Torakotomi Lain
Torakotomi Lain
Deskripsi torakotomi
Torakotomi – operasi untuk membuka dinding dada. Operasi memungkinkan akses ke paru-paru,
tenggorokan, batang nadi, jantung dan diafragma. Tergantung pada situs bedah, torakotomi dapat
dilakukan di sebelah kanan atau kiri sisi dada. Kadang-kadang, torakotomi kecil bisa dilakukan di bagian
depan dada.
Melakukan operasi pada jantung atau pembuluh darah paru-paru dan jantung;
Jika Anda berencana untuk torakotomi, Anda perlu tahu tentang kemungkinan komplikasi, yang
mungkin termasuk:
Pendarahan;
Infeksi;
Usia;
Merokok;
Bagaimana torakotomi?
Pemeriksaan medis;
Konsultasikan dengan dokter Anda tentang obat yang diminum. Seminggu sebelum operasi mungkin
perlu untuk berhenti minum obat-obatan:
Untuk meminimalkan komplikasi, Anda perlu berhenti merokok, setidaknya 2-3 minggu sebelum
operasi.
Anestesi
Operasi ini dilakukan di bawah anestesi umum, selama operasi pasien tertidur.
Prosedur torakotomi
Anda akan berbaring di sisi Anda dengan tangan Anda. Antara dua tulang rusuk sepanjang seluruh
panjang dipotong akan dibuat. Dinding dada akan terbuka. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin
menggunakan metode yang berbeda.
Dokter melakukan operasi yang diperlukan dengan dada terbuka. Setelah operasi selesai, payudara
ditempatkan satu atau tabung drainase lebih, yang mencegah akumulasi darah dan udara di dada. Dada
ditutup. Sayatan ditutup dengan jahitan atau staples, ligasi diadakan, untuk mencegah infeksi.
Anestesi mencegah rasa sakit selama prosedur. Anda mungkin merasa beberapa ketidaknyamanan
setelah operasi. Dokter akan memberikan obat, yang akan membantu mengurangi gejala nyeri.
Dalam beberapa kasus, torakotomi dapat menyebabkan sindrom nyeri kronis, yang biasanya terasa
seperti nyeri terbakar di daerah operasi. Ini mungkin berhubungan dengan peningkatan sensitivitas
terhadap sentuhan di daerah ini. Sindrom nyeri biasanya menurun dari waktu ke waktu, tapi, mungkin,
memerlukan bantuan ahli, jika sakit berlanjut.
Biasanya, lama tinggal di rumah sakit adalah 5-10 hari-hari. Jika timbul komplikasi, lama tinggal di rumah
sakit dapat diperpanjang.
Anda mungkin akan diberi antibiotik, obat penghilang rasa sakit atau obat untuk mual;
Sering batuk dan melakukan latihan pernapasan dalam. Ini akan membantu menjaga paru-paru Anda
jelas;
Keluar dari tempat tidur dan bisa duduk di kursi. Meningkatkan aktivitas motorik sebagai pemulihan.
Perawatan Rumah
Ketika Anda kembali ke rumah, Ikuti langkah berikut:, untuk memastikan pemulihan yang normal:
Tanyakan dokter, kapan waktu yang aman untuk mandi, mandi, atau untuk mengekspos situs bedah
untuk air;
Jangan merokok;
Hindari lingkungan, yang mengekspos Anda untuk kuman, asap atau kimia iritan;
Nyeri dada baru atau nyeri persisten dan parah di daerah operasi;
Sakit, pembakaran, sering buang air kecil atau perdarahan terus-menerus dalam urin.
http://omedicine.info/id/torakotomiya-operatsiya-na-legkom.html
Rasa nyeri pasca operasi pada anak-anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sebagai contoh,
seorang anak mungkin takut berlebihan pada prosedur operasi, atau anak mungkin merasa bahwa rasa
nyeri pasca operasi adalah hukuman untuknya. Oleh karena itu, sebaiknya jelaskan kepada anak tentang
apa yang akan terjadi, mengapa mereka harus dioperasi, baik sebelum maupun sesudah operasi.
Penyayatan pada kulit akan merangsang saraf untuk menghantarkan sinyal rasa nyeri ke otak. Seiring
tubuh yang mulai sembuh, rasa nyeri seharusnya berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Lamanya
nyeri pasca operasi dapat tergantung dari beberapa faktor seperti kesehatan umum seseorang,
keberadaan penyakit lain, dan juga kebiasaan merokok.
Pada kasus yang cukup jarang, nyeri pasca operasi bisa saja menetap dan penyebabnya tidak
teridentifikasi. Kondisi seperti ini dapat menjadi nyeri jangka panjang.
