Anda di halaman 1dari 7

TEMA DAN AMANAT DALAM QASHIDAH BURDAH

KARYA IMAM AL-BUSHAIRI YANG MENGANDUNG


AT-THIBAQ (TINJAUAN ILMU BADI’)

Arnis Fahriah
180910070043

Fakultas IlmuBudaya Jurusan Sastra Arab


Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

At-Tibaq merupakan dua kata yang mempunyai makna berlawanan yang


terkumpul dalam satu bentuk gaya bahasa Arab yang dibahas daam Ilmu Balaghah
khususnya Ilmu Badi’. At-Tibaq mempunyai tiga jenis yaitu at-Tibaq al-Ijabi, at-
Tibaq al-Salbi, dan at-Tibaq Iham al-Thadad. Qashidah al-Burdah mempunyai
pengaruh dalam pengajaran kesusasteraan, sejarah dan akhlak sebab di dalamnya
banyak lafaz yang kaya akan teladan, nasihat, dan pelajaran tentang keagungan watak
dan perangai Nabi Muhammad SAW.

Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap Qashidah al-Burdah karya al-
Bushairi yang dijadikan objek penelitian skripsi ini dapat diketahui bahwa ada
beberapa tema dan amanat yang terdapat di dalamnya. Antara lain nasehat untuk tidak
tenggelam dalam cinta, tidak memperturutkan hawa nafsu dan berbuat maksiat,
beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berpegang teguh kepada tali agama,
mencintai dan mencontoh prilaku Nabi Muhammad SAW. beriman dan berpegang
teguh kepada al-Qur’an, berjihad di jalan Allah, nasehat untuk tidak berputus asa dan
ajakan untuk berdo’a serta membaca sholawat Nabi.

Dengan adanya at-Tibaq dalam syair Qashidah al-Burdah karya imam al-Bushairi,
maka terungkap keistimewaan dan keindahan makna yang terkandung di dalamnya.
Keywords: Sya’ir, Qasidah, Balaghah, At-Tibaq, tema dan amanat.

Pendahuluan
Penyaira adalah pelamun yang diterima masyarakat (WellekdanWaren,
1989:92). Pelamun dalam pengertian ini tidak hanya bermimpi melukiskan
khayalannya, tetapi melakukan tindakan ekternalisasi dan menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Dengan demikian penyair memiliki kepekaan rasa yang tajam, sehingga
mampu melihat dan menangkap fenomena- fenomena yang terjadi didalam
masyarakatnya atau yang diperhatikan oleh masyarakat.
WellekdanWaren, (1989:30). Menyatakan bahwa fungsi penyair adalah
membuat kita melihat apa yang sehari- hari ada didepan kita, dan membayangkan
yang secara konseptual dan nyata sebenarnya sudah kita ketahui Lebih jauh penyair
harus mempunyai komitmen untuk turut memberikan alternatif jawaban sebagai
pemecahan terhadap problema-problema yang terjadi didalam masyarakat lewat
karya sastra yang diciptakannya. Hal ini sejajar dengan fungsi sastra itu sendiri, yaitu
dulce dan utile, indah dan bermanfaat (Teeuw, 1984:183)
Qashidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah
sastra Islam. Isinya berupa sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan
moral, nilai- nilai spiritual, dan semangat perjuangan, hingga kini masih sering
dibacakan di sebagian pesantren salaf dan pada peringatan Maulid Nabi. Buku ini
telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Persia, Turki, Urdu, Punjabi,
Swahili, Pastum, Melayu, Sindi, Inggris, Prancis, Jerman dan Italia.
Pengarang Qashidah Burdah ialah Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296 M). Beliau
mempunyai nama lengkap Syarifudin Muhammad bin Said bin Hammad ash-
Shanhajiy al- Bushairidan merupakan keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko
dan dibesarkan di Bushir, Mesir, dia seorang murid Sufi besar, Imam as-Syadzili dan
penerusnya yang bernama Abdul Abbas al-Mursi – anggota Tarekat Syadziliyah. Di
bidang Ilmu Fiqih, Al Bushiri menganut mazhab Syafi’i, yang merupaka n Madzhab
Fiqih mayoritas di Mesir.
Qashidah Burdah mengandungi 160 bait yang ditulis dengan gaya bahasa atau
ungkapanyang menarik, lembut dan simpel. Imam al- Bushairi menerjemahkan
kehidupan Nabi Muhammad SAW. kedalam bentuk bait-bait puisi yang sangat indah.
Dengan bahasa yangbegitu indah, Imam al-Bushairi telah berhasil menanamkan
kecintaan dan kasihumat Islam kepada Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW.
Secara lebih mendalam. Selain dari rasa cinta dan kasih yang mendalam terhadap
Nabi SAW, nilai- nilai sastra, sejarah dan moral pun terkandung dalam Qasidah
tersebut.
Qashidah Burdah mempunyai lafaz- lafaz (kalimat-kalimat) yang indah dan
ungkapan- ungkapan teladan yang kaya akannasehat. Qashidah ini juga mengandung
ajaran-ajaran tentang keagunga nperangai dan watak.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis menjadikan Qashidah Burdah karya
Imam al-Bushairi sebagai objek penelitian untuk mengetahui jenis gaya bahasa At-

