Rancangan Percobaan
Rancangan Percobaan
RANCANGAN PERCOBAAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Arya Adji Prastya (061740421856)
2. Marfira (061740421864)
3. Jesica Bregita Sihombing (061740421861)
KELAS : 5 KIB
DOSEN PENGAJAR : Ir. Jaksen M. Amin, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“RANCANGAN PERCOBAAN” .
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengendalian Mutu Produksi. Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis
mengambil referensi dari buku dan media internet.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
belum sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Kami sebagai
penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Ciri-ciri RAL
1. Satuan percobaan homogen (dianggap seragam)
2. Hanya ada 1 sumber keragaman, yaitu Perlakuan
3. Keragaman respon disebabkan oleh perlakuan dan galat (kesalahan dalam
pengamatan/pencatatan data/faktor lain)
4. Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol.
5. Banyak dilakukan di laboratorium atau rumah kaca.
C. Pengacakan
Pengacakan merupakan upaya yang dilakukan untuk memperoleh nilai penduga
yang tidak bias, balik bagi sisaan percobaan, nilai tengah, maupun beda antar nilai tengah
tersebut. Sebagai contoh denah hasil pengacakan penempatan perlakuan pada setiap
satuan percobaan untuk percobaan dengan RAL, yang terdiri dari 4 perlakuan (yang
disimbolkan dengan A, B, C, dan D) dan diulang sebanyak 4 kali, sebagaimana disajikan
pada gambar berikut ini.
C D D A
A A B C
B C B D
D C A B
Pada gambar di atas tampak bahwa pada suatu baris atau lajur boleh terdapat
perlakuan yang sejenis. Hal ini merupakan salah satu ciri dari percobaan yang
dirancangan dengan RAL. Hasil tersebut diperoleh dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Susunlah denah percobaannya, misalnya untuk 4 percobaan dengan 4 ulangan
untuk masing-masing perlakuan sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Satuan
percobaan dapat dibuat dalam satu baris, satu kolom, atau dalam beberapa baris
dan kolom. Sebagai contoh satuan percobaan dibagi dalam 4 baris dan 4 kolom,
sebagaimana disajikan pada berikut ini:
2. Nomori satuan percobaan tersebut dari 1 sampai 16, seperti berikut ini
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
3. Acaklah secara berurutan (atau urutan lain yang telah ditetapkan sebelumnya)
mulai dari nomor pertama hingga ke-16 untuk menentukan perlakuan mana yang
akan dikenakan pada satuan percobaan tersebut. Pengundian dapat dilakukan
misalnya dengan menggunakan undian yang terdiri dari 16 kertas dimana setiap
kertas telah dinomori keempat perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Sebagai
contoh, hasil pengacakannya sebagai berikut :
C D D A
A A B C
B C B D
D C A B
4. Dengan demikian, berdasarkan denah di atas, sebagai contoh perlakuan ke-3 (C)
dibersihkan pada satuan percobaan pertama, kedelapan, kesepuluh dan yang
keempat belas.
D. Model Linier
Pengacakan yang dilakukan dalam percobaan ini dilakukan secara lengkap, dan
tidak adanya sumber keragaman lain yang diperkirakan sebelumnya, maka hanya terdapat
satu sumber keragaman dalam model RAL. Model linier untuk percobaan yang dilakukan
dengan RAL adalah sebagai berikut:
Y ij = µ + α i+ ε ij
Di mana simbol tersebut adalah
Y ij : nilai respons dari perlakuan ke-I pada ulangan ke-j yang teramati
µ : nilai rataan umum
α i : kontribusi perlakuan ke-i
ε ij : sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
E. Interprestasi Hasil Analisis Data
Guna menginterprestasi tabel analisis ragam, berikut ini disajikan dalam tabel di bawah ini
yang merupakan contoh tabel analisis ragam yang perhitungannya dilakukan secara
manual.
