BAB 1 Sampai 5 KP
BAB 1 Sampai 5 KP
PENDAHULUAN
PLN (Perusahaan Listrik Negara), merupakan salah satu Badan Usaha Milik
dalam penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-
cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah tangga dan diiringi pula dengan
tingkat kepuasan masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari
penyaluran atau distribusi sampai ke tempat konsumen, dalam hal ini perlu
penanganan teknis tersendiri, yang disesuaikan dengan kebutuhan listrik dan letak
geografis suatu daerah. Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam
merupakan faktor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PLN. Untuk itu
pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas dan bila jasa pelayanan berada
dibawah tingkat yang diharapkan, pelanggan akan merasa kurang atau tidak puas.
1
Pelanggan yang merasa tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan,
maka dengan sendirinya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain
atas ketidakpuasannya yang nantinya akan merugikan pihak PLN itu sendiri.
energi listrik, tetapi hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan penyediaan tenaga
masyarakat semakin meningkat dan berbagai kegiatan pendukungnya. Hal ini dapat
tidak hanya untuk kebutuhan penerangan tetapi juga untuk mendukung kegiatan
ekonomi. Maka dari itu akibat yang ditimbulkan adalah seringnya terjadi
pemadaman aliran listrik oleh PLN, terutama pada saat beban puncak. Hal ini
disebabkan oleh akibat pemakaian beban yang melebihi daya kapasitas yang
tersedia.
waktu yang tidak sedikit untuk membangun suatu pembangkit tenaga listrik. Para
perkembangan sistem tenaga listrik dari tahun ke tahun yang akan datang. Maka
pembangkitan, sistem kontrol dan proteksi, serta sistem transmisi dan distribusi
listrik yang akan disalurkan hingga sampai pada konsumen. Dikarenakan jumlah
investasi yang besar dan jangka waktu pembangunan yang lama pada pusat-pusat
tenaga listrik dibandingkan pembangunan industri yang lain maka perlu diupayakan
2
agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik tepat pada waktunya. Dengan kata
listrik yang akan terus meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk
jaringan transmisi yang diharapkan dapat melayani setiap gardu yang akan di
dalam hal ini menyalurkan daya yang dihasilkan dari pusat pembangkit kepada
setiap gardu induk, dibuatlah suatu jalur interkoneksi transmisi antar pembangkit di
seluruh pulau sumatera khususnya dengan istilah “Tol Listrik Sumatera” yang
menghubungkan disetiap pusat pembangkit dan gardu induk besar dari Aceh hingga
yang dapat diambil oleh penulis adalah bagaimana cara untuk mengetahui proses
3
1.3 Tujuan Kerja Praktek
1. Tujuan Umum
a. Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek yang wajib
Pembangunan Pancabudi.
memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program studi yang dipilih.
2. Tujuan Khusus
Utara
yang dihasilkan dari sumber energi murah yang ada di pulau Sumatera.
program listrik 11.000 MW (2008) dan “Tol Listrik Sumatera” sebagai salah
4
1.4 Batasan Masalah
Waktu pelaksanaan praktek kerja adalah dimulai pada bulan Maret 2019 hingga
November 2019.
dilakukan, penulis dalam, mencari data atau informasi yang dibutuhkan dengan
1. Wawancara
Yaitu prosedur pengumpulan data yang diakukan dengan cara tanya jawab atau
wawancara secara lisan maupun tulisan dengan pihak yang terkait,dalam hal ini
5
yakni para karyawan/i maupun pihak kontraktor pada saat proses pekerjaan
dilapangan.
2. Observasi
dari:
Bab I Pendahuluan
Bab ini bertujuan menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan kerja
Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat tentang teori-teori
6
Berisi pembahasan mengenai sejarah singkat, visi dan misi dan ruang
lingkup pekerjaan di PT PLN (Persero) secara umum dan PT PLN (Persero) Unit
Bab IV Pembahasan
Sarulla.
