Anda di halaman 1dari 22

RUMAH SAKIT PKU AISYIYAH JEPARA

Sekretariat : Jl. Kopral Sapari No. 18A- Tlp. (0291) 591276 Jepara Kode Pos 59415
Email : pkuaisyiyahjepara@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT PKU AISYIYAH JEPARA
NOMOR
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS

DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU AISYIYAH

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan masyarakat
serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas
program dan layanan HIV-AIDS yang komprehensif maka program
Penanggulangan HIV-AIDS menjadi perhatian utama jajaran pimpinan
Rumah Sakit;
2. Bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis
perjalanan infeksi HIV dan mengurangi risiko penularan;
3. Bahwa untuk maksud sebagaimana angka 1 dan 2 diatas, maka perlu
disusun Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS yang memudahkan
petugas kesehatan menjalankan tugas organisasi.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular;


2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang
Pedoman Penanggulangan HIV-AIDS dan Penyakit Menular Seksual;
3. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 241/Menkes/SK/IV/X/2006 tentang
standar pelayanan Laboratorium kesehatan pemeriksaan HIV dan Infeksi
Oportunistik;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 832/Menkes/SK/X/2006 tentang
penetapan Rumah Sakit Rujukan bagi orang dengan HIV-AIDS (ODHA)
dan standar pelayanan Rumah Sakit Rujukan ODHA dan satelitnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1278/Menkes/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi Pengendalian Penyakit TB dan HIV;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 87 tahun 2014 tentang Pedoman
Pengobatan Antiretroviral;
.
RUMAH SAKIT PKU AISYIYAH JEPARA

Sekretariat : Jl. Kopral Sapari No. 18A- Tlp. (0291) 591276 Jepara Kode Pos 59415
Email : pkuaisyiyahjepara@gmail.com

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RS PKU


AISYIYAH.
KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Tim HIV-AIDS RS PKU AISYIYAH secara
terinci sebagaimana tercantum dalam keputusan ini.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Jepara


Tanggal:
Direktur RS PKU AISYIYAH

Dr Elfira fawzia

Tembusan Yth:
1. Tim HIV-AIDS
2. Manajer Pelayanan Medis
3. Manajer Penunjang Medis
4. Manajer Pelayanan Umum
5. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
6. Kepala Instalasi di RS PKU Aisyiyah
7. Arsip
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS PKU AISYIYAH
NOMOR:
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM HIV-AIDS

BAB I
PENDAHULUAN

Sejak kasus HIV-AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, HIV/AIDS semakin
menjadi ancaman global di berbagai negara. Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30
hingga 36 juta orang di dunia menderita HIV. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan
pada tahun 1987, hingga sekarang kasus HIV-AIDS terus mengalami peningkatan. Berdasarkan
data Departemen Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak
6668 kasus infeksi HIV, 16.964 kasus AIDS, dan 3492 orang di antaranya meninggal.
Diperkirakan terdapat 7 hingga 8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS.
Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated
epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan subpopulasi
tertentu di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009
menunjukan angka estimasi orang dengan HIV-AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks
(WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%, pasangan
pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%, pengguna napza suntik 37%,
dan pasangan seks penasun 5%.
Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Indonesia
berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali Papua yang
termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada
beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual
(WPS, waria). Sejak tahun 2000, prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa sub-
populasi berisiko tinggi tertentu. Di Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV
menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari 1%
pada masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun 2009 berkisar
142.187 ODHA (97.652–187.029). Penggunaan jarum suntik merupakan cara transmisi HIV
yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di Indonesia menurut
data Kementerian Kesehatan RI hingga Desember 2014, secara kumulatif jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan berjumlah 65.390.
Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilaku beresiko,
oleh karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian besar oleh kelompok perilaku
resiko tinggi yang merupakan kelompok yang dimarginalkan, maka program-program
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS memerlukan pertimbangan keagamaan, adat-
istiadat dan norma-norma masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu
adanya program-program pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memiliki jangkauan
layanan yang semakin luas dan program-program pengobatan, perawatan dan dukungan yang
5
komprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Pengorganisasian Pelayanan
HIV/AIDS Rumah Sakit, sehingga dapat diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan
kinerja pelayanan kasus HIV/AIDS yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat
menerima pelayanan berkualitas dan aman.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
6
A. DESKRIPSI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit PKU Aisyiyah Jepara merupakan salah satu rumah sakit swasta di
kabupaten Jepara. Berdirinya Rumah Sakit PKU Aisyiyah Jepara merupakan keinginan besar
dari sebagian masyarakat Islam atau khususnya anggota Aisyiyah Muhammadiyah Jepara untuk
mempunyai rumah sakit yang bernafaskan Islam. Pada tahun 1982 dimulai dengan berdirinya
Balai Pengobatan yang berlokasi di desa Kauman.
Kemudian dalam perjalanannya mengalami pasang surut. Pada 1984 – 2006 mengalami
perkembangan pesat menjadi Rumah Bersalin Siti Khadijah Jepara, lalu puncaknya pada tahun
2011 menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khatijah Aisyiyah Jepara. Akan tetapi dengan
adanya permenkes tahun 2014 membuat rumah sakit kesulitan melengkapai persyaratan rumah
sakit, sehingga pada pertengahan tahun 2017 terpaksa status rumah sakit harus diturunkan
menjadi klinik utama Aisyiyah.
Kemudian semua stakeholder bersepakat untuk menaikkan status klinik utama menjadi
Rumah Sakit Tipe D. Dan akhirnya atas kerja keras semua stakeholder untuk memenuhi semua
peraturan dan persyaratan pemerintah, keluar izin pendirian Rumah Sakit PKU Aisyiyah Tipe D
pada akhir Januari 2019. Untuk tahun – tahun selanjutnya rumah sakit harus tetap bekerja keras
untuk mengembangkan rumah sakit sehingga semakin maju dan dapat memberikan pelayanan
yang semakin baik untuk masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, rumah sakit perlu
meningkatkan fasilitas sarana prasarana, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki dan senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap semua sistem di rumah
sakit.

