Anda di halaman 1dari 5

Panduan Praktikum Bio-Ekologi Terumbu Karang

Identifikasi Terumbu Karang Famili Fungiidae

A. Fungiidae (Karang Jamur)

Fungiidae merupakan salah satu spesies karang yang hidup soliter (free-
living) dan mampu hidup di berbagai macam substrat. Sebagian besar spesies ini
dapat ditemukan pada lereng terumbu yang memiliki substrat patahan karang
(Hoeksema, 2012). Spesies ini juga dapat ditemukan di rataan terumbu maupun
dasar perairan yang berpasir (Hoeksema, 2012). Pada fase juvenil (anthocaulus),
karang jamur hidup dengan cara menempel pada substrat yang keras, tetapi akan
melepaskan diri dari substrat tersebut saat berukuran 1 cm (anthocyanthus)
(Yamashiro dan Yamazato, 1996).
Fungiidae terdiri 52 spesies dan 12 genus. Genus tersebut yaitu
Cylcoseris, Diaseris, Heliofungia, Fungia, Herpolitha, Polyphyllia, Halomitra,
Sandalolitha, Lithophyllon, Podabacia, Ctenactis dan Zoopilus. Semuanya
ditemukan di perairan Indonesia (Suharsono, 2008).

Gambar 1. Bentuk Karang Jamur (sumber:www.marinethemes.com)

B. Penanganan Sampel

Metode pembersihan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


pengawetan kering dan pengawetan basah, metode yang di gunakan dalam
pengawetan sampel menggunakan metode pengawetan basah, Prosedur metode
pengawetan kering sampel (Pratiwi R, 2013):
 Bersihkan sampel dengan air dan direndam selama sehari agar dapat
dibersihkan dengan menyemprotkan air saja. Hal ini bertujuan untuk
memisahkan kotoran yang masih terdapat pada sampel, setelah sampel
bersih kemudian dijemur selama satu hari sampai kering. setelah itu
berikan keterangan sampel seperti lokasi pengambilan sampel, waktu
pengambilan sampel dan habitat dari sampel tersebut.
 Sampel kemudian di simpan dalam tempat wadah yang benar ditata
didalam box.
Manfaat dalam metode ini memiliki manfaat, seperti mengurangi
kemungkinan terjadinya pembusukan yang akan merusak kondisi sampel itu
sendiri, menjaga kondisi sampel dalam jangka waktu yang lama, mempermudah
untuk melakukan identifikasi sampel tanpa harus turun kelapangan.

C. Identifikasi Sampel

Proses ini di mulai dengan mengambil sampel dari wadah kemudian


membersihkan sampel, hal ini ini bertujuan memisahkan kotoran yang terdapat
pada sampel dan untuk memudahkan saat proses identifikasi sampel yang akan
dilakukan, identifikasi dilakukan dengan cara meliat morfologi sampel seperti
pengamatan bentuk struktur skeleton, pada bagian jaringan polip, pembentukan
koralit pada koloni serta pertumbuhan bentuk yang terdapat pada sampel, dengan
menggunakan alat bantu berupa lup.
Identifikasi menggunakan buku panduan identifikasi terumbu karang
seperti Taxonomy, Phylogeny and Biogeography of Mushroom Corals
(Scleractinia: Fungiidae) (Hoeksema, 1989), Corals of The World Vol.1,2,&3
(Veron, 2000), Jenis-Jenis Karang Di Indonesia (Suharsono, 2008) untuk
memudahkan saat proses identifikasi sampel, sampel yang di identifikasi
kemudian di kelompokan bedasarkan taksa terdekat yaitu famili, kemudian di
kelompokan ke kelompok yang lebih kecil yaitu genus, dan terahkir di
kelompokan ke dalam suku yang lebih kecil yaitu spesies.

D. Analisis Sampel

Analisis data karang Fungiidae menggunakan metode deskriptif kualitatif


berdasarkan hasil identifikasi kerangka koralit sampel yang ditemukan, mengacu
pada buku panduan identifikasi yang disusun oleh Bert W. Hoeksema (1989), Jen
Veron (2000) dan Suharsono (2008).
1. Identifikasi bedasarkan habitat dari sampel, deskripsi habitat sampel
2. Identifikasi morfologi: identifikasi dilakukan dengan cara meraba
memegang langsung sampel, dan melakukan pengamatan seperti meliat
bentuk struktur skeleton, pada bagian jaringan polip, pembentukan koralit
pada koloni serta pertumbuhan bentuk yang terdapat pada sampel tersebut.
3. Informasi penting: nama popular nama ilmiah dan taksonomi.
4. Dokumentasi: dokumentasi penting dilakukan sebagai pembandingan
antara satu spesies lain dengan yang lain, selain itu dokumentasi untuk
melihat perubahan baik secara morfologi dalam keadaan kondisi alami
ataupun sudah melalui pengawetan.
5. Penataan sampel: melakukan pengelompokan bedasarkan family sampel,
dan disimpan dengan wadah yang benar dan di simpan dalam lemari atau
rak penyimpanan lainya.
E. Spesifikasi Nama/ Tata Nama

Setelah sampel di identifikasi perlu melakukan penulisan berdasarkan


kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode
binominal nomenclature (tata nama ganda) metode penataan nama ini penting
untuk mengklasifikan mahluk hidup, yang dimaksud dengan tata nama ganda,
nama mahluk hidup terdiri dari dua kata yaitu nama genus dan nama spesies, dan
dalam aturan tata nama sebagai berikut:
 Nama spesies terdiri dari dua kata kata pertama merupakan nama genus dan
kedua nama merupakan nama petunjuk jenis.
 Penulisan huruf pertama capital dan pada huruf petunjuk jenis menggunakan
huruf kecil.
 Penulisan nama spesies dengan bahasa latin.
 Penulisan nama spesies harus dibedakan dengan penulisan nama yang lain
seperti (pemberian garis bawah atau dengan penulisan nama di miringkan).

F. Pencocokan Nama Spesies

Dalam hal melakukan identifikasi biota sering sekali mendapatkan kendala


seperti pencocokan nama spesies, karena adanya perubahan nama spesies yang
lebih terbaru, karena itu tata pencocokan nama membutuhkan buku referensi yang
yang memiliki keterkaitan dengan taksonomi yang terkait, seperti Marine Species
Identification Portal Worm, World Register of Marine Species (WORMS) dan The
Australian Institute of Marine Sciene – (AIMS).
LAPORAN PRAKTIKUM
BIO-EKOLOGI TERUMBU KARANG

Judul (topik sesuai tema praktikum)

Nama lengkap beserta NIM

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang praktikum, tujuan praktikum dan manfaat
praktikum
Untuk latar belakang lengkapi dengan pustaka yang menunjang
II. Metode Praktikum
Berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan praktikum serta metode dan
analisis yang digunakan untuk praktikum
III. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Hanya mendeskripsikan data hasil praktikum, lengkapi dengan
tabel dan gambar
B. Pembahasan
Membahas hasil, pembahasan secara spesifik kemudia diperluas
sesuai dengan topik dari prktikum. Pembahasan haus disertai
dengan pustaka yang menunjang
IV. Kesimpulan
Berisi tentang kesimpulan dari hasil praktikum
Daftar Pustaka
Lampiran
Nb. Huruf menggunakan font “Times New Roman” ukuran 12, spasi
menggunakan 1,5

Anda mungkin juga menyukai