Anda di halaman 1dari 28

HIRAETH

2 ND VERSION

Revisi 1 Tanggal 25 Januari 2020

Ardan | Jakarta | December – January 2020


Scene 1 – Tahun Pertama

Dimulai gemuruh suara pluit dari kakak tingkat panitia ospek

Kating 1 : “Pritt pritt…..ayo yang bener berdirinya dek, siapa suruh kalian melanggar aturan,

baru hari pertama masuk sekolah udah ngelanggar”

Bertiga : “Siap Kak.”

Kating 2: ”Angkat lagi kakinya” mereka berdiri hormat sambil mengangkat salah satu
kakinya.

Tiga anak berseragam SMP berkalung namanya dan nama regunya, warna kuning,
hijau dan pink. Shoot dari bawah wajah berkeringatan, dibawah terik matahari hormat pada

bendera.

Kating 2 : “Sebutin nama kalian satu persatu, jurusan dan kenapa kalian dihukum disini”

Sinyo : “Nama saya sinyo, jurusan kimia analis, saya dihukum karena tidak memakai kaos

kaki selutut”

Kating 2 : “Baguss…lanjut

Ema : “Nama saya Ema, jurusan tphp, saya dihukum karena pakai make up”

Kating 1 : “Gausah sok cantik, mau sekolah apa kondangan”

Imin : “Muhaimin Alexis cull, agroo, samaa kek dia”

Kating 2 : “Maksudnya?” Menanyai di depan mukanya

Imin : “Make up, bawa lipstick, bedak, lip tint,mascara, foundation, serum, semua Skincare
saya bawa, soalnya saya takut…. item kan kak” melirih karena dibentak

Kating 1 : “Cukup, kamu mau sekolaha atau jadi spg make up?”

Semua posisi push up. Hitung 20 kali mulai

Judul Keluar “HIRAETH”

Scene 2
Duduk bersenderan mereka bertiga di tengah lapangan, dengan membawa air putih mereka
masing – masing. Shoot dari atas

Sinyo : “Ishhh masa gara gara aku pake kaoskaki segini aja dihukum sih” sambil ema dan

imin mau muntah, imin mengambil parfum dari tasnya dan menyemprotkan ke
tangannya.

Sinyo : “Eh iyaa kita belum kenalan”

Imin : “Aimin…” menjulurkan tangannya dengan manja namun sinyo menyalami ema

Ema : “Ema..”

Imin : “Aimin..” menjulurkan ke emaa,

Ema :”Ema”

Shoot cinematic mereka mengobrol seru,

Monolog Ema

“Tahun pertama, melelahkan tapi seru juga, orang baru, cerita baru, senyum baru, ketakutan
baru mulai hari ini,,hahh” menghela nafas.

Scene 3
Dimulai suara nyanyian lirih seorang wanita, suasana pagi hari, suara air, suara
kompor dinyalakan, suara blender, suara podcast suara pagi. Shoot memakai kaos
kaki, shoot following tokoh, mengambil buku dan dimasukkanya ke tas. Keluar dari
kamarnya.

Scene 4
Dimulai dengan gedor gedor pintu,, dor dor dor

Emak : “Bangunn nak….sekolah”

Imin tidak menjawab, masih tertidur pulas,

Emak : “Bangun minn, bangun”

Imin hanya menjawab “EE….”

Emak : “Imin anakku tayang, bangun nak”

Imin : “Bentar mak 5 menitt lagi”

Emak : “Imin…….mak ngetung nggantek 3 ra menyat, tak kon angon bebek”

Imin tidak menjawab

Emak : “Siji, ra melek, loro ra menyat.. te”

Kedubrak, pintu terbuka dengan imin yang masih compang camping seperti digruduk masa

sekampung.
Imin : “Ini udah bangun mak”

Emak : “Dari tadi disuruh bangun susahnya minta ampun”

Imin : “Namanya juga anak perawan, ups”

Emak : “Opo ?” emaknya terperanjat sambil mengiris wortel dengan pisau tajam

Imin : “hehe perjaka ko mak” sambil mengendap ngendap masuk kamar mandi.

Berjalan ke kamar mandinya dengan gaya ala twirl walk.

Emak : “Aku dulu ngidam apaaa ya Allah”

Scene 5
Sinyo : “Makan banyak ya, selena kamu kan lagi mengandung jadi harus banyak – banyak

makan sayur, biar asinya lancar, dan kamu Justin makan cambah ini yaa biar kamu subur,

kamu ayah yg hebat. Semoga anak anakmu seperti kamu ya”

*)Justin : hamster kesayangan sinyo *)selena : istrinya justin

Sinyo : “oke kue kueku selamat pagi, siapkah kau untuk mati dimakan manusia manusia
durjana, ohh kau bak hidangan raja, mempesona, aduhaii aromanya, siapa yang tak
mau melahapmu, ohhh malaikatpun pasti turun ke bumi karena aromamu”
Merapikan kuenya dan berangkat sekolah. Krudung yang tak begitu rapi, dengan
paras polos dan memakai sepatu 5star, tas palazzo. Pembawaan puitis dan ceria.
Sinyo berangkat sekolah melewati jalan setapak (longkengan) ceria jalannya.

Sinyo : “Pagi mbak nah, pak ju, pak pri, mbak sri, pak sop, nyuwun sewu mbok jem, mbok
betek, pak catur, pak roto, mbak su,pak su, pak supir, pak ojek, pak macul, pak
rongsok, hallo kity, rembo, imprit, entik, desi, zaenab,”

Sebanyak – banyaknya ia sebut dengan ceria.

Scene 6
Shoot beat suasana pagi sekolah, ramai, riweh, hijau. Shoot kaki – kaki, shoot satpam
menyebrangkan, shoot orang orang turun dari bus, shoot apapun yang berhubungan dengan
suasana pagi. Music background : (Reff : Merakit perahu)

Sinyo berjalan dengan tergopoh – gopoh membawa kuenya, ema dan imin menghampiri ke
sinyo dan membantu membawanya.

Sinyo : “Ohhhaii…aku terhara”


Imin : “Bilang apa sanyoo? Ayoo bilang apa?”

Sinyo : “Tarimakasih imin”

Imin : “Kurang lengkap dong”

Sinyo dan ema lirk lirikan, imin menghelai rambut halunya kebelakang.

S&E : “Ohh..Terimakasih muhaimin alexxis cull yang cantik, anggun, imut, lembut, lemah,
gemulai, perawan manjakani, ulala” mereka berdua jijik

Imin : “Nahh..pinter ”

Scene 7
Cinematic shoot anak anak memakai baju lab, dan ditumpangi sedikit suara pak dj.

