Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal, bahwa efektif tidaknya proses pengambilan
keputusan sering sangat tergantung pada faktor-faktor yang sifatnya nonrasional. Dengan
perkataanlain ada faktor-faktor yang secara ilmiah sukar dijelaskan akan tetapi yang peranannya
cukup dominan dalam proses pengambilan keputusan. Tiga faktor yang dibahas dalam bab ini
ialah kepribadan, gaya manajemen, dan kreativitas.
A. Kepribadian
Terlepas dari berbagai kemajuan yang telah diperoleh dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
terutama psikologi dan antropologi, pengetahuan tentang apa sesungguhnya yang menjadi
komponen kepribadian sese orang masih tetap terbatas. Latar belakang sosial seseorang
memainkan peranan dalam pemben tukan kepribadian orang yang bersangkutan. Demikian pula
latar belakang pendidikannya. Pegalaman dalam perjalanan hidup pun ikut berperan. Yang masih
kurang diketahui ialah bobot masing-masing faktor tersebut dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Disamping itu masih dapat dipertanyakan apakah tidak ada lagi faktor-faktor lain
yang turut berperan yang hingga saat ini mungkin lolos dari pengamatan para ahli.
Dalam pada itu berbagai penelitian yang telah dilakukan para ahli menunjukkan bahwa di
kalangan para manajer sering terjadi penekanan perasaan dan reaksi alamiah terhadap situasi
yang dihadapi. Apabila keadaan demikian dibiarkan terus berlangsung, bukanlah hal yang
mustahil, para manajer sudah menumbuhkan sikap keperduli dan frustrasi yang pada gilirannya
akan menyebaban terjadinya konflik antara manajer yang bersangkutan dengan organisasi di
mana ia bekerja.
Sudah jelas, situasi demikian merupakan hal yang perlu dicegah. Bahkan sebaliknya, satu
organisasi harus mengembangkan kepribadian para manajernya, antara lain dalam bentuk
kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya dan memiliki kesempatan untuk mewujudkan
kreativitas tersebut. Kebebasan demikiamatan memberikan sumbangan konstruktif yang tidak
kecil artinyaan kepuasan pribadi di kalangan para manajer, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kegairahan di kalangan mereka untuk mepertinggi kemampuan sebagai pengam
bil keputusan yang efek tif.
Manajer yang dapat dikategorikan sebagai pengambil keputusan yang berhasil adalah
yang tidak selalu dibebani dengan perhitungan faktor personalitas dari orang-orang yang berada
di atasnya, meskipun hal tersebut perlu diperhatikan. Artinya. kepribadian pengambil keputusan
yang bersangkutan harus diberi empat yang wajar dalam pengambilan kepi:tusan di mana ia
secara langsung terlibat. Hanya saja faktor-faktor kepribadian tersebut perlu dilengkapi dengan
penggunaan berbagai model dan teknik ilmiah.
B. Gaya Manajemen
Mengiden tifikasikan gaya manajemen yang digunakan oleh seorang pengam bil
keputusan sesungguhnya sama sulitnya dengan identifikasi faktor-faktor kepribadian seseorang
yang berperan dalam pengambilan keputusan. Padahal gaya manajerial seseorang merunakan
cara yang digunakan untuk menjelaskan perilaku manajer.
Telah umum diketahui, bahwa gaya manajerial sering dikategorikan kepada gaya yang
otokratis, paternalistis, militeristis, la issez faire, dan demokratis atau partisipatif. Berbagai gaya
ini iden tik dengan tipe-tipe kepemimpinan yang dikenal sekarang ini.
Kemajuan pesat yang dicapai di bidang teknologi komunikasi merupakan faktor lain yang
perlu diperhitungkan. Kecanggihan sarana komunikasi memungkinkan terjadinya proscs
komunikasi dua arah dengan efektif dan cepat. Dalam kehidupan organisasional, keadaan
demikian memungkinkan berlangsungnya pendelegasian wewenang yang lebih besar yang pada
gilirannya memungkinkan peningkatan partisipasi berbagai kelompok dalam organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Pendelegasian Wewenang yang berlangsung secara efektif
mengakibatkan timbulnya kesadaran di kalangan para manajer, bahwa berbagi kekuasaan dengan
orang lain pada akhirnya akan lebih bermanfaat dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
daripada pemusatusahaan kekuasaan terse but di tangan para manajer yang bersangkutan.