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat bebas F hitung F tabel (0,05)
Keragaman Kuadrat Tengah
Perlakuan 144.8815 3 48.2938 6.34 3.24
Sisaan 121.8040 16 7.61275
Total 266.6855 19
Pada tabel di atas tampak bahwa hasil percobaan yang dianalisis merupakan percobaan
RAL dengan 4 perlakuan, dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali.
Hipotesis yang diuji pada taraf kepercayaan 95% sebagaimana disajikan pada table
analisis ragam untuk model RAL di atas adalah
H 0 : Semua rataan respons dari perlakuan yang diuji adalah sama
H 1 : Paling tidak ada sepasang perlakuan yang berbeda nilai rataan responsnya.
Atau secara matematik hipotesis untuk model RAL tersebut adalah
H 0 :µi =µ j untuk semua pasang (i,j)
H 0 :µi ≠ µ j untuk paling sedikit satu pasang (i,j)
Hasil analisis ragam sebagaimana disajikan pada tabel tampak bahwa nilai F hitung
lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti untuk
menolak H 0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa paling sedikit terdapat
sepasang perlakuan yang berbeda pada taraf kepercayaan 95% (α = 5%).
F. Langkah Analisis
Langkah-langkah dalam menganalisis Rancangan Acak Lengkap:
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
3. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi*2/n – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
4. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP
5. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = a-1
db galat = a. (n-1)
db total = ( a.n )-1
6. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTG = JK galat / db galat
7. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
8. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
9. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
10. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
cukup pilih salah satu saja.
11. Perhitungan koefisien keragaman (KK):
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.
Contoh:
Lima komposisi ransum dicobakan pada 20 ekor ayam petelur jenis tertentu yang relatif
homogen untuk dilihat pengaruhnya terhadap kandungan kolesterol telur. Setiap ransum
dicobakan pada 4 ekor ayam petelur dan diperoleh data sebagai berikut:
Data kandungan kolesterol telur dari 20 ekor ayam petelur dengan berbagai jenis ransum:
Jenis Ransum
Ayam Ke
A B C D E
1 5,56915 6,46145 5,67805 4,23330 5,58725
2 6,34000 6,90890 7,20350 4,94610 4,99705
3 6,75545 6,71400 4,07820 5,17195 5,24955
4 5,96760 7,37755 6,86765 5,02220 4,70445
Total (yi) 24,6322 27,4619 23,8274 19,37355 20,5383
Rataan (yi̅) 6,1581 6,8655 5,9569 4,8434 5,1346
Sumber Kuadrat
Derajat Jumlah
Keragama teng Fhitung Ftabel (5%)
bebas Kuadrat
n ah
Jenis Ransum 4 10,5824 2,6456 4,8641 3,06
Galat 15 8,1588 0,5439
Total 19 18,7412
B. Ciri-ciri RAK
1. Syarat pengelompokan yaitu keragaman (variasi) dalam kelompok lebih kecil
dibandingkan variasi antar kelompok.
2. Apabila pengelompokan tidak baik maka sama saja melakukan percobaan dengan
RAL
C. Pengacakan
Prosedur pengacakan untuk percobaan yang menggunakan rancangan ini dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Kelompokkan satuan percobaan yang relatif sama dan pisahkan satuan percobaan yang
relatif berbeda. Misalkan pada penelitian lapang di bidang pertanian, maka lahan yang
berdekatan cenderung homogen karakteristiknya, sedangkan lahan yang berjauhan
cenderung heterogen sehingga membentuk kelompok yang berbeda. Contoh lainnya
yaitu bahwa buah dari pohon yang sama cenderung membentuk kelompok kelompok
yang sama dibandingkan buah yang berasal dari pohon apalagi tempat yang berbeda.
Sebagai contoh bagan percobaan dengan RAK untuk 4 perlakuan dan 4 kelompok
disajikan pada denah berikut.
I II III IV
2. Nomorilah satuan percobaan untuk setiap kelompok, sebagai contoh seperti berikut ini.
Penomoran tidak harus dalam urutan yang tetap, namun setiap satuan percobaan dalam
kelompok dipastikan mempunyai satu nomor.
