Anda di halaman 1dari 16

Tugas Manajemen Gizi dalam Penanggulangan Bencana

MAKALAH

Menyusun Menu dan Kebutuhan Bahan Makanan Untuk


Korban Bencana Kelompok Anak Usia 4-6 tahun

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Afrilia Silmi (P1733112400) Ima Holilatul (P1733112422)

Alfika Silmi Z (P1733112401) Indah Desiyanti (P1733112424)


Annisa Ratu (P1733112403) Karin Fauziyah (P1733112425)
Arisanti W. (P1733112405) Oktantia K. (P1733112430)
Elfira R. (P1733112410) Sella Cantika (P1733112438)
Haseena Ayu (P1733112419) Silvi Nur A. (P1733112441)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas izin dan kehendak-Nya makalah ini dapat kami rampungkan
tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Gizi dalam
Penanggulangan Bencana. Adapun yang kami bahas dalam makalah
sederhana ini mengenai menyusun menu dan kebutuhan untuk korban
bencana kelompok anak usia 4-6 tahun.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam


makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami yakin
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dan berguna bagi
orang yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Bandung, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Tujuan.................................................................................................4

BAB II ISI
2.1 Pengertian Ransum...........................................................................3
2.2 Jenis Ransum....................................................................................3
2.3 Syarat Pembuatan Ransum................................................................4
2.4 Contoh Ransum Fase I dan II.............................................................4
2.5 Pengertian Balita...............................................................................6
2.6 Prinsip Utama Pemberian Makan Balita……………………………...6
2.7 Penyusunan Menu..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana alam
dengan intenstas yang cukup tinggi. Bencana alam yang terjadi di
beberapa daerah di Indonesia memnyebabkan banyak korban
mengungsi dan tinggal di tempat-tempat darurat.Dalam kondisi serba
darurat, salah satu bantuan yang sangat dibutuhkan korban bencana
adalah makanan. Kondisi serba darurat menyebabkan makanan yang
disajikan harus siap santap (ready to eat) agar mudah dikonsumsinya
(Kemenkes RI, 2012).
Masalah gizi yang bisa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan
balita, bayi tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari
ibunya dan semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat.
Bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan dan
terbatasnya ketersediaan pangan lokal dapat memperburuk kondisi
yang ada. Masalah lain yang seringkali muncul adalah adanya bantuan
pangan dari dalam dan luar negeri yang mendekati atau melewati masa
kadaluarsa, tidak disertai label yang jelas, tidak ada keterangan halal
serta melimpahnya bantuan susu formula bayi dan botol susu. Masalah
tersebut diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam
penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk bayi dan balita
(Kemenkes RI, 2012).
Pemberian makanan yang tidak tepat pada bayi, anak dan balita
dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian, terlebih pada situasi
bencana. Risiko kematian lebih tinggi pada bayi dan anak yang
menderita kekurangan gizi terutama apabila bayi dan anak juga
menderita kekurangan gizi mikro. Penelitian di pengungsian
menunjukkan bahwa kematian anak balita 2-3 kali lebih besar

1
dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian terbesar
terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan (WHOUNICEF, 2001). Oleh
karena itu penanganan gizi dalam situasi bencana menjadi bagian
penting untuk menangani pengungsi secara cepat dan tepat (Kemenkes
RI, 2012).
Pangan darurat yang ideal diberikan seharusnya mengandung
zat gizi yang cukup, tidak hanya mengenyangkan tetapi juga
mengandung kalori sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG).
Penanganan gizi pada situasi bencana melibatkan lintas program dan
lintas sektor. Kebutuhan dalam penanganan gizi pada situasi bencana
dewasa dengan energi 2100 kkal, 50 gram protein, dan 40 gram lemak
(Kemenkes RI, 2012).
Dalam pelaksanaannya, upaya penanganan gizi dalam situasi
bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak sebelum
terjadinya bencana (pra bencana), pada situasi bencana yang meliputi
tahap tanggap darurat awal, tahap tanggap darurat lanjut dan pasca
bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal
adalah kegiatan pemberian makanan agar pengungsi tidak lapar dan
dapat mempertahankan status gizinya, sementara penanganan
kegiatan gizi pada tahap tanggap darurat lanjut adalah untuk
menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai masalah gizi
yang ada (Kemenkes RI, 2012).