Gejala lain yang diamati oleh para peneliti ialah, bahwa ke berhasilan banyak manajer
sering dikaitkan dengan berbagai sikap mempercayai orang lain, perhatian terhadap kepuasan
para bawahan, berkurangnya peranan ego manajer, kesediaan mendengar pendapat bawahan,
pengambilan risiko, harapan yang tinggi dalam kesediaan organisasi menunaikan kewajibannya
kepada paragai ide yang tumbuh dan berkem bang dalam penyelenggaraan anggotanya, kerja
sama, dan kemampuan mengintegrasikan berbagi tugas. Kesemuanya menunjukkan bahwa gaya
yang demokratis dan partisipatif dipandang sebagai gaya manajerial yang dapat meningkatkan
efek tivitas kepemimpinan seseorang.
Para peneliti menemukan pula bahwa para manajer yang berhasil adalah mereka yang
terbuka kepada hal-hal baru, incin mengungkap rahasia keberhasilan berhubungan dengan orang
lain dan le bih memperhatikan kecenderungan bawahan berperilaku tertentu yang dapat "dibaca"
dari raut muka. gerak-gerik, dugaan, dan intuisi.
Salah satu ben tuk partisipasi para bawahan dalam proses pengambilan keputusan adalah
penyediaan data dan informasi. Karena itu salah satu cara mengkaji gaya manajerial seseorang
jalah dengan mempelajari bagaimana orang tersebut mengorganisasi data dan informasi yang
diterimanya dari berbagai sumber, dan sampai sejauh mana data dan informasi tersebut
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Telah terlihat bahwa seorang manajer adalan sese
orang yang mampu menggabungkan pendekatan yang rasional dan logis dengan pendekatan
yang intuitif. Suatu pendekatan dapat dikatakan merupakan pendekatan yang rasional dan
sistematis apabila seorang manajer: tekanan suara,
1. Melihat pengam bilan keputusan sebagai suatu proses dan bukan tindakan sekali jadi.
5. Bergerak dari satu langkah dalam proses analisis ke langkah yang lain dan kembali lagi ke
langkah semula.
Dengan perkem bangan pesat yang telah dicapai dalam bidang imu pengetahuan,
khususnya di bidang administrasi dan manajemen, sering terlihat kecenderungan untuk
meremehkan peranan yang dapat dimainkan oleh intuisi dalam proses pengambilan keputusan.
Mungkin kecenderungan meremehkan itu timbul antara lain karena in tuisi memang tidak dapat
diprogram secara tepat, dan cara kerjanya pun tidak selalu sistematis. Melakukan analisis
terhadap in tuisi merupakan hal yang sangat sukar. Demikian sukarnya sampai seolah-olah
terdapat pertentangan antara cara kerja yang berdasarkan intuisi dengan cara kerja yang
didasarkan pada asas-asas ilmiah, termasuk dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah
dalam pengambilan keputusan dimaksudkan untuk mengurangi cara bertindak yang didasarkan
hanya pada dugaan, perasaan, dan pengalaman. Akan tetapi pengalaman para manajer kawakan
menunjukkan bahwa in tuisi memang memainkan peranan penting.
Apa yang dapat dan harus dilakukan oleh para pengambil keputusan dalam hubungan ini
adalah hal-hal sebagai berikut:
1. Pada setiap langkah dalam proses pengam bilan keputusan sebelum tiba pada tin dakan
memutuskan dengan jelas langkah mana yang didasarkan pada intuisi dan langkah mana
pula yang didasarkan pendektan ilmiah
2. Agar peranan intuisi benar-benar dapat diar.dalkan, ia harus merupakan tagian dari daya
pikir yang kreatif, dan bukan sekadar merupakan produk reaktif yang timbul seketika.
Untuk itu seorang pengambil keputusan perlu melatih diri untuk "mendengar" dengan
baik "suara" intuisinya. Untuk melakukan hal itu memang perlu terlebih dahulu terdapat
keyakinan dalam diri seseorang bahwa in tuisinya hendak memberikan sesuatu "pesan"
yang bermanfaat bagi proses pengambilan kepu tusan itu. Hal ini memerlukan kejernihan
pikiran, dan kemudian dalam suasana ketenangan, mem beri- kan reaksi intuitif itu se
bagai penunjang kegiatan pengambilan keputusan berdasarkan pen dekatan ilmiah.
3. Menggunakan intuisi sama sekali tidak berarti mengesampingkan data, fakta, dan bukti-
bukti yang dimiliki atau disajikan oleh orang lain, karena data, fakta, dan bukti-bukti itu
memainkan peranan yang tidak kecil dalam menganalisis kelebih han dan kekurangan
berbagai alternatif, yang pada akhirnya tiba pada tindakan memutuskan secara efek tif.
4. Seorang pengam bil keputusan perlu melatih diri untuk dengan cepat mengenali berbagai
pertanda secara in tuitif, dan meng armbil langkah-langkah yang diperlukan berdasarkan
berbagai pertanda tersebut.
5. Diperlukan keberanian bertin dak apabila telah terdapat keyakinan, bahwa pertanda itu
akan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Sudah barang ter.tu yang
dimaksud.
Makin tinggi seseorang menggali bakat yang terpendam dalam diri sendiri untuk dimanfaatkan dalam
proses pengambilan keputusan, makin tinggi pula kreativitas orang yang bersangkutan
Dapat dinyatakan secara kategorikal bahwa berpikir secara kreatif mempuanyai temlat terhormat dalam
mengatasi situasi problematik dalam organisasi-organisasi modern, bagaimana pun bentuknya, apapun
tujuannya
Pemanfaatan daya kreativitas yang terdapat dalam suatu organisasi dapat memberikan sumbangan yang
tidak kecil artinya dalam usaha organisasi yang bersangkutan untuk mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya
Kreativitas menyangkut cara berpikir yang tidak terpukau pada hal-hal yang telah umum diketahui ia
juga menyangkut kemauan mencari dan menemukan ide baru, teknik baru, dan metode baru dengan
nendorong timbulnya berbagai pandangan dan gagasan diantara orang-orang yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
Artinya, kreativitas merupakan usaha sadar untuk menghasilkan sejumlah besar ide baru yang
bentuknya beraneka ragam meskipun pada mulanya berbagai gagasan dan pandangan tersebut seperti
tidak masuk akal, tidak realistis dan dapat diterapkan dan sebagainya
Brainstroming
Synetics
Asosiasi bebas
Checklist
Analisa morfologis
Metode Eddinson
Bab VI
Penting nya peranan seseorang untuk secara individual mengambil keputusan, pengalaman, dan
penelitian telah membuktikan, bahwa peranan kelompok dalam identifikasi hakikat masalah,
yang secara kreatif mencari dan menemukan berbagai alternatif serta memilih salah satu di
antara alternatif yang tersedia itu, biasanya akan berlangsung dengan lebih efektif apabila orang-
orang yang berkepentingan dalam terpecahkan nya masalah yang di hadapi di libatkan secara
langsung.
Kelompok yang di libatkan dan di manfaatkan dalam proses pengambilan keputusan dapat di
bagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. kelompok yang terdiri dari semua orang yang berkepentingan dalam penanggulangan suatu
situasi problematik tertentu.
2. panitia
3. kelompok kerja
Demikian halnya, seorang manajer yang mampu bertindak efektif dalam proses pengambilan
keputusan perlu:
b. memiliki kemampuan mengenali ciri-ciri yang diperlukan agar kelompok dapat berfungsi
secara efektif.
Dalam tata kehidupan modern, banyak organisasi yang mau tidak mau harus melibatkan
kelompok tertentu dalam proses pengambilan keputusan. Artinya, keputusan yang di ambil oleh
organisasi selalu bersifat kolektif. Dalam hal demikian prinsip yang berlaku ialah primus inter
pares sepanjang menyangkut hak dan kewajiban kelompok pimpinan dalam organisasi tersebut.
Suatu dewan adalah contoh konkret.
Seorang manajer perlu memahami secara mendalam manfaat apa yang mungkin di peroleh
dengan melibatkan kelompok-kelompok tertentu dalam proses pengambilan keputusan.
Paling sedikit ada 7 manfaat dapat di petik:
Dengan demikian keputusan yang di ambil biasanya menjadi lebih baik dibandingkan dengan
apabila pengambilan keputusan itu di serahkan kepada hanya sebagian anggota kelompok saja.