I II III IV
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
3. Acaklah pada masing-masing kelompok untuk menentukan perlakuan yang akan
dikenai pada satuan percobaan pada kelompok tersebut. Salah satu hasil pengacakan
untuk percobaan yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada lahan
percobaan dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok disajikan berikut ini.
I II III IV
C D D B
A A C C
B C B D
D B A A
Menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok, satu jenis percobaan hanya muncul
sekali. Hal tersebut menyebabkan penyedian bahan untuk percobaan ini tidak fleksibel,
karena jumlah bahan percobaan harus sama dengan jumlah taraf dari faktor perlakuan
yang diuji. Permasalahan yang timbul adalah apabila terjadi kekurangan bahan
percobaan sehingga untuk setiap kelompok tidak semua perlakuan dapat diuji.
D. Model Linier
Pada RAK, diketahui bahwa terdapat dua faktor utama yang menentukan
keberadaan respons yaitu faktor perlakuan yang diuji dan kelompok. Di luar kedua faktor
tersebut, faktor-faktor lainnya tidak diketahui dan tidak dapat diperkirakan sebelum
penelitian dilakukan. Faktor yang tidak diketahui ini dalam model linier yang digunakan
masuk dalam faktor sisaan (error).
Model linier untuk RAK adalah :
Y ij = µ + α i+ β j +ε ij
Di mana simbol tersebut adalah
Y ij : nilai respons dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j yang teramati
µ : nilai rataan umum
α i : kontribusi perlakuan ke-i
β j : kontribusi perlakuan ke-j
ε ij : sisaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
Kuadrat
Sumber Jumlah
db Tenga F hitung F tabel
Keragaman Kuadrat
h
Perlakuan a-1 JKP KTP KTP/KTG F(p,g)
Kelompok n-1 JKK KTK KTK/KTG F(k,g)
Galat (a-1)(n-1) JKG KTG
Total a.n-1 JKT
Dibandingkan dengan RAL, pada model linier RAK terdapat tambahan satu sumber
keragaman, yaitu adalah aspek kelompok. Dengan demikian pada tabel analisis ragamnya
juga terhadap satu tambahan sumber keragaman, yaitu kelompok sebagai contoh akan
digunakan hasil analisis secara manual sebagaimana disajikan pada table berikut ini:
F. Langkah Analisis
Langkah-langkah dalam menganalisis Rancangan Acak Kelompok:
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
3. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi*2/n – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
3. Hitung jumlah kuadrat kelompok
JKP = ∑ Y*j2/a – FK
4. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP - JKK
5. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = a-1
db kelompok = n-1
db galat = a. (n-1)
db total = ( a.n ) – 1
6. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTK = JKK / db Kelompok
KTG = JK galat / db galat
7. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
F hit = KTK / KTG
8. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db kelompok dan baris =db galat.
9. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
10. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
cukup pilih salah satu saja.
11. Perhitungan koefisien keragaman (KK):
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.
Contoh:
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ransum terhadap pertambahan bobot
badan (kg) domba jantan selama periode penelitian (3 bulan). Untuk keperluan tersebut
digunakan domba-domba dengan kelompok umur berbeda ( 3 kelompok).
Kelompok Umur
Ransum Total ransum rataan
1 2 3
A 9.3 9.4 9.6 28.3 9.4333
B 9.4 9.3 9.8 28.5 9.50
C 9.2 9.4 9.5 28.1 9.3667
D 9.7 9.6 10,0 29.3 9.7667
Total kelp 37.6 37.7 38.9 114.2 9.5167
Rataan 9.4 9.425 9.725
B. Ciri-ciri RBSL
1. Pada unit percobaan dilakukan batasan pengelompokan ganda → seperti dua RAK,
dua kelompok berbeda dengan baris dan kolom sebagai ulangan.
2. Banyaknya perlakuan sama dengan banyaknya ulangan.
3. Banyaknya satuan percobaan = kuadrat (square) perlakuan atau ulangannya
4. Setiap perlakuan diberi lambang huruf latin besar → Misalnya: A, B, C, D
sehingga disebut Latin Square Design
5. Terdapat 3 sumber keragaman:
- baris (row) → misalnya : waktu pengamatan
- lajur (kolom) → misalnya : bahan percobaan
- perlakuan → misalnya : ransum
(disamping pengaruh acak)
Ke 3 keragaman tsb. jumlahnya sama besar = r
C. Pengacakan
Prosedur pengacakan untuk percobaan yang menggunakan rancangan ini dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Buatlah denah umum untuk percobaan yang dimaksud, misalnya
Sumber Jumlah
Kuadrat
keragama db kuadr Fhit Ftab
tengah
n at
Baris r-1 JTB KTB KTB/KTG F r-1;r-1)(r-2)(α)
Kolom r-1 JTK KTK KTK/KTG F r-1;(r-1)(r-2)(α)
Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG F r-1;(r-1)(r-2)(α)
Galat (r-1)(r-2) JKG KTG
Total r.r-1 JKT
Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin terdapat dua sumber keragaman yang telah
diidentifikasi berperan dalam menentukan nilai respons. Sebagai contoh akan
digunakan hasil analisis secara manual sebagaimana disajikan pada table berikut.
Sumber Jumlah Kuadrat
Derajat bebas Fhitung Ftabel
Keragaman Kuadrat Tengah
Baris 7.360 4 1.840 1.31
Lajur 13.360 4 3.340 2.37
Perlakuan 23.760 4 5.940 4.22 3.26
Sisaan 16.880 12 1.407
Total 61.360 24
Hipotesis yang diuji pada tingkat kepercayaan 5% untuk tabel anova pada tabel di atas
menguji perlakuan dimana Fhitung perlakuan lebih besar dari nilai Ftabel dimana
menunjukan bahwa terdapat pasangan perlakuan yang berbeda pada tingkat
kepercayaan 5%, dengan kata lain tidak semua perlakuan menghasilkan respons yang
sama, sehingga diperlukan uji lanjutan.
F. Langkah Analisis
1. Hitung faktor koreksi: FK = Y..2/ a.n
2. Hitung jumlah kuadrat total
JKT = ∑ Yij2 – FK = (Y112+ Y122 + Y132 + …. ++ Y532 ) – FK
4. Hitung jumlah kuadrat perlakuan
JKP = ∑ Yi**2/r – FK
JKP = (Y1.2+ Y2.2 + Y3.2 + Y4.2 + Y5.2 )/r – FK
5. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y*j*2/r – FK
6. Hitung jumlah kuadrat kolom
JKP = ∑ Y**k2/r – FK
7. Hitung jumlah kuadrat galat: JKG = JKT – JKP – JKK - JKB
8. Buat Tabel ANOVA dan cari Ftabel
db perlakuan = r-1
db kolom = r-1
db baris = r-1
db galat = (r-1)(r-2)
db total = r2 – 1
9. Hitung Kuadrat tengah (KT) masing-masing sumber keragaman:
KTP = JKP / db Perlakuan
KTK = JKK / db Kolom
KTB = JKB / db Baris
KTG = JK galat / db galat
10. Hitung nilai F hitung (F hit.)
F hit = KTP / KTG
F hit = KTK / KTG
F hit = KTB / KTG
11. Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db perlakuan dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db kolom dan baris =db galat.
Tentukan nilai F tabel dengan kolom = db baris dan baris =db galat.
12. Bandingkan antara F hitung dan F tabel : F hitung > F tabel, maka tolak Ho pada taraf
kepercayaan .
13. Jika ternyata, Ho ditolak (H1 gagal ditolak), langkah selanjutnya melakukan Uji
pembandingan berganda (uji lanjut) untuk menentukan perlakuan mana yang
menyebabkan Ho ditolak. Beberapa uji dapat digunakan, seperti : LSD, Tukey,
Duncan
cukup pilih salah satu saja.