ṭibāq /‫ الطباق‬/ apa saja yang terdapat pada Qashidah Burdah karya Imam al-Bushairi,

keindahan maknawi at-thibāq /‫ الطباق‬/ yang terdapat pada Qashidah Burdah karya

Imam al-Bushairi, dan tema dan amanat yang terkandung dalam Qashidah Burdah
karya Imam al-Bushairi.

MetodologiPenelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam penelitian
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang

Pembahasan
Salah satu bagian ilmu balaghah yaitu ilmu badi’. Ilmu badi’ merupakan ilmu
yang mengkaji tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan keindahan bahasa baik
dari segi lafaz maupun maknanya. Dari segi lafaz disebut dengan muhassinat
lafziyyah dan dari segi makna disebut dengan muhassinat ma’nawiyah. Bagian dari
ilmu badi’ yaitu At-ṭibāq. At-ṭ ibāq adalah mengumpulkan dua kata yang berlawanan
maknanya yang terdapat dalam sebuah kalimat (Hasyimi, 1960:367).
Dalam menganalisis syair, untuk mengetahui isi serta tujuan dari syair
tersebut maka perlu diketahui tema serta amanat yang terdapat pada sebuah syair
atau karya sastra lainnya.
At-ṭibāq sering juga disebut dengan badi’ Mutabaqah, Tadhad, Tathbiq,
Takafu’ dan Tatabuq (Hasyimi, 1994: 190). Di dalam kamus Al-Munawwir
(2002:840) dan kamus Al-Fikr (Sunarto, 2002: 410) disebutkan bahwa arti At-ṭ ibāq
secara harfiah adalah yang cocok atau sesuai.
Adapun beberapa defenisi At-ṭibāq secara terminologi yang dirumuskan oleh
beberapa ahli yang pada prinsipnya mengacu pada maksud yang sama, hanya saja
redaksi yang berbeda.
Menurut Atiq (1985:76) mengatakan bahwa:
‫الطثاق هً الجمع تيه الشًء و ضده فيالكالم أو تيت شعر‬
/At-ṭibāq hiya al- jam’u baina al-syai’i wa diddihi fī kalāmin aw baiti syi’rin/
“At-ṭibāq adalah Mengumpulkan dua kata yang berlainan atau mengumpulkan
sesuatu dengan lawannya dalam perkataan atau bait syair.”
Menurut Muhammad Ali (1986: 14),

‫الطثاق هى الجمع تيه المتضاديه يستىي فيه أن يكىن اللفظان حقيقتيه أو مجازيه أو أحدهما‬
‫حقيقة واآلخر مجازا‬

At-ṭibāq ialah mengumpulkan dua buah kata yag berlawanan baik keduanya berupa
lafaz hakiki maupun keduanya bersifat majazi, atau salah satu lafaznya hakiki dan
lainnya majazi.

