Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : HY
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama/suku : Islam/flores
Pekerjaan : Petani
Alamat : Blanting, Lombok Timur
MRS/Pukul : 14-01-2010

II. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Kencing menetes

Perjalanan penyakit:
Pasien datang dengan keluhan kencing menetes sejak 3 minggu yang lalu. Pasien harus
menunggu lama untuk mulai berkemih, dan terasa nyeri saat berkemih (IPSS : 35). Pasien
mengeluh nyeri pinggang kanan dan kiri, nyeri menjalar sampai ke tulang panggul, dan sifatnya
kumat-kumatan, mual dan muntah tidak dikeluhkan pasien. Sejak 2 minggu yang lalu terpasang
selang kateter dan keluar batu melalui selang kateter. Pasien juga mengeluh demam, sejak 3
minggu yang lalu dengan pola tidak tentu, tidak disertai menggigil dan berkeringat dingin.
Dalam 3 tahun terakhir berat badan pasien menurun, pasien tampak semakin kurus, nafsu makan
dan minum baik. Keluhan BAB tidak ada.

Riwayat penyakit terdahulu :


Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-),
riwayat sakit jantung (-), riwayat sakit ginjal (-), riwayat sakit paru (-)

1
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat alergi :
Tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, dan makanan.

III. PEMERIKSAAN FISIK


 Status Generalis :
 Keadaan Umum: sedang
 Kesadaran : E4V5M6

 TD : 110/70 mmHg
 N : 76 x/menit
 P : 18 x/menit
 T : 37 0C

Pemeriksaan fisik umum:


 Kepala – Leher
o Kepala : normochepali, bentuk simetris.
o Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-)
o Leher : pembesaran KGB supraclavikula (-), sub mandibula (-), pembesaran
tyroid (-), JVP  
o THT : kelainan deformitas (-), massa (-)

 Thorax-Cardiovascular
o Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), iga
gambang (+)
o Palpasi : gerakan dinding dada simetris, iktus kordis (+) di ICS 5
o Perkusi : Paru (sonor), jantung (pekak), batas jantung dalam batas normal
(batas atas ICS II midclavicula line sinistra, batas bawah ICS V midclavicula

2
line sinistra, batas kiri ICS V anterior axilla line, batas kanan ICS II
parasternal line dextra)
o Auskultasi :
 Paru-paru: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : S1-S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen
o Inspeksi : distensi (-), darm contour (-), darm stefung (-), massa (-)
o Auskultasi : BU (+) normal, metallic sound (-).
o Palpasi : nyeri tekan (-) di keempat kuadran, massa (-), Hepar/lien tidak
teraba, ballotement (-/-)
o Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen

 Uro-Genital
o Regio supa pubis : massa (-), nyeri tekan (-)
o Regio flank & CVA : massa (-), bulging (-/-), nyeri tekan (-/-), nyeri ketok
CVA (-/-)
o Regio genitalia : tampak terpasang selang kateter no 18 pada urethra, produksi
urine kuning jernih, batu (-)

 DRE
 Hemmoroid (-), TSA adekuat, mukosa licin, prostat membesar (+), sulkus
medianus dangkal, sulkus lateral dalam, pole atas tidak teraba, berat ±60 mg,
konsistensi padat kenyal, permukaan rata, nyeri (+), perdarahan (-).

 Ekstremitas atas – Axilla


o akral hangat (+), edema (-), pembesaran KGB (-)

 Ekstremitas bawah
o akral hangat (+), edema (-).

3
 Status Lokalis :

 Uro-Genital
 Regio supa pubis : massa (-), nyeri tekan (-)
 Regio flank & CVA : massa (-), bulging (-/-), nyeri tekan (-/-), nyeri ketok
CVA (-/-)
 Regio genitalia : tampak terpasang selang kateter no 18 pada urethra, produksi
urine kuning jernih, batu (-)

 DRE
 Hemmoroid (-), TSA adekuat, mukosa licin, prostat membesar (+), sulkus
medianus dangkal, sulkus lateral dalam, pole atas tidak teraba, berat ±60 mg,
konsistensi padat kenyal, permukaan rata, nyeri (+), perdarahan (-).

IV. RESUME
a. Anamnesa :
Laki-laki, 66 tahun, datang dengan keluhan kencing menetes sejak 3 minggu yang lalu.
Pasien harus menunggu lama untuk mulai berkemih, dan terasa nyeri saat berkemih. Pasien
mengeluh nyeri pinggang kanan dan kiri, nyeri menjalar sampai ke panggul, dan sifatnya kumat-
kumatan. Sejak 2 minggu yang lalu terpasang selang kateter dan keluar batu melalui selang
kateter. Pasien demam, sejak 3 minggu yang lalu dengan pola tidak tentu, tidak disertai
menggigil dan berkeringat dingin. Dalam 3 tahun terakhir berat badan pasien menurun, pasien
tampak semakin kurus, nafsu makan dan minum baik.

b. Pemeriksaan fisik :
 Uro-Genital
 Regio supa pubis : massa (-), nyeri tekan (-)
 Regio flank & CVA : massa (-), bulging (-/-), nyeri tekan (-/-), nyeri ketok
CVA (-/-)

4
 Regio genitalia : tampak terpasang selang kateter no 18 pada urethra, produksi
urine kuning jernih, batu (-)

 DRE
 Hemmoroid (-), TSA adekuat, mukosa licin, prostat membesar (+), sulkus
medianus dangkal, sulkus lateral dalam, pole atas tidak teraba, berat ±60 mg,
konsistensi padat kenyal, permukaan rata, nyeri (+), perdarahan (-).

V. DIAGNOSIS KERJA
BPH + urolitiasis

VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS


Ca Prostat

VII.USULAN PEMERIKSAAN
 Laboratorium (DL, BT, CT, GDS, LFT, UL,BUN,SC, PSA)
 Foto thorak & BNO
 USG Abdomen
 Biopsy jaringan prostat  pemeriksaan PA

Hasil Pemeriksaan Lab :


14-01-2010
Hb : 11,6 gr %
WBC : 16.500 /mm3
PLT : 197.000 /mm3
GDS : 209 mg%
Kreatinin : 1,8
16-01-2010
Hb : 11,4 gr %
WBC : 14.900 /mm3
PLT : 182.000 /mm3

5
SGOT : 17
SGPT :14
Albumin : 3,5
Urea : 38
Kreatinin : 1,2
CT : 5’30”
BT : 1’30”

PSA : 66,06 ng/ml

USG Abdomen : BPH  46 x 49 mm

VIII. RENCANA TERAPI


 IVFD (RL 20 tpm)
 Antibiotik (Cefotaxim 1 gr/12 jam IV)
 Analgetik (ketorolac 1% 1 amp/12 jam)
 Biopsy prostat  Pemeriksaan PA

IX. PROGNOSIS
Dubois

6
TINJAUAN PUSTAKA

Benign prostatic hyperplasia merupakan pembesaran prostat non-maligna (non-cancer),


yang umumnya terjadi pada pria tua. Prevalensi BPH pada usia 41-50 tahun sebesar 20%, usia
51-60 tahun sebesar 50%, dan > 90% pada pria >80 tahun.

I. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya Benigne Prostat Hyperplasia sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, tetapi diduga multifaktorial dan kontrol hormonal. Prostat terdiri dari
epitelial dan stroma, dimana masing-masing atau keduanya dapat mengakibatkan hiperplasi
nodul dan menunjukkan gejala BPH. Pada penelitian ditemukan korelasi positif dari testosteron
bebas dengan level estrogen. Pada penelitian selanjutnya diketahui bahwa usia dan BPH
kemungkinan hasil dari peningkatan estrogen menyebabkan induksi dari reseptor androgen,
dimana prostat lebih sensitif pada testosteron bebas.

II. PATOFISIOLOGI

Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang diduga
timbulnya Benigne Prostat Hyperplasia antara lain :

1. Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT)

Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen akan menyebabkan epitel dan
stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasia.

2. Ketidak seimbangan estrogen – testoteron

Dengan meningkatnya usia pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testosteron sedangkan estradiol tetap, yang dapat menyebabkan terjadinya
hyperplasia stroma.

3. Interaksi stroma - epitel

Peningkatan epidermal gorwth faktor atau fibroblas gorwth faktor dan penurunan
transforming gorwth faktor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel.

7
4. Penurunan sel yang mati

Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari
kelenjar prostat.

5. Teori stem cell

Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.

III. GEJALA
Gejala BPH dibagi menjadi gejala obstruktif dan gejala iritatif.
Gejala obstruktif :
 Hesitansi
 Pancaran miksi lemah
 Intermitensi
 Miksi tidak puas
 Terminal dribbling
Gejala obstruktif :
 Frekuensi
 Nokturia
 Urgensi
 Disuria

IV. TERAPI
o Watchful waiting
o Medical therapy :
 alpha blockers
 5 alpha reductase inhibitor
 combination therapy
 phytoterapy
o Conventional surgical therapy :
 TURP

8
 TUIP
 open simple prostatectomy
o Minimally invasive therapy
 Laser therapy
 Transuretral evapolarisasi prostat
 Hypertermia
 Transuretral needle ablasi prostat
 Ultrasound intesitas tinggi
 Stent intrauretral

Anda mungkin juga menyukai