Bab V Kesimpulan
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari
7
BAB II
LANDASAN TEORI
distribution Station hingga sampai pada consumer penguna listrrik. Tenaga listrik di
transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi
Listrik. Pada sistem tenaga Listrik jarak antara pembangkit dengan beban yang
cukup jauh sehingga akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang
diakibatkan pada saluran yang mengalami drop tegangan. Dengan demikian sebuah
saluran transmisi harus memiliki berbagai komponen untuk menjaga kualitas listrik
yaitu:
8
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30 kV sampai 150
kV. Konfigurasi jaringan pada umunya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit
atasnya yang bertujuan sebagai penangkal petir agar tidak menyambar mengenai
yang disalurkan dari pembangkit sangat besar, maka penghantar pada masing-
masing phasa terdiri dari dua hingga empat kawat (Double atau Quardraple) dan
dengan kapasitas 500 kV. Tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang
kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif
dan efisien. Saluran Transmisi 500 kV biasanya terdiri dari 4 kawat penghntar
disetiap phasanya (Quardraple) hal ini dilakukan karena biasanya jaringan 500 kV
digunakan untuk mengalirkan daya yang sangat besar dari pusat pembangkit dan
menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori
saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota, karena berada
9
dibawah tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah
terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki
kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menemui
2.3.1 Konduktor
a. Tembaga (Cu)
b. Alumunium (Al)
c. Baja/Steel
Jenis konduktor yang sering dipakai adalah jenis alumunium dengan campuran baja.
10
a. AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari alumunium. Konduktor ini memiliki luas penampang mulai dari 15 mm2
mm2 sampai 1700 mm2 dengan kontruksi maksimum 126 kabeel pada konduktor.
11
2. Karakteristik peluruhan yang baik
5. Lebih ringan daripada ACSR, dengan kerugian yang lebih rendah dan ketahanan
berkekuatan tinggi.
yang terbuat dari alumunium dan berinti baja sebagai penahan mekanis. Konduktor
ACSR memiliki luas penampang mulai dari 15 mm2 sampai dengan 1750 mm2
12
2. Memiliki aifat lebih lentur
3. Desain ekonomis
Konduktor bertali konsentris dengan satu atau lebih lapisan kawat alumunium yang
dari alumunium yang diperkuat dengan komposit carbon pada intinya sebagai
penahan mekanisnya. Kelebihan jenis konduktor ini ialah dapat menghantarkan arus
hampir dua kali lebih banyak daripada konduktor jenis ACSR dengan ukuran dan
berat yang sama, membuatnya populer untu perkuatan jalur transmisi tenaga listrik
yang ada tanpa perlu mengubah menara dan isolator yang ada.
13
2.3.1.e Gambar ACCC
yang panjang dan memerlukan untuk konstruksi baru. Ini dilakukan dengan
mengganti inti baja dalam kabel ACSR yakni baja dengan serat karbon dan kaca
keuntungan:
Dapat menghantarkan daya yang lebih besar, hal ini dapat dilakukan oleh kabel
ACCC karena urat kabel ACCC berbentuk trapesium sehingga bulatan konduktor
Lebih ringan. Berat yang dimimalisir dapat digunakan untuk banyak konduktor
lebih banyak alumunium kedalam kabel yang sama. Alumuium lebih lembut, anil
alumunium murni no-anil yang kuat secara komersial yang berkontribusi terhadap
kekuatan tarik kabel dan meningkatkan penurunan dan penarikan dibawah beban
14
es, tetapi memiliki konduktivitas listrik sekitar 3% lebih sedikit dan membatasi
Kekurangan kabel ACCC adalah mahalnya biaya yang berkisar antara 2,5 hingga 3
kali dari biaya ACSR, selain itu kabel ACCC sangat rentan apabila tidak ditangani
Alumunium anil sangat lembut dan membuat konduktor ACCC sangat rentan
Juga termasuk tipe Bare Conductor (konduktor telanjang) yng digunakan untuk
over-head conductor dan masuk dalam kategori HTLS (High Temperature Low
Sag). Disebut HTLS karena kemampuannya untuk beroperasi pada suhu tinggi
15
2.4 Isolator
Isolator adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan
litrik. Dalam bahan isolator, valensi elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya.
penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban
atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir keluar atau
antara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan untuk menamai alat yang digunakan
Beberapa bahan, seperti kaca, kertas atau teflon merupakan bahan isolator yang
sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih cukup bagus dipergunakan sebagai
isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan-bahan ini mudah dipilih sebagai
isolator kabel karena mudah dibentuk dan diproses sementara masih bisa
menyumbat aliran listrik pada voltase menengah. Beberapa bahan adalah isolator
Kaca 1012
Mika 9x1013
bahan yang menahan aliran arus listrik. Isolator juga digunakan untuk melindungi
16
kita dari efek berbahaya dari listrik yang mengalir melalui konduktor. Atom-atom
mereka memiliki ikatan elektron yang rapat yang tidak bergerak diseluruh materi.