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas maka bisa diambil kesimpulan


bahwa At-ṭ ibāq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam satu kalimat
baik dalam segi maknanya maupun dalam segi lafaznya. Seperti hidup dan mati,
langit dan bumi.

At-ṭibāq menurut Atiq, Abdul Aziz mempunyai tiga jenis yaitu:


1. Mutābaqatu al-`ījābi( ‫ ) مطاتقة االيجاب‬:Mutabaqah Ijabi ialah Mutabaqah
yang di dalammya jelas ditampakkan duakata yang berlawanan, atau dua
katayang berlawanan secara positif dan negatif.( Atiq 1985:77)
2. Mutābaqatu al-salbi(‫) مطاتقة السلة‬: Mutabaqah Salbi ialah mutabaqah yang
di dalamnya tidak jelas adanya dua kata yang berlawanan, atau mutabaqah
yang dua kata yang berlawanan di dalamnya berbeda positif dan negatif (Atiq
1985: 80).
3. Ihām al-tadād(‫) ايهام التضاد‬: Digambarkannya lafaz yang berlawanan seolah-
olah ia mengandung makna yang berlawanan yang sebenarnya ia tidak
berlawanan (Atiq 1985: 80).

Susunan At-ṭ ibāqdapat terdiri dari isim dengan isim yang berlawanan, fi’il
dengan fi’il yang berlawanan, terdiri dari Hurfyang berlawanan, terdiri dari Ism dan
Fi’l, dan terdiri dari Fi’l dan Ism. Menurut Atiq (1985: 77) susunan kalimat dalam At-
ṭibāq adalah:
‫الطثاق هي الجمع تيه الشيئ وضده فً كالم أو تيت شعر كالجمع تيه اسميه المتضاديه‬

‫وكالجمع تيه فعليه المتضاديه وكذالك كالجمع تيه حرفيه متضاديه‬

Mengumpulkan dua kata yang berlainan atau mengumpulkan sesuatu dengan


lawannya dalam perkataan atau bait syair seperti mengumpulkan dua ism yang
berlawanan, dan seperti mengumpulkan dua fi’l yang berlawanan, dan juga seperti
mengumpulkan dua hurfyang berlawanan.
Simpulan
At-ṭibāq yang terdapat pada Qashidah al-Burdah karya Imam al-Bushairi
terdiri dari tiga jenis yaitu At-ṭibāq al-Ijabi, At-ṭ ibāq al-Salbi, dan At-ṭibāq Iham al-
Tadhad.
Syair-syair dalam buku kumpulan syair Qashidah Burdah karya Imam al-
Bushairi yang mengandung At-ṭibāq adalah sebanyak 12 Syair, yaitu (1) tentang
larangan tidak mengikuti hawa nafsu, (2) kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, (3)
kesempurnaan Nabi Muhammad SAW. baik secara fisik maupun akhlak-Nya, (4)
Nabi Muhammad sebagai pemimpin para nabi, (5) beriman dan berpegang teguh
kepada al-Qur’an, (6) do’a-do’a Nabi Muhammad SAW, (7) pujian-pujian kepada
Nabi Muhammad SAW, (8) pujian terhadap al-Qur’an, (9) tentang orang yang
mengingkari al-Qur’an, (10) kegagahan para pahlawan Islam melawan kaum kafir,
(11) tentang Nabi Muhammad SAW. insan suci yang diharapkan syafa’atnya oleh
kaumnya, (12) larangan berputus asa serta ajakan untuk banyak berdo’a dan
membaca shalawat Nabi Muhammad SAW.
Al-Bushairi banyak menggunakan ungkapan-ungkapan Arab, perumpamaan-
perumpamaan yang indah dan alami. Syair-syair al-Bushairi banyak memuat
pemikiran yang dalam dan nasihat yang bermanfaat, tidak hanya untuk orang-orang
di zamannya tetapi juga orang-orang setelahnya.
Dengan gaya bahasa At-ṭibāq yang terdapat pada Qashidah Burdah, maka
dapat dibuktikan bahwa syair tersebut memiliki keistimewaan dan keindahan dalam
segi maknanya.
Tema dan amanat yang terkandung dalam qashidah tersebut adalah
mengajarkan agar manusia tidak tenggelam dalam cinta, tidak menuruti hawa nafsu
serta tidak berbuat maksiat, beriman kepada Allah SWT. serta berpegang teguh pada
Agama, mencintai Rasullullah SAW. dan mencontoh perilakunya, mengajarkan agar
manusia berpegang teguh pada Al-Qur’an, mengajarkan agar manusia berjihad
dijalan Allah, mengajarkan agar manusia tidak berputus asa dan banyak membaca
shalawat Nabi.

