BIOSTATISTIKA
RISA RINGGALIH
DIYAH MURYANTI
WIWIK WINARTI
DEVIANA LOSITA
NANI AGUS STIAWATI
NOVIYANA
1.2. TUJUAN
Tujuan dari makalh ini adalah untuk mengetahui kesalahan pengambilan keputusan dalam
hipotesa.
1.3. MANFAAT
Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kesalahan pengambilan keputusan
dalam hipotesa
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kesalahan Tipe I
Seorang peneliti suatu ketika mengajukan hipotesis nihil yang memang kenyataannya
adalah benar dengan peluang salah sebesar a. kemudian mereka menguji hipotesis
tersebut. Hasil keputusan yang diperoleh ternyata ia menerima maka keputusan tersebut
benar. Peluang peneliti menerima hipotesis nihil benar adalah sebesar (1-(x)).
Jika suatu ketika terjadi kasus bahwa hipoteis nihil yang benar tersebut ketika diuji
ternyata ditolak, maka keputusan peneliti menolak hipotesis nihil yang benar tersebut,
dikatakan peneliti mengalami kesalahan type 1 yang besarnya adalah (a).
b. Kesalahan Tipe II
Seorang peneliti suatu ketika ternyata mengajukan hipotesis nihil yang keliru, contoh
hipotesis peneliti salah, misalnya dalam penelitian ketenagakerjaan yang terdiri orang
dewasa laki-laki dan perempuan. Peneliti melakukan studi produk fisik, antara tenaga
kerja laki-laki dengan tenaga kerja perempuan. Dia mengajukan hipotesis nihilnya
seperti berikut, bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara produksi yang dihasilakn
grup pekerja perempuan dan pekerja laki-laki. Peneliti ternyata menolak terhadap
hipotesis yang salah tersebut. Maka keputusan tersebut adalah benar dan mempunyai
peluang yang besarnya (1-13). Tetapi jika hipotesis nihil yang salah tersebut setelah diuji
kemudian diambil keputusan untuk menerimanya, amak dia telah termasuk dalam
kesalahan tipe II yang besarnya (3)
Pertanyaan yang sering muncul dalam kesalahn mengambil keputusan baik seorang
peneliti di antaranya termasuk, apakah dampak dari kesalahan mengambil keputusan
tersebut? Dan dapatkah dicegah agar pengambilan keputusan tetap benar?
Pengambilan keputusan yang keliru pada umumnya akan mempunyai dampak praktis.
Dari contoh hipotesis nihil di atas. Keadaan disekitar kita yang sebenarnya terjadi adalah
kemampuan fisik pekerja wanita mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut memang
disebabkan oleh bentuk alami (nilai kodrat) dari wanita dewasa. Yang bentuk alami
tersebut tidak dimiliki oleh tenaga kerja pria.
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima
hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1
Hubungan Antara Keputusan Menolak atau Menerima Hipotesis
Kesalahan tipe 1 ini disebut taraf signifikasi pengetesan, artinya kesediaan yang berwujud
besarnya probabilitas jika hail penelitian terhadap sampel akan diterapkan pada ppulasi.
Besarnya taraf signikansi ini pada umumnya sudah diterapkan terlebih dahulu misalnya 0,15;
0,5; 0,01 dan sebagainya.
Apabila peneliti menolak hipotesis atas dasar signifikansi 5% berarti sama dengan menolak
hipotesis atas dasar taraf kepercayaan 95%, artinya apabila kesimpulan tersebut diterapkan
pada populasi yang terdiri dari 100 orang, akan cocok untuk 95 orang dan bagi 5 orang
lainnya terjadi penyimpangan.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1. KESIMPULAN
Hipotesis dapat diastikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu
dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara didalam uji hipotesis ( uji ststistik)
seorang peneliti biasanya akan mempunyai dua kemungkinan tipe kesalahan yang tidak
dapat dihindarkan dalam mengambil keputusan tersebut. Dalam istilah statistika, yaitu
kesalahan tipe I atau error type one dan kesalahan tipe II atau error tupe two.
a. Kesalahan Tipe I
Seorang peneliti suatu ketika mengajukan hipotesis nihil yang memang kenyataannya
adalah benar dengan peluang salah sebesar a. kemudian mereka menguji hipotesis
tersebut. Hasil keputusan yang diperoleh ternyata ia menerima maka keputusan tersebut
benar. Peluang peneliti menerima hipotesis nihil benar adalah sebesar (1-(x)).
Jika suatu ketika terjadi kasus bahwa hipoteis nihil yang benar tersebut ketika diuji
ternyata ditolak, maka keputusan peneliti menolak hipotesis nihil yang benar tersebut,
dikatakan peneliti mengalami kesalahan type 1 yang besarnya adalah (a).
b. Kesalahan Tipe 2
Seorang peneliti suatu ketika ternyata mengajukan hipotesis nihil yang keliru, contoh
hipotesis peneliti salah, misalnya dalam penelitian ketenagakerjaan yang terdiri orang
dewasa laki-laki dan perempuan. Peneliti melakukan studi produk fisik, antara tenaga
kerja laki-laki dengan tenaga kerja perempuan. Dia mengajukan hipotesis nihilnya
seperti berikut, bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara produksi yang dihasilakn
grup pekerja perempuan dan pekerja laki-laki. Peneliti ternyata menolak terhadap
hipotesis yang salah tersebut. Maka keputusan tersebut adalah benar dan mempunyai
peluang yang besarnya (1-13). Tetapi jika hipotesis nihil yang salah tersebut setelah diuji
kemudian diambil keputusan untuk menerimanya, amak dia telah termasuk dalam
kesalahan tipe II yang besarnya (3)
3.2. SARAN
Mengenai bagaimana seorang peneliti agar tidak jatuh dalam melakukan pengambilan
keputusan. Berikut adalah beberapa butir penting yang mungkin dapat mengurangi kesalahan
dalam mengambil keputusan:
1. Hendaknya para peneliti hati-hati dan cermat dalam melakukan studi dan
menuangkan dalam kerangka berpikir.
2. Ketika mengajukan hipotesis nihil, hendaknya peneliti tetap melihat pada hubungan
teoritis dengan kenyataan yang ada dilapangan.
3. Data yang dikumpulkan hendaknya data yang relevan dan dengan hipotesis yang
hendaknya diujikan.
DAFTAR PUSTAKA
Najmah. 2011. Managemen & Analisa data Kesehatan . Yogyakarta. Nuha Medika
Purba Imelda G. 2013 Modul Mata Kuliah Statistik Non Parametrik . Indralaya : FKM
Universitas Sriwijaya