Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seorang ibu setelah melahirkan disebut Post partum atau masa

nifas. Ini merupakan masa yang rawan bagi ibu. Sekitar 60% kematian

ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir dari 50% dari kematian

pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan,

diantaranya disebabkan oleh komplikasi masa nifas. Komplikasi

masa nifas diantaranya perdarahan. Dan salah satu penyebab perdarahan

adalah robekan jalan lahir (ruptur perineum), robekan ini dapat terjadi

bersamaan dengan atonia uteri. (Jurnal Kesehatan Budi Luhur, Volume 13,

Nomor 1, Januari 2020)

Robekan yang terjadi pada perineum sewaktu proses persalinan

atau disebut juga laserasi perineum yang terjadi saat persalinan dengan

tindakan seperti ekstraksi forsep, ekstraksi vakum, versi ekstraksi,

kristeller (dorongan pada fundus uteri) dan episiotomi dapat menyebabkan

robekan jalan lahir. Laserasi perineum dapat diklasifikasikan berdasarkan

derajat laserasi yaitu derajat I, derajat II, derajat III dan derajat IV.

Perdarahan postpartum sering terjadi pada laserasi perineum derajat I dan

II (Winkjosastro, 2007). (Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume

15, No. 2, Oktober 2019)

Luka perineum adalah luka perineum karena adanya robekan jalan

lahir baik karena ruptur maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan
janin. Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum

sewaktu persalinan. Robekan jalan lahir merupakan luka atau robekan

jaringan yang tidak teratur. Infeksi seringkali di anggap sepele, bahkan

banyak sekali ibu nifas yang tidak mengetahui tentang bahaya infeksi

dalam masa nifas, karna infeksi juga menjadi salah satu penyumbang

kematian ibu nifas di dunia. (Window of Health: Jurnal Kesehatan, 338-

344. 2019)

Seperti data yang didapatkan oleh World Health Organitation

(WHO), bahwa setiap menit seorang perempuan meninggal karena

komplikasi terkait dengan komplikasi dengan kehamilan dan post partum.

Dengan kata lain 1.400 perempuan meniggal setiap hari atau lebih dari

500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan,

persalinan dan nifas. AKI di Indonesia tergolong masih tinggi

dibandingkan denngan negara ASEAN yaitu sebesar 390 per 100.000

kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6 kali dari AKI negara ASEAN dan 50

kali negara maju dan salah satunya disebabkan karena infeksi dengan

proporsi 20-30%. Kasus infeksi ini (25-55%) disebabkan karena infeksi

jalan lahir atau episiotomi. (Window of Health: Jurnal Kesehatan, 338-

344. 2019)

Kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di dunia pada tahun

2015 terdapat 2.7 juta kasus, dimana angka ini diperkirakan akan

mencapai 6.3 juta pada tahun 2050. Di Benua Asia sendiri 50% ibu

bersalin mengalami ruptur perineum. Sedangkan hasil penelitian pada


tahun 2009-2010 pada provinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari

lima ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum akan meninggal dunia.

(Window of Health: Jurnal Kesehatan, 338-344. 2019)

Selanjutnya hasil yang telah dipublikasikan oleh Kemenkes, angka

kematian Ibu turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4.912 di tahun 2016 dan

dalam rentang bulan januari – juni tahun 2017 sebanyak 1.712 kasus. Baik

yang mengalami komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan maupun

saat dalam masa nifas. (Window of Health: Jurnal Kesehatan, 338-344.