Pak j : “Baik anak anak, ini namanya grinder, alat ini berfungsi menghaluskan bahan

olahan seperti daging, ikan, udang dan lain lain, biasanya alat ini untuk membuat bakso,

sosis”

Shoot kearah empa yang sedang focus menulis berdiri dan tirta berada di sebalahnya

Tirta : “Boleh lihat catatanya bentar, tadi agak gak denger”

Ema : “Boleh”

Tirta : “Tulisan mu rapi”

Ema : “Terimakasih”

Tirta : “Gak heran orangnya juga”

Ema : “Memang tulisan tangan menggambarkan penulisnya?”

Tirta : “Yap, setiap titik, garis dan goresan si penulis menggambarkan karakter si penulis,

dan juga menggambarkan perasaanya”

Ema : “Hanya berlaku pada tulisan tangan?”

Tirta : “yap” dahi menggrenyit

Pak j : “Lucinta luna mati berdiri, belsudah berbunyi”

Ema : “Sudah?”

Tirta : “Udah, makasih ya”


Semua siswa beranjak keluar sambal melepaskan jas labnya.

Tirta memandangi ema dan senyum kepadanya, ema tersenyum dan segera keluar.

Scene 8
Dimulai dari suara traktor yang menggrutu, imin menyimak pak A yang sedang memberikan
penjelasan.

Pak A : “Ini yang disebut traktor,…..” menjelaskan bagian – bagian traktor dan fungsinya

Pak A : “Ayo imin maju ke depan”

Imin : “Siapp bapak”

Imin kesusahan menyalakn traktornya

Pak A : “Ahh imin – imin, isone bersolek kok kon nyawah ya min”

Imin : “Jangan salah pak, saya ini multitalante, bersolek bisa, macul bisa, masak bisa, jadi

laki bisa jadi perempuan juga bisa pak”

Hemi : “Udah pak, gantian yang lain lah, dia lama”

Imin : “Bukannya kamu suka yang tahan lama ?” mengedip kearah hemi, hemi mual

Pak A : “Hemi mau ngajarin imin? Oh dengan senang hati ada murid bapak yang sebaik

hemi yaa..ayo sini hemi”

Imin sorak menggoda, teman – teman lainnya tertawa dan menyoraki hemi.

Imin bangkit dari trator dan menarik tangan hemi

Imin : “Ayo mas, ajarin adek” sambil menjulur julurkan lidahnya

Muka helmi memerah

Pak A : “Silahkan mas”

Imin : “Sini duduk, aku dipangku ya, biar mudah paham”

Seluruh siswa bersorak “Ciee…pengantin baru”

Traktor tiba – tiba digas penuh oleh hemi, imin terjungkal ke belakang. Semua tertawa

Imin : “Mas hemii….jahatt”


Scene 9
Shoot dimulai dari mata Sinyo yang sedang mengukur larutan dalam labu ukur

Bu C : “Semua diperhatikan cekungan harus diatas garis pak tidak boleh lebih tidak boleh

kurang, jangan becanda, jangan bicara kalau perlu jangan nafas”

Sinyo sambil melet – melet menambahkan larutan sedikit demi sedikit. Abdul memandang

sinyo dari celah rak, dan mentertawakan sinyo, dan mengambil ponselnya lalu memotret

muka konyol sinyo.

Abdul tertawa tak menyadari guru dibelakangnya.

Bu C : “Tidak boleh bermain ponsel saat pelajaran ibu, itu pelanggaran besar”

Abdul ; “Maaf bu”

Bu C : “Siniin hpnya” mengambil paksa dari abdul

Abdul : “Jangan bu,jangan”

Bu C : “Sini..” bu c heran ada foto sinyo

Bu C : “Ohhh jadi kamu suka sama sinyo” sinyo bingung “Sampai difoto nih”

Seluruh kelas gaduh menggoda abdul, muka sinyo memerah

Abdul ; “Nggak bu, tadi mukanya sinyo lucu jadi saya foto”

Tiara : “Tuh sinyo kamu dibilang lucu, emessh deh”

Sinyo tak berkata hanya diam dan salah tingkah,

Bu C : “Sudahh semua diam, kembali ke praktikum, atau mau pelajaran di perpanjang”

Seluruh siswa diam

Bu C : “Buat kamu abdul, ponsel hp sita dulu, kamu bisa ambil di pelaran ibu minggu

depan”

Abul : “Baik bu”

Sinyo memerah antara marah dan malu.


Scene 10
Diantara kerumunan kantin, ema, sinyo dan imin bertemu.

Imin : “Yuhuuu gadis –gadisku dimana kalian, ini nih bau baunya uuu” mengendus-ngendus

Imin menghampiri ema dan sinyo yang sudah duduk di kantin

Imin : “Kenapa ni pada, yang satu mukanya ditekuk kek pantat ayam, yg satu senyum –

senyum sendiri ke orang gila, ee kalian tante cantic udah datang, cucok eeim”

Sinyo dan ema tidak merespon

Imin mengeluarkan suara lakinya,

Imin : “WOYY… “ seluruh kantin yang dari riuh menjadi diam menatap kea rah imin.

Salah satu siswa ternganga dan bakso dari mulutny jatuh,

Imin : “Swadekaaaaa…khopunkabb” imin lalu duduk

Sinyo : “Gitu dong min, keker kan keliatannya”

Imin : “Kenapaa sin, baru ak liat muka kamu kek pantat ayam, udah item berkerut lagi”

Sinyo : “Aku tu hari ini dipermalukan di kelas, gara gara satu anak”

Ema : “Bentar – bentar sebelum kamu cerita, kita beli makan duluu yaa, biar ghibahnya

lancer”

Imin : “Yuk cuss ah neik”

Sinyo : “Aku tunggu disini aja ya, nitip gorengan 2 ya min ma”

Imin : “Gorengan makan gorengan”

Scene 11
Sinyo yang sedang melamun di meja kantin, tiba – tiba datang abdul membawa lemper

Abdul : “Ini anggap saja permintaan maaf” meletakkan lemper di mejanya sinyo

Sinyo menatap kearah abdul, emosi sinyo naik

Sinyo : “Kamu tu nggak puas yaa tadi di kelas buat aku malu, sekarang ngejek aku pake

lemper, maksud kamu apa ? aku kek lemper? Ha?”


Seluruh kantin menatap abdul dan sinyo

Abdul : “Bukan, bukan gitu maksudnya, ini untuk permintaan maaf aku aja, tadi juga gak

bermaksud buat bikin kamu malu”

Sinyo : “Gamau denger alasan apapun dari kamu, pergi sana pergii, tunggu aja balesan

dariku, jauhh sana jauh pergi” melempar sampah – sampah ke abdul

Abdul : “Aku mau minta maaf sin”

Ema dan imin mendengar suara sinyo

Ema : “Kenap tu anak min,”

Imin : “Kesurupan ma, kesurupan, yuk”

Ema dan imin bergegas ke sinyo.

