Anda di halaman 1dari 63

Best Practice

Metode Lead Experience dan Sharing


Dalam Program Kemitraan Kepala Sekolah

Disusun oleh :
Hj. HADISUYATNI, S.Pd.MM
NIP. 19740508 200501 2 010

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 DANAU SEMBULUH
2018-2019
PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN TENGAH
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH
SMA NEGERI-1 DANAU SEMBULUH
AKREDITASI “ B “
KECAMATAN DANAU SEMBULUH KABUPATEN SERUYAN
Alamat : Jl. Darlan Atjeh Sembuluh II Website : www.sman1danausembuluh.sch.id

Halaman Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Hj. Hadisuyatni, S.Pd. MM
NIP : 19740508 200501 2 010
Jabatan : Kepala Sekolah
Pangkat/Golongan : Pembina /IVa
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Danau Sembuluh
NUPTK :

menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) yang
berjudul “ Deskripsi Metode Lead Experience dan Sharing Dalam Program Kemitraan
Kepala Sekolah” merupakan karya tulis asli dengan mendeskripsian hasil selama menjalin
kemitraan dengan sekolah mitra.

Danau Sembuluh, 14 Nopember 2018


Yang Membuat Pernyataan

Hj. Hadisuyanti, S.Pd.MM


Pembina
NIP 19740508 200501 2 010

i
PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulis ucapkan. Atas taufik dan hidayah-Nya,
Laporan Best Parctice ini dapat tersusun dengan baik.
Tujuan penulis menyusun laporan ini karena selama menjalin kemitraan dengan Kepala
Sekolah Mitra, penulis memperoleh pengalaman terbaik (Best Practice) yang akan diterapkan
pada sekolah sendiri. Pengalaman terbaik tersebut terealisasi ke dalam berbagai kegiatan
pemaparan tentang Kepribadian, Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis
sebagai Kepala SMA Negeri 1 Danau Sembuluh yang merupakan sekolah imbas, sehingga
dapat mengembangkan sekolah sesuai dengan karakteristik yang ada
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan seprofesi, tenaga pendidik
dan kependidikan SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, dan para peserta didik yang senantiasa
memberikan dukungan lahir dan batin dalam kegiatan pengembangan kemitraan ini..
Semoga Allah SWT selalu menuntun langkah-langkah kita dalam memajukan
pendidikan dan mencerdaskan anak bangsa, aamiin.

Danau Sembuluh , 14 Nopember 2018


Hormat saya,

Hj. Hadisuyanti, S.Pd.MM


Pembina
NIP 19740508 200501 2 010

ii
ABSTRAK
Deskripsi Best Practice Metode Lead Experience dan Sharing Dalam Program
Kemitraan Kepala Sekolah”
Disusun oleh Hj. Hadisuyanti, S.Pd.MM

Lead Experience dan Sharing atau diartikan kedalam bahasa sederhana adalah berbagi
pengalaman memimpin. Penulis mendapatkan pemahaman baru dari kepemimpinan Ibu Dra.
Hartini, M.M selaku Kepala Sekolah Mitra yang berbagi pengalaman dalam kepemimpinannya
dan juga saya terapkan saat memimpin di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh tentang kompetensi
Kepribadian, Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial yang menjadi best practice pada
tulisan ini.
Kepribadian, Bahwa kepribadian seorang pemimpin akan menjadi sumber inspirasi
bagi orang lain, jika sebagai seorang pemimpin tidak bisa disiplin, maka yang lain pun pasti
akan turut dan ikut ikutan tidak disiplin, disisi lain, kepribadian yang baik tentu akan
menimbulkan kesan yang baik pula, sehingga apapun yang dilakukan pasti akan menjadi pusat
perhatian.
Manajerial, Sebagai seorang kepala sekolah, saya juga berupaya untuk memberikan
pemahaman kepada para bawahan dalam kaitan hubungan manajerial di sekolah, terlepas antara
tugasnya sebagai guru dan tugas sebagai pegawai yang mendapat tugas tambahan, hal ini perlu
di lakukan agar antara tugas tugas di kelas dan tugas tugas secara struktur organisasi dapat
berjalan dengan seimbang dan menghasilkan hasil yang baik pula.
Kewirausahaan, Dengan inisiatif kewirausahaan, demi bisa terlaksananya kegiatan
siswa, yakni dengan mengajak pihak ketiga, yakni para dermawan yang berkenan untuk
menjadi donator dan partisipan untuk membiayai kegiatan lomba yang diikuti, ternyata dengan
menyampaikan beberapa pertimbangan kepada para donator, kegiatan kesiswaan dapat berjalan
dengan baik, dan keikutsertaan dalam lomba yang di laksanakan di sekolah lain berjalan
dengan baik pula. Bentuk lain dari kewirausahannya adalah memanfaatkan tanam tumbuh
pohon sawit, beberapa batang pohon sawit yang ada di sekitar sekolah, di kelola, buahnya di
jual oleh pengurus OSIS untuk jadi pemasukan kas OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang
berkaitan dengan OSIS. Kewirausahaan juga saya terapkan pada pelaksanaan pentas
seni/pementasan, bekerjasama dengan pihak perusahaan perkebunan dalam hal pendanaan
hingga dapat berjalan dengan baik
Supervise, penulis menerapkan kepada para pegawai yang menjalankan tupoksinya
masing masing, dan juga melakukan supervise terhadap salah satu guru pada kegiatan
kemitraan berlangsung.
Social, terhadap beberapa aktivitas di sekolah, dalam kurun waktu kemitraan
diantaranya yang saya lakukan adalah mengundang para orang peserta didik untuk datang ke
sekolah untuk urug rembug, membahas tentang kepedulian para orang tua peserta didik
khususnya dalam ketelibatan pada pembiayaan pendidikan. Dari hasil urug rembug tersebut
disepakati oleh semua orang tua peserta didik kelas X hingga kelas XII, sepakat untuk terlibat
aktif dalam pembiayaan sekolah, sehingga setiap bulannya mereka berkenan membayar biaya
pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang diambil secara musyawarah dan mufakat.
Fenomena alam yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dimana terjadi gempa bumi dan tsunami
di Sulawesi Tengah, sebagai wujud dari kompetensi social, saya menginstruksikan dan memberi
dukungan kepada anggota pramuka dengan memberikan surat tugas untuk melaksanakan aksi
peduli korban gempa. Dari aktifitas social yang dilakukan oleh anak anak pramuka SMA Negeri
1 Danau Sembuluh, terkumpul dana sebesar 14.000.000 yang didonasikan langsung

iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Pernyataan .................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Abstrak ......................................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
Daftar Tabel ............................................................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3


A. Kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra
Sekolah Mitra, berdampak positif bagi sekolah imbas ............... 3
1. Lead Experience dan Sharing Kepribadian ...................................... 4
2. Lead Experience dan Sharing Manajerial ........................................ 5
3. Lead Experience dan Sharing Kewirausahaan ................................. 6
4. Lead Experience dan Sharing Supervisi ........................................... 8
5. Lead Experience dan Sharing Sosial ................................................ 9
B. Kepala Sekolah Imbas dapat merealisasikan pengalaman memimpin
Kepala Sekolah Mitra di sekolah imbas ................................................ 12
1. Permasalahan Intern Sekolah ............................................................ 12
2. Permasalahan Ekstern Sekolah ......................................................... 14
C. Mendeskripsikan hasil kemitraan yang dilakukan bagi Kepala Sekolah
Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra .................................................... 14

iv
BAB III PEMBAHASAN MASALAH ................................................................ 15
A. Kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan Kepala Sekolah
Mitra Sekolah Mitra, berdampak positif bagi sekolah imbas .............. 15
1. Dampak positif dari kompetensi Kepribadian ................................. 15
2. Dampak positif dari kompetensi Manajerial .................................... 16
3. Dampak positif dari kompetensi Kewirausahaan ............................ 21
4. Dampak positif dari kompetensi Supervisi ...................................... 23
5. Dampak positif dari kompetensi Sosial ........................................... 29
B. Mendeskripsikan masalah yang dihadapi oleh Kepala Sekolah Imbas
selama merealisasikan kegiatan kemitraan ...........................................
1. Permasalahan Intern Sekolah ........................................................... 31
2. Permasalahan Ekstern Sekolah ........................................................ 33
C. Mendeskripsikan hasil kemitraan yang dilakukan bagi Kepala Sekolah
Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra ................................................... 34

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 15


A.Kesimpulan ............................................................................................ 44
B. Saran-saran ............................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1. Daftar Kunjung Kemitraan ............................................................................ 34


Tabel 3.2. Hasil Monitoring Terhadap Aspek-Aspek Administrasi SMA Negeri 1
Danau Sembuluh Kalimantan Tengah ........................................................... 35
Tabel 3.3. Daftar Kunjung Kemitraan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Mitra
Terhadap Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Danau Sembuluh,
Kalimantan Tengah. ...................................................................................... 36
Tabel 3.4. Daftar Kunjung Kemitraan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Mitra
Terhadap Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Danau Sembuluh,
Kalimantan Tengah. ...................................................................................... 40

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 3.1. Struktur organisasi SMA Negeri 1 Danau Sembuluh ............................ 17

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Kemitraan Kepala Sekolah yang merupakan bagian dari program
Kemendikbud dan dilaksanakan pada tahun 2018 adalah salah satu kegiatan untuk
menjembatani sekolah sekolah yang masih belum maju di sebut dengan Sekolah Imbas
dan perlu mendapatkan bimbingan dari sekolah yang sudah maju, hal ini dilakukan agar
tidak menimbulkan kesenjangan antara sekolah yang sudah maju baik dari aspek
manajerial maupun kewirausahaan di sekolah.
Adapun yang menjadi ukuran atau kriteria dalam menentukan Sekolah Mitra,
antara lain, adalah sekolah-sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013,
memperoleh akreditasi A, nilai rata-rata UN (Ujian Nasional) yang baik dan memiliki
Indeks Integritas UN yang tinggi. Sedangkan sekolah-sekolah imbas dipilih dari sekolah
di daerah khusus yang belum memenuhi kriteria di atas. Sekolah imbas yang
dimasukkan dalam kemitraan ini ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat.
Unsur pelaksana program kemitraan kepala sekolah adalah Kepala Sekolah
Mitra dengan Kepala Sekolah Imbas yang didampingi oleh Fasilitator yang ditunjuk
oleh pusat dalam hal ini Kemendikbud. Dalam penetapan kemitraan tersebut,
ditetapkan SMA Negeri 1 Danau Sembuluh merupakan sekolah Imbas dan SMA Negeri
1 Banjarmasin merupakan sekolah Mitra. Sebagai Kepala Sekolah Imbas yang
menjalin kemitraan dengan Kepala Sekolah Mitra dalam masa kegiatan yang dilakukan
selama kurun waktu lima bulan, Kepala Sekolah Imbas mendapatkan pengalaman
terbaik (Best Practice) yang tidak akan di dapat pada sekolah sendiri.
Pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan kegiatan tersebut terealisasi
ke dalam berbagai kegiatan yang dapat di implementasikan di sekolah imbas,
pengalaman memimpin yang di tunjukan oleh kepala sekolah mitra dan di sampaikan
kepada kepala sekolah imbas, memberikan kesempatan yang seluas luasnya bagi
sekolah imbas untuk dapat menerapkan hal apa saja yang menjadi keberhasilan yang
sudah di terapkan oleh kepala sekolah mitra
Keberhasilan yang telah dilaksanakan di sekolah mitra, tidak serta merta dalam
kurun waktu singkat dapat di rasakan hasilnya di sekolah imbas, butuh kesabaran dan
ketekunan dalam mengawal dan menyusun program yang sesai dengan karakteristik

1
sekolah yang secara kultur dan letak geografis sangat berbeda dengan sekolah mitra.
Seiring upaya peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh sekolah imbas dan
sekolah mitra, dijumpai kendala dan masalah yang dihadapi.