Karena elektron statis dan dan tidak bisa bebas berkeliaran, arus tidak dapat dengan
mudah dilewati. Selain melindungi kehilangan arus, isolator membuat arus listrik
Zat yang tidak bisa menghantarkan arus listrik disebut bahan isolator atau
suling. Isolator pada saluran transmisi harus mempunyai kekuatan mekanik yang
tinggi, selain itu harus mempunyai nilai resistivitas yang tinggi guna memperkecil
arus bocor yang terjadi. Tidak mudah keropos dan tahan terhadap masuknya gas-gas
ataupun cairan-cairan kedalam bahan isolator dan tidak dapat dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
dan campuran ini dipanaskan pada tempat pembakaran dengan suhu yang diatur.
Komposisi bahan bakunya adalah: 50% tanah liat, 25% felspar dan 25% kwarsa.
Isolator yang dihasilkan harus keras, permukaannya harus licin dan bebas dari sifat
17
perembesan. Kehalusan pada bahan permukaan akan membebaskan isolator dari
jejak air. Sifat menyerap pada bahan isolator akan menurunkan kekuatan dielektrik,
dan adanya kotoran ataupun gelembung udara di dalam bahan isolator juga akan
Jika bahan isolasi diproduksi pada suhu yang rendah maka sifat mekaniknya
akan menjadi lebih baik, tetapi bahan tersebut bersifat menyerap air dan ketika
bahan tersebut digunakan, kondsinya mungkin akan lebih buruk. Sebaliknya jika
bahan isolasi diproduksi pada suhu yang lebih tinggi, sifat menyerapnya akan
berkurang, tetapi bahan isolasi tersebut akan menjadi rapuh. Jadi di dalam membuat
isolator perlu dirancang sedemikian rupa antara kekuatan dielektrik, sifat rembesan
terhadap air dan suhu tempat pengeringannya. Secara mekanis isolator porselen
meiliki kekuatan dielektrik sekitar 60.000 V/cm, tekanan dan kekuatan regangannya
18
2.4.1b Isolator Kaca/Gelas
Seringkali gelas digunakan sebagai bahan isolasi. Gelas diproduksi dengan proses
penguatan yaitu dipanaskan dulu lalu didinginkan. Isolator yang terbuat dari bahan
-Karena kekuatan dielektriknya yang sangat tinggi, maka isolator gelas memiliki
bentuk yang lebih sederhana dan bahkan dapat digunakan satu lapis sbagai bahan
isolator.
-Uap-uap air mudah mengembun di sepanjang permukaan isolator, sehingga hal ini
19
2.4.1.b Gambar isolator kaca
-Pada tegangan yang lebih tinggi, gelas titik dapat dituang (casting) dalam bentuk
atau model yang tidak beraturan, karena pendingin yang tidak teratur akan
Isolator polimer adalah isolator yang terbuat dari beberapa sususnan monomer yang
membentuk suatu isolator. Isolator polymer biasanya terbuat dari bahan dasar
rubber dengan bahan pengisi filler silicon. Isolator polymer memiliki beberapa
2. Perawatannya mudah
20
3. Tahan polusi dan intensitas hujan yang tinggi karena bahannya terbuat dari
hidrofobik dipermukaannya.
tembus internal.
antara lainkarena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi
ataupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya yang kecil, isolasi polymer biasanya tidak mampu untuk
sumbu bergantung pada fungsi dan designnya. Apabila terdapat banyak interface
21
menyebabkan pengaruh penting pada perekatannya. Oleh karena itu harus diketahui
22
2.5 Infrastruktur
penyaluran. Secara umum ada dua jenis penyaluran (infrastruktur dari saluran
Tiang penyangga saluran transmisi terdapat pada saluran udara dimana energi listrik
media isolasi antar kawat penghantar maupun ke tanah. Dan untuk menyanggah
kawat-kawat saluran transmisi dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi
dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut dengan
menara/tower. Dimana antara kawat penghantar dan menara disekat oleh isolator
susunan baja profil yang berukuran kecil, sehingga dalam pengerjaan atau
pembangunan tower menjadi lebih mudah. Tower jenis ini biasanya dirancang untuk
23
I. Konstruksi Delta
Konstruksi lattice tower jenis Delta digunakan untuk mentransmisikan energi listrik
dalam konfigurasi penghantar single circuit dengan dua buah earth wire. Konstruksi
tower jenis ini biasanya digunakan untuk mentransmisikan tegangan 220 kV – 500
kV karena pada konstuksi jenis ini pengaruh akibat mutual induktansi antar
penghantar dapat diperkecil karena menggunakan single circuit dengan jarak antar
penghantar yang cukup jauh. Konstruksi dari tower ini juga sangat efektif untuk
24
II. Konstruksi Piramida
Piramida
Konstruksi piramida
digunakan untuk
mentransmisikan energi
penghantar double sirkuit. Konstruksi ini terdiri dari dua jenis yakni double circuit-
Tubular steel pole tower adalah tiang baja berongga berbeuntuk sisi poligonal.