Imin mencokol bakso ke mulut ema

Imin : “Kesurupan kuyang berkutang ni anak”

Ema : “udah nyo, kamu kenapa sih” menenangkan sinyo

Imin : “Grandong, grandong, kenapa sih”

Sinyo : “Tunggu aja pembalsan aku” sambil melahap baksonya

Ema dan imin bingung

Scene 12
Suara music keras di rumah imin,imin dan ibunya senam di dalam rumah shoot penuh

muka imin

Imin : “Ayo mak gerak, 1, 2,3 ,4 5,6 hobahh goyang mak, kanan, kiri, tendang”

Emak : “udah min…emak mau eek”

Imin : “Tahan dulu mak, 1, 2,3 ,4,5,6,7 8 tahan makk, tainya jangan keluar dulu”

Emak : “Emak ga tahan min..” sambil memegangi pantat dan perutnya sambil terus

mengikuti gerakan imin

Imin : “Gerakin kepalanya, tangan, kaki, ayo buat berkeringat mak, mak biar seksi”

“dut –dut” suara kentut,


Emak : “Mak ga tahan min…” emaknya kabur

Imin ; “Iiii bau mak, baru 2 jam, beneran bikin kurus ya, tu buktinya emak senam

langsung ngeluarin kalori dalam bentuk tai” imin mengambil hpnya dan menjatuhkan

tubuhnya ke sofa, membuka whatsapnya.

Muncul notif “Guys, jam 3 ke rumahku, ak tunggu” suara kentut emaknya menggelegar

Imin : “Mak…mak gapapa?”

Scene 13
Set dikamar ema, podscast kesukaan ema didengarkannya, ema sedang makan buah sambil

nulis diarynya. Tiba – tiba hp ema bergetar terlihat voice note dari tirta

Tirta : “Selamat malam dewi matahari, maaf ya saat ini aku tidak bisa melihatmu karena

saudaramu dewi rumbalan, tapi aku tau keberadaanmu kau tetap disana, semoga kau baik

– baik saja”

Ema tersenyum dan merebahkan dirinya di Kasur, Tiba – tiba ada panggilan masuk dari sinyo
dengan foto profilnya yang alay.

Sinyo : “Emaaaaaa” teriak, ema memegangi telinganya

Ema : “Ada apa nyo?”

Sinyo : “Besok jam 3 ke rumah aku titik, bawa makananan yang banyak yaa maa”

Ema : “Ah gabisa sin...”

Sinyo : “atatatattat gak ada alasan, aku tunggu daaaaa”

Scene 14
Ema, sinyo dan imin berjalan lewat jalan kampung dan persawahan

Ema : “kamu mau bawa kami kemana nyo?” menepuk tangannya yg digigit nyamuk

Imin : “Iya sih ngapain, harusnya aku medicure pedicure neik sama emakku sayang”

Sinyo : “Udah, kalian diem, ini tentang kita, tentang sebuah perjuangan kita yang akan

kita mulai, sebuah perjalanan panjang, masa depan” sambil menunjuk ke langit
Imin : “ngomong apa sih grandong, udah mau ujan nih, tu tu kan ujannnnnnnn neikk”

Sinyo : “Larii guys”

Ema : “Sinyooooooooooo”

Mereka bertiga lari, shoot cinematic with opera music, imin tersoak soak jalannya sambil

memegang dada ratanya, sinyo dengan tubuh gempalnya terprosok ke kolam ikan, ema dan

imin membantu tapi ikut terprosok.

Imin dan Ema : “Sinyooooooooo”

Scene 15
Dimulai ruangan gelap, pintu dibuka, wajah cemong – cemong mereka bertiga,

Ema : “Lah ini kan belakang rumah kamu sinyooo”

Imin : “Trus ngapain kitatadi muter muter kampung gembel”

Sinyo : “Heheh..biar filmnya bagus aja, biar ada dramanya”

Ema dan Imin : “Sinyoooo”

Sinyo : “udah diem berisik, nanti mbak kunti kebangun disini”

Ema langsung diem, imin tetap teriakk

Ema dan Sinyo : “Imin diem”

Ema : “Mau apa sebenarnya disni nyo”

Imin ; “Iya ngerti tauk, gelap kotor,kumal, bau, pasti ini sering buat tempat zina kodok,

kecoa, ular, tikus, kucing orange, dan bisa jadi manusia”

Sinyo menghidupkan lampunya

Sinyo ; “Jadi ini kita sebut markas, semua perjalanan dan persahabatan kita dimulai dari

sini”

Imin : “Di tempat kumuh ini?”

Sinyo : “Mari kita make over tempat ini” membawa perkakas bersih bersih dan ekspresi

seorang kapten

Ema : “Udah deh udah nurut aja biar cepet selesai”


Mereka segera bersih – bersih ruangan itu, disapu, dilap,

Imin : “Kecoaaaaa, kecoaaa”

Ema : “Hah manaaa...”

Semua kocar kacir lari lari, dubrak sinyo menginjak kecoanyadan membuangnya

Imin dan Ema berhenti berteriak.

Scene 16
Mereka bertiga istirahat dan duduk bersenderan di tengah ruangan yang baru mereka
bersihkan,

Ema : “Badan aku udah gatel – gatel nih"

Imin : “Yuk neik, perutku juga udah krucuk krucuk, perutku berdendang irama suara

gendang, laper neik”

Sinyo : “Bentar bentar ada satu hal lagi” sinyo keluar mengambil tanah liat

Sinyo : “Sini..” menarik tangan imin dan emaa lalu melulurkan tanah liat itu ke tangannya

Ema : “Apaan sih nyo, apalagi ini”

Imin : “Heh heh heh grandong jangan main – main yaa hehh hehh” sinyo memaksa tangan

imin dan melulukan tanah liat ke telapak tangannya.

Sinyopun juga melulurkan tanah liat ke tangannyan dan menempelnya pada tembok, sehingga
berbekas lah bekas tangan sinyo, lalu diikuti ema dan imin.

Sinyo ; “Tandanya kita udah terikat sebagai sahabat” memeluk imin dan emaa sangat erat.

Shoot cinamatic ke tanda bekas tangan mereka bertiga

Scene 17 – Tahun Kedua


Set tempat di markas, kertas gulungan direntangkan sinyo, ema dan imin diberi alat tulis

dan kertas notes kecil

Sinyo : “Oke jadi di tahun kedua ini, kita harus punya goals sampai kita lulus, imin dan

kamu ema pasti punya mimpi, jadi tulis mimpi kamu di kertas itu dan kita akan tempel

mimpi mimpi kita di dinding ini”

Imin : “Kalau Cuma ditempel, mimpi itu gak akan terwujud dong neik”
Ema mengangguk takzim

Sinyo : “bukan hanya di dinding, tapi hati dan pikiran kalian semua, kau mau tidur teruskan
mimpi atau bangun kerjakan mimpi?”