1.2 Tujuan Penulisan


1 Pengertian Ransum
2 Jenis Ransum
3 Syarat Pembuatan Ransum
4 Contoh Ransum Fase I dan II
5 Pengertian Balita
6 Prinsip Utama Pemberian Makan Balita
7 Penyusunan Menu

2
BAB II
ISI

2.1 Pengerian Ransum

Makanan ransum adalah bantuan bahan makanan yang


memastikan korban bencana mendapatkan asupan energi, protein
dan lemak untuk mempertahankan kehidupan dan beraktivitas.
Ransum dibedakan dalam bentuk kering (dry ration) dan basah
(wet ration). Dalam perhitungan ransum basah diprioritaskan
penggunaan garam beriodium dan minyak goreng yang difortifikasi
dengan vitamin A. Contoh dari kedua ransum tersebut yaitu, biskuit,
mie instan, sereal instan, makanan MP-ASI (untuk bayi MP-ASI),
susu untuk anak balita, makanan kaleng, dll.

2.2 Jenis Ransum


1. Ransum kering (dry ration)
Ransum kering adalah ransum yang diberikan dalam bentuk
bahan pangan mentah untuk dibawa pulang , dimasak dan dimakan
dirumah. Bahan pangan biasanya diberikan sekali untuk satu
minggu.
Keuntungan dari ransum kering adalah :
a. Lebih mudah untuk mengaturnya dibanding dengan ransum
basah ketika sumber daya (staf, bahan) terbatas.
b. Menimbulkan risiko yang lebih rendah daripada program
pemberian ransum basah dari penularkan penyakit menular.
c. Waktu yang digunakan untuk menyiapkan ransum kering
lebih sedikit.
d. Lebih mudah diakses oleh populasi yang tersebar.
e. Dalam situasi kelaparan di mana orang-orang masih berada
di rumah mereka sendiri, hal ini membantu mencegah
pemindahan mereka.

3
4

2. Ransum basah (wet ration)


Ransum basah adalah ransum yang dimasak di dapur umum,
dan langsung dimakan. Setiap sasaran harus datang, setiap kali
makan, setiap hari. Dalam perhitungan ransum basah diprioritaskan
penggunaan garam beriodium dan minyak goreng yang difortifikasi
dengan vitamin A

2.3 Syarat Pembuatan Ransum


1 Setiap orang (tidak membedakan usia dan jenis kelamin)
menerima jumlah kebutuhan kalori yang sama 2100
kkal/hari, 50 gram protein atau 10-12% dari total energi dan
40 gram lemak atau 17% dari total energi untuk Fase I.
2 Untuk Fase II setiap orang menerima jumlah kalori, protein,
dan lemak sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya (Usia
balita 4-6 tahum 1750 kkal).
3 Diberikan bahan pangan dengan nilai gizi seimbang dan
dapat diterima oleh anak dan kelompok resiko lain.
4 Diusahakan memberikan bahan pangan sesuai dengan
kebiasaan/bahan pangan lokal.
5 Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.

2.4 Contoh Ransum Fase I dan II


Contoh Standar Ransum Fase I Tahap Tanggap Darurat Awal

Bahan Makanan Kebutuhan/Orang/Hari (g) (URT)

Biskuit 100 10-12 bh

Mie Instan 320 3 gls (4 bks)

Sereal (instan) 50 5 sdm (2 sachets)

Blended food (MP- 50 10 sdm


ASI)

Susu untuk anak 40 8 sdm


balita (1-5 tahun)
5

Energi (kkal) 2.138

Protein (g) 53

Lemak (g) 40

Contoh Standar Ransum Fase II Tahap Tanggap Darurat Awal

Bahan Makanan Jumlah/Orang/Hari (g)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5

Sereal (beras, 400 420 350 420 450


terigu, jagung,
bulgur)

Kacang-kacangan 60 50 100 60 50

Minyak goreng 25 25 25 30 25

Ikan/daging - 20 - 30 -
kaleng

Gula 15 - 20 20 20

Garam beriodium 5 5 5 5 5

Buah dan sayur - - - - 100

Blended Food 50 40 50 - -
(MP-ASI)

Bumbu - - - - 5

Energi (kkal) 2113 2106 2087 2092 2116

Protein (g; %kkal) 58g; 11% 60 g; 11% 72 g; 14% 45 g; 9% 51 g; 10%

Lemak (g; %kkal) 43 g; 18% 47 g;20% 43 g;18% 38 g; 16% 41 g; 17%

2.5 Pengertian Balita


Menurut Kemenkkes tahun 2015 Anak Bawah Lima Tahun
atau sering disingkat sebagai Anak Balita adalah anak yang telah
menginjak usia di atas satu tahun atau digunakan perhitungan anak
6

usia 12 bulan sampai dengan 59 bulan. Pada ahli menggolongkan


usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup
rentang terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk penyakit
yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi
jenis tertentu (Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI 2015).

Kata balita adalah istilah yang umum digunakan untuk usia


anak hingga berusia 5 tahun. Pengelompokan usia anak 1 sampai
dengan 3 tahun disebut dengan sebutan batita dan usia 3 sampai 5
tahun dengan sebutan pra sekolah. Anak usia 3-5 tahun mulai
dapat memilih jenis makanan yang ingin dimakan dan jenis
makanan yang tidak disukai. Ketidaksukaan mereka terhadap jenis
makanan tertantu haruslah diatasi dengan upaya pengenalan yang
persuasif. Pada masa balita lah proses dimana pertumbuhan anak
merupakan tahapan yang sangat penting, pada masa ini menjadi
penentu agar pertumbuhan anak menjadi lebih baik pada periode
berikutnya, the golden age adalah sebutan lain pada masa ini dan
tidak akan pernah terulang lagi (Sutomo and Anggraini 2010).

2.6 Prinsip Utama Pemberian Makan Balita

A. Penyusuan Menu Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak


Usia 6-59 Bulan
 Kebutuhan gizi:
 Bayi 6-11 bulan, 100-120 kkal/kg berat badan, makanan
terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) + Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI)
 Anak 12-23 bulan, 80-90 kkal/kg berat badan, makanan
terdiri dari ASI + MP-ASI/makanan keluarga
 Anak 24-59 Bulan, 80-100 Kal/kg berat badan, makanan
terdiri dari makanan keluarga
 Menu MP-ASI dan makanan keluarga dibawah ini terdiri dari
2 bagian. Bagian satu adalah menu 5 hari pertama setelah
7

keadaan darurat terjadi, dimana bantuan bahan makanan


masih terbatas. Lima hari berikutnya diharapkan keadaan
sudah mulai teratasi dan bantuan bahan makanan segar
sudah ada, sehingga menu dapat ditambah bahan makanan
segar berupa lauk, sayur dan buah sesuai kebutuhannya
 Bila dari awal keadaan darurat sudah tersedia bahan
makanan segar seperti daging/ikan/telur, sayur dan buah,
maka harus diutamakan untuk diberikan pada bayi dan balita
 Perlu diperhatikan jenis bantuan yang diberikan hendaknya
juga meliputi bumbu dapur, baik yang segar maupun yang
sudah diproses atau siap pakai (dalam kemasan).
B. Penerimaan Donasi
 Bantuan susu formula, botol dan dot dalam situasi darurat
sedapat mungkin ditolak
 Dinas Kesehatan bertanggung jawab untuk menerima atau
menolak donasi susu formula.
 Bila menerima donasi susu formula, Dinkes setempat
bertanggung jawab atas distribusi dan penggunaannya.
 Susu formula dan bantuan pangan lain harus diberi label
yang mudah dibaca dan dimengerti, dgn masa kadaluarsa ≥
6 bulan sejak diterima di lokasi bencana.
C. Prinsip Pemberian Susu Formula
 Jika relaktasi tidak memungkinkan
 Hanya diberikan kpd bayi piatu, bayi dgn indikasi medis.
 Harus dibawah pengawasan ketat petugas kesehatan
 Konseling pemberian susu formula yg aman dan praktek
pemberian makanan bayi yg tepat bagi ibu dan pengasuh
 Susu kental manis dan susu cair tdk boleh diberikan kepada
bayi berumur <12 bln.
 Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir
atau gelas
8

2.7 Penyusunan Menu


E = 1750 kkal
Fase 1 Menu Ransum 1750 Kkal
Bahan Makanan Kebutuhan per orang / Ukuran RT
hari
Biskuit 100 gr 10-12 buah
Sereal 130 gr 6 sachet
Blendeed Food 100 gr 20 sdm
Susu untuk balita 690 ml 3 kotak
Roti 100 gr 2 lembar