2019)

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012), kematian

karena perdarahan disebabkan oleh solusio plasenta 19%, koagulopati 14%,

plasenta previa 7%, plasenta akreta/inkreta dan perkreta 6%, atonia uteri 15%

dan ruptur jalan lahir seperti ruptur vagina, ruptur perineum dan ruptur uteri

16%. Ruptur jalan lahir tersebut merupakan penyebab pertama perdarahan

setelah atonia uteri. (Window of Health: Jurnal Kesehatan, 338-344. 2019)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi sulawesi tengah

pada tahun 2019 Penyebab Kematian ibu terbanyak dipengaruhi oleh

sebab lain-lain sebesar 30,9% seperti Hepatitis, TB Paru, Appendicitis,

Ileus Obstruksi, Post Partum Blues, emboli air ketuban, oleh sebab

perdarahan 24,8%, Hypertensi dalam kehamilan 24,8%, Penyebab

gangguan sistim peredaran darah dan jantung 11,3%, Penyebab infeksi

7,2% dan Penyebab gangguan metabolik 1%. (Profil Dinkes Provinsi

Sulawesi Tengah, 2019)


Menurut data dari dinas kesehatan kota palu pada tahun 2019

dimana angka kematian ibu (AKI) di kota Palu tahun 2019 sebanyak 8

kasus mengalami kenaikan dari tahun 2018 yang berjumlah 4 kasus.

Kematian ibu terjadi pada ibu hamil sebanyak 2 kasus (25%), pada ibu

bersalin sebanyak 1 kasus (12,5%), dan pada ibu nifas sebanyak 5 kasus

(62%). Penyebab kematian ibu terdiri dari kasus eklamsia sebanyak 37% ,

kasus infeksi 25% , kasus penyakit jantung 25% dan kasus lain-lain

(emboli) 13%. (Dinas Kesehatan kota Palu, 2019).

Berdasarkan data dari Puskesmas ..... pada tahun ... terdapat jumlah

ibu nifas sebanyak .... jiwa. Sedangkan pada tahun .... mengalami

penurunan, dimana jumlah ibu nifas sebanyak .... jiwa (Puskesmas ........ ).

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ruptur perineum derajat II di

Puskesmas ..........”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis

merumuskan masalah yaitu “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas

dengan ruptur perineum derajat II di Puskesmas ... ?”

C. Pembatasan masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu

nifas, maka penyusun KTI ini mahasiswa membatasi penelitiannya

berdasarkan asuhan kebidanan ibu nifas pada klien yang dirawat di

puskesmas ... Ny.”...” dengan ruptur perineum derajat II.

D. Tujuan penelitian

Beberapa tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Tujuan umum

Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ruptur

perineum derajat II di Puskesmas ..... dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan khusus

Beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain :

a. Melakukan pengkajian data subjektif/objektif pada ibu nifas

dengan ruptur perineum derajat II di Puskesmas .....

b. Melakukan interpretasi data pada ibu nifas dengan ruptur perineum

derajat II di Puskesmas .....

c. Mengidentifikasi masalah potensial pada ibu nifas dengan ruptur

perineum derajat II di Puskesmas .....

d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada ibu nifas dengan

ruptur perineum derajat II di Puskesmas .....

e. Merencanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada ibu nifas

dengan ruptur perineum derajat II di Puskesmas .....


f. Melaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh ibu nifas

dengan ruptur perineum derajat II di Puskesmas .....

g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

ruptur perineum derajat II di Puskesmas .....

h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

ibu nifas dengan ruptur perineum derajat II dengan SOAP.

E. Ruang lingkup

1. Sasaran

Yang menjadi sasaran penelitian adalah satu orang ibu nifas dengan

ruptur perineum derajat II.

2. Tempat

Lokasi penelitian dilakukan di ruangan ....... puskesmas ......

3. Waktu

Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian dari bulan ......

F. Manfat penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagi Puskesmas ....

Dapat dijadikann bahan informasi dan masukan bagi instansi untuk

meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ruptur

perineum derajat II.

2. Bagi institusi pendidikan Akademi Graha Ananda Palu


Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, menambah daftar studi

kepustakaan dan di harapkan menjadi masukan yang bermanfaat bagi

mahasiswa Akbid Graha Ananda palu untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi peneliti

Merupakan pengalaman yang berharga sehingga dapat

memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki serta mendapatkan

pengetahuan dalam pengaplikasian yang lebih nyata di lapangan.

4. Bagi klien

Untuk mendapatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

ruptur perineum derajat II.

Anda mungkin juga menyukai