25
penyambungan dengan pengelasan khusus. Tower jenis ini kurang efisien jika
digunakan untuk saluran transmisi karena dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus
dalam pemasangan serta lokasi tower harus berada didekat jalan, karena tower ini
terdiri dari bagian-bagian yang cukup besar sehingga menyulitkan pekerjaan bila
Adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa beton. Tower jenis ini biasanya
Tower ini memiliki konfigurasi pengantar single-circuit dan doublr circuit. Tower
ini sering digunakan di daerah perkotaan karena tidak membutuhkan lahan yang
banyak dan juga biayanya yang lebih murah dibandingkan dengan steel pole.
26
Wooden pole tower adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa kayu. Tower
jenis ini biasanya berjenis H an tower I seperti terlihat pada gambar berikut:
Tower ini memiliki konfigurasi penghantar single dan double circuit. Tower ini
jarang digunakan karena daya tahan tiang ini tidak terlalu bagus dan sangat
tergantung kepada cuaca (pelapukan). Tower jenis ini biasanya digunakan sebagai
Dead end tower yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat gardu induk, tower ini
27
2.5.6.a Gambar Dead End tower
Section tower yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan
28
2.5.6.c Suspension Tower
gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan. Biasanya konstruksi tiang
Tension tower adalah tower penegang, tower ini menganggung gaya tarikan yang
lebih besar daripada gaya beban berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
Biasanya konstruksi tiang yang digunakan adalah tiang lattice tipe piramida.
29
2.5.6.d Gambar Tower Tension
Transposision tower adalah tower tension yang difungsikan sebagai tempat untuk
Tower transposisi digunakan apabila jarak jalur transmisi dari ujung ke ujung
30
2.5.6.f Gambar Gantry Tower
Combined tower yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang
31
2.5.6.g Gambar Tower Combine
BAB III
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik
gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara
32
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh
para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-LN
(Badan Pimpinan Umum Listirk Negara) yang bergerak dibidang listrik,gas dan
kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua)
perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga
listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan
Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan
swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status
PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan
33
juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
masyarakat.
Motto
dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
34
melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka
Terbatas.
Alamat
PT PLN (Persero) Kantor Pusat Jalan Trunojoyo Blok M-I No 135 Kebayoran
Bagian Utara
Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa
Pemerintahan Belanda. Pada saat itu, penyediaan tenaga listrik di Indonesia dikuasai
oleh beberapa perusahaan, salah satunya adalah OGEM (Overzeese Gase dan
atau Jakarta sekarang. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di
sekarang berada di jalan Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh OGEM (Overzesee
Gas dan Electritiest Maathapy), yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda.
35
Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan
1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga 1928, Berastagi 1928, Tarutung 1929, Tanjung
dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan
mengambil alih Perusahaan Listrik dari tangan Jepang. Pengambilalihan itu selesai
bulan Oktober 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam
hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih tersebut,
maka pada tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional. Sejak
tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera yang
nama OGEM dinasionalisasikan pada tanggal 31 Januari 1958 dengan nama PGLN
(Perusaan Gas dan Listrik Negara) tahun 1959 berubah menjadi Perum Listrik
Negara Distrik Cabang Sumatera Utara yang kemudian dirubah lagi menjadi
36
dikeluarkannya keputusan Direksi PLN No. 09/DIR/LN/1966 kemudian PLN
Exploitasi II.
Pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari Perusahaan Negara
menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 9/Tahun 1969, Untuk menanggulangi dan
listrik masyarakat sehingga pada tahun 1975, dengan terbitnya Peraturan Menteri
PUTL No. 13/PRT/75 tanggal 8 September 1975, maka diadakan reorganisasi pada
PLN Exploitasi II Sumatera Utara Jaringan Sumatera pada tahun 1975 dan begitu
juga dengan pembangunan dirubah menjadi PLN Proyek Induk Pembangkit dan
Kemudian pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari Perusahaan Umum
Listrik Negara Proyek Induk Sumatera Utara menjadi PT PLN (Persero) Proyek
Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh dengan surat Keputusan
menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara,
(Persero) No. 166.K/DIR/2013, pada tahun 2016 PT PLN (Persero) Unit Induk
37
Pembangunan II kembali berubah menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk
(Persero) No.044. P/DIR/2016 dan terbaru Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembanguna Sumatera Bagian Utara adalah Unit
usaha PT PLN (Persero) yang bergerak di Bidang Pembangunan Gardu Induk (GI)
dan Jaringan Transmisi (TL) di wilayah Sumatera Utara dan Aceh yang
Stakeholder.
1. Visi
2. Misi
bangsa Indonesia.
38
3. Values
b. Integritas (Integrity)
c. Peduli (Care)
e. Trust
f. Commitment
g. Fun
4. Motto
GENERAL MANAGER
39
PJ. DALK3L
MUPPJ ACEH
UNIT
MUPPJS 1 PELAKSANA PJ. LAKSDAL I
PROYEK
MUPPJS 2 PJ. RENDAL I
sebuah unit yang dibawahi oleh Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara
yang dimana unit ini membidangi kepada hal-hal yang berorientasi pada
Utara.
40
STRUKTUR ORGANISASI PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
MANAGER UPP JS 1
EKO SUKMAWANTO
BAB IV
PEMBAHASAN
transmisi tegangan tinggi maupun ekstra tinggi yang meliputi proses persiapan
42
4.2 Tahapan Persiapan
harus dilakukan,tahapan ini bertujuan agar pada saat proses penarikan tidak
mengalami kesulitan dan sebagai pengamanan baik terhadap para teknisi maupun
proses stringing karena pada tahapan ini segala kegiatan penarikan direncanakan
a.Survey Lokasi
akan dibutuhkan kedepannya saat penarikan nanti, selain itu survey lokasi juga
bertujuan untuk mengetahui keadaan sosial setempat mengenai kegiatan yang akan
material string-set yang kita ketahui baik secara jumlahnya maupun spesifikasi
43
material yang berbeda. Pemasangan Insulator dapat dilakukan secara manual yakni
Montage roll adalah roda-roda yang berputar atau yang biasa kita kenal
dengn nama katrol namun memiliki ukuran diameter yang lebih besar dan lebih kuat
untuk menahan beban tarikan maupun beban tekanan saat penarikan. Pemasangan
scape roll pada tower suspension diletakkan diujung bawah Insulator set yang
tergantung sedangkan pada tower sudut/tension digantung langsung pada cross arm.
insulator set.
44
4.2.1.c Pemasangan roll pada suspension set
d.Pemasangan Scaffolding/Stegger
terbuat dari batang bambu yang dirangkai melalui ikatan sehingga dapat
karena pada saat penarikan, kawat mengalami keadaan yang tidak stabil yakni naik
dan turun yang diakibatkan gaya tarik-ulur antar mesin puller dan tensioner. Objek
yang biasa dilindungi oleh scaffolding adalah jaringan tegangan menengah ataupun
45
e.Penarikan Pilot wire/ Eret-eret
Pilot wire adalah tali tambang berdiameter 16-18mm yang biasanya ditarik
oleh para teknisi dari tower satu ke arah tower lain dan dimasukkan kedalam scape
roll yang telah terpasang yang selanjutnya apabila telah tersambung dari ujung titik
penarikan ke ujung section penarikan akan ditarik oleh mesin puller yang
seperti: crossing jalan raya, crossing sungai berbahaya, jurang, crossing jaringan
listrik tegangan tinggi dan pepohonan maupun hutan yang tidak dapat
ditebang,maka penarikan pilot wire dapat dilakukan dengan bantuan Drone yang
Schoor adalah penahan kostruksi tower dari gaya tarikan maupun gaya tekan
yang berlebih di jalur penarikan, biasanya schoor dipasang di cross arm pada tower
yang berada di puncak bukit sehingga terjadi beban pikul yang berat di tower
tersebut, selain itu schoor juga dipasang pada jarak antar tower yang terlalu panjang.