Daftar Sumbe r

Akhdari .1986 .Terjemah Jauhar Maknum. Bandung: PT. Al-Ma’arif.

Al- Busairi, NadzomBurdah.tt. Pondok Pesantren Attarbiyatul Wathoniyah: Cirebon.

Al-Hasyimy. 1994. Jawahirul Balagah. Beirut: Darl Fikr.


Al-Hasyimy. 1994. Mutiara Ilmu Balagah. (Terjemah Jawahirul Balaghah)
Surabaya: MutiaraIlmu.
Al-Iskandari, Ahmad dan Mustafa Inani. 1978. Al-Wasit al-Adab al-Arabiwa
Tarikhihi. Mesir. Dar Al-Fikr.

Al-Jarim, Ali & Mustafa Amin.tt. Al-Balagatul Wadihah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Al-Muhdar, Yunus dan Bey Arifin. Sejarah Kesustraan Arab. Surabaya: Bina Ilmu.
1992.

Bisri, Adib & Munawwir A. Fatah. 1999. Yogyakarta: Pustaka Progressif.


Dewan Redaksi Ensiklopedia. Ensiklopedia Islam. 1994. Cetakan ke-2. PT. Ichtiar
van Hove: Jakarta.
Gulayaini, Syaikh, Mustafa. 1987. Jami’ud Durusil arabiyyah. Beirut: Maktabatul
Asiriyyah.

Indrawati DR, Nuri. 2010. At-ṭ ibāq dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron: Analisis Ilmu
Badi’. Universitas Padjadjaran: Jatinangor

Kuhail, A dan M Said. 1953. Tarikh Adab Al-Arabiy. As-Su’udiyah : Al-Ma’Arif.

Ma’luf, Louis. 1986. Al-Munjid Fi Al-LughahWa Al-A’lam. Bairut : Dar Al-Masyriq.


Muhsin, Wahab dan Fuad Wahab. 1983. Pokok-Pokok Ilmu Balaghah. Bandung:
Angkasa.

Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Kamus Arab-Indonesia. Yogyakarta :Unit


Pengadaan Buku Ilmiah pesantren.

Muhammad bin Abdullah Faqih. Majmu’ah Maqruuatin Yaumiyyatin


WaUsbuu’iyyatin. Pondok Pesantren Langitan: JawaTimur. 1992.

Muhammad Ali, Ahmad. 1986. Dirasah fi Ilm Al-Badi’.Mesir: Matba’atulAmanah.

Sunarto, Achmad. 2002. KamuLengkap Al-Fikr. Surabaya: Halim Jaya.


Wellek, Rene, Austin. Teori Kesusastraan. Jakarta :Gramedia

Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. (2007). Pengantar Ilmu Balaghah.


Bandung: Refika Aditama.

ZaenalArifin, Deden. UnsurDidaktisdalamQashidah al-Burdahkarya al-Bushairy


(Studi Analisis Ekpresif Sastra). 2002. Skripsi Fakultas Sastra Universitas
Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai