Sc
Pekerjaan : Widyaiswara Luar Biasa Pusdiklat Minerba
Instruktur Teknik Peledakan
Dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Mineral Indonesia
(STTMI), Bandung
Alamat : Email: awang.suwandhi@gmail.com; Hp: 081320181720.
PENDIDIKAN
S1: TEKNIK PERTAMBANGAN; UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
S2:MASTER OF ENGINEERING SCIENCE IN MINING; QUEENSLAND UNIVERSITY, BRISBANE, AUSTRALIA.
RIWAYAT PEKERJAAN
1984 – 1994 : PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL (TEKMIRA), BANDUNG
1993 – 2000 : PT. SEMEN CIBINONG DIVISI QUARRY ANDESIT, RUMPIN, BOGOR
2000 – 2003 : PT. KARYA MARBELINDO LESTARY QUARRY ANDESITE, BOGOR
1998 – sekarang : JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN, STT-MINERAL INDONESIA, 1
2002 – sekarang : DIPERBANTUKAN DI PUSDIKLAT MINERBA, BANDUNG
2005 – sekarang : KONSULTAN PERTAMBANGAN
2
1. BAHAN PELEDAK
TAMBANG
• Sejarah singkat
perkembangan bahan
peledak
• Tujuan peledakan
penambangan
• Definisi dan klasifikasi
bahan peledak
• Contoh-contoh bahan
peledak tambang
3
Bahan peledak yang pertama kali dikenal adl “black
powder” sktr 300 thn lalu dan digunakan sbg pendorong
peluru.
Penemunya adl seorang pendeta Jerman ber-nama Bertold
Schwarz. Schwarz berarti hitam (black), oleh sebab itu ia
dikenal sebagai Bertold the Black atau Bertold si Hitam.
Krn bentuknya serbuk maka disebut juga “black powder”
atau “serbuk hitam” atau “bubuk mesiu”.
Penemuan black powder membuat manusia menderita
karena dipakai utk membunuh.
Pada abad ke 17 black powder digunakan utk pemberaian
batuan pada tambang2 di Eropa.
Pada tahun 1802, Dupont membuat pabrik black powder di
Brandywine Creek dan dipasarkan
4
- Pada 1831, metode baru untuk meledakkan
black powder ditemukan di Inggris oleh
William Bickford yang dinamakan Sumbu
Bakar (safety fuse).
- Bagian luar sumbu adalah bahan yang tahan air
dan dibagian dalamnya terdapat black powder
serbuk.
- Sumbu tersebut dibakar dan apinya merambat kedalam lubang
sampai ke bahan peledak black powder dalam waktu tertentu. Waktu
rambatan memberi peluang bagi penambang untuk berlindung,
sehingga lebih aman dari sebelumnya. 5
Peledakan black powder sebelum ditemukan sumbu bakar, yaitu
meledakannya dari jarak dekat, sehingga tidak aman dan banyak
kecelakaan
6
Seorang ahli kimia yang pada tahun 1846
menemukan nitrogliserin, yaitu campuran
nitric acid dengan glycerin yang ternyata
menghasilkan ledakan.
Nitrogliserin, bentuknya cair bening,
terbukti lebih powerful utk menghancurkan
batuan dari pada black powder dan mulai
digunakan pada pertambangan dan konstruksi. Namun
karakteristiknya belum dimengerti, sehingga terkadang
meledak sendiri atau tidak meledak.
7
Orang yang membuat nitrogliserin
lebih aman karena dicampur dengan
material penyerap, yaitu kieselguhr,
menjadi Blasting Gelatine yang
disebut Dinamit atau Gelignit pada
tahun1866.
Dia juga membuat detonator biasa
(plain deto) tahun 1867.
8
• Pada tahun 1955 Robert W. Akre menyatakan bahwa akremi
merupakan campuran butiran amonium nitrat dan karbon
membentuk suatu sumber peledak (Blasting agent) disebut ANFO.
• Campuran disimpan dalan kantong polyethylen untuk
mempertahankan kondisi yang kering pada lubang peledakan.
• Bahan Peledak ANFO ini lebih aman dibanding dengan bahan
peledak yang terdahulu. Tidak sensitif terhadap peluru, akan tetapi
kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap udara dan air.
• Untuk mengatasi kelemahan ANFO tersebut maka dibuat bahan
peledak Watergel dan Emulsi.
9
Peledakan produksi:
Overburden batubara atau bijih
Batubara atau bijih
Bahan galian industri atau batuan konstruksi
Peledakan khusus:
Perimeter blasting
Tunneling and Shaft Sinking
Trenching
Demolition
Lokasi peledakan:
Tambang Terbuka (open pit)
Tambang Bawah Tanah (underground mining)
Bawah Air (underwater)
10
11
Newmont Gold Mine, Batu Hijau, NTB, Indonesia
12
13
Drilling for blast holes in Cikotok Gold Mine,
Indonesia (in memoar)
14
15
Bahan peledak yang umum digunakan di tambang
adalah bahan peledak yang dibuat secara kimiawi.
Definisinya: Bahan peledak adalah suatu bahan kimia
senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair,
gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi
panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami reaksi eksotermis sangat cepat yang hasil
reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan
disertai panas serta tekanan sangat tinggi yang secara
kimia lebih stabil.
16
Hasil ledakan: (Langefors, 1978)
– P = 100.000 atm 101.500 kg/cm² 10.000 MPa
– T = 4000° C
– Daya (energi) = 25.000 MW = 25 x 106 kW = 5.950.000 kcal/s
(1 kW = 0,238 kcal /s)
17
a. BERDASARKAN KECEPATAN REAKSI
1. Bahan peledak kuat (high explosives)
̶ Kecepatan reaksi antara 1650 – 8000 m/s
( > kecepatan suara supersonik )
̶ Reaksinya disebut detonasi (meledak)
̶ Tekanan yang ditimbulkan sangat tinggi
̶ Berdasarkan kepekaannya (sensitivitas) digolongkan
menjadi:
Primer - sangat sensitive
Sekonder - kurang sensitive
Tersier - tidak sensitive
18
̶ Contoh yang dipakai pada penambangan:
Primer - Pb Azide; Pb Styphnate; Hg
Fulminate
dalam jumlah sedikit biasanya
ada dalam detonator.
Sekunder - ANFO; Emulsi; Dinamit
umum dipakai untuk peledakan
produksi);
- TNT (Tri Nitro Toluena); PETN
(Penta Erytrytol Tetra Nitrat)
biasanya untuk booster
Tersier - Amonium Nitrat (AN); Potasium
sebagai bahan baku bhn.peledak
19
Bhn peledak ANFO
- Bahan baku AN dan solar dgn
campuran berat AN = 94.5%
dan solar = 5.5%
- Diam. AN 1 – 1.5 mm
- Mudah larut dalam air
20
Bhn peledak emulsi
- Bahan baku ANFO,
emulsifier dan air
- Diam. ANFO = 1
- Tidak larut dalam air
- Disiapkan dalam
bentuk curah atau
kartrij
21
Permissible Explosive
- Digunakan untuk peledakan
batubara pada tambang
batubara bawah tanah.
Cirinya ada tanda huruf “P”
- Rating mulai dari P1 sampai
P5, dimana P1 digunakan
untuk meledakkan batubara
yang keras, pembuatan vertical shaft, dan lubang bukaan
bawah tanah lainnya; sedangkan P5 untuk tambang batubara
bawah tanah dgn konsentrasi debu tinggi.
22
Dinamit
A. Serbu gergaji, kieselguhr, diatomaceous earth atau bhn lain
yang bisa menyerap nitroglycerin.
B. Lapisan pelindung bahan peledak.
C. Blasting cap (detonator)
D. Kabel listrik atau sumbu bakar
23
Jenis detonator yang digunakan untuk penambangan.
a. Detonator listrik
leg wire
Fusehead:
Penyumbat –Kawat halus Penyumbat
yang berpijar
–Ramuan
pembakar Elemen waktu
Isian utama tunda
Selongsong
detonator Selongsong
(shell) Isian dasar detonator
(shell)
SIMULTANEOUS DELAY
24
b. Detonator nonel
26
d. Sumbu bakar/sumbu api/safety fuse
27
e. Cara meledakkan detonator
Cara meledakkan
cordtex dengan
detonator listrik
30
2. Bahan peledak lemah (low explosives)
̶ Kecepatan reaksi kurang dari 1650 m/s
(< kecepatan suara subsonik)
̶ Reaksinya disebut deflagrasi (terbakar)
̶ Tekanan yang ditimbulkan tinggi
̶ Berdasarkan penggunaannya digolongkan
menjadi:
A. Pyrotechnics - untuk penghasil panas,
asap/kabut berwarna, sinar, delay, suara, api.
B. Propellants - sebagai pelontar obyek/ projektil
(pelor, hulu ledak).
31
Bhn peledak lemah
Contohnya gun (black) powder dgn
komposisi sbb:
- Potasium sbg penyuplai oksigen.
- Serbuk batubara sbg bahan bakar (fuel).
- Belerang (sulfur) sbg fuel yang menambah
laju pembakaran. 32
b. BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI P&E NO.
555.K/26/MP.E/1995
1. Bahan peledak peka detonator; yaitu bahan
peledak yang bisa diledakkan oleh detonator.
2. Bahan peledak peka primer; yaitu bahan peledak
yang bisa diledakkan oleh primer.