7
Pelayanan medis didukung oleh spesialis yang telah kompeten dan memiliki kewenangan di
bidangnya. Pelayanan spesialistik yang dapat ditangani oleh RS PKU Aisyiyah di antaranya
1. Penyakit Dalam
2. Anak
3. Obstetri dan Ginekologi
4. Bedah Umum
Pelayanan medis didukung oleh penunjang medis di Instalasi Radiologi (oleh Dokter
Spesialis Radiologi) dan Instalasi Laboratorium (oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik).
Pelayanan Patologi Anatomi bekerja sama dengan Dokter Spesialis Patologi Anatomi.
Pelayanan Gigi di RS PKU Aisyiyah dilakukan oleh Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis. Pelayanan Dokter Gigi Spesialis dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis Prostodhonsi.
Pelayanan Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap dilakukan
oleh dokter jaga. RS PKU AisyiyahDari sisi finansial seluruh kegiatan rumah sakit dibedakan
menjadi ”profit centre” dan ”cost centre”. Profit centre dibagi menjadi lima instalasi, yaitu:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Maternal dan Perinatal
5. Instalasi Bedah Sentral.
6. Instalasi Laboratorium.
7. Instalasi Radiologi.
8. Instalasi Farmasi.
Sedangkan cost centre terdiri dari:
1. Departemen Pendukung
a. Instalasi Kesling, CSSD, dan Laundry
b. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
c. Instalasi Gizi
d. Bagian Kerohanian
e. Instalasi Rekam Medik
2. Departemen Administrasi dan Umum
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Keuangan dan Akuntansi
c. Bagian Humas dan Marketing
d. Bagian PSDI dan Diklat
e. Bagian Rumah Tangga

B. SEJARAH RUMAH SAKIT


.

8
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
VISI

Terselenggaranya Amal Usaha Dalam Bidang Kesehatan Yang Profesional dan Islami Dalam
Perwujudan Rahmatan Lil Alamin.

I. MISI KLINIK UTAMA PKU AISYIYAH JEPARA


1) Menjadikan amal usaha kesehatan sebagai saran ibadah untuk melaksanakan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar
Menjadikan amal usaha kesehatan sebagai saran untuk memberikan pelayanan kepada umat dan
mendukung pengembangan dakwah jamaah.
MISI
1. Menjadikan amal usaha kesehatan sebagai sarana ibadah untuk melaksanakan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar.
2. Menjadikan amal usaha kesehatan sebagai sarana untuk memberikan pelayanan kepada umat
dan mendukung pengembangan dakwah jamaah.