Nyeri pasca operasi bisa menjadi pertanda adanya komplikasi dari operasi, seperti:
Infeksi pada kulit atau tubuh bagian dalam: Nyeri yang disertai dengan demam (suhu lebih dari 38° C)
atau nyeri yang disertai dengan kemerahan, nanah atau bengkak di lokasi operasi. Hal ini sering
merupakan pertanda infeksi.
Kedua tepi luka tidak menyatu sebelum luka sembuh: Jika jahitan operasi tidak rapat, maka kedua tepi
luka menjadi terpisah (renggang).
Adanya gumpalan darah atau cairan tubuh di bawah kulit (hematoma atau seroma): Gumpalan darah
atau cairan ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan pembengkakan di lokasi luka. Kondisi ini harus
dikeringkan oleh dokter.
Muntah atau perubahan kebiasaan buang air besar pasca operasi perut: Obstruksi pada usus bisa saja
terjadi pasca operasi perut dan seringkali menyebabkan nyeri dan muntah. Demikian pula, hilangnya
gerakan usus dapat menyebabkan nyeri, distensi abdomen, dan muntah. Kedua kondisi ini harus
mendapatkan penanganan medis.
Komplikasi paru-paru: Terutama pasca operasi berdurasi lama atau operasi yang membutuhkan waktu
pemulihan yang lama, komplikasi paru-paru bisa saja terjadi. Komplikasi ini bisa termasuk pneumonia
atau gumpalan darah ke paru-paru, yang disebut emboli paru, yang dapat menyebabkan batuk, nyeri
dada saat bernapas, demam, atau sesak napas.
Perdarahan, baik dari luka eksternal (luar tubuh) atau luka internal (dalam tubuh): Komplikasi
perdarahan dapat berkisar dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa seseorang.
Kondisi kronis lain: Jika Anda sebelumnya mengalami kondisi-kondisi kronis yang menyebabkan rasa
nyeri, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, beberapa jenis operasi mungkin akan membuat kondisi ini
semakin memburuk.
Nyeri diungkapkan dalam banyak bentuk. Beberapa hal yang mungkin akan ditanyakan oleh dokter
untuk menilai kualitas nyeri Anda, antara lain:
Karakter - jenis rasa nyeri, apakah terasa menusuk, tajam atau tumpul
Skala - pada skala 1-10, dengan angka 10 sebagai nyeri terburuk yang pernah Anda alami
Selain rasa nyeri, beritahu juga dokter apabila ada gejala-gejala berikut::
Sembelit
Diare
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
Nyeri tidak berkurang atau bahkan meningkat setelah Anda meminum obat yang diresepkan dokter.
Nyeri di dada
Demam
Muntah
Sesak napas
Perdarahan
Untuk mengatasi rasa nyeri pasca operasi, dokter biasanya sudah meresepkan obat untuk
meringankannya. Beberapa jenis obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri, antara lain:
Asetaminopen, obat over-the-counter yang umum digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai
nyeri sedang.
Nonsteroidal anti-inflammatory medications (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen adalah obat over-
the-counter dan obat nyeri yang digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang.
Opiat, seperti morfin, fentanil, oxycodone, dan antalgin, digunakan untuk mengobati nyeri sedang
sampai berat.
Banyak orang yang tidak mau mengonsumsi obat anti nyeri yang diresepkan oleh dokter dengan alasan
takut ketagihan. Sebenarnya ketagihan obat anti nyeri sangat jarang terjadi. Bahkan terkadang, tidak
menggunakan obat anti nyerilah yang berbahaya. Nyeri yang hebat terkadang membuat seseorang
susah mengambil napas dalam dan meningkatkan risiko pneumonia. Nyeri juga dapat membuat
seseorang sulit melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti berjalan, makan dan tidur. Padahal gizi dan
istirahat yang cukup sangat diperlukan dalam mempercepat proses kesembuhan luka akibat operasi.
Selain menggunakan obat anti nyeri, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dirumah untuk
mengatasi nyeri pasca operasi, antara lain:
Kompres dingin (dalam 1-2 hari pertama) dan kompres hangat (setelah 2 hari). Namun hal ini harus
dengan persetujuan dokter
Mengonsumsi makanan yang dianjurkan dokter atau ahli gizi, hal ini sangat penting untuk mempercepat
proses penyembuhan.
Rasa nyeri pasca operasi sangat normal terjadi. Tidak ada metode khusus untuk mencegah rasa nyeri
pasca operasi selain Anda harus mentaati perintah dan obat yang diberikan oleh ahli bedah atau dokter.
http://www.medkes.com/2014/11/mengatasi-rasa-nyeri-pasca-operasi.html?m=1