Imin : “Tidur dong, enakan tidurr, nikmat rebahan tidak ada tandingnya”

Ema : “Udah kalian jangan berantem, bener kata sinyo, kadang mimpi juga harus punya

rencana”

Sinyo dan ema bertepukan tangan

Imin : “Yaudah, ini mimpi pertama aku,” imin menuliskan pada notenya bertuliskan piala

kejuaraan untuk stemba

Sinyo : “Kalau aku” menuliskan pada note “ Rangking 1 dan Masuk Perguruan tinggi”

Ema menulisnya diam diam,

Sinyo : “Kamu apa ma? Sini lihat?” merebutnya dari ema

Ema : “Sinyo itu bukan..” dipotong sinyo

Sinyo : “Emaa…kamu sedang jatuh hati ?” melihat note yang ditulis TIRTA dan lambang

cinta disebalahnya

Ema tersenyum malu, imin merebut kertas dari sinyo

Imin : “AAA aposka Indang neikkk…..tirta ? ma beneran tirta?”

Sinyo : “Kok bisa suka sama dia sih ma ?”

Ema : “Emang suka itu harus ada alasan ya?” ema menetap ke jendela

Music jatuh cinta dimainkan, sinyo bernyanyi dan joget ala – ala lipsing, mereka menari dan

memutari ruangan itu sambil menempelkan mimpi – mimpi mereka di dinding, kertas kertas
berterbangan sampai mereka saling merangkul dan Cut off

Scene 18
Set lorong kelas, ema berjalan sambil membawa tumpukan buku sehingga hampir menutupi
wajahnya, tiba tiba dari arah kanan tirta menyusulnya

Tirta : “Profesinya sekarang jadi poter ya mbak” tirta tertawa

Ema : “Laki – laki macam apa kamu ini, bukannya bantuin malah ngatain”

Tirta : “Gimana mau bantuin, orangnya judes banget, takut”


Ema : “kalau gamau bantuin gausah gangguin”

Tirta mengambil setengah tumpukan buku itu,

Tirtaa : “Sini – sini aku bantuin”

Ema matanya tertuju pada mading terdapat poster lomba, langsung membawa pikiran ema

ke imin , ema mendekati madding dan membacanya, tirta menatapi sikap aneh ema dan

membaca poster itu juga, dengan cepat ema menaruh buku – buku itu ke tumpukan buku

tirta dan menarik poster itu dan lari menemui imin

Tirta : “Eh, eh, eh kok jadi aku ?” menatap kearah ema yang berlari

Scene 19
Kembali ke markas, imin sedang membuat video tiktok, sinyo sedang ngemil

Ema ; “Eh iyaa guys, I have surprise for u” sambil membuka poster lomba karya ilmiah

Imin berhenti bermain dan sinyo tetap mengunyah

Imin : “Ini kesempatan kita neikk….dapetin piala untuk sekolah kita tercinta, cucok

eimm”

Sinyo : “Yakin kita bisa ?”

Ema : “Apasih yang gak yakin kalau kita bersama ?”

Imin : “Kamu itu jangan pesimiss nyo…contoh ini akika yang selalu ceria melalang buana”

Sinyo : “Oke, mari kitaaa laksanakan captain” memberi hormat pada ema dan imin

Scene 20
Set perpustakaan, shoot judul buku “Panduan lomba karya ilmiah” membawanya meletakkan
ke tumpukan buku yang telah dibawa imin, dari kanan kiri sinyo danema bergantian
memberikan buku pada imin sampai imin kesusahan membawanya.

Set kelas, mereka bertiga belajar tekun, sambil ema mengetik di laptopnya imin menjelaskan
materi karya ilmiah merka (silent acting)

Set laboraotium, melakukan analisa kimia mereka dengan hati hati dan teliti
melaksanakkanya .
Set kelas, mereka tertidur di kelas mereka masing – masing karena kecapekan

Sampai akhirnya shoot tangan berpegangan tiga diangkat ke langit bergnati shoot tangan

yang sudah memegang piala ditengah upacara dan tepukan siswa.

Scene 21
Set tangga sekolah, ema duduk dan sedang menulis notenya, dari arah belakang tirta

datang dan duduk di sebalah ema

Tirta : “Selamat yaa” sambil membawakan susu dengan tulisan note “Selamat cantik”

Ema : “Makasih” tersenyum malu

Tirta : “Ngomong – ngomong besok ada waktu ga? Temenin aku main yuk”

Ema : “Emmm..mau gay a”

Tirta : “Yah masa gamau sih, aku sedih dong”

Ema mengangguk dan tersenyum

Tirta : “Na gitu dong, yuk” menawarkan tangannya , shoot tangan langsung pindah lokasi

masih shoot tangan

Scene 22
Set tempat di time zone, berpegangan tangan, mereka memainkan seluruh permainan yang

ada,karaokean , sampai larut malam.

Tirta mengantarkan ema pulang dengan motornya, sampai rumahnya

Tirta : “Sudah sesuai aplikasi ya mbak, jangan lupa bintang limanya”

Ema : “Sudah di bayar pake opo yaa pak”

Mereka tertawa dan saling tatap mata

Ema : “Makasih yaa, aku masuk” terbata bata ema

Tirta : “Oke, makasih juga udah nemenin aku”

Ema : “Daaa.” Pergi meninggalkan tirta dan masuk ke rumahnya.

Tirta menatap ema sampai masuk ke rumah, tirta pun pergi menginjak gas motornya.
Scene 23 – Tahun Ketiga
Set tempat kelas, ema sedang mendengarkan lagu lewat earphone, imin sedang sibuk

dengan handphonya dan sinyo yang sedang sibuk dengan bukunya.