MOTTO
SEHATI : Sehat Sejahtera Islami

9
1
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

2
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

DIREKTUR RS PKU AISYIYAH

KETUA TIM HIV-AIDS

SEKRETARIS

DOKTER UMUM/ ADMINISTRASI HUMAS


DOKTER SPESIALIS

KONSELOR

INSTALASI
LABORATORIUM

INSTALASI
FARMASI

3
BAB VI
URAIAN JABATAN

Uraian tugas Tim HIV-AIDS Rumah Sakit PKU Aisyiyah adalah sebagai berikut:
a. Ketua
Tugas:
1. Menyusun perencanaan kebutuhan operasional (sarana dan prasarana klinik)
2. Melakukan koordinasi secara internal maupun eksternal rumah sakit terkait dengan
operasional klinik
3. Membuat program kerja Klinik VCT
4. Membuat prosedur kerja serta uraian tugas Tim HIV-AIDS
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan
6. Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
7. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa layanan secara keseluruhan berkualitas
sesuai Pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
8. Mengkoordinir pertemuan berkala dengan seluruh staf konseling dan testing minimal tiap
bulan sekali
9. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak dalam
bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
10. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
11. Melakukan monitoring internal dan penilaian berkala kinerja seluruh petugas Tim HIV-
AIDS
12. Memantapkan system atau mekanisme monitoring dan evaluasi layanan yang tepat
13. Menyusun dan melaporkan laporan bulanan dan laporan tahunan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas
14. Memastikan logistik terkait KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan bahan lain
yang dibutuhkan untuk pelayanan konseling dan testing.
15. Memantapkan pengembangan diri melalui pelatihan peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan HIV-AIDS.
b. Sekretaris
Tugas:
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV-AIDS
2. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan Klinik VCT dan registrasi konselor
VCT
3. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
4. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan, pengolahan dan
analisa data
5. Membuat pencatatan dan pelaporan.
c. Dokter/ Dokter Spesialis
Tugas:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis

4
2. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut terhadap
klien
3. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan konseling
lanjutan)
4. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
5. Membuat laporan kasus
d. Konselor
Tugas:
1. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien
2. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
3. Menyiapkan psikologis klien melalui pretest dan pasca test
4. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV-AIDS
5. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dan benar
6. Menjaga kerahasiaan klien
7. Mendata semua kegiatan konsultasi
8. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
9. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Klinik
11. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi perubahan
kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
12. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan
motivasi
13. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga tercipta
kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
14. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis.
e. Petugas Instalasi Laboratorium
Tugas:
1. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium yang
telah ditetapkan.
3. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
4. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional
5. Mengikuti perkembangan kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
6. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasl klien
7. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
8. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium rujukan.
f. Petugas Instalasi Farmasi
Tugas:
1. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
2. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter spesialis

5
3. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur
4. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
5. Menjaga kondisi IO supaya tetap baik
6. Menjaga kerahasiaan ODHA
7. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
g. Administrasi
Tugas:
1. Melakukan pendaftaran klien
2. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
3. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
4. Mengatur jadwal tugas konselor
5. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
6. Membuat laporan bulanan klinik VCT
7. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
8. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
9. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT secara penuh.
h. Humas
Tugas:
a. Menyelenggarakan promosi komunikaasi perubahan dan membangun dukungan
masyarakat bagi kolaborasi kegiatan penanggulangan HIV-AIDS.
b. Melakukan kerjasama jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang VCT untuk memfasilitasi pengobatan, perawatan dan dukungan
c. Menyediakan logistik terkait KIE dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pelayanan
konseling dan testing
d. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV-AIDS agar terbentuk kerjasama
yang sinergis
e. Mengusulkan kebutuhan terkait pelayanan HIV-AIDS
f. Membuat laporan bulanan
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke Klinik VCT

6
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim HIV-AIDS wajib menerapkan prinsip koordinasi,


