Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Oleh:
Lutfi Indriyani
NIM 20101440117051
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Oleh:
Lutfi Indriyani
NIM 20101440117051
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20101440117051
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar – benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Lutfi Indriyani NIM 20101440117051 dengan judul
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Ainnur Rahmanti, S.Kep., Ners., M.Kep Endro Haksara, S.Kep., Ners., M.Kep
NIDN 0608038801 NIDN 8887360018
Mengetahui
Direktur
iv
KATA PENGANTAR
Dengan segala keterbatasan, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan berkat
bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
membantu dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun pihak tersebut
antara lain:
1. Letnan Kolonel CKM (K) Indah Setyawati., S.K.M., M.M. selaku direktur
melakukan penelitian.
2. Endro Haksara, S.Kep., Ners., M.Kep M.Kep., selaku pembimbing yang telah
3. Segenap Dosen, CI maupun pihak Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama, serta
v
4. Orangtua dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memotivasiserta
membantu peneliti baik secara moral, spiritual, dan materiil, sehingga penulis
6. Calon Suami yang sampai saat ini belum dipertemukan oleh Allah, yang
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sangat
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Saya berharap
semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semuayang memerlukan dan
membutuhkannya.
Penulis
Lutfi Indriyani
NIM 20101440117051
vi
EFFECTS OF BENSON’S RELAXATION TECHNIQUE ON NAUSEA IN PATIENTS WITH
CHRONIC KIDNEY DISEASE UNDERGOING HEMODIALYSIS AT BHAKTI WIRA
TAMTAMA HOSPITAL
ABSTRAK
Mual merupakan gejala yang sebagian besar terjadi pada pasien gagal ginjal kronik. Mual pada
pasien yang menjalani hemodialisis akan mengakibatkan komplikasi seperti gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Mual yang dialami pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis, terjadi karena kadar ureum kreatin yang meningkat, Dialysis Disequilibrium
Syndrome, komponen dalam hemodialysis. Penggunaan pengobatan farmakologis untuk mengatasi
mual dapat membawa risiko memperburuk kerja ginjal, sehingga penggunaanya juga harus dibatasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan terapi relaksasi benson dalam
menurunkan skala mual pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis dengan mual di Rumah
Sakit Bhakti Wira Tamtama. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan sejumlah 2 responden dengan kriteria
Pasien berusia> 18 tahun, mengalami mual, memiliki kesadaran mental. Pengukuran skala mual
menggunakan Numeric rating scale (NRS). Intervensi teknik relaksasi Benson dilakukan selama 15
menit satu kali dalam sehari. Hasil analisa data didapatkan subjek I mengalami penurunan mual dari
skala 8 menjadi skala 2 dan subjek II mengalami penurunan mual dari skala 7 menjadi skala 3.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik relaksasi Benson berpengaruh dalam menurunkan mual
pada pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis. Diharapkan perawat menerapkan teknik
relaksasi Benson sebagai terapi non-farmakologis untuk mengurangi mual pada pasien yang
menjalani hemodialisis. .
Kata Kunci : Relaksasi Benson, Mual, Hemodialisis
ABSTRACT
Nausea is a symptom that mostly occurs in patients with chronic kidney failure. Nausea in patients
undergoing hemodialysis will result in complications such as impaired fluid and electrolyte balance.
Nausea experienced by patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis, occurs due to
increased creatine urea levels, Dialysis Disequilibrium Syndrome, a component in hemodialysis.
The use of pharmacological treatments to treat nausea can carry the risk of worsening the work of
the kidneys, so its use must also be limited. This study aims to determine the description of the
application of Benson relaxation therapy in reducing the scale of nausea in chronic renal failure
patients undergoing hemodialysis with nausea at Bhakti Wira Tamtama Hospital. This type of
research is descriptive research with a case study approach. Subjects used were 2 respondents with
criteria> 18 years old patient, experienced nausea, had mental awareness. Measurement of nausea
scale using the Numeric rating scale (NRS). Benson's relaxation technique interventions carried out
for 15 minutes once a day. The results of data analysis showed that subject I experienced a decrease
in nausea from scale 8 to scale 2 and subject II experienced a decrease in nausea from scale 7 to
scale 3. The conclusion of this study was that Benson's relaxation techniques affected in reducing
nausea in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. It is hoped that nurses apply
the Benson relaxation technique as a non-pharmacological therapy to reduce nausea in patients
undergoing hemodialysis.
