Anda di halaman 1dari 6

Perencanaan Bisnis

Toko Souvenir dan Oleh oleh Khas Bali.

A. Latar Belakang :

Perkembangan pariwisata di Bali setiap tahun terus mengalami peningkatan, diketahui

dari jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Terutama pada daerah pariwisata Bali selatan yaitu kabupaten Badung. Sesuai data

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali kunjungan wisatawan ke Bali hampir mencapai

5,6 juta kunjungan dengan kenaikan 15,62 % pada tahun 2017. Bali menjadi pusat

pariwisata dan investasi yang menjanjikan di bidang pariwisata, terutama di

Kabupaten Badung. Yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi Bali.

Pertumbuhan ekonomi Bali dengan ekonomi masyarakat lokal tidak berjalan secara

beriringan terjadi ketimpangan. Dimana perkembangan pariwisata Bali sebagian besar

dinikmati oleh para pemodal atau investor dari luar daerah Bali. Masyarakat Bali

hanya sebagai penonton di daerahnya sendiri. Jadi bagaimana caranya masyarakat

lokal Bali dapat ikut setidaknya berpartisipasi pada kemajuan pariwisata di Bali. Oleh

karena itu sebagai masyarakat lokal yang berada pada kawasan pariwisata harus

berani ikut mengambil bagian dalam pesatnya perkembangan pariwisata Bali.

Berkecimpung dalam dunia pariwisata sudah barang tentu harus memahami jenis

usaha yang memiliki peluang pada bidang tersebut. Usaha toko souvenir dan oleh oleh

menjadi pilihan yang tepat, mengingat para wisatawan yang berkunjung ke Bali akan

menyempatkan diri membeli oleh oleh untuk dibawa ke negara asalnya. Toko

souvenir dan oleh oleh harus berada pada kawasan pariwisata yang ramai, kawasan
pantai canggu yang ada di Kabupaten Badung menjadi pilihan yang tepat. Dimana

kawasan pantai Canggu banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Ini

menjadi peluang usaha yang dapat digarap mengingat usaha souvenir dan pasar oleh

oleh selalu dicari wisatawan saat berkunjung ke Bali.

Bergerak dalam bidang usaha pariwisata harus bisa menjadi usaha yang berbasis

budaya lokal dan berbasis lingkungan. Seperti misalnya toko souvenir dan oleh oleh

ini yang mengangkat produk lokal, memberdayakan masyarakat sekitar dan yang

paling penting dapat ikut menjaga lingkungan yang ada disekitarnya. Pelaku usaha

ikut menjaga lingkungan hidup dan mencegah upaya pencemaran sesuai UUD no 32

Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).

Perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata harus mempunyai manajemen

lingkungan yang baik. Perbaikan lingkungan yang berkesinambungan mempunyai

kesamaan konsep dengan manajemen lingkungan total. Hal tersebut menyajikan

konsep bahwa sistem selalu bisa dikendalikan untuk mengurangi dampak terhadap

lingkungan lebih jauh selama ada indikator indikator yang kreatif dalam perusahaan

yang diperbolehkan menyatakan ide ide mereka (Kuhre,1996).

B. Pertimbangan Lingkungan Strategis :

1. Lingkungan Internal :

Bidang usaha jasa oleh oleh khas Bali mempunyai peluang yang cukup besar di

pasar pariwisata Bali. Banyaknya barang kerajinan yang tidak terserap oleh pasar

menjadi peluang tersendiri bagi usaha ini. Dimana usaha ini dapat sebagai

penyalur dan distribusi barang barang kerajinan agar sampai di pasar pariwisata

Bali dan Badung khususnya. Pengrajin Bali di sektor UMKM semakin sedikit
karena susahnya memasarkan produk kerajinan dan banyaknya persaingan

kerajinan yang lebih murah yang bukan asli kerajinan masyarakat lokal. Ini

menjadi pemikiran tersendiri bagaimana mengangkat produk kerajinan lokal agar

menjadi tuan rumah di pasar pariwisata Bali. Ini menjadi peluang usaha di bidang

oleh oleh khas Bali menciptakan toko oleh oleh yang memasarkan produk asli

Bali dan mengangkat local genius Bali.

2. Lingkungan Eksternal :

Bali yang menjadi daerah kunjungan pariwisata dunia, menjadi peluang yang

besar untuk bidang usaha oleh oleh khas Bali. Dimana oleh oleh menjadi barang

yang biasanya dicari wisatawan domestik maupun mancanegara saat berkunjung

ke Bali. Bagaimana menciptakan toko oleh oleh yang mampu mengadopsi produk

kerajinan masyarakat lokal agar mampu meningkatkan sektor UMKM Bali.

Pariwisata Bali khususnya Badung yang sangat ramai dikunjungi wisatawan harus

dapat digarap oleh masyarakat Bali. Dengan adanya toko souvenir dan oleh oleh

khas Bali ini dapat meningkatkan pemasaran produk kerajinan Bali dan

meningkatkan pendapatan masyarakat di sektor UMKM.