Pengambilan keputusan tidak selalu harus melibatkan suatu kelompok, karena untuk
masalah dan situasi problematika tertentu cukup dengan melibatkan individu, tetapi apabila
keputusan akan melibatkan suatu kelompok, maka harus diusahakan bahwa kelompok yang
dilibatkan itu harus efektif dan produktif. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Jumlah suatu kelompok hendaknya tidak terlalu kecil, sehingga kemampuan para anggota
untuk menyampaikan pendapat dan gagasan terbatas, sebaliknya jumlah itu tidak sedemikian
besar sehingga sukar mencaapai consensus karena anekaragamnya pendapat, gagasan, dan
informasi yang disampaikkan. Jumlah suatu anggota kelompok yang tepat, adalah antara lima
sampai tujuh orang. Angka ganjil dipandang lebih tepat dari angka genap karena tidak mustahil
akan timbul situasi yang memaksa para anggota harus melakukan voting, dan jumlah yang ganjil
kemandegan dapat di cegah. Keuntungan dari jumlah anggota yang tidak terlalu besar ialah para
anggota kelompok mudah melakukan pertukaran peranan, sebaliknya apabila jumlah keanggotan
besar mudah timbul sikap pembenaran diri, dan oleh karena nya akan dengan gigih
mempertahankan gagasan dan pendirian yang telah di ketengahkannya, dan akan sulit
menemukan jalan keluar dari situasi mandeg.
Dalam pembentukan kelompok, keanggotan dalam kelompom, dan tugas yang menjadi
tanggung jawab kelompok tersebut perlu kejelasan dan ketegasan, karena dengan demikian
kelompok akan mampu bekerja secara efektif dan produktif. Cara yang paling lumrah digunakan
dalam melaksanakan tugas kelompok adalah dengan mengadakan diskusi yang bentuk dan teknik
nya beranekaragam. Terserah kepada anggota kelompok yang bersangkutan, metode dan teknik
diskusi apa yang digunakan. Metode dan teknik mana yang efektif tergantung pada banyak
faktor, antara lain :
a. Kedudukan para anggota kelompok dalam organisasi
b. Latar belakang pendidikan para anggota
c. Latar belakang pengalaman anggota
d. Bentuk dan sifat situasi problematic yang harus diatasi
e. Batas waktu yang ditetapkan bagi kelompok untuk menyelesaikan tugasnya
Pentingnya Komunikasi
Produktif tidaknya suatu kelompok dapat dilihat dari sejauh mana para anggota kelompok
dapat berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi yang efektif diantara para anggota kelompok,
metode dan teknik yang digunakan harus berkaitan dengan kompleks tidaknya permasalahan
yang dihadapi. Apabila permasalahan yang di hadapi kelompok kompleks akan lebih efektif
apabila dibagi beberapa subkelompok untuk membahas segi-segi tertetu, dengan begitu akan
menghasilkan kinerja yang semaksimal mungkin. Sebaliknya, apabila permasalahan yang
dihadapi relative sederhana pembagian kelompok tidak terlalu penting, efektifitas komunikasi
tergantung pada pimpinan kelompok untuk mengarahkan anggota agar menyumbangkan
suaranya kearah keberhasilan tugas kelompok
Sumber daya dan dana yang dibutuhkan kelompok harus tersedia. Biaya yang harus dipikul
oleh organisasi terdiri dari dua jenis yaitu dana yang harus dikeluarkan untuk membayar gaji,
upah, dan biaya administrasi lainnya, dari para anggota kelompok yang bersangkutan , dan biaya
yang timbul karena hilangnya kesempatan tertentu.
Kelompok kerja perlu diberi waktu untuk merumuskan berbagai sasaran yang ingin dicapai
dan tidak sebaliknya mendorong mereka terus langsung bekerja meskipun belum dicapai
kesepakatan tentang sasaran yang hendak dicapai. Pendekaran demikian biasanya mendatangkan
dua keuntungan besar, yaitu :
a. Jika setelah pembahasan yang mendalam terbukti perlu perubahan terhadap berbagai sasaran
itu baik dalam arti cakupan, jenis jumlah, dan mutunya, perubahan itu mudah dilakukan
dibandingkan dengan apabila kelompom langsung bertugas.
b. Rasa keterlibatan para anggota kelompok menjadi lebih tebal apabila mereka sendiri yang
merumuskan dan menetapkan sasaran yang ingin dicapai.
Partisipasi para anggota kelompok dan orietasi epada bawahan merupakan daya
pendorong yang kuat dalam menumbuhkan fektivitas dan produktifitas kelompok.