Keywords: Benson's Relaxation, Nausea, Hemodialysis
vii
DAFTAR ISI
I
Pernyataan Keaslian Tulisan....................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................iii
Lembar Pengesahan................................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Abstrak...................................................................................................................vii
Daftar Isi...............................................................................................................viii
Daftar Gambar..........................................................................................................x
Daftar Tabel............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
viii
D. Definisi Operasional Studi Kasus....................................................................35
B. Pembahasan........................................................................................................49
C. Keterbatasan.......................................................................................................54
BAB V PENUTUP.................................................................................................55
A. Simpulan.............................................................................................................55
B. Saran....................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................57
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.2 Hasil Evaluasi Skala Mual Sebelum dan Sesudah dilakukan
Intervensi ...............................................................................................................46
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronis (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
Kronis (GGK) disebabkan oleh berbagai faktor yaitu dari ginjal sendiri
dan penyakit umum di luar ginjal. Penyebab Gagal Ginjal Kronis (GGK)
berasal dari penyakit umum di luar ginjal antara lain: diabetes mellitus,
kematian dan kecacatan. Pada tahun 1990, Penyakit Ginjal Kronis (GGK)
kematian ke-18 pada tahun 2010. Pada 2013, sekitar 1 juta orang
1
2
pada tahun 2015 melaporkan bahwa, 109,9 juta orang dari negara-negara
Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018 angka kejadian Gagal Ginjal
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama, pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK)
tubuh ketika secara akut ataupun secara progresif ginjal tidak mampu
Mual dan muntah adalah gejala yang sebagian besar terjadi pada
mual terjadi pada 96,4% dari 1.125 kasus pasien Gagal Ginjal Kronis
Mual yang dialami pasien (Gagal Ginjal Kronis) GGK, terjadi karena
20-30 mEq natrium setiap hari, atau dapat meningkat sampai 200 mEq per
theory. Dengan kata lain, bila terjadi kerusakan nefron, maka tidak terjadi
Salah satu terapi untuk mengatasi mual pada pasien GGK adalah
seseorang untuk terhindar dari adanya tekanan mental, fisik dan emosi. 8
relaksasi dan suatu faktor keyakinan filosofis atau agama yang dianut oleh
seseorang. Fokus dari relaksasi ini pada ungkaan tertentu yang diucapkan
tuhan atau kata yang memiliki makna menenangkan bagi pasien itu
tenang dan rileks yang memperlambat gelombang otak. Selain itu, juga
berasal dari urea sehingga mual dan bahkan muntah tidak terjadi.9
yang memberikan dampak klinis yang baik pada pasien yang menjalani
mampu menurunkan tingkat mual pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK)
B. Rumusan Masalah
menjalani hemodialisis?
penurunan tingkat mual pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang
menjalani hemodialisis.
1. Masyarakat
tingkat mual pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani
3. Penulis
teknik relaksasi benson pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang
menjalani hemodialisisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Etiologi
7
8
Lupus Erythematosus(SLE).
konstriksi uretra.
kantong berisi cairan di dalam ginjal dan organ lain, serta tidak
adanya asidosis.13
h. Glumerulonefritis kronis
i. Pielonefritis
l. Gangguan vaskuler
m. Lesi herediter
o. Batu ginjal
p. Kista di ginjal
s. Preeklamsi
a. Stadium 1
b. Stadium 2
c. Stadium 3
Gagal ginjal stadium akhir atau uremia, termasuk tingkat renal dari
GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%. Pada keadaan ini
sering ada.14
Patofisiologi
sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit.1
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%.
produk sampah maka gejala akan semakin berat. 14 Sebagian dari siklus
parut dan aliran darah ginjal akan berkurang. Pelepasan renin akan
5. Manifestasi Klinik
a. Gangguan Kardiovaskuler
b. Gangguan Pulmoner
suara krekels.