MENU SEHARI
Bahan Protei
Berat Energi KH Lemak
makanan n
Biscuit 100 423 9,4 79,9 7,0467
blendeed
100 127,3 5,24 10,48 7,11
food
Susu 690 360 12 90 12
Sereal 130 555,1 20,15 67,333 5
roti isi coklat 100 280 5,3 45 10
Total 1745,4 52,09 292,71 41,157

Kebutuhan Bahan Makanan untuk Balita Per Hari (50 anak, 5 hari)

Jumlah
Jumlah
Bahan Kebutuhan/orang/h Tambaha Total
kebutuha
Makanan ari (Gram) n 10% Kebutuha
n
n
biskuit 100 25 2,5 28
blendeed
100 25 2,5 28
food
Susu 690 172,5 17,25 190
Sereal 130 32500 3250 35.750
Roti isi
100 25 2,5 28
coklat

Fase 2 Pemilihan bahan makanan sesuaikan dengan keadaan logistik,


pangan lokal dan kebiasaan masyarakat
E = 1750 kkal
P = 15%x1750/4 = 65,6
L = 25%x1750/9 = 48,6
9

KH = 60%x1750/4 = 262,5%
STANDAR MAKANAN MENU USIA 4 - 6

Bahan Makanan Penukar E P L KH


makanan Pokok 4 700 16 160
Protein 3 225 21 15
4,
Protein Nabati 1,5 112,5 7,5 5 10,5
Buah-buahan 3 150 36
Susu 3 375 21 30 30
7,
Minyak 1,5 75 5
Gula 2 100 24
65,
Jumlah 1737,5 5 57 260,5

DISTRIBUSI MAKANAN

Pag Mala
Bahan Makanan Penukar i Snack Siang Snack m Snack
makanan Pokok 4 1 0,5 1,5 1
Protein Hewani 3 1 1 1
Protein Nabati 1,5 0,5 0,5 0,5
Buah-buahan 3 1 1 1
Susu 3 1 0,5 0,5 1
Minyak 1,5 0,5 0,5 0,5
Gula 2 1 0,5 0,5

MENU BALITA 4-6 TAHUN PER HARI


Waktu
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
makan Hari 5
Pagi Nasi tim Bubur Nasi putih Bubur Nasi kuning
Abon sapi Ayam suwir Dendeng Ayam suwir Telur dadar
Orek Tempe Kacang Oseng tahu Kacang Orek Tempe
Pisang kedelai Pepaya kedelai Jeruk
Melon Pisang
Snack Roti selai Puding Roti Biskuit selai Sereal Puding
Susu UHT Susu UHT Susu UHT maizena
Siang Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih Nasi putih
10

Ayam suwir Sarden Ayam bumbu Telur dadar Sarden


Tahu bumbu Tempe kuning Tempe orek Cah tahu
merah bacem Tahu krispi
Snack Puding Puding buah Puding Puding Puding
mangga naga jambu Pepaya melon
Malam Nasi putih
Mie goreng Nasi uduk Nasi putih Nasi putih
Ayam
Sosis Telur dadar Ikan goreng Kornet
goreng
Jeruk Semangka Jeruk Semangka
Pepaya
Susu UHT Susu UHT Susu UHT Susu UHT
Susu UHT
Snack Bubur kacang Bubur Bubur Bubur Bubur
ijo kacang ijo kacang ijo kacang ijo kacang ijo
Energi
1690,8 1713,2 1724,6 1680 1740
(Kkal)
Protein
63,7 64 61,3 60,9 68,6
(gram)
Lemak
50,2 45,9 51,4 49 53
(gram)
Karbohi 253 267 270,1 261,5 249,7
drat
(gram)

PENGADAAN BAHAN MAKANAN PER HARI (50 ANAK 5 HARI)

Kebutuhan Bahan
Makanan Untuk 50 Tambaha Jumlah
Bahan Kebutuhan/orang/ pengungsi/hari n 10% Kebutuhan
Makanan hari (gr) (kg) (kg) (kg)
Hari ke-1        