Sinyo : “Teman – temann” tidak ada yng menjawab

Sinyo : “Teman – teman” tidak ada yg menjawab

Sinyo : “Woyyyyy” suara berat lantangnya menguasai seluruh kelas

Imin dan ema sontak kaget

Imin : “Apaan si grandong, akika lagi ini lo liat thread di twiter tentang pembalasan

Indonesia menjajah inggris lewat satu orang saja berhasil melumpuhkan 195 orang, gila gak

uh, cucok eimm”

Ema : “Iminnnnn……”

Sinyo : “Sebentar lagi, sebentar lagi, sebentar lagi, bahkan sangat dekat sekali yaampun”

Imin : “Apaan sih neikkkk…jangan bikin akika bergetar gundah gulana dong ahhh”

Ema : “Yahh mulai”

Sinyo : “sebentar lagi kita akan menghadapi ujian skcral yaitu ujian nasional” menjelaskan

pada ema dan imin, ekspresi imin dan ema biasa saja

Ema : “Ohhh masih 1 bulan lagi”

Imin : “Iyaaa loh, rempong”

Sinyo : “Jangan sok pintar kalian kalian ini wahai manusia hinaaaaa” sambil mendorong

jidat imin dan ema

Sinyo : “Ujian nasional adalh hal yang sakral, kalian harus siap berperang, nih

Jikalauu un datangg, kita harus siap siap berperang, ini bukan masalah pintar atau tidak, ini

adalah soal harga diri”

Ema : “Iya aku tau nyo, itu impian kamu untuk jadi rangking satu ujian nasional kan”

Sinyo : “Yasss maa”

Ema : “Yaudah tunggu apalagi, mulai sekarang”


Imin :”Oh iya maa impian kamu kan”

Ema : “Stt stt dikit lagi, tunggu aja”

Sinyo dan imin : “Kamu yakin ma ?”

Ema : “Kenapa kalian nanya begitu?”

Sinyo : “Gini maa” tiba – tiba ponsel ema berdering telfon dari tirta

Ema : “Bentar – bentar ma” ema mengangkat telfon tirta

Tirta : “Dimana ma?” menelfon dari parkir sekolah diatas motornya menunggu ema

Ema : “Ini mau turun, yaudah aku kesitu ya” menjawab tirta, lalu meniggalkan imin dan

sinyo

Ema : “Nyo, min aku duluan ya, daa”

Sinyo : “Tapi ma aku kan mau cerita”

Ema : “Ceritanya lain kali aja yaa, daa” pergi keluar sambil melambai

Imin : “Tapiii ma”

Sinyo : “Yaudah lah min, nanti juga dia tahu sendiri”

Ema dan tirta bertemu di parkiran

Ema : “Maaf nunggu lama, yuk”

Tirta : “Sini aku pakein” memakaikan helm ke ema

Ema tersenyum dan menaiki motor tirta dan pergi meninggalkan sekolah

Scene 24
Shoot gelap, suara seseorang memanggil ema dengan lembut, Ema terbangun. Dengan mata
sedikit kabur, ema bangun dan membuka jendela, terdapat tempelan kertas dengan tulisan
“Selamat Pagi, dewi matahari” Emma pun keluar dan mengambil kertas itu, dan melihat
kertas lainnya dibelakang pintu dengan tulisan “Pagi kali ini redup, mungkin sang dewi
lapar” Ema hanya tersenyum dan kembali kedalam rumah dan menuju meja makan, benar
saja sudah ada setumpuk roti selai nanas, ketika Emma memakannya, ternyata terdapat kertas
didalamnya, “Tu kan lapar, kami semua membutuhkanmu, bersinarlah, catatan dari dewa
langit” Emma tersenyum. Ketika balik badan, tiba-tiba saja ada sosok laki-laki membawa
gitar dan tiba-tiba saja menyanyikan sebuah lagu. Ema sontak kaget namun juga terhibur
dengannya.
Scene 25
Setting car free day, shoot ke Emma dan Tirta lari-lari kecil, tiba – tiba Emma berbelok dan

mendatangi tukang cilok.

Ema : “Bang, ciloknya 5 ribu aja”

Tirta : “Yah, dewi matahari masih lapar”

Ema : “Bodo, kamu mau gak ?”

Tirta : “Yaa… kalau ditawarin mau sih”

Ema : “Dia yang bayar ya bang” meninggalkan Tirta

Tirta : “Laahhh”

Mereka duduk di bangku taman. Sambil memakan cilok

Tirta : “Maa..”

Ema : “Haa”

Tirta : “Maa,”

Ema : “Paan sih” menghadap ke Tirta, ternyata sebuket bunga matahari yang terbuat dari

kertas dibawa Tirta

Ema : “Apa maksutnya ini” tergagap karena kepedesan

Tirta : “loh, loh kok nangis ma, kenapa”

Ema : “Air dong, pedes nih”

Tirta : “Lah..”

Ema : “Buruan, mana”

Tirta dengan cekatan membeli akua dan memberikannya ke emma, saat meminumnya

ternyata botol aqua itu terdapat tulisannya “Maukah dewi matahari selalu bersama dengan

dewa langit?” ema pun tersedak.

Ema : “Tir,” hanya dengan isyarat tanganya bertanya apa maksudnya

Tirta : “Ya itu, bersediakah?

Ema : “Bersedia untuk?”


Tirta : “Ya tetap menerima keadaan langit walaupun mendung atau cerah, matahari akan

bersedia menyinari kapanpun”

Ema diam sejenak, dan mengehala nafas

Ema : “Bagaimana dengan malam, bukankah sinarnya tak sampai”

Tirta : “Kamu salah, meskipun langit malam, tapi matahari tak behenti bersinar untuk

langit”

Ema mengambil spidol yang dibawa Tirta, dan menggambarkan matahari senyum pada

botol itu.

Tirta : “Artinya ?”

Ema : “Ya, aku mau”

Tirta tesenyum lega, ema pun juga tersenyum.

Monolog

Yaa, langit memang tak pernah menolak sinar matahari, begitupun matahari juga
takpernah berhenti bersinar untuk langit.

Scene 26
Set markas, sinyo dan imin yang sedang sibuk belajar dikagetkan kedatangan ema

Ema : “Teman – temann… officially mimpi aku terwujud” menungkapkan dengan suara

keras

Sinyo : “Maksudnya kamu jadian sama tirta ma?”

Ema : “Iyaa ma, satu impian aku”

Imin : “Selamat yaa maa” menyalami ema dan duduk kembali belajar

Ema : “Jadi tadi pagi dia ngajak aku car free day kan (cerita panjang silet shoot) dan dia

nyataian perasaanya dulu ma, I think today it’s the best day in my life”

Sinyo : “Syukurlah nyo, akhirnya”

Ema : “Kalian kenapa ? kalian ga suka kalau aku jadian sama tirta? Nyo ? min?”

Imin menghadpkan kepalanya ke bawah


Sinyo : “Kita ikut seneng kok, yakan min” dengan senyum yang dipaksa

Ema : “Nggak, kalian bohong, kenapa nyo ? kalian tau kan ini salah satu dari mimpi aku

? ha ? “

Sinyo : “andaikan kamu tau yang sebenarnya ma, kamu tu terlalu menutup mata telinga kamu
ma, kamu itu salah ma, itu bukan impian kamu, itu mimpi buruk kamu ma”

Imin : “nyo, jangan” memberikan peringatan kepada sinyo

Ema : “Mimpi buruk ? maksudnya?, apa yang kalian sembunyikan dari aku?”

Imin : “Udah kamu tenang dulu, kita ceritain apa yang sebenarnya terjadi”

Ema : “Aku rasa kalian itu sahabat aku, ternyata aku salah, semua impian kalian sudah

terwujud, giliran impian aku baru aku dapetin kalian.. ahh itu ga adil nyo min” mulai

memuncak

Sinyo : “Iyaa mimpi konyol mu itu, tirta, tirta, tirta, satu dari satu juta manusiaa bodoh yang
memimpikan hal seperti itu” membentak ema

Ema : “Apa ? konyol ?” menuju dinding mimpi dan merusak melepaskan seluruh impian

mereka

Imin : “Ema, jangan, maa” menarik ema untuk tidak merusak dindingnya

Ema : “ Ini yang dikatakan konyol nyo min haa? Kalian pernah ga sik jatuh hati ? kalian

pernah ga ? aku berhak untuk jatuh hatipada siapapun”

Sinyo : “kamu salah ma, kamu salah”

Ema : “Salah apaa , aku salah apaa, atau jangan – jangan kamuu suka ya sama tirta nyo?”

Sinyo : “hanya manusia bodoh yang mau mencintainya”

Ema menarik tangan sinyo dengan keras

Ema : “lalu aku bodoh ? “

Imin memisah ema dan sinyo

Imin : “cukup semuanya cukup, kita ini sahabat semua masalah bisa diselesain dengan

baik – baik”

Ema : “Diam kamu min, kamu juga munafik tau ga, kalian itu semua munafik, kalian

bahagia aku juga bahgia, giliran aku bahagiaaa kalian apa haaa..lebih dari seorang munafik”
Sinyo : “Heh jaga omongamu pelacur”

Ema menampar sinyo dengan keraas, tangisan ema pecah menatap tajam imin dan sinyo ,

lalu meninggalkan ruangan sambil menagis sesenggukan.

Sinyo : “Maa..maa..”

Scene 27
Dalam kamarnya ema menangis dan membayangkan kejadian tadi siang,

Monolog “Hari ini pertama kalinya aku mersakan jatuh hati dan sakit hati dalam
waktu yang sama” flashback pada kebersamaan mereka Shoot kearah foto mereka bertiga,
diambil oleh ema dan melemparkannya ke dinding sampai pecah, tangisan ema pecah
kembali,

Scene 28
Hari ujian tiba, Ema terlihat gemetar dan sambil berdoa, Tirta menghampiri dan memberikan
secarik kertas bertuliskan “Semangat ” Emma pun tersenyum.

Seluruh murid memasuki ruangan ujian. Emma duduk dan mulai berdoa. Sebelum berdoa,
Emma mendengar teriakan teriakan orang yang memanggil namanya, membuat Ema keluar
dari ruangan dan melihat ke bawah, ternyata Tirta dan teman –temannya yang menyemangati
Emma sambil membawa spanduk bertuliskan “Fokus ya bu guru”, Terlihat wajah Ema
bahagia.

P.Guru : “Sedang apa kamu ? Jangan berisik ini ujian”

Tirta dan teman –temanya kabur, Emma dan teman kelas lainnya tertawa.

Scene 29
Setelah Ujian selesai, Emma menunggu Tirta di Lapangan Upacara

Ema : “Gimana ? susah nggak ?” sambil memberikan botol minuman pada Tirta

Tirta : “Nggak, kan udah diajari bu guru cantik” sambil membuka botol dan meminumnya

Ema : “Beneran gampang? Syukurlah. Eh Tir, anterin aku ke TU yuk, ada berkas yang mau
aku ambil ”

Tirta : “Mager maaaa, capek habis mikir soal Ujian, mikir dosis obat per jam, jawabannya
akar 2 tapi di keybord gaada”
Ema : “Katanya gampang. Ayolahh plisss, Tirta ganteng deh” Emma memasang muka sok
imut untuk membujuk Tirta

Tirta : “Giliran ada maunya aja kaya gitu, untung cinta” gerutu Tirta

Ema : “Eh ngomong apa barusan ?”

Tirta : “hehe engga engga, aku bilang Emma juga cantik, yaudah yuk “ Tirta berdiri dan
langsung berjalan menuju TU, dan diikuti Emma

Scene 30
Emma : “Rame banget, kayaknya banyak alumni yang lagi ambil ijazah deh”

Tirta : “Udah ngga papa, aku temenin masuk yuk” mereka berdua masuk ke dalam TU.
Banyak alumni yang sedang mengantri untuk mengambil ijazah. Tiba-tibawajah Tirta terlihat
panik karena melihat seeorang.

Tirta : “Eh Mm ma, emm aa ku keluar dulu ngga papa kan? Tiba-tiba pengen kencing niih”
wajah Tirta gugup dan brlari keluar

Emma : “Eh tirtaaa.., tahan bentaar ajaa, aku malu kalo sendirii” Emma mengikuti Tirta
keluar ruangan

Tirta : “tapi maaa....” Terdengar seorang perempuan menggunakan jas alumni memanggil
Tirta dan menghampiri mereka berdua

Emma : “Mbaak “ sapa Emma sambil tersenyum pada Elvira

Elvira : “iya dek, temennya Tirta ya?” Elvira membalas sapaan Emma, Emma hanya
tersenyum

Elvira : ”Tirtaa, gimana Ujiannya? Lancar kan? Aku daritadi chat kamu, telfonin kamu, eh
ngga ada respon. Kan tadi malem aku udah kabarin kamu kalo hari ini aku pulang terus mau
ke sekolah, kamu lupa?” Wajah Tirta memerah, ia terlihat gugup dan ketakutan

Tirta : “E ee aku eee ...” Tirta melirik ke arah Elma, ia terlihat ketakutan. Elma hanya diam
dan bingung

Elvira : “kamu habis ini udah ngga ada agenda apa-apa kan? Berati bisa dong penuhin janji
kamu waktu itu? “

Emma : ”Kamu udah ada janji apa Tir?” Lirih Elma dengan wajah bingungnya

Elvira : “Dia tu janji kalo aku pulang bakal ngajakin aku jalan-jalan sekalian ngerayain
anniversary kita, kamu masih inget kan Tir sama janji kamu itu? “

Emma : “ Anniversary? “
Elvira : “Iya, sebenernya udah seminggu yang lalu sih anniv 1 tahun kita, tapi sii Tirta tuh
ngga mau nyamperin aku ke Bogor, katanya lagi mau fokus belajar buat Ujian. Masa dia
ngga cerita si sama kamu.” Seketika mata Emma berkaca-kaca, ia tak menyangka jika Tirta
tega melakukan hal tersebut padanya.