14
c. Gangguan Gastrointestinal
d. Gangguan Muskuluskeletal
e. Gangguan Integument
dan rapuh.
f. Gangguan Endokrin
Biasanya retensi garam dan air tetapi data juga terjadi kehilangan
h. Sistem Hematologi
6. Patofisiologi
Sindrom Uremik
Pucat
Hiperglikemis Hiperpigmentasi
Gangguan pemenuhan hipertrigeliseridemia Perubahan rambut dan kuku
seksual Pruritus
Kristal uremik
Kulit kering dan pecah
Respons psikologi Berlilin
Prognosis penyakit memar
Tindakan dialysis
Koping maladaptif
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Urin
berat.
kerusakan ginjal tubular dan rasio urin atau serum sering 1:1.
mereabsorbsi natrium.
juga ada.
b. Darah
7-8 gr/dl.
6) Kalium : meningkat
7) Magnesium : meningkat
8) Kalsium: menurun
ekstravaskular, masa.11
8. Penatalaksanaan
ginjal kronis adalah untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang ada dan
meningkatkan harapan hidup klien. Oleh karena itu, beberapa hal yang
ginjal kronis:1
a. Koreksi anemia
b. Koreksi hyperkalemia
c. Koreksi asidosis
d. Pengendalian hipertensi
retensi natrium.
1) Peritoneal dialysis
Dialysis).15
2) Hemodialisis
3) Translantasi Ginjal
1. Definisi
Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah, dan dialisis
limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupun secara progresif
dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan
hydrogen, urea, kreatin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membrane
semi permeable sebagai pemisah darah dan cairan dialist pada ginjal
Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran,
2. Tujuan
permanen.1
3. Indikasi
b. Pericarditis.
23
lainnya.
d. Gagal jantung.
e. Hiperkalemia.1
4. Prinsip Hemodialisis
dialisat.
5. Peralatan
Dialisat atau bath adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit
utama dari serum normal. Dialisat ini dibuat dalam sistem dengan
air keran dan bahan kimia disaring. Bukan merupakan sistem yang
c. Asesori peralatan
darah.12
6. Prosedur dialysis
tandur AV. Kateter dua lumen yang dipasang baik pada vena
darah. Pada kejadian hipotensi, darah yang mengalir dari pasien dapat
pompa darah bila terdeteksi adanya udara. Pada kondisi seperti ini,
wajah dan sarung tangan wajib digunakan oleh perawat yang melakuka
hemodialisis.12
1. Definisi
dapat dirangsang oleh pusat-pusat otak yang lebih tinggi. 16 Selain itu
27
obat juga dapat mempengaruhi, obat memiliki efek terapeutik dan efek
Mual dan muntah adalah gejala penyakit yang mendasari dan bukan
perut.15
2. Mekanisme Muntah
keselamatan.
dalam darah dan tidak bisa keluar dari tubuh. Kadar ureum
(gastritis), yaitu mual, muntah, perih ulu hati, kembung dan tidak
nafsu makan.
cairan dan urea dari dalam darah yang terlalu cepat selama dialysis.
kejang.
gastrointestinal. 17
4. Tingkat Mual
1. Definisi
atau agama yang dianut oleh seseorang. Fokus dari relaksasi ini pada
bacaan yang digunakan dapat berupa nama-nama tuhan atau kata yang
antara lain:
agar tenang.
sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
subyek.
subyek.
b. Tahap Pelaksanaan
mulai dari otot pinggang sampai otot bahu, meminta klien untuk
beristirahat.
BAB III
Relaksasi Benson.
