Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Tantri Fadhilah

Nim : 201833008

Prodi/Fakultas : IAT/FUAD

Mata Kuliah : Ad-Dakhil fit-Tafsir

Soal:

Jelaskan pengertian israiliyat, hukum meriwayatkan ya dan sebutkan 5 contoh kisah israiliyat
dalam Al-Qur'an

Jawab:

- Pengertian

Berikut keterangan dalam kitab Ushul fi Tafsir: Israiliyat adalah berita yang dinukil dari orang
Bani Israil, baik yang beragama Yahudi atau Nasrani. Dan umumnya berasal dari masyarakat
Yahudi. Ditinjau dari statusnya israiliyat terbagi 3, yaitu Pertama, berita yang diakui
kebenarannya dalam Islam. Berita israiliyat semacam ini boleh dibenarkan. Dan yang menjadi
standar dalam hal ini adalah dalil Alquran atau hadis shahih. Kedua, berita yang didustakan
dalam Islam, berita semacam ini statusnya batil, dan wajib diingkari. Ketiga, berita yang tidak
dibenarkan dan tidak didustakan dalam Islam. Status berita semacam ini disikapi pertengahan
(tawaquf), tidak boleh didustakan, karena bisa jadi itu benar, dan tidak dibenarkan, karena bisa
jadi itu dusta.

- Hukum Meriwayatkan Kisah-Kisah Israiliyyat

Sebagaimana telah dituturkan sebeumnya, pendapat para ulama terhadap periwayatan


Israiliyyat secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua bagian: melarang dan
membolehkan. Di bawah ini akan diuraikan argumentasi-argumentasi yang mereka kemukakan.
Ulama-ulama yang melarang untuk meriwayatkannya didasari pada keterangan Nabi sebagai
berikut:

1. Hadis riwayat Imam Bukhârî dari Abû Hurairah:

“Ahli Kitab membacakan kitab Taurat dengan mempergunakan bahasa Ibrani dan
menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk konsumsi orang Arab. Mendengar hal itu, Nabi
bersabda, “Janganlah kalian membenarkan Ahli Kitab dan jangan pula mendustakannya, tetapi
katakanlah Kami beriman kepada Allah dan apa-apa yang telah diturunkan kepada kami.”

2. Hadis riwayat Imam Ahmad, Ibnu Abî Syihab, dan Bazzar dari Jabîr Ibnu Abdillah:

“Sesungguhnya Umar bin Al-Khattab datang kepada Nabi dengan membawa surat yang ditulis
Ahli Kitab, lalu membacakannya. Kemudian Nabi marah dan bersabda, “Apakah engkau
bimbang dan ragu tentang surat ini? Demi Allah, aku telah mendatangkan surat itu dalam
keadaan putih bersih. Janganlah kamu bertanya kepada mereka tentang sesuatu, lalu mereka
menceritakannya kepada kamu sekalian dengan sebenar-benarnya, tetapi kamu sekalian
mendustakannya; atau mereka menceritakan berita bohong, tetapi kamu sekalian
membenarkannya. Demi Zat yang kekuasaan-Nya berada di tanganku, seandainya nabi Musa
masih hidup, tidaklah ia memberikan kebebasan, kecuali menyuruh mangikuti jejakku.”

3. Riwayat Imam Bukhârî dari Abdullah bin Abbas:

“Wahai kaum muslimin! Bagaimana kamu sekalian brtanya kepada Ahli kitab padahal kitab
kamu sekalian yang diturunkan nabi Muhammad telah menceritakan berbagai macam berita
yang bersumber dari Allah dan tidak pernah berubah. Allah telah menceritakan kepada kamu
sekalian bahwa Ahli Kitab telah mengganti apa-apa yang telah ditetapkan Allah. Akan tetapi,
mereka menyatakan bahwa apa yang telah diubahnya itu berasal dari Allah gar dapat ditukar
dengan harga yangsangat rendah. Apakah wahyu yang datang kepada kalian tidak melarang
bertanya kepada mereka? Demi Allah, aku tidak melihat seorang pun daribmereka bertanya
kepada kamu tentang kitab yang diturunkan kepada kalian.”
Sedangkan para ulama yang memperbolehkan periwayatan Israiliyyat juga mendasarkannya
pada keterangan-keterangan berikut ini:

Riwayat Imam Bukhârî dari Abdullah bin Amr bin Ash:

“Sampaikanlah olehmu apa yang kalian dapatkan dariku, walaupun satu ayat. Ceritakanlah
tentang Bani Israil dan tidak ada dosa di dalamnya. Siapa berbohong padaku, maka bersiaplah
untuk mengambil tempat di dalam neraka.”

Keterangan di atas sebenarnya tidak saling bertentangan bila ditempatkan pada konteksnya
masing-masing. Larangan nabi untuk meriwayatkan Israiliyyat yang tidak sejalan dengan Islam.
Adapun kebolehan untuk meriwatkannya yang dipahami oleh kelompok kedua berkaitan
dengan Israiliyyat yang sejalan dengan Islam. Dengan demikian, hukum meriwayatkan Israiliyyat
sangat bergantung pada jenisnya. Bila yang dimaksud adalah Israiliyyat yang sejalan dengan
Islam, periwayatannya jelas tidak dilarang. Bila yang dimaksud adalah Israiliyyat yang tidak
sejalan dengan Islam, periwayatannya jelas dilarang. Bila yang dimaksud adalah yang belum
diketahui kualitasnya, sikap yang harus diambil adalah tidak membenarkan dan dan tidak pula
mendustakannya sebelum ada dalil yang memperlihatkan kebenaran dan kedustaannya.

- Contoh kisah Israiliyat

1. Kisah seorang pria yang melewati sebuah negeri ( Q.S Al-Baqarah ayat 259)

2. Kisah orang yang terputus dari ayat Allah (Q.S Al-A'Raf ayat 175-177)

3. Kisah penduduk sebuah kota (Q.S Yaasiin ayat 13-29)

4. Kisah Luqman (Q.S Luqman ayat 12-19)

5. Kisah keberhasilan syaithan dalam menyesatkan anak Adam (Q.S Al-Ma'idah ayat 27-32)

Anda mungkin juga menyukai