Flashback ke kejadian sinyo scene 26

Emma : “jadi gini Tir kelakuan kamu sebenernya? “ air mata Emma sudah tak terbendung
lagi

Tirta : “ Maa aku bisa jelasin ma, ini ngga kaya yang kamu kira, Ma”

Elvira : “Ini ada apa sih sebenernya?” elvira bingung

Emma : “Tanya aja mbak sama pacar mbak ini, dan kamu Tir, ternyata benar, aku salah,
mencintaimu adalah mimpi buruk, kita Putus!” Emma berlari meninggalkan mereka berdua,
Tirta berniat mengejarnya tapi Elvira menahannya

Elvira : “Jelasin ke aku kenapa dia kaya kaya gitu ! “ Elvira dengan nada tegas, namun Tirta
hanya diam

Elvira : “Jawab Tirta! Jangan bilang kalau dia itu selingkuhan kamu. Tirta jawab akuu !”

Tirta : “maafin aku, El” lirih Tirta

Elvira : “Astagaa, apa sih yang ada di pikiran kamu, Haa? Aku bener-bener ngga nyangka”
Elvira pergi meninggalkan Tirta

Tirta : “Arggggghhhh...” teriak Tirta frustasi

Tirta : “Bodohhh .. bodoohhhhh, aaargghh!!!! “ Tirta memandang wajahnya pada cermin dan
memukulnya frustasi.

Scene 31 (FLASHBACK)
Beberapa bulan yang lalu, awal duduk di kelas 3, Sinyo dan Imin tengah makan di kantin
sambil menunggu Emma

Imin : “Gini ya neeikk rasanya jadi kelas 3, praktek terus, dikit dikit macuul, dikit dikit
macuul, macull lagii, macul terusss, ih sebel deh eikee, kasihan jari-jariku yang lentik nan
suci ini ternodai dengan tanah yang jorok dan tersakiti oleh terik matahari” kata Imin sambil
mengusap-usap jarinya

Sinyo : “Aku jugaa, mana prakteknya lama banget lagi, sampe laperr aku, liat H2SO4 rasanya
kaya liat marjan, untung engga aku minum, iso mendeeeem akuu.”

Imin : “kamu mah maakaan teruuss, untung aku ngga ikut dibrakot”

Sinyo : “ngga doyan aku, dagingmu Harroom. Eh Si Emma kemana sih, tumben ke kantinnya
telat” Ucapnya sambil melahap makanannya
Imin : “mungkin lagi praktek bikin bakso dengan bola bola mannnjaah yang rasanya
endulitaaa”

Tiba-tiba Tirta datang dan menghampiri seorang perempuan dengan jas alumni yang duduk di
pojok kantin dan tidak melihat jika disitu ada Sinyo dan Imin. Sinyo dan Imin hanya saling
bertatapan sambil memasang wajah curiga

Tirta : “Selamat siang embak...” ucap Tirta sambil tersenyum di depan perempuan tersebut

Elvira : “eh ada dedek gemeeuss, gini ya rasanya punya brondong, mau ketemu aja harus jadi
kaya emak-emak yang lagi nungguin anaknya keluar kelas dulu”

Tirta : “ ya maaaaf, jangan cemberut gitu dong, jadi tambah kaya emak-emak tauu”

Elvira : “ Ih si bocah nyebelin ya, padahal ini hari terakhir kita ketemu lho, nanti sore aku
udah pergi”

Tirta : “lah lahh pergi kemana?”

Elvira : “Aku diterima kerja di Bogor, nanti sore udah harus berangkat, makannya aku
nyamperin kamu kesini, soalnya aku tau nanti sore kamu ngga bakal bisa nganterin aku.”

Tirta : “kok mendadak banget si?”

Elvira : “ya gimana lagi, aku juga dapet kabarnya baru tadi malem”

Tirta : “ yaah, berati mulai LDR dong” muka Tirta memelas

Elvira : “hee em, ngga papa kan LDR dulu?” Tirta hanya mengangguk pelan

Di lain sisi Sinyo dan Imin yang menguping pembicaraan mereka sontak terkejut

Sinyo : “jadii merekaa...” bisik sinyo dengan wajah tak percaya

Back to Elvira dan Tirta

Elvira : “Utuukk utukkk dedek gemeuss ku jangan sedih gitu dong, kan kita masih bisa
vidcall tiap hari, secepatnya kalo ada libur aku pulang kok, tapi kamu janji ngga boleh nakal,
dan yang paling penting ngga boleh selingkuh!”

Tirta : “iya iyaa, mana berani aku nyelingkuhin emak-emak bawel kaya gini, bisa mati aku.”

Elvira : “Baguss! Dan satu lagi, kamu harus janji kalo aku pulang harus ngajakin aku jalan-
jalan sebagai ganti karna kamu ngga bisa anterin aku, deal?”

Tirta : “iya iyaa deaaal” ucap Tirta dengan nada malas

Elvira : “yaudah aku mau pulang dulu ya mau siap-siap” ucap Elvira sambil beranjak berdiri

Tirta : “yaudah yuk aku anterin tuan puteri sampe depan, silahkan tuan puterii...” Sambil
mempersilahkan Elvira dengan mengayunkan tangannya
Elvira : “ishh dasar bocah” Elvira terkekeh sambil berjalan pergi dan diikuti Tirta

Imin : “kita ngga boleh tinggal diam neikk, kita harus lapor ke Emma”

Sinyo : “Bener min, dasar laki-laki serakah, semuanya aja mau diembat”

Imin : “Aduuhh Alhamdulillah ya Allah... Untung bukan aku yang dideketin sama dia,
selamat aku dari jeratan laki-laki “akhi outside playboy inside” kaya dia”

Sinyo : “Dia mah kalo mau selingkuh juga mikir-mikir kaliii, mana mau dia sama janda
rempong”

Tiba-tiba Emma datang sambil menggunakan jas warna orange dan membawa sapu

Emma : “gaesss help me aku hausss” wajah Emma terlihat sangat lelah dan langsung
meminum minuman milik Sinyo

Imin : “yaampun bidadari kuu tambah cantik kalo pake baju tahanan KPK kaya ginii, Eh ini
koruptor atau tukang parkir atau malah tukang sapu?” Kata imin sambil tertawa mengejek

Emma : ”Ihh aku do’ain besok kamu juga terlambat ya, biar disuruh asah-asah di
kesiswaaan”

Imin : “ehh jangan dongg, tambah rusakk nanti jari-jari lentikku”

Sinyo : “Eh maa, kita mau ngomong sesuatu sama kamuu”

Emma : “ Nanti aja ya, aku mau lanjut bersih-bersih duluu, bisa diomelin kalo aku ketahuan
melincur kesini, bayyy” Emma langsung berlari pergii

Sinyo : “ Eh maaa, penting lhoo inii...” teriak sinyo

Emma : “ nanti aja, tugas negara ku lebih penting” Teriak Emma sambil berlari. Sinyo dan
Imin hanya berdecak kesal

FLASHBACK END

Scene 32
Anye, Elvira, Amanda berseragam almamater alumni berjalan di lorong sekolah, Terlihat
Elvira dengan wajah sedihnya dan Anye serta Aman yang mencoba menenangkan(Anye
memegang HP). Tiba-tiba saja dari arah berlawanan sinyo lari terbirit-birit dan menabrak
mereka. Sontak Hanphone Anye terjatuh dan pecah.