Schoor tower juga wajib dipasang yakni pada tower yang berada di depan mesin
puller dan tensioner karena disanalah beban tarikan dan beban tekan yang paling
46
besar terjadi. Schoor cross arm dipasang pada ujung sayap tower dan diikat di ketiak
atasnya yang kemudian dikencangkan dengan cara diputar antar seling terebut,
sedangkan schoor body dipasang diujung cross arm dan kemudian diujung seling
lainnya diikatkan pada beban berupa batang pohon kelapa yang dikubur sedalam
dua meter yang berjarak sekurang-kurangnya dua kali dari tinggi tower.
47
g.Penempatan mesin Puller dan Tensioner
berjarak sekurang-kurangnya 2 kali dari tinggi tower yang berada didepannya. Hal
48
ini dilakukan agar mengurangi sudut beban yang terlalu tajam sehingga tower tidak
mengalami gaya tekan kebawah yang terlalu berat demi keamanan tower.
Tahapan ini adalah tahap kedua dari proses stringing dimana setelah semua
wire yang telah tersambung antara ujung tensioner dan puller dilanjutkan dengan
penarikan seling 12mm dan disambung dengan seling bigbone 16mm. Setelah
semua tower telah terpasang seling bigbone 16mm, maka selanjutnya diujungnya
mana alat ini berfungsi sebagai peredam gaya putar saat penarikan guna
skema penarikan yang mengacu pada jarak antar span tower yang terdapat di
material schedule. Hal ini dilakukan untuk menentukan titik jatuhnya midspan joint
atau yang disebut dengan sambungan antar ujung konduktor agar tidak berada di
2. Berada diatas perumahan, sungai besar, jalan besar dan jaringan listrik.
49
4.3.a Midspan joint
Skema inilah yang biasa disebut dengan istilah “Drum Schedule” yakni perhitungan
jarak antar span tower dibandingkan dengan panjang satuan konduktor per haspel-
nya, sehingga dapat diketahui jumlah midspan joint yang akan digunakan dan
dimana titik jatuhnya midspan joint tersebut. Pada drum schedule biasanya panjang
total konduktor yang akan ditarik per section akan dilebihkan sebesar 1 hingga 2,5%
guna menghindari patahnya sayap tower saat penarikan disebabkan kabel yang
4.
Pada saat penarikan berlangsung diharuskan pada setiap tower yang memiliki sudut
belokan dijaga oleh satu sampai dua orang untuk menjaga jalannya tarikan guna
50
menghindari terselipnya tali tambang ataupun konduktor kedalam montage roll
sehingga dapat merusakkan tower atau bahkan rusaknya konduktor saat penarikan
berlangsung. Selain untuk menjaga agar tidak terselip saat penarikan berlangsung,
para penjaga juga bertugas mengawasi dan bahkan dapat mengatur ritme penarikan
sesuai kebutuhan tergantung situasi dan kondisi yang terjadi saat penarikan
berlangsung. Para penjaga tidak boleh lalai baik dalam mengawasi dan
mengabarkan kepada teman diseberang dan kepada kedua operator agar terjalin
komunikasi yang baik. Berikut adalah kejadian yang terjadi akibat miss-
51
4.1.2.c Kerusakan Cross Arm dan kerusakan konduktor
Selain menjaga keamanan pada sisi tarikan penjaga juga bertugas sebagai pembuka
joint protector atau pelindung joint agar tidak mengalami kebengkokan saat
melewati montage roll. Penjaga dapat membuka joint protector pada saat tarikan
dinyatakan hampir selesai dimana ujung konduktor sudah melewati tower terakhir
yang berada didepan mesin puller. Ketika semua phasa telah selesai dilakukan
penarikan sekaligus juga wire GSW dan OPGW nya maka proses finishing dapat
dimulai.
52
4.2 Tahap Finishing
finishing. Proses finishing adalah proses penyelesaian penarikan dan perapian kawat
1. Press Cantol
2. Sagging
3. Clamping
4. Formed OPGW
5. Pemasangan Spacer/ vibration damper
6. Pemasangan Jumper Penghantar
Press cantol adalah tahapan pertama yang dilakukan dalam proses finishing,
dinamakan press cantol karena kegiatan ini adalah melakukan pemotongan dan
konduktor dipindahkan diujung insulator set. Pada proses ini biasanya dilakukan
sebagai berikut:
53
1. Camelong
4.2.1.1 Camelong
2. Scape roll
camelong dan sling tirfor untuk meredam gaya gesekan sehingga pengetatan
54
4.2.1.2 Scape roll
3. Tirfor
Adalah alat untuk menarik beban secara manual yang berbentuk tabung pipih
yang didalamnya terdapat sling. Tirfor digunakan dengan cara di gerakkan pada
4.2.1.3 Tirfor
4. Mesin press
Alat yang terpenting didalam pekerjaan press cantol yang berfungsi sebagai
55
4.2.1.5 Mesin press
5. Ground local
Ground local adalah sebagai pengaman para teknisi dari ancaman tegangan yang
terdapat pada konduktor, sehingga teknisi tidak khawatir akan ancaman induksi.
