan yang sudah dikemas dilakukan sterilisasi yaitu
dengan menggunakan autoclave (sterilisator dengan uap panas)
dan/ atau sterilisasi panas kering (oven/dry heat) untuk
peralatan yang tahan terhadap suhu panas
Sterilisasi dengan oven/ dry heat Sterilisasi dengan oven
dilakukan apabila dalam keadaan mendesak di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) karena pelayanan CSSD tidak 24 jam (08.00-21.00)
dan ketersediaan alat medik masih terbatas
R. STERILISASI ALAT AUTOCLAVE VERTICAL
ALAT AUTOCLAVE HORIZONTAL
OVEN
Untuk sterilisasi kering
F. PENYIMPANAN
Alat/ bahan yang sudah disterilkan diletakkan/ disimpan di
tempat khusus dan siap digunakan. Penyimpanan alat steril pada
suhu 22-30 ⁰C dengan kelembaban 35-60%. Alat steril yang
dikemas dengan linen disimpan maksimal selama 3 (tiga) hari
dan jika belum digunakan akan disteril ulang.
Pemeriksaan sterilitas alat/ bahan yang tersimpan dilakukan
setiap 6 (enam) bulan sekali. Sampel alat steril yang dikemas
dibawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah untuk
diketahui ada atau tidaknya pertumbuhan kuman
G. DISTRIBUSI
a. Pendistribusian barang steril melalui loket distribusi barang steril dan
dilakukan serah terima dengan petugas CSSD
b. Pada saat serah terima, dilakukan pencatatan tentang jenis/ nama dan
jumlah alat, tanda tangan, dan nama terang dari petugas ruangan dan
petugas CSSD
c. Dilakukan pengecekan kembali terhadap setiap kemasan alat untuk
mengetahui indikator tape sudah menunjukkan bahwa alat tersebut sudah/
belum disterilkan
d.Petugas ruangan yang mengambil alat/ bahan steril langsung membawa
kembali ruangan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi.
e.Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah cuci tangan. f.
f.Transportasi alat steril menggunakan container box yang berbeda dengan
container box alat kotor.

Anda mungkin juga menyukai