Hal yang perlu ditumbuhkan dan dipelihara di antara para anggota kelompok adalah
kepercayaan terhadap satu sama lain, agar kepercayaan itu tumbuh dan berkembang, sudah sejak
terbentuk nya kelompok para anggotanya menyadari bahwa keberhasila mereka ditentukan oleh
sifat saling ketergantungan satu sama lain.
Efektivitas kelompok dapat ditingkatkan apabila manajer pember tugas selalu mengingatkan
dua hal, yaitu metode kerja yang digunakan, dan petunjuk berperilaku dalam kehidupan
berkelompok.apabila kelompok sudah mulai bekerja, pemimpin kelompok terlebih dahulu
menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan yang diadakan, agar mengarahkan para anggotanya
supaya benar-benar tertuju pada tugas pokok kelompok dan menghindari berbagai macam
pemborosan
Pemanfaatan Waktu
Jumlah waktu yang digunakan untuk membahas dan mengkaji berbagai segi permasalahan yang
dihadapi harus mepunyai relevansi langsung dengan skala prioritas pekerjaan yang harus
diselesaikan. Kemampuan pimpinan kelompok mengarahkan diskusi menjadi sangat penting
dalam kaitanya dengan pemanfaatan waktu yang betul-betul efisien. Pengendalian harus
sedemikian rupa sehingga :
a. Setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama dalam mengemukakan gagasan dan
pendapatnya
e. tidak ada anggota kelompok yang merasa tersinggung meskipun pimpinan menegurnya
Setelah membuka kesempatan untuk terungkapnya hasil-hasil daya pikir yang kreatif,
pimpinan kelompok harus mampu berperan sebagai katalisator, dengan antara lain:
Pimpinan kelompok harus mampu menjelaskan keputusan apa yang ditetapkan anakn
diambil berdasarkan hasil diskusi yang telah diadakan. Penjelasan itu harus sedemikian rupa
sehingga idak timbul beragam interpretasi di kalangan para anggota organisasi dan anggota
kelompok.
Metode kerja yang perlu dipegang teguh oleh semua anggota kelompok ialah adanya
dokumentasi yang akurat dari hasil pembicaraam yang dilakukan, keputusan yang diambil,
bentuk-bentuk tindakan yang akan dilakukan, serta siapa penanggung jawab berbagai tindakan
tersebut. Dokumentasi yang akurat sangat penting untuk mencegah timbulnya salah pengertian
dimasa yang akan datang,dan keputusan yang diambil tidak menyimpang dari kesepakatan yang
telah dicapai.
Dengan prosedur, tata tertib dan tata krama yang jelas, efektivitas kelompok dapat ditingkatkan
karena :
b. suasana yang bersahabat dan saling mempercayai dapat ditumbuhkan dan dipelihara
Pengelolaan Agenda Pertemuan
Salah satu metode kerja yag menurut pengalaman banyak orang sangat ampuh dalam
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kelompok, akan tetapi sering dialpakan oleh banyak
orang adalah pengelolaan agena pertemuan yang baik .langkah yang tidak kalah penting adalah
a. agenda yang telah di persiapkan harus dibagikan sebelumnya kepada para perserta pertemuan
dimana terlihat waktu tanggal dan tempat tertemuan yang akan di adakan
c. usul usul tentang bahan pertemuan berikutnya perlu disinggung dalam pertemuan yang
diadakan, dan pada kesempatan itulah para anggota kelompok diajak untuk memilai memikirkan
berbagai hal yang peril di bahas dalam pertemuan berikutya
d. pada waktu pertemuan berlangsung pimpinan kelompok harus berusaha sekuat tenaga
sehingga semua peserta hanya membahas hal hal yang telah di sepakat bersama dan dimasukan
kedalam agena pertemuan
e. bahan pendukung materi pertemuan harus dikirimkan kepada semua peserta dengan
memperhitungkan faktor waktu sedemikian rupa sehingga setiap perserta mempunyai
kesempatan untuk mendalami berbagai segi dari materi pertemuan, mecari bahan tambahan yang
diperlukan, membuat catatan pribadi tentang sumbangan pemikiran yang akan disampaikan
dalam pertemuan
hal yang mudah dan tidak memerlukan banyak waktu diselesaikan terlebih dahulu
E. Pedoman Keperilakuan
7. Tersisihnya segi perbedaan yang tidak penting sehingga keputusan yang diambil bermutu
tinggi
E. PEDOMAN PERILAKU