Biasanya para teknisi menggunakan beberapa urat penghantar yang tidak terpakai
lagi sebagai ground local yang diikatkan pada ujung sayap tower dan diujung
penghantar.
6. Shackle
Shackle adalah alat bantu pengait antara mata sling dengan pengait obyek
tertentu dan terbuat dari bahan steel, shackle berfungsi menghubungkan sling
56
4.2.1.6 Shackle
7. Sling pengait
Berupa sling steel yang pada kedua ujungnya dibentuk lingkaran, berfungsi
57
4.2.2 Sagging
Setelah selesai dilakukan press cantol pada tower tension yang berada di
sehingga lendutan konduktor mencapai pada titik yang telah ditentukan dan pada
beban yang sesuai dengan kontrak. Proses sagging sejatinya menyerupai dengan
press cantol yakni memotong dan mengaitkan ujung konduktor kepada ujung
insulator, namun khusus pada proses sagging konduktor ditarik menggunakan tirfor
hingga titik terendah pada lendutan konduktor mencapai pada level yang telah
harus mengetahui dan melihat sagging schedule dan material schedule, para teknisi
harus mencari jarak terpanjang antar tower yang dilakukan sagging dan selanjutnya
mengetahui suhu rata-rata daerah tersebut dan selanjutnya memutuskan berapa level
konduktor yang seharusnya dicapai. Pada span terpanjang yang dilakukan sagging
teropong khusus sagging dan didepannya dipasang bowplank sebagai penanda level
konduktor yang digunakan untuk mengamati apakah level kawat penghantar telah
sesuai dengan schedule atau tidak yang selanjutnya pengamat akan menginfokan
58
4.2.2 Sagging schedule dan kegiatan sagging
4.2.3 Clamping
Clamping adalah proses pemindahan kawat penghantar yang semula berada
pada montage roll kepada suspension clamp yang berada diujung insulator
suspension set. Clamping dilakukan setelah proses sagging selesai dan idealnya
dilakukan setelah satu hari proses sagging agar konduktor telah mencapai pada
posisi yang tetap dan tidak berubah-ubah lagi. Clamping idealnya dilakukan oleh
tim yang terdiri dari minimal 6 orang yang masing-masing bertugas sebagai
pengantar peralatan dari bawah keatas tower. Berikut adalah peralatan yang
59
1. Tackle/Chain block
Chain block adalah alat pengangkat manual sederhana menggunakan pulley
(roll), roda gerigi (gear), rantai (chain) dan pengait (hook block). Alat ini relatif
kecil dan cocok untuk berbagai jenis pengangkatan. Beban pengangkatan chain
2. Shackle
3. Webbing sling
Adalah penahan beban yang terbuat dari kain yang berkekuatan tinggi yang pada
ujungnya terdapat jahitan berbentuk lingkaran penuh agar dapat dikaitkan pada
suatu benda.
60
4.2.3.4 Webbing sling 4.2.3.5 Clamping
61
4.2.4 Formed OPGW
OPGW (Optic Ground Wire) adalah sejenis kawat yang letaknya berada diatas
semua phasa dan berdampingan dengan GSW, berfungsi sebagai kawat pengaman
jaringan dari gangguan petir dan sebagai penghubung komunikasi antar gardu induk
pada jaringan transmisi. Pada proses formed opgw tidak dlakukan pemutusan karena
didalam opgw terdapat serabut optik yang tidak boleh terputus, sehingga untuk
1. Chain block
2. Shackle
3. Formed OPGW
62
4.2.5.a Spacer double conductor
c. Spacer quardraple
Berbentuk persegi yang tiap sisinya sama panjang, berfungsi mengapit empat
buah konduktor.
63
4.2.5.c Spacer quardraple
b. Lori : Adalah sejenis kendaraan berupa keranjang yang meiliki 4 buah roda
diatasnya yang bisa dinaiki oleh manusia ketika berada diatas kawat penghantar.
