Anda di halaman 1dari 20

Interpretasi skor (Kategorisasi)

Zulkarnain
Sisi diagnostik suatu proses pengukuran atribut psikologi adalah memberikan makna
atau interpretasi terhadap skor skala  Agar dapat diinterpretasi secara
kualitatif, maka skor skala memerlukan suatu norma pembanding  Interpretasi skor
skala selalu bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada posisi relatif
skor dalam suatu kelompok

property of Joel 2
Skor mentah yang dihasilkan oleh suatu skala merupakan penjumlahan dari skor item-
item yang ada didalam skala tersebut.  Skor mentah belum bisa memberikan informasi
mengenai individu yang diukur  Untuk memberikan makna yang memiliki nilai
diagnostik maka skor mentah perlu diderivasi dan diacukan pada suatu norma
kategorisasi

property of Joel

3
Beberapa cara kategorisasi secara normatif yaitu :
 

Kategorisasi berdasarkan model distribusi normal Kategorisasi berdasarkan


signifikansi perbedaan Pertimbangan error standar dalam pengukuran

property of Joel

4
Kategorisasi berdasarkan model distribusi normal

Cara ini didasari oleh suatu asumsi bahwa : 1. skor subjek dalam kelompoknya
merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasinya 2. skor subjek dalam
populasinya terdistribusi secara normal

property of Joel

5

suatu distribusi normal terbagi atas enam bagian (6 satuan deviasi standar). 3
bagian berada disebelah kiri mean (bertanda negatif) dan 3 bagian berada disebelah
kanan mean (bertanda positif)

property of Joel

6
Kategorisasi jenjang (ordinal)

tujuannya adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah


secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur
contohnya : rendah ke tinggi, paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas
ke sangat puas banyaknya jenjang kategori diagnosis yang dibuat tidak lebih dari 5
dan tidak kurang dari 3.
property of Joel 7


Karena kategorisasi ini bersifat relatif, maka norma kategorisasi untuk 5 jenjang
X  -1,5 SD + M kategori sangat rendah
-1,5 SD + M < X  - 0,5SD + M kategori rendah

-0,5 SD + M < X  0,5 SD + M kategori sedang


0,5 SD + M < X  1,5 SD + M kategori tinggi

1,5 SD + M < X

kategori sangat tinggi

property of Joel

8
Norma kategorisasi untuk 3 jenjang
X < -1 SD + M -1 SD + M  X < 1 SD + M 1,5 SD + M  X kategori rendah kategori
sedang kategori tinggi

property of Joel

9
contoh
Skala kesejahteraan psikologi terdiri dari 15 item dengan sebaran skor respon
0,1,2.3 dan 4.  Maka kategorisasinya untuk 5 jenjang? 3 jenjang?

Kategorisasi bukan jenjang (nominal)

Tujuannya adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang di diagnosis


tidak memiliki makna “lebih” dan “kurang” atau “tinggi dan “rendah” Kasus yang
dijumpai ketika hendak mengelompokkan individu berdasarkan skor pola asuh
(otoriter, demokratis, permisif), orientasi coping (orientasi problem, orientasi
emosi) dll Dalam kontrak teoritisnya, kategori seperti ini merupakan dimensi-
dimensi yang terpisah.

Masing-masing diungkap oleh aspek atau subskala yang berbeda isinya.


Contoh kategorisasi Locus of control dengan menggunakan skala IPC Levenson
(orientasi internal (I), orientasi powerful others (P) dan orientasi Chance (C)
property of Joel 11


Cara kategorisasi bukan jenjang dapat diterapkan pula untuk membedakan individu
dalam tiga atau empat kelompok diagnosis  Dengan menghitung nilai z untuk skor
pada masing-masing komponen atau sub skala akan dapat dibuat suatu kriteria yang
layak.  Contoh kategorisasi Peran jenis (Bem Sex Role Inventory (BSRI): Maskulin,
Feminim, Androgini dan tidak terklasifikasi.

property of Joel 12
Kategorisasi berdasarkan signifikansi perbedaan

Cara kategorisasi ini adalah dengan menguji signifikansi perbedaan antara mean skor
empiris (Me) dengan mean skor hipotetik (Mh) Cara ini bertujuan untuk kategorisasi
individu ke dalam jenjang rendah, sedang dan tinggi namun tidak mengasumsikan
distribusi populasi yang normal Aplikasi ini digunakan apabila jumlah individu
dalam kelompok yang akan diagnosis tidak begitu besar Dengan mengunkan cara ini
tidak ditentukan kriteria kategorisasinya Hal yang perlu ditetapkan adalah suatu
interval skor yang mencakup kategori tengah
property of Joel 13


Formula
Mh – t (/2,n – 1) (S/n)  X  Mh + t (/2,n – 1) (S/n)

Mh = mean teoritis (hipotetik) pada skala

t (/2,n – 1) = harga kritis t pada taraf signifikan /2 dan derajat kebebasan n –
1
 

S = standar deviasi skor N = Banyaknya subjek

property of Joel

14
contoh

Skala harga diri memiliki mean teoritis (hipotetik) Mhip = 120. skala ini kemudian
dikenakan pada 100 subjek diperoleh Mean Empirik (Memp) = 95 dan SD = 24. untuk
membentuk interval skor dengan taraf 95%, jika nilai t tabel* (db = N-1) (100-1=
99) maka nilai t (0.025, 99) adalah 1.98). Maka skor interval adalah
Pertimbangan error standar dalam pengukuran

Eror dalam pengukuran adanya deviasi standar eror yang menunjukan besarnya variasi
eror pengukuran pada sekelompok subjek. Besar variasi eror berkaitan dengan
koefisien reliabilitas skala dan varians skor kelompok
Semakin besar eror standar dalam pengukuran berarti pengukuran semakin tidak bisa
dipercaya dan sebaliknya

property of Joel

16
Formula eror standar
  

Se = SD (1 – rtt) Se = Eror standar dalam pengukuran SD = Deviasi standar skor =


koefisien reliabilitas

 rtt

property of Joel

17

Besarnya nilai Se memperlihatkan kisaran estimasi skor sebenarnya pada taraf


kepercayaan tertentu Dengan demikian estimasi fluktuasi skor skala yaitu : Me -
z(/2)Se Me + z(/2)Se

Penggunaan model ini digunakan apabila peneliti ingin membagi subjek dalam dua
kategori diagnosis saja misalkan, agresivitas tinggi dan agresivitas rendah
property of Joel 18
contoh

Skala agresivitas memiliki reliabilitas 0.75 yang diperoleh dari kelompok subjek
yang mempunyai varian skor (Sx2 = 16). Jika min empirik adalah 60 dan menggunakan
taraf kepercayaan 90% (/2 = 0.10/2 = 0.05, nilai z berdasarkan Z skor* tabel untuk
0.05 = 1.65) maka interval skor adalah

Anda mungkin juga menyukai