B. Permasalahan

Beberapa pengalaman terbaik (Best Practice) dan permasalahan yang ditemui


oleh Kepala Sekolah Imbas SMA Negeri 1 Danau Sembuluh dalam melaksanakan
kemitraan dengan sekolah mitra di identifikasi melalui rumusan pertanyaan berikut ini.

1. Apakah kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra,
berdampak positif bagi sekolah imbas?
2. Apakah Kepala Sekolah Imbas dapat merealisasikan pengalaman memimpin
Kepala Sekolah Mitra di sekolah imbas?
3. Apakah hasil sharing kemitraan yang dilakukan Kepala Sekolah mitra, dan kepala
sekolah dan dewan guru sekolah imbas?

C. Tujuan

Penyusunan laporan pengalaman terbaik (Best Practice) bertujuan untuk :

1. Mendeskrisikan dampak positif kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan


Kepala Sekolah Mitra.
2. Mendeskripsikan masalah yang dihadapi oleh Kepala Sekolah Imbas selama
merealisasikan kegiatan kemitraan.
3. Mendeskripsikan hasil kemitraan yang dilakukan bagi Kepala Sekolah Imbas
dengan Kepala Sekolah Mitra.

D. Manfaat

1. Untuk guru
Bagi guru, di sekolah imbas memberikan cara pandang dan prilaku yang baik dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah, sehingga menimbulkan motivasi
dalam mengembangkan kemampuan yang ada berdasarkan karakteristik sekolah
sendiri dan menjalankan program sesuai dengan prosedur yang sesuai dengan

2
benar. Walaupun lokasi sekolah yang berada di pedeasaan, namun bukan berarti
harus selalu tertinggal dalam hal pencapaian mutu.
2. Untuk Kepala Sekolah
Mengupayakan sarana pembelajaran yang memadai, pendokumentasian
administrasi sekolah yang baik, serta meningkatkan suasana belajar yang aman dan
nyaman di sekolah. Penyediaan sarana baca dan bahan baca yang baik akan
meningkatkan minat baca peserta didik perlu ditingkatkan.
3. Untuk Pemerintah
Memberikan gambaran nyata, bahwa pendidikan itu bukan hanya di nikmati oleh
masyarakat perkotaan saja, yang selalu mendapat fasilitas lengkap dalam
menunjang proses belajar mengajar. Namun juga pendidikan di pedesaan
memerlukan perhatian, mengingat pendidikan adalah hak setiap warga Negara.
Atas hak tersebut maka wajib di berikan layanan pendidikan yang layak dan sama
dengan standar yang ada di perkotaan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra,


berdampak positif bagi sekolah imbas.
Melalui kegiatan kemitraan yang dilaksanakan antara sekolah Imbas dan sekolah
Mitra, ada hal positif yang diperoleh bagi sekolah imbas, berdasarkan pengalaman
memimpin yang ditularkan oleh kepala sekolah mitra kepada kepala sekolah imbas,
yakni meliputi Kepribadian, Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
Memberikan pemahaman baru untuk segera ditindak lanjuti, salah satunya adalah pada
kompetensi manejerial. Kepala sekolah Imbas, menerapkan bahwa susunan personalia
dalam struktur harus di benani dan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi, agar
tidak terjadi kesalahpahaman atas porsi kerja yang selama ini menjadi bagian tertentu
saja, tetapi hal tersebut sejatinya bukan menjadi kewenangannya.

1. Lead Experience dan Sharing Kepribadian

Kepribadian sendiri memiliki arti yang sangat luas berdasarkan dari pendapat
beberapa orang ahli berikut ini. Roucek dan Warren berpendapat jika kepribadian
adalah organisasi beberapa faktor sosiologis, psikologis dan juga biologis
berdasarkan perilaku dari individu. Theodore George Herbert Mead Kepribadian
merupakan macam macam tingkah laku dalam psikologi manusia yang mengalami
perkembangan lewat pengembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam
seseorang nantinya akan berlangsung sepanjang hidup dan menurutnya manusia
akan berkembang secara bertahap lewat interaksi dengan masyarakat.
Koentjaraningrat Kepribadian adalah ciri dan watak yang diperhatikan
seseorang dengan cara lahir, konsisten dan juga konsekuen pada setiap manusia
yang melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi ini akan berlangsung seumur
hidup manusia dan kepribadian individu akan terbentuk pada tingkah laku sehingga
seorang individu yang mempunyai identitas khusus akan berbeda dengan orang lain.
Robert Sutherland Kepribadian merupakan abstraksi individu serta perilaku sama
pada lingkungan masyarakat dan budaya. Oleh sebab itu, kepribadian digambarkan
bisa saling berkaitan untuk mempengaruhi ketiga aspek tersebut.

4
Yinger Kepribadian atau konsep diri dalam psikologis adalah semua tingkah
laku dari individu dengan sebuah sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi
dengan serangkaian situasi. M.A.W. Brower Kepribadian merupakan corak tingkah
laku sosial individu yang meliputi keinginan, opini, kekuatan dan juga dorongan
serta perilaku seseorang.
Berbagi pengalaman memimpin (lead experience & Sharing) khususnya dalam hal
memimpin suatu sekolah dengan penerapan kepribadian yang baik tentunya akan
memberikan ruang gerak yang sangat dinamis dalam upaya pengembangan sekolah
ke arah yang sesuai dengan visi misi dan tujuan sekolah sehingga dapat apa yang
dicita citakan dapat terwujud sesuai dengan standar nasional pendidikan (SNP) itu
sendiri. Hal ini sangatlah penting dilakukan, mengingat karakteristik sekolah yang
berbeda beda tentu penanganannyapun dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada
pula..

2. Lead Experience dan Sharing Manajerial


Tendik Org. (2008) kompetensi manajerial ini harus dipahami secara lebih luas,
misalnya dalam perencanaan seorang kepala sekolah harus menguasai teori
perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan nasional sebagai landasan dalam
perencanaan sekolah, baik perencanaan yang strategis, perencanaan yang
operasional, perencanaan tahunan, perencanaan kebutuhan dan anggaran sekolah.
Penyusunan perencanaan ini juga meliputi perencanaan operasional, perencanaan
strategis dengan memegang teguh prinsip perencanaan yang baik.
Dalam hal pengembangan organisasi juga dikatakan bahwa kepala sekolah harus
menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam mengembangkan
organisasi sekolah, prinsip efisiensi dan efektifitas pengembangan harus
diutamakan.
AB Susanto (2008:86) menyebutkan bahwa manajerial yang sukses
menampakkan hal berikut : (1) Manajemen harus mampu mengkritisi diri sendiri,
mampu mengakui, menerima, serta belajar dari kesalahan masa lalu, (2) Mendorong
konfrontasi yang terbuka maupun konstruktif dan dipandang sebagai sebuah metode
pemecahan masalah (3) Keputusan dengan konsensus, keputusan bersama yang
dibuat harus didukung sepenuhnya., posisi dalam organisasi tidak menjamin kualitas
ide (4) manajemen yang terbuka dan berlaku sesuai dengan etika dengan
mengatakan hal yang sebenarnya dan memberikan perlakuan yang sama bagi setiap
karyawannya (5) percaya pada prinsip kerja keras, dimana produktifitas yang tinggi

5
adalah sesuatu yang dibanggakan, memiliki komitmen jangka panjang, jika terjadi
masalah dengan karir pengunduran diri lebih baik daripada pemberhentian.
Secara umum kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah dalam
mengorganisasi dan mengembangkan sumber saya sekolah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, efisien. Seorang kepala sekolah sangat penting
memiliki pengetahuan sebagai kepala sekolah (Sudarwin Danim, 2009:24) sebab
implementasi tugas pokok dan fungsi kepala sekolah tidak cukup mengandalkan
aksi-aksi praktis dan fragmentasi, melainkan berbasis pada pengetahuan bidang
manajemen dan kepemimpinan yang cerdas. Hakikat pengetahuan adalah segenap
apa yang kepala sekolah ketahui tentang sestuau obyek tertentu. Pengetahuan itu
sendiri merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak
langsung turut memperkaya kehidupan kepala sekolah.
Merujuk pada pemikiran Rich (1981) ada lima ranah pengetahuan yang harus
dimiliki kepala sekolah yaitu pengetahuan praktis, intelektual, smaal talk,
pengetahuan spiritual dan pengetahuan yang tidak diketahui. Penguasaan
pengetahuan ini sangat esensial dalam implementasi manajemen di sekolah.
Penelitian Hunter menyimpulkan bahwa pengetahuan akan pekerjaan mempunyai
korelasi yang tinggi terhadap prestasi kerja dan kemampuan kerja memiliki korelasi
yang tinggi terhadap prestasi kerja.
Berkaitan dengan kemitraan antara sekolah imbas dan sekolah mitra,
pengalaman memimpin yang di lakukan oleh kepala sekolah mitra di sekolah
rujukan, sangat berpengaruh positif bagi pengembangan di sekolah imbas. Hal ini
dapat menjadi contoh positif yang dapat diterapkan oleh kepada sekolah pada
sekolah imbas.

3. Lead Experience dan Sharing Kewirausahaan


Menurut Agus Wibowo (2011: 30) “pendidikan kewirausahaan merupakan
upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui institusi
pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan, training dan
sebagainya”.
Mohammad Saroni (2012: 45) mengatakan “pendidikan kewirausahaan adalah
program pendidikan yang menggarap aspek kewirausahaan sebagai bagian penting
dalam pembekalan kompetensi anak didik”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan
merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk
menanamkan pengetahuan, nilai-nilai, jiwa, dan sikap kewirausahaan kepada

6
peserta didik. Hal ini bertujuan agar mampu menciptakan wirausaha-wirausaha baru
yang handal, berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah.
Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu
komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum
dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di
sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek. Pendidikan kewirausahaan
mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang
nantinya akan membawa manfaat yang besar dalam kehidupannya.
Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek, yaitu :
a. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh Mata Pelajaran.
Maksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-
nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik
yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.
b. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
c. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan

7
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter
wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
d. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga
kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep
dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan
skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA,
pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait
langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan dan perilaku
wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran dan
sebagainya.

