0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan makanan darurat pada situasi bencana, meliputi penghitungan kebutuhan ransum, penyusunan menu, pengawasan logistik, dan bentuk makanan yang sesuai untuk darurat seperti ransum kering atau basah. Dokumen juga menjelaskan karakteristik makanan darurat seperti kandungan kalori minimal, pilihan sumber karbohidrat, dan sistem distribusi makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan makanan darurat pada situasi bencana, meliputi penghitungan kebutuhan ransum, penyusunan menu, pengawasan logistik, dan bentuk makanan yang sesuai untuk darurat seperti ransum kering atau basah. Dokumen juga menjelaskan karakteristik makanan darurat seperti kandungan kalori minimal, pilihan sumber karbohidrat, dan sistem distribusi makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang bantuan makanan darurat pada situasi bencana, meliputi penghitungan kebutuhan ransum, penyusunan menu, pengawasan logistik, dan bentuk makanan yang sesuai untuk darurat seperti ransum kering atau basah. Dokumen juga menjelaskan karakteristik makanan darurat seperti kandungan kalori minimal, pilihan sumber karbohidrat, dan sistem distribusi makanan.
Upaya penanganan gizi dalam situasi darurat merupakan rangkaian
kegiatan yang dimulai sejak sebelum terjadinya bencana,pada situasi bencana yang meliputi tahap tanggap darurat awal,tahap tanggap daruat lanjut dan pasca bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal adalah kegiatan pemeberian makanan agar pengungsi tidak lapar dan tetap mempertahankan status gizinya.
Kegiatan penanganan gizi pada situasi bencana perlu dikoordinasikan agar
efektif dan efesien, antara lain sebagai berikut :
1. Pengitungan kebutuhan ransum
2. Penyusunan menu 2100 kkal,50 g protein dan 40 gr lemak 3. Penyusunan menu untuk kelompok rentan 4. Pendamping penyelenggaraan makanan sejak dari persiapan sampai pendistribusian 5. Pengawasan logistik bantuan bahan makanan ,termasuk bantuan susu formula bayi. 6. Suplementasi zat gizi mikro (kapsul vitamin A untuk balita dan tablet besi untuk ibu hamil)
A. BENTUK MAKANAN UNTUK KEADAAN DARURAT
Pada fase penyelenggaraan makanan bagi korban bencana mempertimbangkan hasil analisis RHA dan standar ransum. Ransum adalah bantuan bahan makanan yang memastikan korban bencana mendapatkan asupan energi,protein dan lemak untuk memperthanakan kehidupan dan beraktivitas Ransum dibedakan dalam bentuk kering(Dry ration) dan basah ( wet ration). Dalam perhitungan ransum basah diproritaskan penggunaaan garam beryodium dan minyak goreng yang difortifikasi dengan vitamin A Contoh standar ransum pada fase 1tahap tanggap darurat bencana :
BAHAN KEBUTUHAN URT
MAKANAN ORANG/HARI
Biskuit 100 10-12 bh
Mie instan 320 3 gls ( 4bks)
Sereal (instan) 50 5 sdm ( 2 sachet)
Blendeed food (MP- 50 10 sdm
ASI)
Susu unttuk anak 40 8 sdm
balita (1-5 tahun)
Energi(kkal) 2.138
Protein (g) 53
Lemak (g) 40
B. KARAKTERISTIK MAKANAN UNTUK KEADAAN DARURAT
1. Standar makanan minimal mengandung 1500-1800 kkal sehari, dan minimal harus ada kebutuhan air bersih 2L/orang, dipilih makanan sumber hidrat arang dalam jumlah cukup besar,cepat dipersiapkan serta mudah didapat. 2. Menu sederhana, disesuaikan dengan bantuan pangan yang teersedia dan memperhitungkan kecukupan gizi masyarakat golongan rawan, setidaknya susu untuk anak balita 3. Frekuensi makan berkisar antara 2-3 kali sehari ata tanpa makanan selingan 4. Waktu penyelenggaraan bervariasi satu mingu hingga 3 bulan 5. Jumlah klien yang dilayani sering berubah karena pendekatanya dan mekanismenya belum lancar 6. Perlu tenaga kerja yang cakap dan berpengalaman dalam mengelola banyak makanan 7. Sistem tiket untuk pendistribusian makanan matang.