Nasi 250 12.5 1.25 13.75


Abon sapi 35 1.75 0.175 1.925
Tempe 25 1.25 0.125 1.375
Pisang 50 2.5 0.25 2.75
Roti 35 1.75 0.175 1.925
Selai 13 0.65 0.065 0.715
Susu UHT 600 30 3 33
Ayam 40 2 0.2 2.2
Tahu 55 2.75 0.275 3.025
Mangga 90 4.5 0.45 4.95
Gula pasir 26 1.3 0.13 1.43
Mie 50 2.5 0.25 2.75
Sosis 50 2.5 0.25 2.75
Jeruk 110 5.5 0.55 6.05
Kacang 10 0.5 0.05 0.55
hijau
11

Gula 6.5 0.325 0.0325 0.3575


merah
Minyak 7.5 0.375 0.0375 0.4125
Hari ke-2  
Nasi 350 17.5 1.75 19.25
Ayam 40 2 0.2 2.2
Kacang 12.5 0.625 0.0625 0.6875
kedelai
Melon 190 9.5 0.95 10.45
Roti 35 1.75 0.175 1.925
Susu UHT 600 30 3 33
Gula pasir 26 1.3 0.13 1.43
Sarden 35 1.75 0.175 1.925
Tempe 25 1.25 0.125 1.375
Buah 110 5.5 0.55 6.05
naga
Telur 55 2.75 0.275 3.025
Semangka 180 9 0.9 9.9
Kacang 10 0.5 0.05 0.55
hijau
Gula 6.5 0.325 0.0325 0.3575
merah
Minyak 7.5 0.375 0.0375 0.4125
   
Hari ke-3  
Nasi 350 17.5 1.75 19.25
Dendeng 15 0.75 0.075 0.825
Tahu 55 2.75 0.275 3.025
Pepaya 110 5.5 0.55 6.05
Biskuit 20 1 0.1 1.1
Selai 13 0.65 0.065 0.715
Susu UHT 600 30 3 33
Ayam 55 2.75 0.275 3.025
Tahu 55 2.75 0.275 3.025
Jambu biji 100 5 0.5 5.5
Gula pasir 26 1.3 0.13 1.43
Ikan mas 45 2.25 0.225 2.475
Jeruk 110 5.5 0.55 6.05
Kacang 10 0.5 0.05 0.55
hijau
Gula 6.5 0.325 0.0325 0.3575
merah
Minyak 7.5 0.375 0.0375 0.4125
Hari ke-4  
12

Nasi 350 17.5 1.75 19.25


Ayam 40 2 0.2 2.2
Kacang 12.5 0.625 0.0625 0.6875
kedelai
Pisang 50 2.5 0.25 2.75
Sereal 22.5 1.125 0.1125 1.2375
Susu UHT 600 30 3 33
Gula pasir 26 1.3 0.13 1.43
Telur 55 2.75 0.275 3.025
Tempe 25 1.25 0.125 1.375
Pepaya 110 5.5 0.55 6.05
Corned 45 2.25 0.225 2.475
Semangka 180 9 0.9 9.9
Kacang 10 0.5 0.05 0.55
hijau
Gula 6.5 0.325 0.0325 0.3575
merah
Minyak 7.5 0.375 0.0375 0.4125
Hari ke-5  
Nasi 350 17.5 1.75 19.25
Telur 55 2.75 0.275 3.025
Tempe 25 1.25 0.125 1.375
Jeruk 110 5.5 0.55 6.05
Tepung 25 1.25 0.125 1.375
maizena
Susu UHT 600 30 3 33
Gula pasir 26 1.3 0.13 1.43
Sarden 35 1.75 0.175 1.925
Tahu 55 2.75 0.275 3.025
Melon 190 9.5 0.95 10.45
Ayam 55 2.75 0.275 3.025
Pepaya 110 5.5 0.55 6.05
Kacang 10 0.5 0.05 0.55
hijau
Gula 6.6 0.33 0.033 0.363
merah
Minyak 7.5 0.375 0.0375 0.4125
DAFTAR PUSTAKA

 Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Kegiatan GIzi dalam


Penanggulangan Bencana. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
 Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Kegiatan Gizi dalam
Penanggulangan Bencana. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
 “Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.”
2015. kemenkes RI, Pusat data dan informasi (situasi kesehatan
anak balita di Indonesia): 1–8.
 Sutomo, Budi, and Dwi Yanti Anggraini. 2010. Menu Sehat Alami
Untuk Batita & Balita. 1st ed. Tangerang: Demedia.
 UNHCR, Handbook for Emergencies
 Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana. 2012.
Kementerian Kesehatan RI.

13

Anda mungkin juga menyukai