PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2018, karena data-data kepatuhan terhadap Clinical Pathway
belum ada maka diputuskan evaluasi kepatuhan akan dilakukan secara manual,
dengan sebelumnya menentukan 5 area prioritas Clinical Pathway
Pemilihan area prioritas berdasarkan criteria risiko tinggi (High Risk), sering
tarjadi (High Volume), High Cost, dan rawan masalah (Problem Prone)
BAB 2
PELAKSANAAN
Dilakukan setiap hari oleh Case Manager. Dengan cara audit berkas rekam medis,
membandingkan catatan perawatan pasien dengan Clinical pathway Guidelines
(PPK).
Apabila terdapat variabilitas dalam perjalanan penyakit atau komplikasi tidak
digunakan sebagai populasi pengambilan data.
Kriteria yang dinilai adalah:
Operasi : asesmen klinis (diagnose), PPA (Profesional Pemberi Asuhan),
penunjang(Lab/radiologi), tindakan (konsultasi dokter, asesmen anestesi dan
bedah, kelengkepan informed consent, penandaan), obat (antibiotik), dan lama
rawat
Non operasi : asesmen klinis, PPA (Profesional Pemberi Asuhan), penunjang
(lab/radiologi), obat (antibiotik) dan lama rawat.
BAB 3
EVALUASI
Hasil :
Pada periode ini PPA gizi dan farmasi tidak memberikan asuhan pada pasien
sesuai PPK.
2. Ketuban Pecah Dini (KPD) aterm
Pada periode ini didapatkan kasus SC dengan indikasi ketuban pecah dini
pada kehamilan aterm (cukup bulan) sebanyak 3 kasus. Kasus yang
dievaluasi dengan clinical pathway adalah kasus dengan KPD > 24 jam.
Hasil :
Ketidaksesuaian terdapat pada obat. Ketidaksesuaian terdapat pada obat
oral/pulang, obat antibiotika oral/pulang yang sesuai CP yakni clindamisin
3x300mg. Pada periode ini terdapat 2 pasien tidak menggunakan antibiotika
sesuai yaitu menggunakan cefadroxyl 2x500mg.
Hasil :
Pada semua kasus yang didapatkan tidak ditemukan ketidaksesuaian dengan
clinical pathway.
6. Demam Typhoid
Pada periode ini didapatkan kasus demam tifoid sebanyak 3.
Hasil :
Ketidaksesuaian terdapat pada obat. Ketidaksesuaian terdapat pada obat yang
diberikan selama perawatan, obat antibiotic sesuai CP yakni Ceftriaxone, semua
pasien tersebut tidak menggunakan antibiotic sesuai. Antibiotik yang digunakan
adalah Anbacim (cefuroxime)
7. Diare Akut
Pada periode ini tidak ditemukan kasus diare akut dengan dehidrasi ringan
sedang.
8. BBLR
Pada periode ini didapatkan kasus bayi BBLR (berat badan lahir rendah)
sebanyak 12 bayi. Kasus yang dievaluasi dengan clinical pathway adala bayi
BBLR dengan berat lahir < 2500gr.
Hasil :
Tidak ditemukan ketidaksesuaian pada semua kasus yang dievaluasi. Gizi dan
farmasi belum memberikan asuhan sesuai CP.
9. Hiperbilirubinemia
Pada periode ini tidak ditemukan kasus hiperbilirubinemia.
BAB 4
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Dari evaluasi Clinical Pathway Guidelines yang telah dilakukan, sebagian
besar PPA dokter spesialis telah mengikuti CP dan PPK yang berlaku.
PPA gizi dan farmasi belum memberikan asuhan.
Ketidaksesuaian terhadap CP sebagian besar disebabkan karena kebutuhan
asuransi atau permintaan pasien.
Ketidaksesuaian obat dikarenakan CP belum disesuaikan dengan
formularium nasional dan PPK terbaru.
Rekomendasi
Melakukan sosialisasi lebih lanjut dengan PPA agar melakukan perawatan
medis sesuai dengan CP
Memaparkan hasil evaluasi CP dalam rapat komite Medik
Melakukan evaluasi dan revisi CP agar obat-obatan yang digunakan sesuai
dengan formularium nasional dan PPK terbaru
Melaksanakan audit medis dengan rutin
Kepatuhan CP dijadikan sebagai salah satu penilaian kinerja tenaga medis.