Pengkajian Fisik Sistem Hemato
Pengkajian Fisik Sistem Hemato
1. Data Subjektif
1.1.12. Obat-obatan
Perawat mengkaji apakah klien pernah menggunakan obat-obatan:
1. Asam Aminosalisilik (Pamisil, PAS) yang berfungsi sebagai anti tluberkulin:
dapat menyebabkan leukositosis sekunder terhadap hipersensitivitas dan anemia.
2. Amphotericin B (Fungizone) yang berfungsi sebagai anti fungal : dapat
menyebabkan penurunan agregasi platelet, perpanjangan waktu perdarahan.
3. Asam Asetilsalisilik (aspirin) dan aspirin yang mengandung bahan (seperti:
Empirin, Percodan) yang berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamatori:
dapat menyebabkan anemia, leucopenia.
4. Azathioprine (Imuran) yang berfungsi sebagai immunosuppressi: anemila,
leucopenia, trombositopenia. Carbamazepine (Tegretol) anti kejang: anemila,
leucopenia, trombositopenia. Chloramphenicol (Chloromycetin) antibiotic:
Anemia, neutropenia, trombositopenia.
5. Chlorothiazide (Diuril) yang berfungsi sebagai diuretic: Trombositopenia
(kadang-kadang).
6. Kontrasepsi oral dan diethylstilbestrol yang berfungsi untuk control kelahiran,
gejala menopausal, perdarahan uterin, kanker prostate dan dapat menyebabkan:
Peningkatan factor II, V, VII, VIII, IX, X; peningkatan trombin; penurunan
protrombin dan parsial tromboplastin time (PTT); peningkatan koagulasi dan
pembentukan tromboemboli.
7. Diphenylhydantoin (Dilantin) yang berfungsi sebagai anti kejang, antiaritmia:
anemia.
8. Epinephrine (Adrenalin) yang berfungsi sebagai simpatomimetik dan dapat
menyebabkan: leukositosis.
9. Glucocorticoid (Prednisone) yang berfungsi sebagai antiinflamatori dan dapat
menyebabkan: limphopenia, neutropilia.
10. Isoniazide (INH) yang berfungsi sebagai antituberkulin dan dalpat menyebabkan:
neutropenia.
11. Methyldopa (Aldomet) yang berfungsi sebagai antihipertensi dan dalpat
menyebabkan: anemia hemolitik.
12. Phenacetin (APC, bahan Empirin) yang berfungsi sebagai analgesic, antipiretik
yang dapat menyebabkan: anemia.
13. Phenylbutazone (Butazolidin) yang berfungsi sebagai antiiflamatori yang dapat
menyebabkan: Anemia, leucopenia, neutropenia, trombositopenia.
14. Procaiamide hydrochloride (Pronestyl) yang berfungsi sebagai antiaritmia yang
dapat menyebabkan: agranulositosis.
15. Quinidine sulfate yang berfungsi sebagai antiaritmia yang dapat menyebabkan:
Agranulositosis, anemia, trombositopenia.
16. Trimethoprime-sulfamethoxazole (Bactrim, Septra) yang berfungsi sebagai
antibacterial yang dapat menyebabkan: anemia, leucopenia, neuutropenia,
trombositopenia.
17. Agen Antineoplastic yang berfungsi sebagai immunosuppressi, malignansi yang
dapat menyebakan: anemia, leucopenia, trombositopemia.
18. Agen Nonsteroidal Anti-inflammatory yang berfungsi sebagai antiiflamtori,
analgesi, antipiretik yang dapat menyebabkan: inhibisi agregasi platelet.
19. Qinidine atau quinine, obat penguat pada minuman keras, pemberi rasa pahit pada
minuman keras dapat menyebabkan purpura.
20. Heparin untuk antikoagulasi dapat menyebabkan:
trombositopenia/pseudotrombositopenia.
2. Data Objektif
2.1.1. Kulit.
Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah hemoglobin (anemia); kemerah-
meahan karena menigkatnya jumalah hemoglobin (polisitemia); jaundis karena
penumpukan pigmen empedu yang disebabkan oleh hemolisis yang cepat atau
berlebihan; purpura, peteki, ekkimosis, hematom yang disebabkan oleh defisiensi
hemostatik factor pembeku yang menyebabkan perdarahan di kulit; ekskoriasi dan
pruritus disebabkan oleh garukan pada kulit karena rasa gatal sekunder terhadap
gangguan seperti penyakit Hodgkin dan peningkatan jumlah bilirubin; ulser pada tungkai
disebabkan oleh penyakit sikel sel terutama terjadi pada bagian maleolus pergelangan
kaki; perubahan warna menjadi kecoklatan disebabkan oleh hemosiderin dan melanin
dari eritrosit yang pecah dan deposit zat besi sekunder terhadap transfuse zat besi yang
berlebihan; sianosis disebabkan oleh penurunan hemoglobin; telengiektasis disebabkan
oleh hiperemik spot disebabkan oleh dilatasi kapiler atau pembuluh darah yang kecil dan
angioma kecil dan cendrung mengalmi perdarahan; angioma disebabkan oleh tumor
benigna pada pembuluh darah atau getah bening; spidernevi disebabkan oleh dilatasi
kapiler-kapiler yang tampak seperti sarang laba-laba, hal ini berhubungan dengan
penyakit liver dan peningkatan kadar estrogen pada kehamilan.