3. Bahan ramuan bahan peledak; yaitu bahan-bahan
yang bukan bahan peledak, apabila bahan-bahan
tersebut dicampur dengan perbandingan tertentu,
maka akan terbentuk bahan peledak kuat (high
explosives)
33
Detonasi bhn.peledak menghasilkan gas-gas non-toxic
(CO2, H2O, N2) dan toxic (NO, NO2, CO)
Gas-gas ini perlu diperhatikan pada peledakan bawah
tanah atau terbuka bila gerakan angin yang rendah
Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic a.l: letak
primer yang tidak tepat, kurang tertutup, air, komposisi
bhn.peledak tidak baik, dan adanya reaksi dengan
batuan mengandung sulfida atau karbonat
34
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
Level 5
35
2. PERSIAPAN PELEDAKAN
TAMBANG BWH. TANAH
Pemahaman siklus peledakan
tambang bawah tanah
Bentuk dan fungsi Cut
Desain peledakan dan
pengisian bahan peledak
(charging)
Merangkai peledakan (tie-up)
36
SIKLUS PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH
Pengeboran lubang ledak ( blasthole drilling )
Pengisian lubang ledak (charging )
Peledakan (blasting )
Ventilasi intensif (ventilation )
Pengamanan dinding lubang bukaan hasil peledakan dan
penyemenan dinding (scaling and grouting ) bila
diperlukan
Pemuatan dan pengangkutan (loading and hauling )
Mempersiapkan pengeboran untuk siklus baru (setting up
of the new round )
37
Prosedur scaling
1. Gunakan scaling bar yang ringan dan kuat
serta panjangnya cukup menjangkau atap.
2. Apabila atap terowongan tinggi, bisa berdiri
di atas alat gali dengan meminta ijin kpd
operatornya terlebih dahulu
3. Diperlukan minimal dua orang yang
mengerjakan scaling, 1 org memeriksa batu
menggantung menggunakan scaling bar dan
seorang lagi mengawasinya.
4. Batu menggantung yang akan dijatuhkan
harus berada sekitar 3 - 4 m di depan orang
yang mengerjakan scaling atau pada posisi
yang diperkirakan aman bila batu terjatuh
5. Pandangan selalu ke atas
38
DESAIN PELEDAKAN TAMBANG BWH TANAH
1. Bentuk-bentuk Cut
39
2. Pengelompokan Roof holes atau
back holes
lubang ledak Stoping holes atau
pada peledakan Tinggi
busur
helper holes atau
reliever holes
terowongan Wall holes
atau rib holes
Cut holes
Tinggi
abutment
Cut spreader holes
atau raker holes
40
PENGISIAN LUBANG LEDAK
1. PRIMER
Adalah gabungan antara bahan peledak peka
detonator dengan detonator atau sumbu ledak.
Termasuk kedalam bahan peledak peka detonator
adalah bahan peledak berbentuk kartrij (dodol) atau
booster.
Fungsi primer adalah untuk menginisiasi bahan
peledak utama atau bahan peledak peka primer.
41
Pembuatan primer dengan kartrij dan sumbu ledak
Dinamit (kartrij)
dengan Sumbu
Bakar Kartrij dengan Sumbu Ledak
42
Pembuatan primer dengan booster
43
44
2. BAHAN PELEDAK UTAMA
Adalah bahan peledak yang jumlahnya telah diperhitungkan
untuk mengisi sebagian besar kedalaman lubang ledak.
Fungsi bahan peledak utama adalah untuk menghancurkan
batuan agar terbentuk fragmentasi dengan distribusi ukuran
butir yang diinginkan.
Bahan peledak utama tergolong bahan peledak peka primer
karena hanya bisa diinisiasi oleh primer.
Bahan peledak utama disebut juga Primary Charge atau
Powder Column (PC).
45
Contoh bahan peledak utama adalah
ANFO, Emulsi, watergels dan sekumpulan
kartrij.
Terbuka Arah kemajuan lubang
3,75 m 46
MERANGKAI PELEDAKAN
Susunan primer dan
.
bahan peledak utama
serta cara menginisiasi
) SUMBU NONEL
(NONEL TUBE)
bawah tanah.
Gambar disamping SUMBU LEDAK
kombinasi nonel
LISTRIK
PRIMER
Tampak samping
49
• Contoh pola pengeboran dan peledakan di Pongkor
KETERANGAN:
15 15 15 15 15 15 Delay detonators Bahan peledak
1. Lokasi terowongan RU4C-L500
7 7
No. Jumlah pcs. W, kg
2. Waktu peledakan:
8 8 - Tanggal 23 Januari 2016.
0 2 15 2.7
11 9 - Meledak jam 23:30 WIB.
6 4 6 2 2 15 2.7
- Periksa jam 00:30 WIB.
4 4 28 5.1
7 7 3. Spesifikasi teknis:
11 0 9 6 4 28 5.1
a. Diameter lubang 32 mm. 7 8 56 10.2
b. Kedalaman lubang ledak 1.40 m 8 4 28 5.1
4 2 2 4 c. Jumlah lubang ledak: 9 4 28 5.1
- 44 lubang diisi bhn.peledak 11 4 28 5.1
11 - 1 lubang kosong 13 6 42 7.6
0 9 d. Detonator dan sumbu ledak: 15 6 42 7.6
7 7
- 44 nonel delay (no delay lihat tabel)
6 4 6 - 1 listrik (untuk pemicu) Total 44 310 56.4
11 9 - Sumbu ledak (cordtex) 8 m
8 8 e. Bahan peledak kartrij dayagel magnum
7 7 diameter 30 mm berat 0.182 kg/pcs
buatan PT Dahana Indonesia.
13 13 13 13 13 13 f. No delay deto., jumlah deto. dan bahan
peledak sbb:
50
51