4. Lead Experience dan Sharing Supervisi


Menurut Ametembum (dalam Mulyasa 2012: 157 ): mengungkapkan bahwa
tujuan supervisi adalah: 1) Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih
memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut. 2) Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan
guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang lebih
efektif. 3) Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis
terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan belajar mengajar serta
menolong mereka merencanakan perbaikan. 4) Meningkatkan kesadaran kepala
sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan
komprehensif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong. 5)
Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk
mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya. 6) Membantu kepala
sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan disekolah
kepada masyarakat. 7) Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-
tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat. 8)
Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. 9) Mengembangkan Rasa
persatuan dan kesatuan (kolegiatas) di antara guru.

8
Menurut Purwanto (1998: 76) bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan secara efektif. Sedangkan Wiyono (1989: 180) mencoba
mendefinisikan supervisi dengan mengkaitkan fungsi pimpinan umum yang
mengkoordinasikan dan memimpin kegiatan-kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan kegiatan belajar.

Hal senada dikemukakan Sahertian (2000: 19) bahwa supervisi adalah usaha
memberikan pelayanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual
maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari
pelaksanaan supervisi adalah memberi layanan dan bantuan. Pendapat senada
dikemukakan Soewadji (1987: 33) bahwa supervisi merupakan rangsangan,
bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada guru-guru agar kemampuan
profesionalnya makin berkembang, sehingga situasi belajar semakin efektif dan
efisien.
Supervisi merupakan salah satu bagian dari manajemen personal pendidikan.
Supervisi di sekolah sering juga disebut pembinaan guru (Soewono: 1991). Kegiatan
supervisi pada prinsipnya merupakan kegiatan membantu dan melayani guru agar
diperoleh guru yang lebih bermutu yang selanjutnya diharapkan terbentuk situasi
proses belajar mengajar yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
(Wiles, 1983: 107).

Menurut Surachmad (1983: 179) dimensi supervisi dalam pendidikan meliputi


ilmu pengetahuan, keterampilan, kepribadian, kesejahteraan guru, pelayanan
kepegawaian, dan jenjang karir. Nergery (1991: 11) juga menyatakan bahwa
supervisi meliputi pembinaan kinerja, kepribadian, dan profesional, sehingga
membawa guru kepada sikap terbuka, terampil, jiwanya menyatu dengan tugas
sebagai pendidik. Sedangkan menurut Gaffar (1987: 158-159) supervisi merupakan
suatu keharusan untuk mengatasi permasalahan tugas di lapangan. Supervisi
menekankan kepada pertumbuhan profesional dengan inti keahlian teknis serta perlu
ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional.

5. Lead Experience dan Sharing Sosial

Menurut Buchari Alma (2008:142), kompetensi sosial adalah kemampuan guru


dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah

9
maupun di luar lingkungan sekolah (Wibowo dan Hamrin, 2012: 124). Seorang guru
harus berusaha mengembangkan komunikasi dengan orang tua peserta didik
sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan. Dengan adanya
komunikasi dua arah, peserta didik dapat dipantau secara lebih baik dan dapat
mengembangkan karakternya secara lebih efektif pula. Suharsimi juga memberikan
argumennya mengenai kompetensi sosial. Menurut beliau, kompetensi sosial
haruslah dimiliki seorang guru, yang mana guru harus memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, dan masyarakat
sekitarnya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir d, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173). Hal tersebut diuraikan lebih lanjut
dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi
untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2007: 173).
Kompetensi sosial menurut Slamet yang dikutip oleh Sagala dalam
bukunya kemampuan Profesional Guru dan tenaga Kependidikan terdiri dari sub
kompetensi yaitu :
1) memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan untuk
mengelola konflik dan benturan,
2) melaksanakan kerja sama secara harmonis,
3) membangun kerja team (team work) yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah
4) melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan,
5) memiliki kemampuan untuk memahami dan menginternalisasikan perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya,
6) memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang berlaku di
masyarakat,

10
7) melaksanakan prinsip tata kelola yang baik (Sagala, 2009: 38).
Berdasarkan beberapa pengertian kompetensi sosial di atas, dapat disimpulkan
bahwa kompetensi sosial guru dan juga kepala sekolah adalah kemampuan dan
kecakapan dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif pada pelaksanaan
proses pembelajaran serta masyarakat sekitar. Kompetensi sosial adalah
kemampuan seseorang berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada
orang lain. Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru dan kepala sekolah
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Dimensi Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah agar
partsipasi masyarakat dapat ditingkatkan, selayaknya lembaga pendidikan
melakukan hubungan-hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial ini harus
dibangun, baik dengan tokoh-tokoh masyakat maupun dengan mereka yang
berada pada posisi grass root. Lazimnya, ketika dengan elit atau tokoh
masyarakat sudah dapat dibangun, maka hubungan dengan grass rootnya akan
menjadi lancar. Hubungan sosial adalah hubungan yang dijalin oleh suatu
lembaga pendidikan dengan masyarakat. Masyarakat di sini, bisa berupa
masyarakat yang terorganisir dan masyarakat yang tidak terorganisir.
Masyarakat yang terganisir, juga dapat dikategorikan terorganisir formal dan
terorganisir tidak formal. Sedangkan hubungan sosial sendiri, bisa bersifat
formal dan tidak formal. Hubungan sosial juga bisa tertuju kepada tokoh atau
elit masyarakat, dan bisa juga langsung ke masyarakat. Karena itu, saluran
hubungan sosial ini juga bisa menggunakan saluran formal dan bisa
menggunakan saluran tidak formal.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kepala sekolah adalah
seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber
daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara
maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Bush dan Coleman mengutip Bottery
(2012:84) dikatakan bahwa kepala kepala organisasi yang baik memiliki
keinginan untuk melibatkan staf, murid, dan orang lain dapat memberikan
masukan bahkan berdiskusi tentang kebijakan. Jadi profesionalisme
kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu

11
profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang
bertujuan agar kualitas profesinya dalam menjalankan dan memimpin segala
sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama

B. Kepala Sekolah Imbas dapat merealisasikan pengalaman memimpin Kepala


Sekolah Mitra di sekolah imbas
Didalam merealisasikan pengalaman memimpin (lead experience) kepala
sekolah mitra pada sekolah imbas, kepala SMA Negeri 1 Danau Sembuluh
diperhadapkan kepada permasalahan berdasarkan karakteristik sekolah. Permasalahan
tersebut terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek intern sekolah dan ekstern sekolah.
1. Permasalahan Intern Sekolah
a. Sarana Prasarana
Sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya;
ruang kelas, buku, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain. Sedangkan,
prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
misalnya: lokasi, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan lain-lain.
Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendidikan terdiri
dari tiga kelompok besar yaitu : Bangunan dan perabot sekolah, Alat pelajaran
yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium, Media
pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat
penampil.
Bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik akan terbantu dengan
dukungan fasilitas sarana prasarana yang memadai. Kegiatan pembelajaran
juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna.
Berkaitan dengan kelemahan di bidang sarana dan prasarana di SMA
Negeri 1 Danau Sembuluh diketahui :
1) Beberapa ruang kelas pada bagian langit-langit ruang dan dinding ruang
dalam keadaan rusak.
Untuk mengatasi kelemahan ini, Kepala sekolah bekerja sama dengan
bidang sarana dan prasarana secara swadaya memperbaiki beberapa tempat
yang bias di perbaiki, dibantu juga oleh OSIS yang bisa diajak untuk

12
bekerjasama melakukan perbaikan ringan, dan bisa di kerjakan sendiri
tanpa memerlukan tenaga tukang.
2) Kurangnya penyediaan media elektronik seperti LCD dan Komputer.
Dalam realisasi untuk mengatasi problem ini, kepala sekolah secara berkala
dan komprehensif untuk bisa memanfaatkan dana BOS dengan sesuai
prosedur untuk pengadaan media elektronik dalam menunjang proses
belajar mengajar.
3) Toilet guru dan siswa yang kurang layak.
Realisasi untuk mengatasi kelemahan sarana MCK ini dilakukan secara
bertahap, dan lebih memprioritaskan keadaan MCK yang rusak parah untuk
di perbaiki, mengingat keterbatasan dana maka perlu perencanaan yang
baik agar dana yang ada tidak terserap hanya untuk pembangunan dan
perbaikan MCK.

b. Jaringan Komunikasi dan Informasi


Jaringan telekomunikasi merupakan bagian penting dalam proses belajar
mengajar, secara khusus pada saat pelaksanaan ujuan berbasis computer.
Fasilitas ini begitu di andalkan untuk menunjang keberhasilan peserta didik
dalam ikut serta pada ujian nasional berbasis computer, permasalahan yang
seringkali ada adalah, terbatasnya kemampuan jaringan yang ada di karenakan
mekanisme penggunaan jaringan hanya sebatas pemanfaatan modem, sehingga
untuk pelaksanaan secara online murni, tidak dapat dilakukan.
Hal inilah yang menjadi permasalahan yang perlu di realisasikan upaya
untuk menangulanginya secara bertahap dan secara komprehensip, mengingat
untuk menggunakan internet secara mandiri (satelit penerima) membutuhkan
dana yang cukup besar. Hal ini juga dikarenakan karakteristik sekolah yang
berada di pedesaan dan tidak tersedianya jaringan telekomunikasi seperti yang
ada di perkotaan.
Sementara untuk peralatan seperti; server, laptop, computer, pc, server
dan lainnya untuk waktu sekarang bias dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini
terbukti pada pelaksanaan ujian nasional berbasis computer pada tahun
pelajaran 2017/2018. Dan system yang digunakan adalah semi ONLINE,
artinya hanya server saja yang online, sementara computer client pada posisi

13
ofline. Mengingat ketidakmampuan modem yang digunakan untuk
dipergunakan semua computer client.

2. Permasalahan Ekstern Sekolah

Permasalahan ekstern di sekolah imbas yang juga menjadi perhatian bagi


kepala sekolah untuk dapat direalisasikan oleh kepala sekolah berdasarkan program
hasil kemitraan dengan sekolah mitra adalah :
Masih kurangnya pemahaman para orang tua siswa terhadap pendidikan
gratis. Tindakan yang di lakukan oleh Kepala sekolah dengan mengundang para
orang tua peserta didik dalam urug rembug sekaligus memberikan edukasi kepada
para orang tua siswa, agar perduli dengan pendidikan putra putrinya khususnya
dalam penyediaan biaya pendidikan peserta didik itu sendiri. Agar tidak ada kesan
bahwa pendidikan gratis dapat meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik.
Karena dalam mencapai suatu kualitas pendidikan, tentu akan berkorban materi
yang juga diperuntukan untuk peserta didik itu sendiri.

C. Mendeskripsikan hasil kemitraan yang dilakukan bagi Kepala Sekolah Imbas


dengan Kepala Sekolah Mitra
Pendekatan supervisi manajerial yang digunakan adalah monitoring. Dalam
kegiatan ini, Kepala Sekolah Mitra melakukan pengawasan dan penilaian yang
mencakup Administrasi Kurikulum, Administrasi Kesiswaan, Administrasi
Kependidikan dan Tenaga Kependidikan, Administrasi Sarana / Prasana, dan
Administrasi Keuangan. Jika merujuk kepada pengertian administrasi kurikulum yaitu
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara berkelanjutan terhadap situasi belajar
mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum
agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien,
dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar,
maupun komponen kurikulum. Sesuai dengan permintaan dari hasil kemitraan yang
dilakukan oleh sekolah mitra, beberapa item seperti yang tertera di atas sudah kami
lengkapi.