integrasi dan sinkronisasi baik secara internal maupun eksternal dengan unit-unit kerja lain
(Komite Medik, Komite PPIRS, Komite K3RS, Komite PMKP, Komite Keperawatan, Komite
Kesehatan Lain, dan unit kerja lainnya) sesuai dengan tugasnya masing-masing.
1. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Eksternal
a. Komite Medis
Koordinasi dalam pelayanan pasien geriatri dengan Kelompok Staf Medis (KSM) diluar
KSM Penyakit Dalam. Komite Medis memberikan kewenangan pelayanan pasien geriatri
kepada staf medis yang telah dilakukan kredensial. Komite Medis juga mengawasi mutu
profesi serta etik dan disiplin staf medis dalam pelayanan pasien geriatri.
b. Komite PPIRS
Koordinasi dalam identifikasi dan penurunan risiko infeksi yang dapat ditularkan serta
pengendalian lingkungan rumah sakit untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang
aman dan risiko infeksin
c. Komite K3RS
Koordinasi, integrasi, dan sinkronasi dalam upaya pengendalian berbagai faktor
lingkungan fisik, kimia, dan biologis di rumah sakit yang berpotensi menimbulkan
dampak atau gangguan kesehatan terhadap petugas, pasien, dann pengunjung.
d. Komite PMKP
Koordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
e. Komite Keperawatan
Koordinasi dan integrasi keperawatan geriatri.
f. Komite Kesehatan Lain
Koordinasi dalam pelayanan pasien geriatri terkait dengan manajemen gizi, pemeliharaan
sarana rumah sakit, pemeriksaan penunjang, farmasi, kerohanian, dan penanganan limbah.
g. Unit Kerja Lain
Koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Perawatan Intensif dan Recovery Room, Case Manager,
Bidang Keperawatan, dan Palayanan Umum untuk menjamin asuhan pasien yang
terintergasi dan kontinuitas pelayanan.

2. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronasi Secara Internal


a. Kegiatan Tim HIV-AIDS secara internal dilakukan melalui koordinasi, integrase, dan
sinkronasi di antara coordinator dan sekretaris. Alur pelaksanaan tugas dilakukan secara
berjenjang dari coordinator sampai pada Ketua Tim HIV-AIDS.
b. Tim HIV-AIDS mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

7
c. Tim HIV-AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
d. Tim HIV-AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada
atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

Tata Hubungan Kerja Tim HIV-AIDS

DIREKTUR RS PKU
KOMITE MEDIS AISYIYAH

KOMITE
KEPERAWATAN PENUNJANG
MEDIS
KOMITE PPIRS
TIM HIV-AIDS
KOMITE PMKP
PELAYANAN
KOMITE K3RS UMUM

KOMITE
KESEHATAN
LAIN

Keterangan: ▬, garis komando


--, garis koordinasi

8
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pola ketanagaan dan kualifikasi personil Tim HIV-AIDS dideskripsikan sebagai berikut:

JABATAN SPESIFIKASI PENDIDIKAN JUMLAH


Ketua Tim 1. Dokter Umum 1
2. Telah mendapatkan pelatihan HIV-
AIDS
Sekretaris 1. DIII atau S1 Keperawatan 1
2. Telah mendapatkan pelatihan
HIV-AIDS
Humas 1. Minimal DIII 1
2. Telah mendapatkan pelatihan
HIV-AIDS
Administrasi 1. Minimal DIII 1
2. Telah mendapatkan pelatihan
HIV-AIDS
Konselor 1. Minimal DIII keperawatan atau 2
S1 Kedokteran.
2. Telah mendapatkan pelatihan
HIV-AIDS

9
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Untuk karyawan baru mengikuti orientasi umum dan orientasi khusus, sedangkan karyawan
lama hanya mengikuti orientasi khusus:

No. Materi Kegiatan Lama Pembimbing


Orientasi
1. Materi Umum
2. Orientasi Khusus a. Pengenalan SOTK 3 hari Ketua Tim
meliputi: Tim HIV-AIDS, HIV-AIDS
a. Pedoman organisasi Peran dan tugas Tim
Tim HIV-AIDS HIV-AIDS (uraian
b. Pedoman Pelayanan tugas)
TIM HIV-AIDS b. Pengenalan
c. SPO dan alur Pelayanan VCT
kegiatan pelayanan c. Sosialisasi SPO dan
VCT alur pelayanan VCT
d. Pencatatan & d. Pencatatan &
Pelaporan Pelaporan
e. Orientasi lingkungan e. Pengenalan
RSU Wiradadi lingkungan RSU
Husada Wiradadi Husada

10
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

1. Pertemuan rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas evaluasi
kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala-kendala, serta sosialisasi kebijakan
terbaru di RSU Wiradadi Husada
2. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan Klinik HIV-AIDS
3. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dan
tidak terjadwal

11
BAB XI
PELAPORAN

1. Pelaporan Harian
Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing anggota selama seminggu
berjalan
2. Pelaporan Bulanan
Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh koordinator
3. Pelaporan Tahunan
a. Menyusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di Klinik VCT
b. Menyusun rencana tahunan untuk Klinik VCT

12

Anda mungkin juga menyukai