MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Assalamu’alaikum Wr Wb
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Tujuan.................................................................................................4
BAB II ISI
2.1 Pengertian Ransum...........................................................................3
2.2 Jenis Ransum....................................................................................3
2.3 Syarat Pembuatan Ransum................................................................4
2.4 Contoh Ransum Fase I dan II.............................................................4
2.5 Pengertian Balita...............................................................................6
2.6 Prinsip Utama Pemberian Makan Balita……………………………...6
2.7 Penyusunan Menu..............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian terbesar
terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan (WHOUNICEF, 2001). Oleh
karena itu penanganan gizi dalam situasi bencana menjadi bagian
penting untuk menangani pengungsi secara cepat dan tepat (Kemenkes
RI, 2012).
Pangan darurat yang ideal diberikan seharusnya mengandung
zat gizi yang cukup, tidak hanya mengenyangkan tetapi juga
mengandung kalori sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG).
Penanganan gizi pada situasi bencana melibatkan lintas program dan
lintas sektor. Kebutuhan dalam penanganan gizi pada situasi bencana
dewasa dengan energi 2100 kkal, 50 gram protein, dan 40 gram lemak
(Kemenkes RI, 2012).
Dalam pelaksanaannya, upaya penanganan gizi dalam situasi
bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak sebelum
terjadinya bencana (pra bencana), pada situasi bencana yang meliputi
tahap tanggap darurat awal, tahap tanggap darurat lanjut dan pasca
bencana. Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal
adalah kegiatan pemberian makanan agar pengungsi tidak lapar dan
dapat mempertahankan status gizinya, sementara penanganan
kegiatan gizi pada tahap tanggap darurat lanjut adalah untuk
menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai masalah gizi
yang ada (Kemenkes RI, 2012).
2
BAB II
ISI
3
4
Protein (g) 53
Lemak (g) 40
Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goreng 25 25 25 30 25
Ikan/daging - 20 - 30 -
kaleng
Gula 15 - 20 20 20
Garam beriodium 5 5 5 5 5
Blended Food 50 40 50 - -
(MP-ASI)
Bumbu - - - - 5
MENU SEHARI
Bahan Protei
Berat Energi KH Lemak
makanan n
Biscuit 100 423 9,4 79,9 7,0467
blendeed
100 127,3 5,24 10,48 7,11
food
Susu 690 360 12 90 12
Sereal 130 555,1 20,15 67,333 5
roti isi coklat 100 280 5,3 45 10
Total 1745,4 52,09 292,71 41,157
Kebutuhan Bahan Makanan untuk Balita Per Hari (50 anak, 5 hari)
Jumlah
Jumlah
Bahan Kebutuhan/orang/h Tambaha Total
kebutuha
Makanan ari (Gram) n 10% Kebutuha
n
n
biskuit 100 25 2,5 28
blendeed
100 25 2,5 28
food
Susu 690 172,5 17,25 190
Sereal 130 32500 3250 35.750
Roti isi
100 25 2,5 28
coklat
KH = 60%x1750/4 = 262,5%
STANDAR MAKANAN MENU USIA 4 - 6
DISTRIBUSI MAKANAN
Pag Mala
Bahan Makanan Penukar i Snack Siang Snack m Snack
makanan Pokok 4 1 0,5 1,5 1
Protein Hewani 3 1 1 1
Protein Nabati 1,5 0,5 0,5 0,5
Buah-buahan 3 1 1 1
Susu 3 1 0,5 0,5 1
Minyak 1,5 0,5 0,5 0,5
Gula 2 1 0,5 0,5
Kebutuhan Bahan
Makanan Untuk 50 Tambaha Jumlah
Bahan Kebutuhan/orang/ pengungsi/hari n 10% Kebutuhan
Makanan hari (gr) (kg) (kg) (kg)
Hari ke-1
13