2. Mengalami mual.
Kajian utama dari masalah yang akan dijadikan fokus utama dari studi
ini adalah penurunan mual pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang
Benson.
relaksasi dan suatu faktor keyakinan filosofis atau agama yang dianut
2. Mual
Instrumen studi kasus yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
mual. Skala ini dikategorikan menjadi (0 = tidak ada mual; 1-3 = mual
penelitian.
penelitian.
Pada studi kasus ini akan dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Wira
tabel atau grafik. Data-data yang disajikan meliputi frekuensi, proporsi dan
penelitian, maka data atau hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk
1. Prinsip Manfaat
tindakan.
40
human dignity)
subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apa pun atau akan
subjek.
c. Informed Consent
ilmu.
treatment)
41
4. Prinsip Otonomi
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil studi kasus dengan
pembahasannya. Hal yang akan dibahas meliputi uraian data umum dan data
khusus disertai dengan analisa tentang perubahan tingkat mual sebelum dan
sesudah penerapan terapi relaksasi benson pada pasien Gagal Ginjal Kronis
yang terletak di Jalan Raya Dr. Sutomo No. 17 Kalisari, Semarang Jawa
Inap, dan Klinik Kecantikan Beauty Skin Center. Kapasitas Rumah Sakit
Bhakti Wira Tamtama Semarang ini meliputi 173 tempat tidur dengan
42
43
Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang pasien sebagai subyek studi kasus,
yaitu subyek 1 dan subyek II yang sesuai dengan kriteria yang telah di
tetapkan.
Subyek I
Islam, pendidikan terakhir SMA, dan saat ini sudah tidak bekerja karena
sakit yang dialami. Subyek I menderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) dan
suhu 36,5 ºC, berat badan 50 Kg, tinggi badan 156 cm. Subyek I jarang
Rating Scale (NRS) terdapat skala 8 dan termasuk kedalam mual berat.
subyek I yaitu lesu, tampak gejala mual dan muntah, pasien tampak
heodialisis selesai. Saat pengkajian tidak didapatkan hasil lab yang baru,
Subyek II
Islam, pendidikan terakhir SD, dan kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah
tangga. Subyek II menderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) dan pertama kali
pelaksanaan hemodialisis adalah hari selasa dan hari jumat. Pasien sudah
pada tanggal 10 Mei 2020 tekanan darah subyek 169/91 mmHg, nadi 95
kali permenit, suhu 36,5 ºC, berat badan 60 Kg, tinggi badan 157 cm.
subyek II, pasien tidak memiliki riwayat penyakit gastritis seperti maag.
seperti sambal atau yang amis seperti ikan. Berdasarkan hasil pengukuran
tampak gelisah yang dapat dilihat dari ekspresi wajah, dan lesu, subyek
mengatakan merasa mual, pusing dan sulit untuk tidur. Pasien tidak
pengkajian tidak didapatkan hasil lab yang baru, hasil lab yang didapat
Dalam studi kasus ini pengkajian awal yang dilakukan berfokus pada
mual.
1 8 Berat
2 7 Sedang
Dari tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa subyek I memiliki skala mual 8,
7
8
Subjek I Subjek II
1 kali sehari dan dilakukan ketika mual. Teknik relaksasi benson ini
Tabel 4.2 Hasil Skala Mual pada Subjek I dan Subjek II Sesudah diberikan Teknik
Relaksasi Benson
Chart Title
7
8
5
3
4
2
3
0
Subjek I Subjek II
yaitu 5.
B. Pembahasan
studi kasus ini pengkajian berfokus pada pengkajian mual klien Gagal
yang dapat menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen
kreatin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membrane semi permeable
sebagai pemisah darah dan cairan dialist pada ginjal buatan dimana terjadi
pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah
dalam darah dan tidak bisa keluar dari tubuh. Kadar ureum kreatinin yang
perih ulu hati, kembung dan tidak nafsu makan. Dimana Subjek I dan
dalam darah yang terlalu cepat selama dialysis. Tanda dari DDS berupa
gejala mual dan muntah, pada subjek II mengatakan merasa mual, pusing.
cairan asam. Dari semua komponen ini yang terpenting adalah Dialyzer
tampak gejala mual dan muntah, tampak lesu. Sedangkan subyek II pasien
tampak mual, tampak gelisah yang dapat dilihat dari ekspresi wajah, dan
lesu.
relaksasi benson selama 15 menit subjek terlihat lebih rileks yang dapat
merasa mual terutama jika mencium aroma yang pedas dan amis seperti
terdapat penurunan tingkat mual pada kedua subyek. Skala mual subyek I
kategori mual ringan. Pada subyek II skala mual sebelum dilakukan teknik
darah dan tidak bisa keluar dari tubuh, akan menimbulkan masalah
metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air,
natrium, kalium, hydrogen, urea, asam urat, dan zat-zat lain, termasuk
pemisah darah dan cairan dialist pada ginjal buatan, dimana kadar ureum
sehingga gejala mual yang diakibatkan ureum kreatin yang tinggi sudah
berkurang. 12
antara relaksasi dan suatu faktor keyakinan filosofis atau agama yang
fisik seseorang untuk terhindar dari adanya tekanan mental, fisik dan
tenang dan rileks yang memperlambat gelombang otak. Selain itu, juga
berasal dari urea sehingga mual dan bahkan muntah tidak terjadi.9
Hasil studi kasus ini mendukung dari hasil penelitan sebelumnya yang
mual.10
C. Keterbatasan
PENUTUP
A. Simpulan
mual.
B. Saran
mengalami mual.
55
56
hemodialisis.
mengalami mual.
3. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
JADWAL KEGIATAN
NIM : 20101440117051
Tanggal Kegiatan
Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menganalisis mual pada pasien
gagal ginjal kronik setelah pemberian intervensi teknik relaksasi benson yang
dapat memberi manfaat berupa menurunkan skala mual. Penelitian ini akan
berlangsung dalam 1 hari selama 15 menit.
Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/ tindakan
yang diberikan.
Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang anda sampaikan akan
tetap dirahasikan.
Peneliti
Lutfi Indriyani
NIM 20101440117051
Lampiran 3
INFORMED CONCENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.
Semarang,....................2020
Peneliti
Lutfi Indriyani
NIM.20101440117051
Lampiran 4
DATA RESPONDEN
Identitas :
Nama :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Status pekerjaan :
Status pernikahan :
Riwayat Kesehatan
Diabetes Mellitus :
Hipertensi :
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah :
Nadi :
Respirasi (SaO2) :
Suhu :
Obat-obatan rutin :
Hasil Radiologi :
Lampiran 5
Nama :
Umur :
Jeniskelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
SKALA
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subjek I
Tidak
Ada Mual Ringan Mual Sedang Mual Berat
Mual
SEBELU
SESUDAH
SKALA
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subjek II
Tidak
Ada Mual Ringan
Mual Mual Sedang Mual Berat
SEBELU
SEBELU
M
Skala 0 : Tidak merasakan gejala mual.
Skala 1 : Pasien merasakan gejala mual, hilang timbul dalam hitungan detik.
Skala 2 : pasien merasakan gejala mual, tetapi gejala-gejala ini dengan cepat
Skala 4 : Gejala mual cukup kuat, berlangsung selama kurang dari 1 menit, masih
Skala 5 : Gejala mual tidak dapat diabaikan, tetapi masih dapat melakukan
beberapa kegiatan.
Skala 6 : gejala mual dapat menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu, mual
Skala 7 : gejala mual lebih sering, secara signifikan membatasi kemampuan untuk
Skala 9 : pasien merasa mual dan muntah, yang sangat kuat, aktifitas fisik terbatas.
Skala 10 : pasien merasa mual dan muntah yang sangat sering, dan tidak dapat
JUDUL SOP :
NO HALAMAN
NO DOKUMEN
REVISI
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
TERBIT DITETAPKAN OLEH