Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan profesionalisme sangat diperlukan bagi tenaga kesehatan,
sehingga menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan, hal ini disebabkan oleh mutu
pelayanan yang tinggi akan menjadi tuntutan dari pelanggan.
Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya melalui refleksi diskusi kasus (RDK). Refleksi diskusi kasus adalah suatu
metoda dalam merefleksikan pengalaman klinis perawat yang mengacu kepada
pemahaman terhadap standar. RDK sebagai suatu metoda baru yang diperkenalkan
di Indonesia, apabila dilaksanakan secara rutin dan konsisten oleh kelompok
masing-masing akan dapat mendorong perawat dan lebih memahami hubungan
standar dengan kegiatan pelayanan yang dilakukan sehari-hari. Mempraktekkan
RDK juga dapat dikatakan sebagai bagian “in-service training” yang sangat efektif
dan efisien.
Kesadaran akan kebutuhan untuk berkembang adalah menjadi salah satu
tanggung jawab perawat dan terhadap dirinya sendiri dan profesinya. Melalui
peningkatan profesionalisme setiap anggota profesi akan dapat pula meningkatkan
kinerja perawat dan sesuai standar dalam memberikan pelayanan yang bermutu
untuk memenuhi harapan masyarakat.
Di Ruang Cempaka RSU Bangli Pemantauan dan penilaian balance cairan pada
pasien belum efektif.
Oleh karena itu, kami menampilkan tentang pemantauan dan penilaian balance
cairan pada diskusi refleksi kasus. Kami berharap mendapat masukan dari pihak-
pihak terkait agar dapat memberikan pengarahan dan perbaikan kinerja tentang
pemantauan balance cairan pada pasien dengan hasil yang maksimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengembangkan pelayanan keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkanmutu pelayanan
b. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
c. Menyelesaikan masalah

C. Manfaat
1. Meningkatkan aktualisasi perawat.
2. Meningkatkan kinerja perawat
3. Belajar untuk menghargai kerjasama tim kesehatan.
4. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk penyempurnaan SOP.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Refleksi diskusi kasus adalah suatu metoda dalam merefleksikan pengalaman


klinis perawat yang mengacu kepada pemahaman terhadap standar.
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) merupakan metode pembelajaran dalam
mengeksplorasi dan merefleksikan pengalaman seorang perawat yang mengacu
kepada pemahaman terhadap standar (Deborah Hennessy, 2002).
Diskusi refleksi kasus adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman perawat yang aktual dan menarik dalam memberikan dan mengelola
asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu
pada pembahasan standar yang ditetapkan (Depkes/WHO/PMK-UGM, 2006).

B. Tujuan
1. Untuk mengembangkan pelayanan keperawatan
2. Meningkatkan kinerja perawat
3. Belajar untuk menghargai kerjasama tim

C. Persyaratan
1. Suatu kelompok perawat atau kelompok terdiri dari 5–8 orang
2. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi sebagai
penyaji dan lainnya sebagai peserta.
3. Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal).
4. Materi yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis keperawatan
atau keadaan yang menarik.
5. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda lainnya,
agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi secara bebas.
6. Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbicara dalam satu
saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi.
7. Tidak diperkenankan ada dominasi dan kritik yang dapat memojokkan peserta
lainnya.
8. Membawa catatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis atau
tertumpu hanya pada catatan, sehingga dapat mengurangi perhatian dalam
berdiskusi.

D. Proses Diskusi
1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (kepala ruangan/CI) yang
mendorong serta mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan DRK secara
rutin, terencana dan terjadwal dengan baik.
2. Kelompok perawat atau kelompok berbagi (sharring) pengalaman klinis dan
iptek diantara sejawat masing-masing selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali.
3. Setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan dan menimba pengalaman
sebagai fasilitator, penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.
4. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk
menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sedemikian rupa yang merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta
kemampuan masing-masing.
5. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang merasa
tertekan ataupun terpojok. Yang diharapkan terjadi justru sebaliknya yaitu
dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa menyampaikan
pendapat mereka masing-masing.
6. Refleksi Diskusi Kasus dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memecahkan
masalah, namun tidak dipaksakan (tidak harus).
7. Adanya catatan kehadiran dan laporan DRK serta catatan tentang isu-isu yang
muncul tidak terjadi atau terulang lagi.
8. DRK merupakan salah satu metoda in-service training yang mengandung ciri-
ciri pembelajaran antar sejawat dalam satu profesi, sebagai salah satu sarana
untuk meningkatkan kemampuan perawat.

E. Peran Sebagai Fasilitator, Penyaji dan Anggota


1. Pedoman Bagi Fasilitator
a. Membuka pertemuan dan mengucapkan selamat datang
b. Menyampaikan tujuan pertemuan, mengajak semua peserta untuk
merefleksikan pengalaman klinis masing-masing.
c. Meminta persetujuan tentang lamanya waktu diskusi (kontrak waktu).
d. Menyampaikan syarat-syarat selama pertemuan.
e. Mempersilakan penyaji untuk mempresentasikan kasusnya selama 10–20
menit.
f. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
g. Mengatur lalu lintas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan
klarifikasi bila ada yang tidak jelas.
h. Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti peserta lainnya.
i. Setelah pertanyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada presenter, apa yang
bisa dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua
peserta lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan
pendapatnya.
j. Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue yang
muncul berdasarkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh semua
peserta.
k. Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-issue yang
muncul, termasuk meminta tanda tangan semua peserta.
l. Selanjutnya fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan
berikutnya.
m. Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.
n. Fasilitator menyimpan laporan DRK pada arsip yang telah ditentukan
bersama.

2. Pedoman Bagi Penyaji


a. Memikirkan serta menyiapkan kasus klinis keperawatan atau keadaan yang
pernah dialami atau pernah terlibat didalam perawatannya.
b. Menjelaskan kasus tersebut dan tetap merahasiaan identitas klien.
c. Tujuan penyajian kasus memberikan kesempatan bagi penyaji untuk berfikir
atau berefleksi ulang tentang bagaimana klien tersebut ditangani, hambatan
apa saja yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah dicapai.
d. Penyaji mempunyai kesempatan 10-20 menit untuk menyajkan kasus
tersebut.
e. Bila penyajian telah selesai, peserta akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berupa klarifikasi penanganannya. Mereka tidak akan mengatakan apa yang
harus anda lakukan atau memberi jawaban maupun saran apapun.
f. Penyaji menyimak pertanyaan dan memberikan jawaban sesuai dengan
pengetahuan serta pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada
standar yang relevan atau SOP yang berlaku.
g. Bila perlu mencatat esensi penting dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan, atau hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya sebagai
informasi baru.
h. Bila tidak ada lagi pertanyaan, fasilitator akan meminta anda sebagai orang
pertama dalam kelompok untuk menyampaikan apa saja yang dapat
dipelajari dari kasus tersebut, terutama berhubungan dengan informasi baru
yang dianggap dapat memberikan tambahan pengetahuan atau sesuatu hal
yang pernah diketahui tetapi dilupakan. Semua hal tersebut diyakini akan
dapat dipergunakan untuk perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang.

3. Pedoman Bagi Anggota/Peserta


a. Setelah memperhatikan penyajian kasus tersebut , setiap peserta menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan, minimal satu pertanyaan. Kesempatan seluas-
luasnya diberikan untuk melakukan klarifikasi atas penanganan kasus
tersebut.
b. Didalam mengajukan pertanyaan, cobalah merujuk pada standar atau SOP
yang berlaku, refleksi ulang bila anda mempunyai pengalaman dalam
menangani kasus semacam itu atau iptek terbaru yang diketahui.
c. Peserta tidak diperbolehkan untuk memberikan jawaban, saran secara
langsung atau memberitahukan bagaimana seharusnya perawatan klien itu
harus dilakukan.
d. Bila anda berpikir bahwa penyaji melakukan perawatan dengan cara yang
berbeda , tidak sesuai standar atau tidak sesuai dengan SOP yang berlaku,
anda dilarang keras untuk melakukan kritik. Anda hanya dapat melakukan
klarifikasi kepada penyaji apakah dia telah memikirkan cara lain seperti apa
yang anda pikirkan.
e. Selama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh,
karena sangat mungkin dari setiap pertanyaan atau klarifikasi yang muncul,
ada diantaranya yang belum pernah diketahui oleh peserta lainnya. Ini
merupakan kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh
informasi atau pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam waktu yang
relatif sangat singkat.
f. Perlu diingat bahwa semua anggota kelompok juga akan belajar dari
pemikiran anda.
g. Peserta mempunyai waktu 20-30 menit untuk mengajukan pertanyaan,
setelah itu anda perlu menyimak kembali apa yang dapat anda pelajari dari
proses diskusi kasus tersebut, guna dapat menjawab dengan tepat pertanyaan
dari fasilitator pada akhir sesi tersebut.
h. Kesimpulan tentang issue-issue yang muncul dapat dijadikan cermin bagi
semua peserta, agar kejadian atau masalah yang sama tidak terulang dimasa
yang akan datang.

F. Kesimpulan
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan metoda baru yang dapat menuntun
perawat dalam satu kelompok diskusi, baik di rumah sakit maupun puskesmas untuk
berbagi pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang didasarkan atas standar yang
berlaku. Proses diskusi yang berlangsung memberikan ruang dan waktu bagi setiap
peserta untuk merefleksikan pengalaman serta kemampuannya, tanpa tekanan, setiap
peserta saling mendukung, utamanya bagi perawat atau yang tidak terbiasa atau
kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat.
Issue-issue yang muncul dapat menambah pengetahuan peserta dan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan suatu SOP atau membuat
yang baru bila diperlukan. Selain itu issue yang muncul dapat dijadikan cermin
dimasa yang akan datang tidak terulang kembali. Pemahaman peserta terhadap
standar maupun SOP yang semakin meningkat berarti akan semakin meningkatkan
profesionalisme mereka, sebagai landasan untuk melakukan kinerja yang bermutu
tinggi.
Referensi

Hennesy, D. 2001. “Reflective Case Discussion” Modul of Clinical Performance and


Development Management System. Jogjakarta.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Pohan, I. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan


Penerapan. Jakarta : EGC.
RENCANA PELAKSANAAN
DISKUSI REFLEKSI KASUS (RDK)

PENILAIAN BALANCE CAIRAN

Topik : Hasil Monitoring

Sasaran : Perawat Ruang Cempaka RSU Bangli

Hari/tanggal : Rabu, 15 Maret 2017

Waktu : 60 menit (pukul 10.00-11.00 WITA)

A. Tujuan:
1. Tujuan Umum
Mengembangkan pelayanan perawat
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
c. Menyelesaikan masalah
B. Sasaran
Perawat ruang Cempaka RSU Bangli

C. Materi
Penilaian balance cairan

D. Metode
Diskusi Refleksi Kasus

E. Media
1. Materi kasus yang disampaikan secara lisan/tertulis
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen
F. Kegiatan

Waktu TAHAP KEGIATAN PELAKSANA TEMPAT


Pra RDK Pra RDK Penanggung Ruang
1. Menentukan kasus dan jawab pertemua
topik. n
2. Menentukan tim DRK cempaka
3. Menentukan jadwal
kegiatan/pelaksaan
10 menit DRK Pembukaan Fasilitator Ruang
1. Salam pembuka pertemuan
2. Memperkenalkan tim Cempaka
DRK
3. Menyampaikan
dengan ringkas
persyaratan diskusi
4. Melakukan kontrak
waktu
40 Menit Pelaksanaan Penyaji Ruang
1. Penyaji menyajikan pertemuan
kasus/masalah Cempaka
2. Fasilitator
mempersilahkan
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan klarifikasi
selama 20-30 menit
3. Fasilitator boleh
mengajukan
pertanyaan/klarifikasi
4. Bila diskusi telah
selesai, fasilitator
bertanya kepada
penyaji apa yang
dapat dipelajari dalam
diskusi ini
5. Masalah/issue yang
muncul didiskusikan
serta dicatat untuk
menjadi pedoman
dimasa yang akan
datang
6. Semua peserta diskusi
menandatangani
daftar hadir.
7. Fasilitator
menyimpulkan hasil
diskusi.
10 menit Pasca RDK Penutup Fasilitator Ruang
1. Fasilitator membuat pertemuan
laporan dalam format Cempaka
DRK dan rencana
tindak lanjut
2. Sepakati jadwal RDK
yang akan datang
3. Fasilitator menutup
pertemuan dan
mengucapkan
terimakasih
4. Semua peserta
bersalaman sambil
meninggalkan tempat
pertemuan
5. Dokumen RDK
disimpan dalam arsip.
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. RDK dilaksanakan di ruang pertemuan ruang Cempaka
b. Peserta DRK hadir di tempat pelaksanaan DRK.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan DRK.
c. Selama penyampaian tidak boleh ada interupsi.
d. Berbicara hanya satu orang pada satu saat.
e. Tidak boleh ada dominasi dalam diskusi.
f. Bertanya tanpa memojokkan/menyalahkan.
3. Hasil
a. Perawat puas dengan hasil kegiatan.
b. Muncul issue keperawatan dan alternatife pemecahan masalah.
c. Perawat dapat:
1) Meningkatkan mutu pelayanan.
2) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
3) Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak
mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan
meningkatkan kerja sama.
H. Pengorganisasian
1. Penanggungjawab : Dewa Ayu Putri Ari Laksmi
2. Fasilitator : I Gusti Ayu Agung Ratih Etikasari
3. Penyaji : Ni Putu Indri Febriani
4. Notulen : Ni Wayan Desi Anggrayanti
5. Peserta : Ida Ayu Yuni Sumantari
I Gusti Ayu Kade Pradnyawati
Ni Kadek Rusi Indah Yani
Ni Wayan Sarastini
Ni Made Putri Dwi Lestari Riasma
Kadek Arysta Dwi Puspitarini

6. Pembimbing : Ketut Ayu Subeti Lastikasari, SST

Anda mungkin juga menyukai