14
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Kemitraan antara Kepala Sekolah Imbas dengan Kepala Sekolah Mitra,


berdampak positif bagi sekolah imbas

Kemitraan yang dilakukan bersama dengan sekolah mitra, dimana kepala


sekolah imbas mendapatkan pemahaman dari hasil pengalaman memimpin dan sharing
yang di berikan oleh kepala sekolah mitra dalam hal ini SMA Negeri 1 Banjarmasin
yang ditunjuk sebagai sekolah rujukan untuk mengimbaskan kepada kepala sekolah
imbas yakni SMA Negeri 1 Danau Sembuluh Propinsi Kalimantan Tengah.

Deskripsi Lead Experience dan Sharing berdampak positif bagi sekolah imbas
SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Kepala SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, yang merupakan sekolah imbas dan
mendapatkan pengimbasan dari pengalaman memimpin kepala SMA 1 Banjarmasin
dalam hal kompetensi Kepribadian, Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
Mendapatkan pemahaman baru yang patut untuk di coba dan direalisasikan di SMA
Negeri 1 Danau Sembuluh. Tentu saja dengan didasari karakteristik sekolah pedesaan
yang ada, yang secara geografis berbeda dengan SMA 1 Banjarmasin yang berada di
perkotaan.

Deskripsi :

Dalam urun rembug ini, penulis mendapatkan pemahaman baru dari


kepemimpinan Ibu Dra. Hartini, M.M selaku Kepala Sekolah Mitra yang menjelaskan
tentang kompetensi Kepribadian, Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.

1. Dampak positif dari kompetensi Kepribadian


Berbagi pengalaman memimpin (lead experience & Sharing) khususnya
dalam hal memimpin suatu sekolah dengan penerapan kepribadian yang baik
tentunya akan memberikan ruang gerak yang sangat dinamis dalam upaya
pengembangan sekolah ke arah yang sesuai dengan visi misi dan tujuan sekolah
sehingga dapat apa yang dicita citakan dapat terwujud sesuai dengan standar

15
nasional pendidikan (SNP) itu sendiri. Hal ini sangatlah penting dilakukan,
mengingat karakteristik sekolah yang berbeda beda tentu penanganannyapun
dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada pula.
Pada kompetensi ini yang dapat di pelajari dan laksanakan oleh saya
selaku pemimpin di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, adalah menanamkan nilai
nilai kepribadian yang dapat menjadi panutan para guru, siswa dan tenaga
kependidikan lainnya. Sebagaimana halnya yang sudah ditunjukkan oleh ibu
Dra. Hartini, M.M selaku Kepala Sekolah Mitra kepada para guru, siswa dan
tenaga kependidikan di sekolahnya. Bahwa kepribadian seorang pemimpin akan
menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, jika sebagai seorang pemimpin tidak
bisa disiplin, maka yang lain pun pasti akan turut dan ikut ikutan tidak disiplin,
disisi lain, kepribadian yang baik tentu akan menimbulkan kesan yang baik pula,
sehingga apapun yang dilakukan pasti akan menjadi pusat perhatian.
Penerapan kompetensi ini di tempat kerja yakni di SMA Negeri 1 Danau
Sembuluh, secara pelan dan pasti memberikan pengaruh yang luar biasa kepada
semua unsur yang ada di sekolah, rasa segan terhadap pimpinan yang
mempunyai kepribadian yang baik, menimbulkan motivasi bagi para bawahan
untuk membentuk dirinya menjadi pribadi yang disiplin dalam menjalankan
kewajibannya sebagai seorang guru, siswa dan tenaga kependidikan. Walaupun
masih terkesan lambat, namun progresnya mulai terlihat. Bahwa masing masing
guru, siswa dan tenaga kependidikan menunjukkan kepribadiannya yang
sepatutnya sebagai panutan bagi orang lain juga.

2. Dampak positif dari kompetensi Manajerial


Secara umum kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah
dalam mengorganisasi dan mengembangkan sumber daya sekolah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien. Seorang kepala sekolah
sangat penting memiliki pengetahuan sebagai kepala sekolah (Sudarwin Danim,
2009:24) sebab implementasi tugas pokok dan fungsi kepala sekolah tidak
cukup mengandalkan aksi-aksi praktis dan fragmentasi, melainkan berbasis pada
pengetahuan bidang manajemen dan kepemimpinan yang cerdas. Sebagai
pemimpin di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, saya juga mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga dari ibu Dra. Hartini, M.M Kepala Sekolah

16
Mitra, bahwa ketegasan terhadap penekanan suatu tugas yang diberikan kepada
bawahan haruslah benar benar di kerjakan dengan penuh perhatian, bahwa tidak
semua apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan. Sebab, dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang guru, mereka juga
mendapat tugas tambahan dalam struktur organisasi di sekolah. Dan sudah pasti
akan menerima tugas tugas lain selain dari mengajar dan mendidik di kelas.
Sebagai seorang kepala sekolah, saya juga berupaya untuk memberikan
pemahaman kepada para bawahan dalam kaitan hubungan manajerial di sekolah,
terlepas antara tugasnya sebagai guru dan tugas sebagai pegawai yang mendapat
tugas tambahan, hal ini perlu di lakukan agar antara tugas tugas di kelas dan
tugas tugas secara struktur organisasi dapat berjalan dengan seimbang dan
menghasilkan hasil yang baik pula. Berbeda saat tindakan manajerial dilakukan
terhadap tenaga kependidikan lainnya, yang tidak mendidik dan mengajar di
kelas. Secara umum mereka sudah pasti akan mengerjakan tugas sesuai dengan
tupoksinya.
Gambar 3.1. Struktur organisasi SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Pada sturuktur organisasi ini, secara umum kajian manajerialnya adalah


para dewan guru yang mendapatkan tugas tambahan, selain dari tugas pokoknya
mengajar dan mendidik di kelas, sehingga dalam pengawasannyapun selaku
pemimpin di sekolah harus dapat membuat apa yang di harapkan sesuai dengan

17
kenyataan, tentunya antara tugas para guru mengajar dan sebagai tugas
tambahan benar benar dapat dikerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Sebagai kajian manajerial terhadap beberapa kegiatan yang dilaksanakan
di sekolah, penulis juga selalu memantau dan mengawasi jalannya beberapa
kegiatan yang menunjang visi dan misi sekolah, diantaranya adalah pada bidang
kesiswaan yang mana selalu bersinggungan dengan prestasi peserta didik dan
sudah tentu menjadi kekuatan tersendiri bagi sekolah dalam eksistensinya
dalam bidang pendidikan.

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN TENGAH


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI-1 DANAU SEMBULUH
AKREDITASI “B”
AKREDITASI : B. NSS : 3001 4090 2 002. NPSN : 30203843
Alamat : Jl. Darlan Atjeh Sembuluh II Kecamatan Danau Sembuluh Seruyan Kode Pos 74261
E-mail : sman1dsembuluh54@yahoo.com Website : www.sman1danausembuluh.sch.id

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 421.1/ 0251/SMAN-1 DS/X/2018
Tentang
Penetapan Pembina kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler bidang Kesiswaan
Tahun ajaran 2018/2019

Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kepala SMA Negeri 1 Danau Sembuluh dengan ini :
Menimbang : Program kerja SMAN-1 Danau Sembuluh, tentang pengelolaan kegiatan kesiswaan
untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah sesuai dengan reinstra SMA Negeri 1
Danau Sembuluh.
Mengingat : 1. Program kerja Bidang Kesiswaan dalam pengelolaan kegiatan ektrakurikuler tahun
pelajaran 2018/2019
2. Visi dan Misi SMA Negeri Danau Sembuluh yang tertuang dalam Reinstra SMAN-
1 Danau Sembuluh
3. Pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik dalam menunjang biaya pendidikan
untuk mengefektifkan kegiatan kegiatan kesiswaan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler, tanggal 26 Agustus 2018
Memperhatikan : Hasil rapat para dewan guru, tentang pengelolaan kegiatan kesiswaaan pada tanggal
22 Oktober 2018
MEMUTUSKAN
Pertama : Sesuai dengan kesepakatan antara panitia pengelola dana pendidikan siswa dan
dewan guru tentang kegiatan kesiswaan.
Kedua : Berdasarkan hasil musyawarah, dewan guru dalam menetapkan Pembina kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler tahun pelajaran 2018/2019.
Ketiga : Menetapkan nama nama yang terlampir sebagai Pembina, dan juga penanggung
jawab kegiatan kesiswaan SMA Negeri 1 Danau Sembuluh tahun ajaran 2018/2019.
Keempat : Segala biaya yang ditimbulkan akibat penetapan surat keputusan ini sepenuhnya di
kelola dari dana alokasi kegiatan kesiswaan baik dari swadaya sekolah ataupun dari
dana BOS sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kelima : Demikian surat keputusan ini di keluarkan, dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sembuluh
Pada Tanggal : 29 Oktober 2018
Kepala Sekolah

18
Lampiran : SURAT KEPUTUSAN Nomor : 421.1/ /SMAN-1 DS/X/2018
Tentang : Penetapan Pembina kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler bidang Kesiswaan
Tahun ajaran 2018/2019

Susunan Pembina Kegiatan Intrakurikuler Dan Ekstrakurikuler Bidang Kesiswaan


Tahun Ajaran 2018/2019

A. PELINDUNG : 1. Kepala SMA Negeri 1 Danau Sembuluh


2. Komite SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

B. PENASEHAT PROGRAM : 1. Wakil Kepala Urusan Kurikulum


2. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan

C. PEMBINA/PELATIH/PEMBIMBING
BIDANG INTRAKURIKULER
1. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)
a. Atletik : Saipullah, S.Pd
b. Bulu Tangkis : Amang Gapai (olahragawan)
c. Renang : Maya Sari, S.Pd
d. Beladiri (Silat, Karate, Teakondo, Jodo) : Meirezarianur, S.Pd

2. Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN)


a. Tari : Dibe, S.Pd
b. Bahasa (Baca dan cipta puisi, cerpenis) : Rahmi Zakiah, S.Pd
c Vocal (Vocal Solo, Vocal Group) : Rahmat Susanto, S.Kom
d. Theater (Drama pertunjukan) : Hidayatullah, S,Pd

3. Olimpiade Sains Nasional (OSN)


a. IPA (Biologi, Fisika, Kimia, Matematika, : Siti Musliah, S.Hut
Astronomi,)
b. IPS (Ekonomi, Kebumian, TIK) : Susanti, S.Pd

3. Cerdas Cermat/Debat Pelajar


a. 4 Pilar Kebangsaan : Choirul Umatin, S.Pd
b. Bahasa Inggris : Saidatul Musaiah, S,Pd.I

4. PRAMUKA : Nurul Eva Widyastatik, SE

D. PEMBINA/PELATIH/PEMBIMBING
BIDANG EKSTAKURIKULER (KARAKTER)
1. Palang Merah Remaja & : team Novita Dewi Lestari
Komunitas Anti Narkoba (PMRKAN) Choirul Umatin
2. Olah Raga (Sepakbola, Footsal, : team Akhmad Halimi,
Voleyball, Takraw) Meirezarianur
Saipullah, S.Pd
Hidayatullah, S.Pd
3. Bimbingan Rohani (Pengajian) : team Nanang Haitami
Taufik Hidayat, S.Pd

Ditetapkan di : Sembuluh
Pada Tanggal : 29 Oktober 2018

Kepala Sekolah

19
JADWAL PELAKSANAAN PEMBINAAN/BIMBINGAN/LATIHAN
KEGIATAN INTRAKURIKULER & EKSTRAKURIKULER
SMA NEGERI 1 DANAU SEMBULUH
TAHUN AJARAN 2018/2019

NO. HARI WAKTU BIDANG KET


1. SENIN 07.00 WIB- FL2SN Pembimbingan bisa
13.00 WIB memanfaatkan waktu efektif
belajar/senggang mengajar pagi
hari
15.15 WIB – PMR – KAN Pembimbingan dilaksanakan sore
17.00 WIB hari
2. SELASA 07.00 WIB- OSN Pembimbingan bisa
13.00 WIB memanfaatkan waktu efektif
belajar/senggang mengajar pagi
hari
15.15 WIB – OLAH RAGA Pembimbingan dilaksanakan sore
17.00 WIB (sepak bola, hari
footsal, volleyball,
takraw
3. RABU 07.00 WIB- O2SN Pembimbingan bisa
13.00 WIB memanfaatkan waktu efektif
belajar/senggang mengajar pagi
hari Pada saat pelajaran Olah
Raga
4. KAMIS 07.00 WIB- FL2SN Pembimbingan bisa memanfan
13.00 WIB waktu efektif belajar/senggang
mengajar pagi hari
15.15 WIB – OLAH RAGA Pembimbingan dilaksanakan sore
17.00 WIB (sepak bola,basket hari
footsal, volleyball,
takraw
5. JUMAT 07.00 WIB- OSN Pembimbingan bisa
13.00 WIB memanfaatkan waktu efektif
belajar/senggang mengajar pagi
hari
15.15 WIB – PRAMUKA Pembimbingan dilaksanakan sore
17.00 WIB hari
6. SABTU 07.00 WIB- CERDAS Pembimbingan bisa
13.00 WIB CERMAT memanfaatkan waktu efektif
(4 PILAR, Debat belajar/senggang mengajar pagi
Bahasa Inggris) hari
7. BIMBANGAN ROHANI Menyesuaikan dengan waktu
yang ditetapkan oleh team

Ditetapkan di : Sembuluh
Pada Tanggal : 29 Oktober 2018

Kepala Sekolah

3. Dampak positif dari kompetensi Kewirausahaan


Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
diinternalisasikan melalui berbagai aspek, yaitu :
e. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi dalam Seluruh Mata Pelajaran.

20
Maksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya
nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui
proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas
pada semua mata pelajaran.
f. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.
g. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk
karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan
ekstra kurikuler.
h. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik

Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian


tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman
konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi
jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur
kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar
yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan dan
perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran
dan sebagainya.

21
Penulis juga menggambarkan salah satu bentuk kewirausahaan yang
dilakukan di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, yaitu pada saat dimana anggaran
dana BOS belum cair, dan kas sekolah tidak ada, karena sekolah masih belum
mengadakan urug rembug dengan para orang tua peserta didik sehubungan
dengan biaya pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada saat dimana beberapa
kegiatan kesiswaan yang mengharuskan ikut serta untuk mengikuti berbagai
perlombaan yang dilaksanakan di sekolah lain. Dengan inisiatif kewirausahaan,
demi bisa terlaksananya kegiatan siswa, yakni dengan mengajak pihak ketiga,
yakni para dermawan yang berkenan untuk menjadi donator dan partisipan
untuk membiayai kegiatan lomba yang diikuti, ternyata dengan menyampaikan
beberapa pertimbangan kepada para donator, kegiatan kesiswaan dapat berjalan
dengan baik, dan keikutsertaan dalam lomba yang di laksanakan di sekolah lain
berjalan dengan baik pula.
Kegiatan kewirausahaan yang juga dilakukan di sekolah adalah, dengan
memanfaatkan tanam tumbuh pohon sawit, beberapa batang pohon sawit yang
ada di sekitar sekolah, di kelola, buahnya di jual oleh pengurus OSIS untuk jadi
pemasukan kas OSIS dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan
OSIS.
Kewirausahan yang juga saya terapkan kepada pengurus OSIS adalah
dalam pelaksanaan panggung/pementasan seni, dimana dalam pelaksanaan
kegiatan ini pula anggaran BOS masih belum direalisasikan, namun kegiatan
harus dilaksanakan. Dengan melibatkan pihak ketiga, yakni perusahaan
perkebunan sawit yang ada di wilayah desa Sembuluh, pengurus OSIS berbekal
proposal yang sudah dibuat dan saya tanda tangani menemui pimpinan
perkebunan sawit yang berkaitan dengan bidang corporate social responsibility
(CSR) dan pihak perkebunan bersedia untuk membantu kegiatan panggung seni
hingga dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan tercapainya kewirausahaan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Danau Sembuluh yang merupakan sekolah imbas, penulis sangat termotivasi
dengan pengalaman memimpin ibu dra.Hartini, MM kepala SMA Negeri 1
Banjarmasin yang merupakan sekolah mitra. Sehingga beberapa tujuan program
pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Danau
Sembuluh. Kegiatannya bertujuan agar peserta didik :

22
a. Mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha dalam berbagai kegiatan
b. Mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja
c. Mampu mengelola seluruh kegiatan pada event sekolah secara akuntabel
d. Mampu menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam melaksanakan
kegiatan yang berhubungan dengan event sekolah
e. Membangun dan mengarahkan kemampuan serta minat para lulusan untuk
bergerak dan mengembangkan kewirausahaan.

4. Dampak positif dari kompetensi Supervisi


Menurut Surachmad (1983: 179) dimensi supervisi dalam pendidikan
meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, kepribadian, kesejahteraan guru,
pelayanan kepegawaian, dan jenjang karir. Nergery (1991: 11) juga menyatakan
bahwa supervisi meliputi pembinaan kinerja, kepribadian, dan profesional,
sehingga membawa guru kepada sikap terbuka, terampil, jiwanya menyatu
dengan tugas sebagai pendidik. Sedangkan menurut Gaffar (1987: 158-159)
supervisi merupakan suatu keharusan untuk mengatasi permasalahan tugas di
lapangan. Supervisi menekankan kepada pertumbuhan profesional dengan inti
keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh kepribadian dan sikap professional.
Sebagai sekolah imbas yang sudah mendapatkan pengalaman dari sekolah
mitra, khususnya pada kompetensi ini, sebagai pimpinan di SMA Negeri 1
Danau Sembuluh, saya juga mengimplementasikan apa yang sudah di
sharingkan oleh kepala SMA Negeri Banjarmasin, sebagai langkah
implementasi dari kemitraan sekolah imbas dan sekolah rujukan yang menjadi
mitra bagi sekolah kami.
Dalam kaitan supervise yang saya lakukan adalah, dengan menerapkan job
description (jobdes) pada masing masing bidang, dan melakukan evaluasi
apakah sudah berjalan dengan baik, atau masih perlu pembenahan kembali.

Supervisi Terhadap Pelaksanaan


Job Discription SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Bimbingan Konseling
Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:
1. Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling

23
2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi anak didik tentang kesulitan belajar
3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak didik agar lebih
berprestasi dalam kegiatan belajar
4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anak didik dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai
5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling
6. Menyusun statistic hasil penilaian bimbingan dan konseling
7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan
konseling
9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

Ketatausahaan
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam kegiatan:
1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
2. Pengelolaan dan pengarsipan surat-surat masuk dan keluar
3. Pengurusan dan pelaksanaan administrasi sekolah
4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
5. Penyusunan administrasi sekolah meliputi kurikulum, kesiswaan dan
ketenagaan
6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah secara keseluruhan
7. Penyusunan tugas staf Tata Usaha dan tenaga teknis lainnya
8. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 9 K
9. Penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala

Membantu Kepala sekolah dalam kegiatan:


1. Perencanaan pengadaan buku/bahan pustaka/media elektronika
2. Pelayanan perpustakaan
3. Perencanaan pengembangan perpustakaan
4. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media
elektronika
5. Inventarisasi dan pengadministrasian

24
6. Penyimpanan buku/bahan pustaka, dan media elektronika
7. Menyusun tata tertib perpustakaan
8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala

Kepala Laboratorium
Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:
1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium
3. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat
laboratorium
4. Membuat dan menyusun daftar alat-alat laboratorium
5. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat laboratorium
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium secara berkala

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum


Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1. Menyusun program pengajaran
2. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
3. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
4. Menyusun jadwal evaluasi belajar dan pelaksanaan ujian akhir
5. Menerapkan kriteria persyaratan kenaikan kelas dan ketamatan
6. Mengatur jadwal penerimaan rapor dan STTB
7. Mengkoordinasikan, menyusun dan mengarahkan penyusunan
kelengkapan mengajar
8. Mengatur pelaksaan program perbaikan dan pengayaan
9. Mengatur pengembangan MGMP/MGBP dan koordinator mata
pelajaran
10. Melakukan supervisi administrasi akademis
11. Melakukan pengarsipan program kurikulum
12. Penyusunan laporan secara berkala

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan


Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:

25
1. Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS), meliputi:
Kepramukaan, PMR, KIR, UKS, Paskibraka, Bimbingan Rohani,
Komunitas Anti Narkoba, Pramuka
2. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
kesiswaan/OSIS dalam rangka
3. menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus
OSIS
4. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
5. Menyusun jadwal dan pembinaan serta secara berkala dan insidental
6. Membina dan melaksanakan koordinasi 9 K
7. Melaksanakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima bea siswa
8. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di
luar sekolah
9. Mengatur mutasi siswa
10. Menyusun dan membuat kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru dan
pelaksanaan MOS
11. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan akhir tahun sekolah
12. Menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi
13. Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Dan Prasarana


Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1. Menyusun program pengadaan sarana dan prasarana
2. Mengkoordinasikan penggunaan sarana prasarana
3. Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran
4. Mengelola perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan data sekolah secara
keseluruhan
6. Melaksanakan pembukuan sarana dan prasarana secara rutin
7. Menyusun laporan secara berkala

Wali Kelas
Membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam:
1. Pengelolaan Kelas:

26
a. Tugas Pokok meliputi:
 Mewakili orang tua dan kepala sekolah dalam lingkungan
pendidikan
 Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
 Membantu pengembangan keterampilan dan kecerdasan anak
didik
 Membina karakter, budi pekerti dan kepribadian anak didik
b. Keadaan Anak Didik
 Mengetahui jumlah (Putra dan Putri) dan nama-nama anak
didik
 Mengetahui identitas lain dari anak didik
 Mengetahui kehadiran anak didik setiap hari
 Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak didik
c. Melakukan Penilaian
 Tingkah laku anak didik sehari-hari di sekolah
 Kerajinan, Kelakuan, dan Kedisiplinan anak
d. Mengambil Tindakan Bila Dianggap Perlu
 Pemberitahuan , pembinaan, dan pengarahan
 Peringatan secara lesan dan tertulis
 Peringatan khusus yang terkait dengan BP/Kepala Sekolah
e. Langkah Tindak Lanjut
 Memperhatikan buku nilai rapor anak didik
 Memperhatikan keberhasilan/kenaikan anak didik
 Memperhatikan dan membina suasana kekeluargaan

2. Penyelenggaraan Administrasi Kelas, meliputi:


a. Denah tempat duduk anak didik
b. Papan absensi anak didik
c. Daftar Pelajaran dan Daftar Piket
d. Buku Presensi
e. Buku Jurnal kelas
f. Tata tertib kelas
3. Penyusunan dan pembuatan statistik bulanan anak didik

27
4. Pembuatan catatan khusus tentang anak didik
5. Pencatatan mutasi anak didik
6. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

Guru
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan KBM,
meliputi:
1. Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan, dan ujian.
4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
6. Mengisi daftar nilai anak didik
7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan),
kepada guru lain dalam proses pembelajaran
8. Membuat alat pelajaran/alat peraga
9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
12. Mengadakan pengembangan program pembelajaran
13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik
14. Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran
15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat

Guru Piket
1. Meningkatkan pelaksanaan 9 K (keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan
keterbukaan)
2. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket
3. Menertibkan kelas-kelas yang kosong dengan jalan menginval

28
4. Pada jam ke 2 harus berusaha menghubungi orang tua siswa yang tidak
masuk tanpa keterangan. Melalui telepon, atau mengunjungi ke rumah
bagi yang tidak memiliki telepon
5. Mencatat beberapa kejadian:
a. guru dan siswa yang terlambat,
b. guru dan siswa yang pulang sebelum waktunya,
c. kelas yang pulang / dipulangkan sebelum waktunya,
d. kejadian-kejadian penting lainnya
6. Mengawasi siswa sewaktu berada diluar kelas karena istirahat. Dan
keliling kelas sambil mengingatkan siswa untuk beristirahat bagi siswa
yang masih berada di dalam kelas
7. Petugas piket harus hadir paling sedikit 5 menit sebelum bel masuk.
8. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada wali kelas atau
guru pembimbing
9. Mengawasi berlakunya tata tertib sekolah

Semua supervise yang dilakukan penulis terhadap kinerja guru dalam tugas
pokok maupun tugas tambahan yang diberikan sudah berjalan dengan cukup baik,
sebelumnya urusan Kesiswaan mengeksekusi final para peserta didik yang
bermasalah, setelah mendapatkan pemahaman dari sekolah mitra, bahwa untuk
urusan tersebut bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kesiswaan, bagian
tersebut menjadi wewenang bimbingan konseling (BK), sementara untuk urusan
kesiswaan focus pada pembinaan terhadap potensi peserta didik dalam
mengembangkan minat dan bakat agar benar benar dapat manfaatkan oleh semua
peserta didik dengan benar.

5. Dampak positif dari kompetensi Sosial


Kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang berkomunikasi,
bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada orang lain. Kompetensi sosial ialah
kemampuan seorang guru dan kepala sekolah untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan
masyarakat sekitar.
Dimensi Kompetensi Sosial

29
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
agar partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan, selayaknya lembaga
pendidikan melakukan hubungan-hubungan sosial. Hubungan-hubungan
sosial ini harus dibangun, baik dengan tokoh-tokoh masyakat maupun
dengan mereka yang berada pada posisi grass root. Lazimnya, ketika
dengan elit atau tokoh masyarakat sudah dapat dibangun, maka
hubungan dengan grass rootnya akan menjadi lancar. Hubungan sosial
adalah hubungan yang dijalin oleh suatu lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Masyarakat di sini, bisa berupa masyarakat yang
terorganisir dan masyarakat yang tidak terorganisir. Masyarakat yang
terganisir, juga dapat dikategorikan terorganisir formal dan terorganisir
tidak formal. Sedangkan hubungan sosial sendiri, bisa bersifat formal
dan tidak formal. Hubungan sosial juga bisa tertuju kepada tokoh atau
elit masyarakat, dan bisa juga langsung ke masyarakat. Karena itu,
saluran hubungan sosial ini juga bisa menggunakan saluran formal dan
bisa menggunakan saluran tidak formal.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kepala sekolah
adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Bush
dan Coleman mengutip Bottery (2012:84) dikatakan bahwa kepala
kepala organisasi yang baik memiliki keinginan untuk melibatkan staf,
murid, dan orang lain dapat memberikan masukan bahkan berdiskusi
tentang kebijakan. Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar
kualitas profesinya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber
daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama.

Keterkaitan dengan kompetensi social, sebagai pimpinan SMAN-1


Danau Sembuluh, saya merepresentative dari hasil pemahaman pengalaman
memimpin ibu kepala SMAN-1 Banjarmasin, menerapkan kemampuan social

30
terhadap beberapa aktivitas di sekolah, dalam kurun waktu kemitraan
diantaranya yang dilakukan adalah :
1. Mengundang para orang peserta didik datang ke sekolah untuk urug
rembug, membahas tentang kepedulian para orang tua peserta didik
khususnya dalam ketelibatan pada pembiayaan pendidikan. Dari hasil
urug rembug tersebut disepakati oleh semua orang tua peserta didik yang
diundang dari kelas X hingga XII, sepakat untuk terlibat aktif dalam
pembiayaan sekolah, sehingga setiap bulannya mereka berkenan
membayar biaya pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang diambil
secara musyawarah dan mufakat.
2. Fenomena alam yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dimana terjadi
gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, sebagai wujud dari
kompetensi social, saya menginstruksikan dan memberi dukungan
kepada anggota pramuka dengan memberikan surat tugas untuk
melaksanakan aksi peduli korban gempa. Dari aktifitas social yang
dilakukan oleh anak anak pramuka SMA Negeri 1 Danau Sembuluh,
terkumpul dana sebesar 14.000.000 yang didonasikan langsung kepada
korban terdampak gempa bumi dan tsunami, melalui guru garis depan
(GGD) yang berada di lokasi pengungsian.

B. Mendeskripsikan masalah yang dihadapi oleh Kepala Sekolah Imbas selama


merealisasikan kegiatan kemitraan

Deskripsi

3. Permasalahan Intern Sekolah


c. Sarana Prasarana
Bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik akan terbantu
dengan dukungan fasilitas sarana prasarana yang memadai. Kegiatan
pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna.
Berkaitan dengan kelemahan di bidang sarana dan prasarana di SMA
Negeri 1 Danau Sembuluh diketahui :
4) Beberapa ruang kelas pada bagian langit-langit ruang dan
dinding ruang dalam keadaan rusak.

31
Untuk mengatasi kelemahan ini, saya menginisiasi sendiri dan
bekerja sama dengan bidang sarana dan prasarana secara
swadaya memperbaiki beberapa tempat yang bisa di perbaiki,
dibantu juga oleh OSIS yang bisa diajak untuk bekerjasama
melakukan perbaikan ringan, dan bisa di kerjakan sendiri tanpa
memerlukan tenaga tukang.
5) Kurangnya penyediaan media elektronik seperti LCD dan
Komputer.
Dalam realisasi untuk mengatasi problem ini, saya secara
berkala dan komprehensif untuk bisa memanfaatkan dana BOS
dengan sesuai prosedur untuk pengadaan media elektronik
dalam menunjang proses belajar mengajar, sehingga dalam kurun
waktu selama masa kemitraan SMA Negeri 1 Danau Sembuluh,
dapat dipenuhi untuk beberapa kelas dengan media elektronik
tersebut.
6) Toilet guru dan siswa yang kurang layak.
Realisasi untuk mengatasi kelemahan sarana MCK ini saya
lakukan secara bertahap, dan lebih memprioritaskan keadaan
MCK yang rusak parah untuk di perbaiki, mengingat
keterbatasan dana maka perlu perencanaan yang baik agar dana
yang ada tidak terserap hanya untuk pembangunan dan perbaikan
MCK.

d. Jaringan Komunikasi dan Informasi


Jaringan telekomunikasi merupakan bagian penting dalam proses
belajar mengajar, secara khusus pada saat pelaksanaan ujuan berbasis
computer. Fasilitas ini begitu di andalkan untuk menunjang
keberhasilan peserta didik dalam ikut serta pada ujian nasional
berbasis computer, permasalahan yang seringkali ada adalah,
terbatasnya kemampuan jaringan yang ada di karenakan mekanisme
penggunaan jaringan hanya sebatas pemanfaatan modem, sehingga
untuk pelaksanaan secara online murni, tidak dapat dilakukan.

32
Hal inilah yang menjadi permasalahan yang perlu di realisasikan
upaya untuk menangulanginya secara bertahap dan secara
komprehensip, mengingat untuk menggunakan internet secara
mandiri (satelit penerima) membutuhkan dana yang cukup besar. Hal
ini juga dikarenakan karakteristik sekolah yang berada di pedesaan
dan tidak tersedianya jaringan telekomunikasi seperti yang ada di
perkotaan.
Sementara untuk peralatan seperti; server, laptop, computer, pc,
server dan lainnya untuk waktu sekarang bias dimanfaatkan dengan
maksimal. Hal ini terbukti pada pelaksanaan ujian nasional berbasis
computer pada tahun pelajaran 2017/2018. Dan system yang
digunakan adalah semi ONLINE, artinya hanya server saja yang
online, sementara computer client pada posisi ofline. Mengingat
ketidakmampuan modem yang digunakan untuk dipergunakan semua
computer client. Pada permasalahan seperti ini, saya sebagai
pimpinan mengundang orang tua peserta didik kelas XII, untuk
urug rembug mengatasi tidak tersedianya peralatan penunjang
untuk menghadapi UNBK, dari hasil uruq rembug tersebut disepakati
bahwa orang tua peserta didik siap membantu dalam hal pendanaan
sehingga dapat disediakan beberapa alat penunjang UNBK, dan para
peserta didik dapat mengikuti kegiatan UNBK di sekolah sendiri
dengan nyaman, aman tanpa harus ke sekolah lain yang jaraknya
sangat jauh, dan dari segi biaya juga akan sangat banyak dibandingkan
untuk pengadaan alat itu sendiri.

