Anda di halaman 1dari 2

“Mari Mulai Menulis”

Sebuah Rangkuman Materi Perkuliahan Bahasa Indonesia

Oleh: Noveri Faikar Urfan

Bagi sebagian orang, menulis dikatakan sebagai pekerjaan yang sulit. Pekerjaan ini sering
dibandingkan dengan aktivitas berbahasa dalam bentuk yang lain, yaitu berbicara, sehingga
kerap muncul pernyataan “berbicara lebih mudah daripada menulis”. Pernyataan ini memang
tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Mengapa demikian?.

Sekali waktu cobalah anda menceritakan suatu pengalaman yang cukup panjang, atau
menjelaskan suatu hal yang cukup rumit kepada seorang teman, dengan berbicara. Bisa jadi
teman anda tidak akan langsung paham, dan anda harus menceritakan atau menjelaskan hal
itu berkali-kali supaya ia paham. Kemudian, dengan alasan yang agak pragmatis, yaitu karena
anda lelah karena harus bercerita atau menjelaskan berulang-ulang, anda memilih untuk
menuliskan pengalaman dan sesuatu yang rumit tadi. Dengan begitu, anda tidak perlu
bercerita dan menjelaskan berulang-ulang, tetapi cukuplah menyuruh teman anda untuk
membaca tulisan anda, supaya pekerjaan akan lebih ringan.

Dengan menulis, anda dapat menyampaikan cerita atau buah pikiran anda kepada banyak
orang. Ya, tulisan anda dapat dibaca oleh banyak orang dengan cara yang lebih efektif,
misalnya dengan mengunggahnya di media sosial atau sebuah laman website. Dengan begitu,
tulisan anda juga akan tersimpan, dapat ditemukan dengan lebih mudah, dan bisa dibaca
berulang kali.

Poin yang bisa kita petik dari cerita di atas, saya kira adalah, menulis merupakan sebuah
pekerjaan untuk “mengabadikan” dan menyebarluaskan buah pikiran. Ambil satu contoh lagi,
dalam keperluan untuk membuat laporan penelitian, anda tidak mungkin menyampaikan
laporan tersebut dengan cara lisan. Anda harus menulisnya, sebab laporan anda mungkin
akan dibaca oleh banyak orang, tersimpan di perpustakaan, sewaktu-waktu akan dicari dan
dibaca oleh orang lain yang membutuhkan.

Butuh Persiapan

Bagi penulis pemula, kesulitan terbesar untuk menulis adalah penentuan ide tulisan. Bisa jadi
seseorang belum menemukan ide untuk dikembangkan sebagai tulisan. Dalam masalah ini,
sebenarnya seseorang tidak perlu kehabisan ide. Anda dan saya setiap hari pasti mendapatkan
pengalaman. Walaupun jika kita selama sehari penuh hanya tidur, itupun bisa disebut sebagai
pengalaman. Jika bukan tentang pengalaman pribadi, kita dapat mencari ide tulisan dengan
membaca media massa atau mengamati media sosial untuk mengikuti isu-isu terkini. Dari
kegiatan tersebut, ide tulisan mestinya akan lebih mudah ditemukan. Jadi, di tengah
pengalaman hidup sehari-hari dan berjibunnya informasi, tidak ada alasan bagi untuk tidak
menemukan ide menulis.

Persoalannya sekarang, bagaimana membuat ide tulisan kita, yang meskipun boleh dikata
sederhana, remeh, atau biasa saja, menjadi lebih menarik untuk dikembangkan menjadi
karangan. Bagi saya, tidak ada cara lain selain dengan memperkaya bacaan. Misalnya
dengan pengalaman sederhana tadi -tidur seharian penuh- anda bisa mengembangkan ide
tersebut supaya lebih menarik dengan membaca bacaan tentang bahaya tidur terlalu lama,
dampak buruknya, dan sebagainya. Anda bisa mencari bacaan di manapun, dengan bantuan
google, semua teratasi!. Namun, sebaiknya anda memilih informasi dari website yang
terpercaya.

Membuat Kerangka, Bagus Juga!

Saya secara pribadi harus mengakui bahwa sampai saat ini saya masih belajar dan butuh lebih
banyak pengalaman untuk memperbaiki gaya dan topik-topik tulisan saya. Namun, jika boleh
memberi saran kepada anda, saya sangat sarankan anda untuk membuat kerangka.
Membuat kerangka penting bagi kita untuk mengingat dan memandu pengembangan tulisan.
Kerangka akan berguna juga supaya tulisan kita tidak melenceng terlalu jauh dari ide awal.
Tentu, kerangka dapat anda ubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Tidak ada model yang baku dalam membuat kerangka, bebas!. Anda dapat melakukannya
dengan menuliskan ide-ide pokok apa saja yang akan anda muat dalam tulisan; dengan
urutan, satu, dua, tiga, dan seterusnya. Ataupun anda membuat semacam mind maping
dengan gaya anda sendiri. Keduanya sah-sah saja.

Jika saya boleh urun untuk berbagi tips membuat kerangka, saya menyarankan anda untuk
mencoba membuatnya berdasarkan sebuah struktur sederhana. Saya menyebut struktur yang
sederhana itu dengan istilah “struktur tiga”. Dalam jenis-jenis tulisan populer, katakanlah
seperti esai dan artikel opini di media massa, struktur ini kerap sekali dijumpai dan mudah
anda dipahami. Apakah yang dimaksud struktur tiga? Sturktur tiga adalah: pembuka, isi, dan
penutup.

Cobalah anda amati tulisan-tulisan di media massa baik cetak maupun internet, tulisan-tulisan
tersebut umumnya dapat dibaca dengan logika struktur tiga. Lebih jelasnya, tulisan-tulisan
tersebut pasti memiliki paragraf pembuka untuk mengawali tulisan dan membuka topik
yang akan dibahas. Kemudian memiliki paragraf isi yang bertugas membahas topik atau
persoalan yang diangkat oleh penulisnya. Lalu, memiliki paragraf penutup yang berfungsi
menutup tulisan, menyajikan kesimpulan atau saran kepada pembaca.

Cukup jelas bukan? Struktur tiga mencakup pembuka, isi, dan penutup. Dalam membuat
kerangka anda bisa memakai struktur tiga tersebut untuk membuat garis besar haluan tulisan
anda. Teknisnya, anda bisa tuliskan dulu ide-ide pokok apa saja yang rencananya akan anda
tulis pada bagian pembuka, isi, dan penutup.

Jadi, silahkan anda mencoba saran-saran yang sudah saya tuliskan tadi. Tidak ada alasan
untuk tidak memiliki ide, anda harus memperkaya bacaan untuk mengembangkan tulisan, dan
tidak ada salahnya membuat kerangka. Jika anda melakukan ketiganya, saya cukup doakan
saja agar anda jadi penulis yang keren. Satu hal lagi, tolong jagalah martabat dan harga diri
orang lain dan diri anda sendiri, dengan tidak menjiplak atau plagiat. Sekian!.

Anda mungkin juga menyukai