C. Analisis SWOT :

Setiap perusahaan mempunyai tujuan tujuan yang ingin dicapai, sehingga diperlukan

suatu strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Yaitu melalui Analisis SWOT, yang

terdiri dari faktor internal perusahaan yaitu Strength (kekuatan), dan Weakness

(kelemahan). Kemudian faktor eksternal dari perusahaan yaitu Opportunity (peluang)

dan Threat (ancaman). Analisis SWOT pada usaha Toko souvenir dan oleh oleh ini

sebagai berikut :
1. Strength (kekuatan).

a. Mempunyai arsitektur bangunan style Bali, jadi sangat kental dengan budaya

lokal Bali.

b. Produk yang dijual merupakan produk asli kerajinan Bali.

c. Berada pada tempat yang strategis yaitu pesisir pantai canggu.

2. Weakness (kelemahan).

a. Distribusi produk dari pengrajin ke toko sulit karena akses jalan cukup macet.

b. Kurangnya tempat parkir yang luas untuk menampung bus bus besar.

c. Packing souvenir yang kurang menarik dan inovatif

3. Opportunity (peluang).

a. Pariwisata Badung yang menggeliat menjadi peluang utama.

b. Oleh oleh dan souvenir menjadi barang yang selalu dicari oleh pelancong atau

wisatawan.

c. Promosi dari Dinas pariwisata badung yang berkelanjutan.

d. Proyek pembangunan Tol Kuta - Canggu .

4. Threat (ancaman).

a. Kebijakan dan aturan pemerintah yang bisa berubah ubah.

b. Persaingan masuknya barang souvenir dari produk luar Bali dan luar negeri.

c. Munculnya pasar oleh oleh yang justru menjual barang barang luar Bali.

D. Tahap Implementasi Perencanaan :

1. Dari segi permodalan, permodalan menggunakan dua sumber dana. Yaitu dari

sumber dana pribadi dan suber dana dari pinjaman perbankan.

2. Regulasi (perijinan), karena akan membangun tempat usaha di daerah pesisir

pastinya harus mendapat izin mendirikan bangunan pada lokasi tersebut yaitu
IMB. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 27 Thn. 2013 tentang

penyelenggaraan ijin mendirikan bangunan. Kemudian sosialisasi dan izin dari

desa adat yang menaungi lokasi usaha tersebut. Karena usaha ini bergerak pada

bidang usaha dagang maka juga harus mendapat izin usaha perdagangan (SIUP).

Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/12/2011

mengenai ijin usaha dagang.

3. Promosi, sistem promosi untuk usaha ini yaitu lebih ke penekanan kerja sama

dengan pihak pihak travel agent, pihak wedding organizer, instansi pemerintah.

Kemudian promosi melalui media online untuk pembelian via online misalkan

pesanan dari luar daerah Bali. Jadi konsumen luar daerah yang belum pernah ke

Bali bisa mempunyai souvenir khas Bali melalui pembelian secara online.

Sedangkan untuk promosi lainnya berupa brosur dan banner yang dititipkan pada

hotel hotel yang ada di Badung.

4. Persaingan, untuk usaha di bidang souvenir dan oleh oleh khas Bali sudah barang

tentu banyak kompetitornya. Karena kompetitor menjadi faktor yang selalu ada

sebagai pendamping. Tetapi kompetitor bukan dipandang sebagai ancaman tetapi

peluang untuk menjalin kerjasama didalam memenuhi keinginan pelanggan.

5. Pangsa Pasar, konsumen yang menjadi pangsa pasar produk dari usaha saya

adalah konsumen mancanegara dan konsumen lokal. Untuk konsumen

mancanegara yaitu para wisatawan yang datang berkunjung dan membeli oleh

oleh yang akan dibawa ke negara asalnya. Sedangkan untuk konsumen lokal yaitu

konsumen yang bisa saja membeli oleh oleh ketika berlibur di Bali.

6. Ketenagakerjaan, dalam usaha ini saya sepenuhnya menggunakan tenaga kerja

lokal Bali. Usaha ini juga bekerja sama dengan pengrajin yang berada di desa desa

yang ada di Tabanan, Badung, Gianyar, Dan Bangli. Selain menerima produk
yang dihasilkan pengrajin, kita juga sebagai inovator kerajinan, memberikan

masukan kepada pengrajin barang atau desain apa yang menjadi trend di pasaran.

Sehingga pengrajin dapat menyesuaikan model kerajinannya sesuai trend pasar.

7. Manajemen pengelolaan, yaitu dari planning, organising, aktuating dan controling.

Merencanakan pembentukan suatu usaha, mengorganisasikan sistem kerja dalam

perusahaan, menjalankan usaha tersebut dan sampai pada tahap pengawasan. Dan

juga harus didukung PDCA, perencanaannya bagaimana, pengerjaan dan

perjalanan usaha, evaluasi dari perjalanan usaha sampai analisa perkembangan

usaha 1 atau 5 tahun ke depan.

Anda mungkin juga menyukai