64
Jumper adalah konduktor yang menghubungkan penghatar yang sebelumnya
terputus pada tower tension yang pada tiap ujungnya dipress dan diapit oleh
pengukuran dengan panjang yang sesuai dengan jarak aman penghantar ke body
tower.
1. Persiapan Alat
3. Pengepresan
65
4.2.6 Pemasangan jumperan
Surat Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) dan Surat Uji Coba Pembebanan
66
Final check adalah pemeriksaan akhir yang dilakukan oleh pihak PUSERTIF
yang sebelumnya telah dilakukan secara internal oleh pihak pelaksana proyek,
a. Isolator
Dalam pemeriksaan terkait kelayakan isolator adalah; Tidak boleh terdapat cacat
fisik terhadap kepingan isolator berupa luka maupun terpecah, isolator tidak
boleh kotor karena dapat mempengaruhi tahanan isolasi dan tidak terdapat
b. Konduktor
Dalam pemeriksaan konduktor ada beberapa hal yang diperhatikan antara lain;
Konduktor tidak boleh terdapat kecacatan berupa putus urat, mekar dan benda
c. String set
Tidak boleh ada kekurangan baut, pen, maupun ketidaksesuaian material seperti;
67
d. Midspan Joint
Pada midspan joint yang menjadi perhatian adalah; Tidak boleh terdapat didekat
tower tension atau minimal berjarak 70 meter dari tension clamp, tidak boleh
berada diatas jalur kereta api, jalan raya, pemukiman umum dan sungai besar
serta midspan joint tidak boleh cacat berupa bengkok dan pengepresan yang
disaat pengoperasian.
e. Tension Clamp
konduktor dengan isolator string set melalui pengepresan bertekanan tinggi. Hal
clamp.
f. Arching horn
Arching horn atau tanduk api adalah material yang terdapat pada string set yang
berbentuk berupa tanduk terdapat pada dua sisi yakni sisi penghantar (hot) dan
sisi tanah yang terdapat didekat cross arm (cool). Hal yang diperhatikan adalah
arching horn tidak boleh miring (asimetris) antara sisi hot dan cool, tidak boleh
68
g. Spacer dan Vibration Damper
Spacer dan damper tidak boleh kurang dari yang telah ditentukan didalam
material schedule, karena jumlah spacer dan damper telah dihitung berdasarkan
long-span tiap-tiap tower serta tidak boleh kendor yang mungkin bisa terlepas
sewaktu-waktu.
Right of Way adalah jalur atau jarak bebas yang diijinkan di daerah SUTT dan
SUTET. Jarak bebas disini meliputu daerah radius disekitar konduktor dengan
ketentuan standar PLN yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral No. 2 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan
Jarak Bebas Minimum Pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Tinggi Arus Searah untuk Penyaluran Tenaga Listrik yaitu;
SUTTAS
69
-Bangunan,Jembatan b) 4,5 5,0 7,0 9,0 6,0 9,0
-Tanaman/tumbuhan,hutan,
perkebunan b) 4,5 5,0 7,0 9,0 6,0 9,0
a) Jarak bebas vertikal dihitung dari konduktor ke permukaan bumi atau permukaan jalan/rel
i. Struktur Tower
Struktur tower yang menjadi perhatian adalah tower yang tidak sesuai dengan
standard, dalam hal ini terdapat kegagalan konstruksi baik pada saat pembuatan
pondasi maupun pada saat ereksi, seperti: Tiang utama tower (common body) yang
4.3.2.b. Pengujian
Terdapat dua pengujian yang harus dilakukan terhadap jaringan transmisi yaitu:
70
a. Test Tahanan Isolasi
Tahanan Isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang disolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran
dengan tanah (ground) dengan menggunakan alat yang biasanya disebut denga
“Megger” (MegaOhm).
pengamanan dan perlindungan sistem tenaga listrik saat terjadi gangguan yang
disebabkan oleh arus lebih dan tegangan lebih. Pada saat terjadi gangguan di
71
4.3.2.b Pengujian pentanahan tower
72
BAB V
KESIMPULAN
saluran transmisi yang dimulai dari pekerjaan konstruksi, yaitu dimulai dari tahap
perencanaan dan pemetaan jalur, pekerjaan konstruksi dimulai dari pekerjaan sipil
(pondasi) dan erection dan dilanjutkan dengan proses penarikan yang melalui
tahapan seperti: Persiapan, penarikan, finishing dan tahap final check serta
pengujian.
73