2.1.2. Kuku.
Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang, datar dan cekung yang
disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi yang kronik.
2.1.3. Mata.
Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang disebabkan oleh
penumpukan pigmen empedu karena hemolisis yang berlebihan atau cepat; pucat pada
konjungtiva disebabkan karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); perdarahan pada
retina disebabkan oleh trombositopenia dan anemia; dilatasi vena-vena akibat polisitema.
2.1.4. Mulut.
Sekitar mulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); ulserasi
gusi dan mukosa karena anemia berat dan neutropenia; infiltrasi pada gusi (membengkak,
kemerahan, perdarahan) disebabkan oleh leukemia ; tekstrur lidah halus oleh karena
anemia pernicious dan deriseinsi zat besi.
2.1.5. Kelenjar getah bening.
Teraba lunak karena respon normal terhadap infeksi pada bayi dan anak, adanya invasi
kanker pada orang dewasa, pembesaran akibat infeksi, infiltrasi benda asing, atau
gangguan metabolic terutama lemak.
2.1.6. Dada.
Tampak pelebaran mediastinum karena pembesaran nodus lymph; teraba
tenderness/perlunakan pada seluruh bagian sternal karena kondisi leukemia yang
menyebakan erosi tulang; tenderness sternal local karena myeloma multiple akibat dari
peregangan periosteum; terdengar takikardia karena mekanisme kompensatori pada
anemia untuk meningkatkan kardiak output; teraba tekanan pols melebat karena
mekanisme kompensatori pada anemia untuk meningkatkan kardiak output dengan
meningkatkan volume sekuncup; terdengar murmur karena biasanya murmur sistolik
akan mucul pada anemia disebabkan oleh peningkatan jumlah dan kecepatan dari
viskositas rendah melalui katup pulmonik; terdengar bruit (terutama karotis) karena
kecepatan dari viskositas darah yang rendah melalui katub pulmoni; angina pectoris
karena peningkatan aliran darah dengan viskositas rendah melalui pembuluh darah;
hipertensi dan bradikardia karena anemia.
2.1.7. Abdomen.
Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia, sirosis atau fibrosis sekunder
terhadap kelebihan zat besi pada sikel sel atau thalasemia; spenomegali karena leukemia,
lymphoma, mononucleosis; dari auskultasi akan terdengar bruit dan rub akibat infraksi
splenik.
2.1.8. System saraf.
Dari hasil pemerisaan sensasi getar, propriosepsi/posisi, nyeri, sentuhan, getaran dan
reflek tendon ditemukan kerusakan fungsi system saraf karena defisiensi cobalamin atau
penekanan dari saraf oleh massa.
2.2. Laboratorium
Total RBC Hitung jumlah sel darah merah dalam Wanita 4,0-5,0 X 10
sirkulasi pangkat 6/µl (4,0-5,0 X
10 pangkat 12/L)
Pria: 4,5-6,0 X 10
pangkat 6/µl (4,5-6,0 X
10 pangkat 12/L)
MCHC (mean Evaluasi saturasi RBC dengan Hb; MCHC 32-36% (0,32-0,36)
corpuscular rendah indikasi dari hipokromia, MCHC
haemoglobin tinggi terjadi pada spherocytosis
concentration
)
Mengukur jumlah total leukosit 4.000-11.000/µl (4-11
WBC Membedakan masing-masing bagian sel pangkat 9/L)
WBC darah putih, membedakan nilai absolute Neutropil: 50-70%
dilferensial dengan mengalikan persentasi tipe sel oleh (0,50-0,70)
jumlah total sel darah putih dan membagi Eusinopil: 2-4% (0,2-
dengan 100 0,4)
Basopil: 0-2% (0-0,2)
Lymposit: 20-40%
(0,20-0,40)
Monosit: 4-8% (0,4-0,8)
Bleeding time Mengukur perdarahan insisi kulit yang kecil; refleksi 1-6 min
dari kemampuan konstriksi pembuluh darah kecil
Clot retraction Refleksi dari retraksi pembekuan dari efek test tube 50-100%
setelah 24 jam; digunakan untuk mengkonfirmasi dalam 24 jam
masalah platelet
Capillary Refleksi dari integritas kapiler ketika tekanan positif No peteki atau
fragility test atau negative dilakukan untuk bagian tubuh yang negative
(tourniquet test, berbeda; test positif mengindikasikan
Rumpel-Leede trombositopenia, reaksi vascular toksik
test)
Jumlah Mengukur sel darah merah immature, refleksi 0,5-1,5% dari jumlah
Reticulosyte dari aktifitas sumsum tulang memproduksi sel sel darah merah
darah merah (0,005-0,015 dari
RBC)
Billirubin Mengukur tingkat hemolisis sel darah merah Total: 0,2-1,3 mg/dl
atau ketidakmampuan liver untuk (3,4-22µmol/L)
mengekskresikan jumlah normal bilirubin; Direct: 0,1-0,3mg/dl
meningginya bilirubin indirek dengan masalah (1,7-5,1 µmol/L)
hemolitik Indirect: 0,1-1,0
mg/dl (1,7-17
µmol/L)
Iron
Serum Refleksi dari jumlah iron dikombinasi dengan 50-150 µg/dl (9,0-
protein dalam serum; akurat mengindikasikan 26,9 µmol/L)
status penyimpanan iron dan penggunaannya
Total iron- Mengukur persentasi dari saturasi transferring, 250-410 µg/dl (45-73
binding protein mengikat iron; evaluasi jumlah dari µmol/L)
capacity iron ekstra yang dapat di bawa
Morfologi sel
Radioisotope
Scan liver/spleen Radioaktif isotop diinjeksikan melalui Tidak ada yang spesifik
IV. Gambaran dari pancaran radioaktif
digunakan untuk mengevaluasi
struktur limpa dan liver.
Bone scan Prosedur sama dengan skan limpa, Tidak ada yang spesifik
dalam hal ini digunakan untuk tujuan
evaluasi struktur tulang
Radiology
Lymphangiograpraphy Tujuannya adalah untuk mengevaluasi Informasikan kepada
nodus lymph secara cermat. psien tentang apa yang
Radiopaque zat kontras berupa harus di antisipasi.
minyak di infuskan perlahan ke dalam Siapkan format
pembuluh lymph melalui jarum kecil persetujuan. Kaji
pada dorsal kaki. Radioghraph segera sensitifitas terhadap
diambil dan juga pada hari berikutnya iodine. Gerikan
preparat sedasi, bila di
perlukan. Instruksikan
ke pasien bahwa urine
akan berwarna kebiruan
akibat pengeluaran zat
konntras melalui urine
selama 1-2 hari.
Informasikan tentang
dapat mengalami
demam, kelemahan,
dan pegal otot selama
12-4 jam. Tanda-tanda
dari emboli minyak ke
dalam paru-paru
(batuk-batuk, dispnu,
nyeri pleuritik, dan
batuk darah)
Jelaskan prosedur ke
Lymph node biopsy Tujuan untuk pemeriksaan histology pasien. Siapkan format
lymph untuk menentukan diagnosis persetujuan. Gunakan
dan terapi teknik steril saat
mengganti balutan
Open Dilakukan saat operasi dengan setelah prosedur.
visualisasi langsung pada area Evaluasi dengan teliti
bersangkutan adanya komplikasi,
terutama perdarahan
Closed (needle) Dilakukan di tempat tidur atau ruang dan edema
khusus
3. Diagnosa Keperawatan
Mengacu pada hasil pengkajian tersebut, kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat
terjadi pada kondisi pasien dengan gangguan system hematology antara lain sebagai
berikut:
Sianokobalmin Menurun Meninggi Normal Meninggi Menurun Normal Normal Meninggi Menurun Folat menurun
(vitamin B12) atau
sedikit
menurun
Defisiensi asam Menurun Meninggi Normal Meninggi Normal Normal Normal Normal - WBC menurun
folat atau
sedikit
menurun
Anemia aplastik Menurun Normal Normal Normal Menurun ± normal ± normal Normal Menurun -
Penyakit kronik Menurun Normal Normal Normal Normal Menurun Menurun Normal Meninggi -
Kehilangan darah Menurun Normal Normal Normal Normal Normal Normal ± normal - -
akut
Kehilangan darah Menurun Menurun Menurun Menurun Normal / Menurun Menurun Normal Meninggi
kronik meninggi
Anemia sikel sel Menurun Normal Normal Normal Meninggi Normal Normal Normal Meninggi
atau atau atau -
meninggi menurun menurun
Anemia hemolitik Menurun Normal Normal Normal Meninggi Meninggi Menurun Meninggi -
Normal
atau
meninggi
KETERANGAN
Tabel diatas menunjukkan perubahan nilai normal kearah pengurangan, peningkatan, dari hasil pemeriksaan
laboratorium komponen darah. Hb., hemoglobin; Hct, hematokrin; MCH, mean corpuscular hemoglobin; MCHC, mean
corpuxcular hemoglobin concentration; MCV, mean corpuscular volume; N, normal; TIBC, total iron-binding capacity; WBC,
white blood cell