14. Perhitungan koefisien keragaman (KK):
KK adalah ukuran nilai keragaman hasil pengamatan. Semakin besar nilai KK berarti
semakin besar keragaman dalam satu ulangan, yang berarti tingkat ketelitian semakin
rendah.
Contoh:
Percobaan tentang pengaruh pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda (A= 10kg/petak, B=
20kg/petak, C= 30kg/petak dan D= 40kg/petak) terhadap produksi gabah (kg/petak) padi
IR 8. Percobaan dilakukan di daerah lereng pegunungan, sumber keragaman satuan
percobaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kemiringan lahan dan arah irigasi. Diperoleh
data sebagai berikut:
Jumlah
Kuadrat
Sumber keragaman db kuadra Fhit Ftabel (5%)
tengah
t
Kemiringan(baris) 3 4,0625 1,3542 12,8968 4,757
Arah irigasi(kolom) 3 0,2025 0,0675 0,6429 4,757
Dosis pupuk 3 1,8825 0,6275 5,9762 4,757
Galat 6 0,63 0,105
Total 15 6,7775
(a)
(b)
a 1 b1 a 1 b2 a 1 b3
a3b2 a3b1 a3b3
a3b2 a3b3 a3b1
a 1 b3 a 1 b2 a 1 b1
a 2 b1 a 2 b2 a 2 b3
a 2 b1 a 2 b3 a 2 b2
a 2 b3 a 2 b2 a 2 b1
a 1 b1 a 1 b2 a 1 b3
a3b2 a3b1 a3b3
Pada gambar tersebut menunjukan bahwa pengacakan petak utama dan
anak petak, dilakukan pembagian lokasi percobaan dalam beberapa petak utama.
Jumlah Sembilan petak diperoleh berdasarkan jumlah perlakuan utama yang akan
dilakukan. Sebagaimana diketahui terdapat 3 taraf dari faktor utama dan masing-
masing diulang sebanyak 3 kali, dengan demikian diperlukan sembilan petak.
Pengacakan pertama dilakukan untuk menentukan faktor utama yang
dikenakan pada kesembilan petak yang telah dibagi tersebut. Sebagaimana RAL,
maka pada RAL RPT , setelah petak percobaan dibagi menjadi Sembilan, maka
dilakukan pengacakan secara lengkap untuk menentukan perlakuan utama pada
petak-petak percobaan tersebut.
Pengacakan kedua kemudian dilakukan pada masing-masing petak
utama yang telah diperoleh untuk menentukan perlakuan faktor kedua yang
dikenakan pada petak utama tersebut. Pengacakan juga dilakukan secara lengkap
pada masing-masing petak utama.
Sebagai contoh hasil pengacakan sebagaimana disajikan pada gambar diatas
(b), mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Petak utama dibagi menjadi sembilan petak dan dinomori dari 1 sampai dengan
9. Urutan nomor petak utama mulai dari kiri ke kanan.
2. Pengacakan untuk penempatan 9 jenis perlakuan (3 taraf perlakuan yang
masing-masing diulang sebanyak 3 kali), dengan hasil 1 1 2 3 2 1 3 2 3, yaitu
petak pertama dikenakan perlakuan utama taraf pertama, petak kedua
dikenakan perlakuan utama taraf pertama, dan seterusnya, sebagaimana tampak
pada gambar (a).
3. Pengacakan untuk penempatan tiga taraf perlakuan kedua pada masing-masing
petak utama. Sebagai contoh, pada petak utama pertama yang di mana akan
diberikan perlakuan utama taraf pertama, hasil pengacakannya adalah 1 2 3.