Anye : “Heh kalo jalan bisa hati-hati ngga sih, main nabrak orang seenaknya”
Sinyo : “iya mbak maaf, tadi sayaa....” ucap Sinyo ketakutan dan mencoba menjelaskan tapi
dipotong oleh Amanda

Aman : “Diajarin sopan santun ngga si dek!?”

Shoot Anye yang sedang mengambil hpnya pecah dan meringik menangis

Anye : “Astagaa HP akuuu.... Adek kelas kurang ajar, ganti rugi nggak!” Anye membentak
dan mendorong Sinyo, Terlihat sinyo yang mulai menangis. Tiba-tiba Emma datang

Emma : “Nyo, kamu kenapa?” sambil merangkul Sinyo

Anye : “Nih liat kelakuan temen kamu ini, dia mecahin HP saya!” ucap Anye sambil
menunjukkan Hpnya yang pecah

Sinyo : “Tapi saya ngga sengaja mbak, saya minta maaf” nada sinyo memohon

Emma : “Itu mbak, temen saya ngga sengaja, dia juga udah minta maaf kan”

Elvira : “Ooh jadi dia temen kamu, pantes kelakuannya sama. Yang satu ngrusakkin hp yang
satunya ngerusak hubungan orang.”

Emma : “Jaga ya omongan mbak, saya nggak pernah rusak hubungan mbak, asal mbak tau
ya, Tirta yang duluan deketin saya!”

Elvira : “sok banget si kamu, pelakor mah pelakor aja” Emma hanya menangis dan berlari
pergi

Sinyo : “Maaa... “ Teriak Sinyo

Aman : “Ohh ituu adik kelas yang ngrebut Tirta dari kamu el?”

Elvira : “Hmmm mukanya aja yang polos, kelakuannya mah busuk!”

Sinyo : “Mbak kalo ngomong jangan sembarangan ya, Teman saya tidak seperti yang kalian
kira. Dan untuk HP itu saya minta maaf. Permisi ” Sinyo langsung pergi meninggalkan
mereka.

Anye : “Berani-beraninya ya kurang ajar sama kakak kelas” Teriaknya saat Sinyo sudah
berlalu pergi.

Scene 33
Hujan turun dengan perlahan, Ema duduk di depan kaca ruang tamu hanya melamun kearah
kaca-kaca yang dibashai air hujan. Semakin lama air mata ema pun mulai jatuh.

Ema : “Kenapa kamu bodoh banget sih ma” ema menangis sesenggukan dan megambil
barang – barang pemebrian tirta lalu membakarnya
Shoot yang dibakar cut off

Scene 34
Shoot murid-murid sedang riuh melihat pengumuman nilai ujian nasional, ema berjalan
mendekat dan mencoba mencari namanya, ekspresi ema datar –datar saja tak bahagia tak juga
sedih melihat nilainya. Terlihat di krumunan sinyo dan imin riang karena melihat nilai
mereka, sinyo mendapat rngking 1.

Imin : “Selamat grandong, akhirnya impin kamu tercapai cucok eimm”

Sinyo : “Iyaa min” sinyo terharu siswa siswa lainnya memberi selamat pada sinyo

Imin dan sinyo menyadari ema ada disitu, namun ketika mereka berdua memanggil ema, ema
beranjak pergi

Scene 35
Ema hanya merenung di kamarnya sambil melihatta kalender bahwa hari in adalah hari
ulang tahunnya, biasanya ia rayakan dengan sahabat – sahabatnya, ema meneteskan air mata
dan mendapat telfon dari ibunya

Ibu ema : “Selamat ulang tahun sayang, semoga kamu tambah sehat, pintar semoga cita – cita
kamu tercapai ya nduk, maafin ibu belum bisa pulang”

Ema : “Iyaa ma, seperti biasa kan” memutus sambungan telfonnya. Sedang diluar kamarnya
mama,sinyo dan imin sedang mepersiapkan surprise ulang tahun ema. Imin membawa
seember tepung, ibunya membawa kue ulang tahun dan sinyo membawa kertas warna warni.

Semua : “Selamat ulang tahun”

Semua masuk ke kamar ema, perang dengan tepung dan gliter, seakan melupakan masalah
yang ada pada mereka,

Sinyo : “Ma, Selamat ulang tahun ma, maafin aku ya”

Ema : “kamu bener nyo, aku salah dan kamu bener itu mimpi buruk buat aku nyo”

Sinyo : “sstt udah ma, kamu berhak jatuh hati tapi ingat sakit hati juga akan kamu terima,
udah disini kita semua sayang sama kamu kok”

Imin : “Iyaa ma, lupakan laki – laki itu ya neik, udah ah gausah meloow, lets play the party”

Mereka berpelukan dan musik berirama


Scene 36
Monolog

Tahun terakhir kami membuat cerita indah di sekolah ini, dan kini perahu hampir
sampai di dermaga, mendarat di pulau kehidupan yang sesungguhnya, atau akan
berlayar kembali ke samudera yag lebih luas lagi. 4 tahun kami mengenal indahnya
persahabatn, indahnya kenakalan, dan indahnya romansa di sekolah. 4 tahun sudah, ¼
cerita hidup saya telah usai, mungkin suatu saat nanti kita akan merindukannya
namun kita tidak bisa berbuat apa- apa dan tentu saja tidak akan terulang kembali
kisah kisah kami selama 4 tahun. Hiraeth, merindukan rumah yang tidak dapat kita
kunjungi kembali.

Adegan sedang praktek akhir tiga jurusan yang berbeda, disertai dengan ujian
wawancara produk dan juga tertulis. Sampai sorak gembira mereka di lapangan
upacara menerbangkan pesawat kertas.

Adegan Emma tersenyum pada sinyo merangkul Emma dan disusul dengan imin dan seluruh
pemain Hiraeth

“Sampai jumpa sahabat,”

Lagu Credit tittle

-selesai-

Anda mungkin juga menyukai