Keberhasilan suatu kelompok yang ditugaskan untuk mengambil keputusan atau memecahkan
masalah biasanya dipermudah pelaksanaan tugasnya apabila diantara anggota kelompok terjadi
pertukaran pendapat dan informasi secara terbuka. Keterbukaan itulah yang memungkinkan
terjadinya penelitian dan penyelesaian berbagai jenis perbedaan yang terdapat di antara mereka,
yang pada gilirannya mendorong “
1. Timbulnya suasana saling percaya mempercayai
Pedoman keperilakuan untuk dipatuhi oleh para anggota kelompok, antara lain menyangkut:
1. Pemberian perhatian
2. Kesiapan menanyakan hal-hal yang relevan
3. Kesediaan memberikan informasi kepada orang lain yang memerlukannya
4. Kerelaan memberikan pujian kepada rekan yang memberikan pendapat, gagasan dan
saran yang berharga
5. Penumbuhan rasa empati
6. Dorongan bagi para anggota organisasi untuk memusatkan perhatian pada diskusi yang
sedang berjalan
7. Dorongan bagi para anggotaorganisasi untuk tidak membawa pembicaraan keluar dari
jalur yang telah disepakati bersama
8. Kesimpulan hasil-hasil pembicaraan termasuk yang menyangkut langkah-langkah tindak
lanjut yang akan ditempuh kemudian
9. Pemeliharaan keseimbangan para peserta
10. Pemberian penjelasan mengenai adanya kesenjangan antara ucapan dan tindak
seseorang , sekelompok kecil maupun kelompok sebagai keseluruhan
11. Penjelasan tentang peranan pemimpin kelompok sebagai penengah, apabila ada
pertenatangan atau tidak kesesuaian pendapat antara para anggota kelompok
Agar diperoleh hasil yang positif seperti apa yangdiinginkan, maka pimpinan kelompok
seyogyanya membicarakan pedoman keperilakuan tersebut dengan para anggota kelompok yang
dipimpinnya.
Mengetahui secara tepat untuk situasi problematika dan masalah yang bagaimana kelompok
mengandung kekuatan atau kelemahan secara inheeren menjadi sangat penting karena hanya
dengan demikianlahh pemanfaatan kelompok sebagai pengambilan keputusan betul- betul
mengenai sasaran
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena merupakan kelemahan dalam pemanfaatan
kelompok untuk mengambilkeputusan, antara lain :
Nilai-nilai sosial berpengaruh pada presepsi seseorang, yang pada gilirannya akan
mengejawantahkan dalam gayanya sewaktu mengambil keputusan. Jika nilai sosial ini dibiarkan
maka akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak sehingga menimbulkan pengaruh negatif.
Akan menimbulkan sikap diam, sikap acuh tak acuh bahkan sikap takut.
2. pertimbangan status
Dapat berakibat pada ketidak efektifan fungsi kelompok dalam mengambil keputusan
3. kesepakatan yang terlalu cepat tercapai
Sering terjadi bahwa orang kuat tersebut memaksakan gagasan, pendapatan dan keinginannya
dalam cara kelompok menunaikan tugasnya sehingga keputusan yang diambil atau cara
pemecahan yang ditempuh sering bukan merupakan keputusan terbaik karena tidak didasarkan
pada hasil pengkajian kelompok seluruhnya.
5. kekurangmampuan berkonsentrasi
Menurut teori kesediaan para anggota kelompok untuk menyediakan waktunya guna
menyelesaika tugas yang dipecayakan kepada kelompok yang bersangkutan. Mengakibatkan
lebih banyak waktu yang tersedia bagi kelompok tersebut untuk menyelesaikan tugasnya secara
efektif
Kurangnya waktu sering mengakibatkan kajian yang dibahas kurang dalam dan kesempatan
menyampaikan pendapat kurang maksimal
Kesalahan dalam menunjuk anggota kelompok dapat bersumber dari beberapa hal, diantaranya:
a. adanya tekana dari kelompok tertentu
Pemanfaatan kelompok ahli dapat sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila
sikap mental “paling mengetahui” dapat di kurangi, dan mendekati tugas pengambilan keputusan
dengan paradigma yang bersifat integrasi dan holistik bukan yang inkrementalistik apalagi
atomik
Kelompok sering tidak berfungsi secara efektif dalam pengambilan keputusan karena rendahnya
mutu kepemimpinan orang yang terpilih atau ditugaskan memimpin kelompom tersebut