Sedangkan contoh denah dan hasil pengacakan untuk percobaan RPT dengan
rancangan perlakuan RAK dengan dua taraf dari faktor A dan tiga taraf untuk
faktor B, disajikan pada gambar berikut :
Kelompok I
a2 a1
Kelompok II
a1 a2
Kelompok III
a1 a2
Tampak bahwa sebelum pengacakan petak utama dan anak petak, dilakukan
pembagian lokasi percobaan dalam tiga kelompok. Pada setiap kelompok
dilakukan pengacakan sebanyak dua kali, pengacakan pertama untuk menentukan
perlakuan/faktor utama yang dikenakan pada lajur, sedangkan pengacakan kedua
dilakukan pada masing-masing lajur yang telah diperoleh untuk menentukan
perlakuan kedua yang dikenakan pada lajur tersebut. Sebagai contoh disajikan
ilustrasi untuk kelompok pertama yang merupakan hasil pengacakan sebagai
berikut:
1. Pengacakan lajur menghasilkan nilai 2 dan kemudian nilai 1. Dengan
demikian lajur pertama dikenai perlakuan A untuk taraf kedua, sedangkan
lajur kedua dikenai perlakuan A untuk taraf pertama.
2. Pengacakan baris pada lajur pertama secara berturut-turut menghasilkan
nilai 3, 1 dan terakhir nilai 2. Hal ini menunjukan bahwa untuk lajur kedua,
baris pertama, kedua dan ketiga, secara berturut-turut masing-masing
dikenai perlakuan B untuk taraf 3, 1 dan 2.
3. Pengacakan baris pada lajur kedua secara berturut-turut menghasilkan nilai
1, 2, dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk lajur pertama, baris pertama,
kedua dan ketiga, secara berturut-turut masing-masing dikenai perlakuan B
untuk taraf 1, 2 dan 3.
3. Model linier
Model linier untuk percobaan RAL RPT adalah sebagai berikut:
Y ijk = µ + α i+ π ik + β j +αβ ij +ε ijk
Di mana simbol tersebut adalah
Y ij : nilai respons yang teramati
µ : nilai rataan umum
α i : kontribusi taraf ke-i dari faktor A
π ik : pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-i dari faktor A (Sisaan A)
β j : kontribusi taraf ke-j dari faktor B
αβ ij : kontribusi interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
ε ijk : sisaan umum
Kelompok II
a1 a2 a3 a4
b1
b2
b3
Kelompok III
a1 a2 a3 a4
b1
b2
b3
4. Model Linier
Sebagaimana diketahui bahwa pengacakan dalam penempatan perlakuan pada
satuan percobaan yang berbeda menyebabkan berbeda pula model liniernya.
Percobaan rancangan petak terpisah pengacakannnya berbeda dengan pengacakan
pada percobaan rancangan petak berjalur, dengan demikian model liniernya
keduanya berbeda. Model linier untuk rancangan petak berjalur adalah:
Y ijk = µ + K k + α i+ π ik + β j + π ik +αβ ij +ε ijk
Di mana simbol tersebut adalah
Y ij : nilai respons yang teramati
µ : nilai rataan umum
Kk : kontribusi kelompok ke-k
αi : kontribusi taraf ke-i dari faktor A
π ik : pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-i dari faktor A (Sisaan A)
βj : kontribusi taraf ke-j dari faktor B
π ik : pengaruh sisaan dari kelompok ke-k pada taraf ke-j dari faktor B (Sisaan B)
αβ ij : kontribusi interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B
ε ijk : sisaan umum
5. Interprestasi Hasil dan Analisis Data
Hasil analisis data yang menggunakan rancangan petak terbagi juga akan
disajikan dalam dua bentuk hasil analisis, yaitu melalui prosedur manual, dan hasil
analisis menggunakan paket program computer. Sebagai contoh akan digunakan hasil
analisis ragam secara manual yang merupakan data hipotetik untuk percobaan RAK
Petak Terbagi, di mana perlakuan A sebanyak 4 taraf, perlakuan B dengan 4 taraf,
dan 4 kelompok, yang disajikan pada tabel berikut:
Kuadrat
Sumber keragaman Jumlah kuadratDerajat bebas Fhitung Ftabel
tengah
Kelompok 2836.63 3
Perlakuan A 2914.88 3 971.63 14.70 3.8625
Sisaan A 594.75 9 66.08
Perlakuan B 169.13 3 56.38 5.10 3.8625
Sisaan B 589.25 9 65.47
Interaksi (A*B) 99.50 9 11.06 0.49 2.2501
Sisaan Umum 611.63 27 22.65
Total 7815.75 63
Hipotesis nol yang diuji pada tingkat kepercayaan 5% adalah:
1. Tidak ada interaksi antara perlakuan A dan perlakuan B
2. -Tidak terdapat pengaruh perlakuan A terhadap respons yang diamati
-Tidak terdapat pengaruh perlakuan B terhadap respons yang diamati
Contoh:
Kombinasi Pupuk NPK (Faktor vertikal, A) dan Genotipe Padi (Faktor horisontal, B)
Percobaan:
Pengaruh kombinasi pemukukan NPK dan genotipe padi terhadap hasil padi
(kg/petak). Pengaruh kombinasi pemupukan NPK (A) terdiri 6 taraf ditempatkan
sebagai Faktor A (vertikal) dan genotipe padi (B) terdiri dari 2 taraf yang ditempatkan
sebagai Faktor B (horisontal). Rancangan dasar RAK. Percobaan diulang 4 kali.