4. Permasalahan Ekstern Sekolah


Permasalahan ekstern di sekolah imbas yang juga menjadi perhatian
saya adalah untuk terus memberikan edukasi kepada para orang tua
peserta didik, dan juga pihak pihak yang mengkampanyekan pendidikan
gratis demi kepentingan politik, bahwa untuk mendapatkan pendidikan yang
memiliki kualitas, tidak tepat dengan berharap terciptanya pendidikan gratis.
Sebab kalau di genarelisasi pendidikan adalah gratis, maka pemenuhan
terhadap fasilitas fasilitas penunjang pendidikan akan lambat, bahkan tidak

33
dapat terpenuhi dalam kurun waktu peserta didik tersebut menempuh
pendidikan di bangku SMA
Tindakan yang saya lakukan adalah melalui pemberitaan aktivitas
sekolah yang di liput oleh tim website SMAN-1 Danau Sembuluh, yang
dapat di share kepada para orang tua peserta didik melalui media social
ataupun via whatapps, dengan harapan, bahwa tujuan pendidikan bukan
semata mata mengejar ilmu pengetahuan saja, tetapi bagaimana peserta
didik dapat mengembangkan potensi diri melalui kegiatan kegiatan yang di
ikutinya.

C. Mendeskripsikan hasil kemitraan yang dilakukan terhadap Kepala Sekolah Imbas


dengan Kepala Sekolah Mitra.
Dari kegiatan kemitraan yang dilakukan kepada SMA Negeri 1 Danau
Sembuluh sebagai sekolah imbas, dapat di deskripsikan pada sebuah hasil kunjungan
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Daftar Kunjung Kemitraan
N IDENTITAS WAKTU TUJUAN
O KUNJUNGAN
1. Nama Hj. Hadisuyatni, S.Pd.MM SMA Negeri 1
Banjarmasin
Jabatan Kepala Sekolah Kalimantan
Nama Sekolah SMAN-1 Danau Selatan
Sembuluh
Status Kemitraan Imbas
Akreditasi Sekolah “B” (BAIK)
Alamat Jl. Darlan Atjeh Sembuluh
II Kecamatan Danau
Sembuluh Kabupaten
Seruyan Propinsi
Kalimantan Tengah
Website www.sman1danausembul
uh.sch.id
2. Nama Dra.Hartini, MM 1. Sabtu dan SMA Negeri 1
Danau Sembuluh
Jabatan Kepala Sekolah Selasa, 4 dan Kabupaten
Nama Sekolah SMAN-1 Banjarmasin 7 Agustus Seruyan
Status Kemitraan Rujukan 2018 Propinsi
Kalimantan
Akreditasi Sekolah “A” (BAIK) Tengah
Alamat Jl. Jalan Mulawarman No. 2. Kamis dan
25 Telp.(0511) 3353467, Jumat, 8 dan 9

34
Fax.(0511) 3363544 Nopember
Banjarmasin 70117 2018
Website www.sman1-bjm.sch.id

a. Deskripsi
Pendekatan supervisi manajerial yang digunakan adalah monitoring.
Dalam kegiatan ini, Kepala Sekolah Mitra melakukan pengawasan dan
penilaian yang mencakup Administrasi Kurikulum, Administrasi Kesiswaan,
Administrasi Kependidikan dan Tenaga Kependidikan, Administrasi Sarana /
Prasana, dan Administrasi Keuangan.
Berikut ini disajikan hasil monitoring terhadap aspek-aspek administrasi
SMA Negeri 1 Danau Sembuluh yang dilakukan oleh sekolah Mitra.

Tabel 3.2. Hasil Monitoring Terhadap Aspek-Aspek Administrasi


SMA Negeri 1 Danau Sembuluh
Kalimantan Tengah

Aspek Tersedia Ket


No Administrasi Ada Tidak Ada
1 Administrasi Kurikulum √ - Bahan tagihan
sekolah mitra
2 Administrasi Kesiswaan √ -
3 Administrasi √ -
Kependidikan dan
Tenaga Kependidikan
4 Administrasi Sarana / √ -
Prasana
5 Administrasi Keuangan. √ -

Jika merujuk kepada pengertian administrasi kurikulum yaitu seluruh


proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara berkelanjutan terhadap situasi
belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan
administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum
berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Sesuai

35
dengan permintaan dari hasil kemitraan yang dilakukan oleh sekolah mitra,
beberapa item seperti yang tertera di atas sudah kami lengkapi.

Tabel 3.3. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Mitra Terhadap Guru


Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, Kalimantan Tengah.

INSTRUMEN SUPERVISI RPP


(KURIKULUM 2013)

Nama Guru : Hidayatullah, S.Pd


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Belum Sesuai Sesuai


Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
A. Perumusan Indikator
Indikator sesuai
1 dengan SKL-KI, dan √
KD
Meliputi dimensi
2 sikap, keterampilan √
dan pengetahuan
Menggunakan kata
kerja operasional yang
3 √
mengandung satu
prilaku
Mengadung satu
4 prilaku yang dapat √
diobservasi
Mencakup level
berpikir tinggi
5 √
(analisis, evaluasi, atau
mencipta).
Meliputi pengetahuan
faktual, konseptual,
6 prosedural, dan/atau √
metakognitif (learning
how to learn)
Perumusan Tujuan
B.
Pembelajaran
Tujuan realistik, dapat
7 dicapai melalui proses √
pembelajaran

36
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
Relevan dengan
8 kompetensi dasar dan √
indikator
Mencakup
pengembangan sikap,
9 √
keterampilan dan
pengetahuan
Mengandung unsur
10 √
menciptakan karya
C. Materi Pelajaran

11 Relevan dengan tujuan √


Sesuai dengan potensi
12 √
peserta didik
13 Kontekstual √
Sesuai dengan
perkembangan fisik,
14 intelektual, emosional, √
sosial, dan spiritual
siswa
Bermanfaat untuk
15 √
peserta didik
Materi yang disajikan
16 √
aktual
Relevan dengan
17 √
kebutuhan siswa
D. Media Belajar √
Sesuai dengan tujuan
18 √
pembelajaran.
Memudahkan siswa
19 menguasai materi √
pelajaran
Memfasilitasi siswa
20 menerapkan √
pendekatan saintifik
Memberdayakan
21 teknologi informasi √
dan komunikasi
E. Metode Pembelajaran √

37
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
Sesuai dengan tujuan
22 √
pembelajaran.
Sesuai dengan
23 √
pendekatan saintifik
Sesuai dengan model
model inkuiri,
24 √
pembelajaran berbasis
masalah, atau proyek.
Mengembangkan
kapasitas individu dan
25 √
kerja sama peserta
didik
Rencana Kegiatan
E. √
Pembelajaran
Menampilkan kegiatan
26 pendahuluan, inti, dan √
penutup.
Menjelaskan tujuan
27 √
pembelajaran
Merencanakan
28 kegiatan siswa √
mengamati
Merencanakan
29 kegiatan siswa √
menanya
Merancang kegiatan
30 √
siswa mencoba
Merancang kegiatan
siswa menalar atau
31 mengasosiasi √
(eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi)
Merancang kegiatan
siswa membentuk
32 jejaring atau √
mengomunikasikan
produk penalarannya
Merangkan kegiatan
33 siswa berkarya atau √
mencipta
Mengandung rencana
kegiatan tindak lanjut
34 √
(penugasan, remedial,
dan pengayaan)

38
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
F. Penilaian √
Menilai ketercapain
35 √
indikator hasil belajar
Mengukur sikap,
36 pengetahuan, dan √
keterampilan
Merancang penilaian
37 √
otentik
Meliputi rancangan
38 √
instrumen tes
merancang penilai
39 √
tugas
Menetapkan pedoman
40 √
penskoran
SKOR RENCANA
PELAKSANAAN 12 27 1
PEBELAJARAN
Nilai 69
Amat baik 86 s.d 100
Baik 70 s.d 85
Kurang Di bawah 70
Hasil menunjukan guru yang di supervise
harus mendapat bimbingan agar lebih
Kesimpulan :
memperhatikan kelemahan yang ada dalam
mengajar di kelas
Kemampuan dalam menyusun item item dan
Refleksi
merealisasinya masih belum sesuai
Kepada yang bersangkutan agar diberi
motivasi dan bimbingan tehnis dalam
Rekomendasi :
menyusun dan merealisasi bahan kedalam
pengajaran di kelas

Tabel 3.3 merupakan hasil supervisi yang dilakukan oleh sekolah mitra, dan
pada tahap selanjutnya di serahkan kepada kepala sekolah imbas untuk di
tindak lanjuti agar diperoleh hasil yang lebih baik. Setelah mendapat bimbingan
dari kepala sekolah mitra, sebagai kepala sekolah imbas, penulis melakukan
supervisi lanjutan pada minggu berikutnya, setelah memberikan
pemahaman dan sharing kepada guru yang bersangkutan, sehingga hasil
yang di peroleh dari supervisi yang saya lakukan seperti dalam tabel berikut :

39
Tabel 3.4. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Imbas Terhadap Guru
Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, Kalimantan Tengah.

INSTRUMEN SUPERVISI RPP


(KURIKULUM 2013)

Nama Guru : Hidayatullah, S.Pd


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Belum Sesuai Sesuai


Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
A. Perumusan Indikator
Indikator sesuai
1 dengan SKL-KI, dan √
KD
Meliputi dimensi
2 sikap, keterampilan √
dan pengetahuan
Menggunakan kata
kerja operasional yang
3 √
mengandung satu
prilaku
Mengadung satu
4 prilaku yang dapat √
diobservasi
Mencakup level
berpikir tinggi
5 √
(analisis, evaluasi, atau
mencipta).
Meliputi pengetahuan
faktual, konseptual,
6 prosedural, dan/atau √
metakognitif (learning
how to learn)
Perumusan Tujuan
B.
Pembelajaran
Tujuan realistik, dapat
7 dicapai melalui proses √
pembelajaran
Relevan dengan
8 kompetensi dasar dan √
indikator
Mencakup
9 √
pengembangan sikap,

40
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
keterampilan dan
pengetahuan
Mengandung unsur
10 √
menciptakan karya
C. Materi Pelajaran

11 Relevan dengan tujuan √


Sesuai dengan potensi
12 √
peserta didik
13 Kontekstual √
Sesuai dengan
perkembangan fisik,
14 intelektual, emosional, √
sosial, dan spiritual
siswa
Bermanfaat untuk
15 √
peserta didik
Materi yang disajikan
16 √
aktual
Relevan dengan
17 √
kebutuhan siswa
D. Media Belajar √
Sesuai dengan tujuan
18 √
pembelajaran.
Memudahkan siswa
19 menguasai materi √
pelajaran
Memfasilitasi siswa
20 menerapkan √
pendekatan saintifik
Memberdayakan
21 teknologi informasi √
dan komunikasi
E. Metode Pembelajaran √
Sesuai dengan tujuan
22 √
pembelajaran.
Sesuai dengan
23 √
pendekatan saintifik
Sesuai dengan model
24 √
model inkuiri,

41
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
pembelajaran berbasis
masalah, atau proyek.
Mengembangkan
kapasitas individu dan
25 √
kerja sama peserta
didik
Rencana Kegiatan
E. √
Pembelajaran
Menampilkan kegiatan
26 pendahuluan, inti, dan √
penutup.
Menjelaskan tujuan
27 √
pembelajaran
Merencanakan
28 kegiatan siswa √
mengamati
Merencanakan
29 kegiatan siswa √
menanya
Merancang kegiatan
30 √
siswa mencoba
Merancang kegiatan
siswa menalar atau
31 mengasosiasi √
(eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi)
Merancang kegiatan
siswa membentuk
32 jejaring atau √
mengomunikasikan
produk penalarannya
Merangkan kegiatan
33 siswa berkarya atau √
mencipta
Mengandung rencana
kegiatan tindak lanjut
34 √
(penugasan, remedial,
dan pengayaan)
F. Penilaian √
Menilai ketercapain
35 √
indikator hasil belajar
Mengukur sikap,
36 pengetahuan, dan √
keterampilan

42
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua
(1) (2) (3)
Merancang penilaian
37 √
otentik
Meliputi rancangan
38 √
instrumen tes
merancang penilai
39 √
tugas
Menetapkan pedoman
40 √
penskoran
SKOR RENCANA
PELAKSANAAN 2 28 10
PEBELAJARAN
Nilai 88
Amat baik 86 s.d 100
Baik 70 s.d 85
Kurang Di bawah 70
Hasil menunjukan guru yang di supervise
sudah menunjukan progress yang lebih baik
Kesimpulan : dengan perolehan nilai 88 dengan keterangan
Amat baik, hal ini setelah mendapat
bimbingan dari kepala sekolah Imbas
Kemampuan guru harus terus di tingkatkan
Refleksi untuk memperoleh hasil yang maksimal
dalam mengajar di kelas
Kepada yang bersangkutan untuk selalu
bersemangat dalam mengajar, dan
Rekomendasi :
menemukan ide ide baru agar para peserta
didik semakin bergairah dalam belajar

Pada tabel 3.4 menunjukan progress yang lebih baik dari supervise pertama kali
dilakukan oleh sekolah mitra, setelah penulis mendapat bimbingan dari kepala
sekolah mitra, dan penulis terapkan untuk kemudian membimbing guru yang
bersangkutan, maka guru tersebut dapat menunjukan hasil yang lebih baik
dari sebelumnya.

43
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program kemitraan Kepala Sekolah, antara sekolah Mitra SMA Negeri 1


Banjarmasin Kalimantan Selatan dan sekolah Imbas SMA Negeri 1 Danau Sembuluh
Kalimantan Tengah memberikan hasil yang sangat positif, disamping sebagai sarana
untuk bertukar pengalaman memimpin, juga dapat mencermati karakteristik dua
sekolah yang berbeda baik dari sisi geografis, maupun kultur budaya local setempat.
Walaupun kedua sekolah mempunyai tujuan yang sama, yakni menjadi bagian
dalam mencerdaskan putra putri bangsa. Sebagai hasil catatan dan juga menjadi best
practice penulis pada program kemitraan ini yang dapat disimpulkan adalah :
Penulis mendapatkan pemahaman baru dari kepemimpinan Ibu Dra. Hartini, M.M
selaku Kepala Sekolah Mitra yang menjelaskan tentang kompetensi Kepribadian,
Manejerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial.
1. Pada kompetensi kepribadian yang dapat di pelajari dan laksanakan oleh saya selaku
pemimpin di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, adalah menanamkan nilai nilai
kepribadian yang dapat menjadi panutan para guru, siswa dan tenaga kependidikan
lainnya. Sebagaimana halnya yang sudah ditunjukkan oleh ibu Dra. Hartini, M.M
selaku Kepala Sekolah Mitra kepada para guru, siswa dan tenaga kependidikan di
sekolahnya. Bahwa kepribadian seorang pemimpin akan menjadi sumber inspirasi
bagi orang lain, jika sebagai seorang pemimpin tidak bisa disiplin, maka yang lain
pun pasti akan turut dan ikut ikutan tidak disiplin, disisi lain, kepribadian yang baik
tentu akan menimbulkan kesan yang baik pula, sehingga apapun yang dilakukan
pasti akan menjadi pusat perhatian.
2. Pada kompetensi manajerial, Sebagai seorang kepala sekolah, saya juga berupaya
untuk memberikan pemahaman kepada para bawahan dalam kaitan hubungan
manajerial di sekolah, terlepas antara tugasnya sebagai guru dan tugas sebagai
pegawai yang mendapat tugas tambahan, hal ini perlu di lakukan agar antara tugas
tugas di kelas dan tugas tugas secara struktur organisasi dapat berjalan dengan
seimbang dan menghasilkan hasil yang baik pula.
3. Pada kompetensi kewirausahaan, Penulis melaksanakan model kewirausahaan di
sekolah dengan berdasarkan pengalaman yang diberikan oleh sekolah mitra, bentuk

44
kewirausahaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Danau Sembuluh, yaitu pada saat
dimana anggaran dana BOS belum cair, dan kas sekolah tidak ada, karena sekolah
masih belum mengadakan urug rembug dengan para orang tua peserta didik
sehubungan dengan biaya pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada saat dimana
beberapa kegiatan kesiswaan yang mengharuskan ikut serta untuk mengikuti
berbagai perlombaan yang dilaksanakan di sekolah lain. Dengan inisiatif
kewirausahaan, demi bisa terlaksananya kegiatan siswa, yakni dengan mengajak
pihak ketiga, yakni para dermawan yang berkenan untuk menjadi donator dan
partisipan untuk membiayai kegiatan lomba yang diikuti, ternyata dengan
menyampaikan beberapa pertimbangan kepada para donator, kegiatan kesiswaan
dapat berjalan dengan baik, dan keikutsertaan dalam lomba yang di laksanakan di
sekolah lain berjalan dengan baik pula.
Bentuk lain dari kewirausahannya adalah memanfaatkan tanam tumbuh
pohon sawit, beberapa batang pohon sawit yang ada di sekitar sekolah, di kelola,
buahnya di jual oleh pengurus OSIS untuk jadi pemasukan kas OSIS dalam
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan OSIS.
Kewirausahan yang juga saya terapkan kepada pengurus OSIS adalah
dalam pelaksanaan panggung/pementasan seni, dimana dalam pelaksanaan kegiatan
ini pula anggaran BOS masih belum direalisasikan, namun kegiatan harus
dilaksanakan. Dengan melibatkan pihak ketiga, yakni perusahaan perkebunan sawit
yang ada di wilayah desa Sembuluh, pengurus OSIS berbekal proposal yang sudah
dibuat dan saya tanda tangani, menemui pimpinan perkebunan sawit yang berkaitan
dengan bidang corporate social responsibility (CSR) dan pihak perkebunan bersedia
untuk membantu kegiatan panggung seni hingga dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Pada kompetensi supervise, penulis menerapkan kepada para pegawai yang
menjalankan tupoksinya masing masing, dan juga melakukan supervise terhadap
salah satu guru pada kegiatan kemitraan berlangsung.
5. Pada kompetensi social, sebagai pimpinan SMAN-1 Danau Sembuluh, saya
merepresentative dari hasil pemahaman pengalaman memimpin ibu kepala SMAN-
1 Banjarmasin, menerapkan kemampuan social terhadap beberapa aktivitas di
sekolah, dalam kurun waktu kemitraan diantaranya yang dilakukan adalah :
- Mengundang para orang peserta didik untuk datang ke sekolah untuk urug
rembug, membahas tentang kepedulian para orang tua peserta didik khususnya

45
dalam ketelibatan pada pembiayaan pendidikan. Dari hasil urug rembug tersebut
disepakati oleh semua orang tua peserta didik yang diundang dari kelas X hingga
XII, sepakat untuk terlibat aktif dalam pembiayaan sekolah, sehingga setiap
bulannya mereka berkenan membayar biaya pendidikan sesuai dengan
kesepakatan yang diambil secara musyawarah dan mufakat.
- Fenomena alam yang terjadi beberapa waktu yang lalu, dimana terjadi gempa
bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, sebagai wujud dari kompetensi social,
saya menginstruksikan dan memberi dukungan kepada anggota pramuka dengan
memberikan surat tugas untuk melaksanakan aksi peduli korban gempa. Dari
aktifitas social yang dilakukan oleh anak anak pramuka SMA Negeri 1 Danau
Sembuluh, terkumpul dana sebesar 14.000.000 yang didonasikan langsung
kepada korban terdampak gempa bumi dan tsunami, melalui guru garis depan
(GGD) yang berada di lokasi pengungsian.

B. Saran-Saran
1. Untuk guru
Bagi guru, di sekolah imbas memberikan cara pandang dan prilaku yang baik dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah, sehingga menimbulkan motivasi
dalam mengembangkan kemampuan yang ada berdasarkan karakteristik sekolah
sendiri dan menjalankan program sesuai dengan prosedur yang sesuai dengan
benar. Walaupun lokasi sekolah yang berada di pedeasaan, namun bukan berarti
harus selalu tertinggal dalam hal pencapaian mutu.
4. Untuk Kepala Sekolah
Mengupayakan sarana pembelajaran yang memadai, pendokumentasian
administrasi sekolah yang baik, serta meningkatkan suasana belajar yang aman dan
nyaman di sekolah. Penyediaan sarana baca dan bahan baca yang baik akan
meningkatkan minat baca peserta didik perlu ditingkatkan.
5. Untuk Pemerintah
Memberikan gambaran nyata, bahwa pendidikan itu bukan hanya di nikmati oleh
masyarakat perkotaan saja, yang selalu mendapat fasilitas lengkap dalam
menunjang proses belajar mengajar. Namun juga pendidikan di pedesaan
memerlukan perhatian, mengingat pendidikan adalah hak setiap warga Negara.

46
Atas hak tersebut maka wajib di berikan layanan pendidikan yang layak dan sama
dengan standar yang ada di perkotaan.

47
Daftar Pustaka

Aiken, 1993. Dinamika Kepribadian. Rineka Cipta. Jakarta


Alwisol, 2004, Psikologi Kepribadian, UMM Press. Malang
A. B. Susanto, A. B. (2007). Corporate Social Responsibility. The Jakarta Consulting Group.
Jakarta.
Agus Wibowo, 2011. Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi).Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil. Mengajar. Bandung
Brouwer, M.A.W. 1989. Kepribadian dan Perubahannya. Jakarta: PT. Gramedia
Danim, Sudarwan. 2009. Manajemen Kepemimpinan Transformasional Kekepala sekolahan.
Jakarta:
E. Mulyasa, 2007, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta.PT.Gramedi
Rineka Cipta. Daryanto. 2011. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media.
Suryana, 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat
Lampiran

Sekolah Imbas, Fhoto bersama dengan Kepala Sekolah Mitra dan Fasilitator

1
Fhoto Kegiatan kompetensi Kepribadian

2
Fhoto Kegiatan kompetensi Manajerial

3
Fhoto Kegiatan kompetensi Kewirausahaan
Kegiatan Pentas Seni/Pementasan Koloborasi Dengan Pihak PT. Perkebunan

Mengikuti Kegiatan Lomba Kolaborasi Dengan Pihak Donatur

4
Fhoto Kegiatan kompetensi Supervisi

5
Fhoto Kegiatan kompetensi Sosial
Urug Rembug tentang Biaya Pendidikan Peserta Didik

6
Peduli Korban Gempa Kegiatan Pramuka
SMA Negeri 1 Danau Sembuluh

Anda mungkin juga menyukai