Kesimpulan
Pengaruh Interaksi AB
Karena Fhitung (4.50) > 2.901 maka tolak H0: µ1 = µ2 = ... pada taraf kepercayaan
95% (biasanya diberi satu buah tanda asterisk (*), yang menunjukkan berbeda nyata).
Pengaruh Utama
Karena pengaruh interaksi signifikan, maka pengaruh utamanya tidak perlu dibahas
lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode percobaan meliputi tiga, yaitu perancangan terhadap perlakuan,
percobaan dan respons. Perlakuan apa saja yang akan dicobakan dalam suatu percobaan
hendaknya perlu dipertimbangkan dengan baik. Kegiatan percobaan dengan
memperhatikan keadaan lingkungan dan bahan percobaan dikenal dengan rancangan
lingkungan. Perancangan respons menyangkut pemilihan sifat atau karakteristik suatu
percobaan untuk menilai atau mengukur pengaruh perlakuan serta bagaimana cara
melakukan penilaian atau pengukuran tersebut.
Rancangan Acak Lengkap (RAL), merupakan contoh dari penelitian yang dirancangan
berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan bahan percobaannya.
Ciri khas RAL adalah bahan percobaannya dan lingkungan relatif homogeny.
Rancangan Acak Kelompok (RAK), merupakan contoh dari penelitian yang
dirancangan berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan bahan
percobaannya. Ciri khas RAK adalah ada satu efek pembeda.
Rancangan bujur sangkar latin (RBSL) merupakan contoh dari penelitian yang
dirancangan berdasarkan keadaan lingkungan dari percobaan, khususnya lokasi dan bahan
percobaannya. Ciri khas RBSL adalah ada dua aspek pembeda yang ditemui, baik pada bahan
percobaan maupun aspek lainnya.
Rancangan Perlakuan merupakan, rancangan yang dikembangkan karena keterbatasan
bahan percobaan dan kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan. Rancangan petak terpisah
dan rancangan petak berjalur merupakan contoh rancangan perlakuan.
Rancangan petak terpisah merupakan percobaan di mana perlakuan dipisahkan dalam
petak-petak percobaan, di mana terdapat petak utama dan anak petak. Tingkat penelitian untuk
perlakuan yang ditempatkan pada anak petak.
Rancangan petak berjalur merupakan percobaaan di mana perlakuan dipisahkan dalam
petak yang berbentuk jalur, di mana tidak terdapat petak utama dan anak petak. Kedua faktor
perlakuan yang diuji mempunyai tingkat ketelitian yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Kemas Ali.2002.Rancangan Percobaan.Palembang:Raja Grafindo Persada
Tunujaya, Benidiiktus.2013.Penelitian Percobaan.Bandung:Remaja Rosdakarya
M. Amin, Jaksen, Dkk. 2015. Modul Pengendalian Mutu Produksi. Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya