Anda di halaman 1dari 95

Makalah Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan
(applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu menerjemahkan antara lain
:
• Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan secara efisien, efektif,
dan produktif.
• Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
• Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :
• W = Work (Pekerjaan)
• E = Employe (Tenaga Kerja)
• R = Relationship (Hubungan)
• E = Environment (Lingkungan)

Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena


itu, dalam system pengendalian manajemen akan lebih mudah mencernanya kalau dalam
mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam
kehidupan organisasi perusahaan.

1.2 Tujuan

Mempelajari fungsi manajemen yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan organisasi.
Mempelajari fungsi manajemen yang harus didukung dengan sarana dan prasarana.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang tercermin pada pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang membutuhkan gaya kepemimpinan tertentu, yang
mampu mengendalikan kepada bawahanya agar mampu bekerja dengan baik.

 
 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen, Sistem, dan Pengendalian


Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah
dikenal dan sudah ada sejak dulu kala. Manajemen, adalah suatu proses / kegiatan / usaha
pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang – orang lain.
Tujuan utama atau pokok dalam mempelajari manajemen, ialah guna memperoleh suatu cara,
teknik, metode, yang sebaik – baiknya dilakukan, agar supaya dengan sumber – sumber yang
sangat terbatas (seperti modal, tenaga, tanah, dan lain sebagainya) dapatlah diperoleh hasil yang
sebesar – besarnya.
Adapun fungsi – fungsi manajemen, adalah POAC (Planing / Perencanaan, Organizing /
Pengorganisasian, Actuating / Penggerakkan, dan Controlling / Pengendalian / Pengawasan). 
Untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan efektivitas kerja dari setiap bidang / jenis pekerjaan,
diperlukan adanya suatu sistem kerja yang up to date, tepat, dan sesuai dengan situasi dan kondisi
tempat. Dalam praktek sering dicampur adukan penggunaan istilah sistem. Sistem, adalah suatu
rangkaian daripada tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola
teratur dalam rangka melaksanakan sutau bidang pekerjaan.
Pengendalian, adalah suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa
yang direncanakan berjalan sesuai rencana. Pengendalian dilakukan untuk mengawasi sampai
dimana usaha – usaha dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan program yang telah digariskan
atau belum.

2.2 Sistem Pengendalian Manajemen


1. Edy Sukarno, menyatakan “Sistem pengendalian manajemen, adalah suatu sistem terintegrasi
antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang
hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya
optimal.”
2. Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers influence other members of the
organization to implement the organization’s strategies.”
3. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah suatu alat untuk mengimplementasikan strategi yang
berfungsi untuk memotivasi anggota – anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi.
4. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah perolehan dan penggunaan informasi untuk
membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui
organisasi dan utnuk memandu perilaku manajemen.

Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :


Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk
pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat
dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan
organisasi dapat berjalan lancar.
Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan
menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu.
Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen
lebih ditujukan untuk membantu manager mencapai strategi organisasi dan bukan untuk
memperbaiki detail catatan.

Oleh sebab itu dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan-pertimbangan psikologis


lebih dominan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tugas terpenting dari
manajemen melalui pengendalian manajemen adalah beusaha mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
Agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, pada tahap pertama manajer harus
memutuskan, apa yang akan dicapai oleh organisasi dan cara untuk mencapainya. Lewat
keputusan ini akan diketahui seperangkat tujuan organisasi dan strategi menjadi sejumlah
kebijakan – kebijakan yang dapat menuntut arah, maupun program-program kegiatan untuk
tercapainya tujuan tersebut. Setelah keputusan-keputusan tersebut dibuat, maka pengendalian
manajemen mulai bertugas untuk memastikan bahwa kehendak manajemen telah dilaksanakan
oleh seluruh organisasi.
Pengendalian manajemen, merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan
yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.

2.3 Konsep Dasar


Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan
penerapan sistem pengendalian manajemen meliputi:
1. Komponen operasi atau kegiatan yang terpasang secara terus menerus (A continuous built-in
component of operations);
Pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi pada seluruh
kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu
sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian integral dari
setiap sistem yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
Pengendalian intern dapat disebut pula pengendalian manajemen yang terpasang dalam organisasi
sebagai bagian dari sarana prasarana organisasi guna membantu manajemen menjalankan
organisasi dan mencapai tujuannya. Dengan demikian, perkembangan pengetahuan dan teknologi
yang menghasilkan timbulnya gagasan baru berupa penerapan mekanisme/metode/cara kerja baru
menuntut adanya pemodifikasian sistem pengendaliannya yang berjalan secara terus – menerus.
Contoh: adanya media akses nasabah perbankan melalui internet banking system menuntut
pemodifikasian pengamanan dalam sistem pengendalian manajemen perbankan sehingga para
nasabah diharapkan tidak mengalami kerugian akibat tindakan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
2. Pengendalian manajemen dipengaruhi oleh manusia;
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu organisasi memiliki pedoman (manual) sistem
pengendalian manajemen yang baik, namun tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga
pengendalian manajemen yang telah dirancang tersebut tidak memberikan kontribusi positif bagi
organisasi. “A man behind the gun” adalah istilah yang cocok dengan faktor ini. Sistem
pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh
manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem pengendalian manajemen sangat tergantung pada
manajemen. Manajemen menetapkan tujuan, merancang dan melaksanakan mekanisme
pengendalian, memantau serta mengevaluasi pengendalian. Dengan demikian, seluruh pegawai
dalam organisasi memegang peranan penting untuk mencapai dilaksanakannya sistem
pengendalian manajemen secara efektif. Karakter dan motivasi manusia memegang peranan
penting dalam membangun suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif.
3. Memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak;
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen didasarkan pada pertimbangan biaya dan
manfaat. Tidak peduli betapa baiknya perancangan dan pengoperasian suatu pengendalian
manajemen dalam suatu organisasi, sistem itu tidak dapat memberikan jaminan keyakinan yang
mutlak agar tujuan organisasi dapat tercapai. Faktor – faktor dari luar yang mempengaruhi
manajemen dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kesalahan
manusia, pertimbangan yang keliru, dan adanya kolusi adalah contoh faktor – faktor yang dapat
menghalangi pencapaian tujuan organisasi sebagaimana yang diinginkan. Dengan demikian,
pengendalian manajemen dapat memberikan keyakinan yang memadai, tidak mutlak dalam
mencapai tujuan organisasi.

2.4 Jenis Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls).
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu
terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel melaksanakan
perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang kompeten,
pemisahan fungsi, review pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati” demikian pula
dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada
pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem, pengendalian
pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya
perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls).
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan
yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas
buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi
biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan:
Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua,
beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian
pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut
terjadi. Pengendalian deteksi meliputi review dan pembandingan seperti, catatan kinerja dengan
pengecekan independen atas kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname,
penghitungan fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls).
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh pengendalian
deteksi. Tujuannya, adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali.
Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor. Apabila
masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian koreksinya adalah
dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls).
Pengendalian pengarahan, adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan
yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan langsung oleh atasan
kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls).
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya
suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap kegiatan pegawainya
pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan contoh pengendalian
kompensatif.
2.5 Proses Pengendalian Manajemen
Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap – tahap yang
saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
a. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
b. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu
moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada
kumpulan anggaran – anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
c. Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan – penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar
untuk pemrograman di masa yang akan datang.
d. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar
data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program di tahun yang
akan datang.
Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila
sudah tidak realistis.
Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah
yang tidak dapat diantisipasi.

2.6 Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen


1. Kurang matangnya suatu pertimbangan.
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam
pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada
pertimbangan – pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia,
keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal maupun eksternal (lingkungan).
Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil secara demikian
memberikan hasil yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan
ini merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah.
Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang
disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan
dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau kecerobohan
pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih diperparah apabila kegagalan
menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalam
organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki pengendalian
manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya
jika staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian
manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan
tujuan untuk kepentingan pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan
dan kinerja organisasi yang bersangkutan.
4. Adanya Kolusi.
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah
dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi
atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan
dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor melakukan
kolusi dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan pembangunan dengan cara
memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam spesifikasi. Hal ini dapat terjadi apalagi
pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut kurang aktif melakukan pengecekan.
Contoh lain, kolusi yang terjadi antara penyedia barang dan jasa dengan pihak penerima barang.
Penyedia barang dan jasa menyerahkan barang yang dipesan dengan kualitas dan kuantitas yang
berbeda tetapi dinyatakan dalam faktur penagihan telah sesuai dengan yang dipesan. Di lain
pihak, si penerima barang memproses penerimaan barang tersebut seolah-olah telah diterima
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dipesan.

BAB III
PENUPUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Pada dasarnya, sistem pengendalian manajemen ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi yang “dianggap baik.”
• Sistem pengendalian manajemen, adalah usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
• Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak
terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama
lain.
• Beberapa jenis pengendalian manajemen, antara lain : pengendalian pencegahan, deteksi,
koreksi, pengarahan, dan kompensatif.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
 

Makalah Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I

 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan
(applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-
asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu menerjemahkan antara lain

1.      Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan


secaraefisien,efektif,danproduktif.

2.      Kebijakandalammenentukantolokukurdiatas.

3.      Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :

1.      W = Work (Pekerjaan)

2.      E = Employe (Tenaga Kerja)

3.      R = Relationship (Hubungan)

4.      E = Environment (Lingkungan)

Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena


itu, dalam system pengendalian manajemen akan lebih mudah mencernanya kalau dalam
mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam
kehidupan organisasi perusahaan.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Apa pengertian Sistem ?


2.      Apa pengertian Pengendalian ?

3.      Apa pengertian Manajemen ?

4.      Bagaimanakah sistem pengendalian Manajemen ?

5.      Bagaimana contohnya ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui pengertian Sistem

2.      Untuk mengetahui pengertian Pengendalian

3.      Untuk mengetahui pengertian Manajemen

4.      Untuk mengetahui sistem pengendalian Manajemen

5.      Untuk mengetahui contoh dari sistem pengendalian manajemen

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sistem

Sistem, Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok
komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang
keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.

Suatu sistemyang digunakan oleh manajemen/pemilik perusahaan untuk menjamin


bahwaorganisasimelaksanakan strateginya secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai
tujuanyang telah ditetapkan dalam proses perencanaan stratejik

B.       Pengertian Pengendalian

Pengendalian, Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar,
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.

C.      Pengertian Manajemen

Manajemen, Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian
manajemen yang lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan bekerja bersama.

Pengendalian manajemen merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak digunakan dalam
berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk pemeriksaan rutin
intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukuan. Biasanya interprestasi yang lebih sempit ini
ternyata merupakan salah satu kegiatan daripada struktur pengendalian manajemen yang luas itu.

D.      Sistem Pengendalian Manajemen

Ada berbagai macam definisi mengenai Sistem Pengendalian Manajemen. Berikut ini akan disajikan
beberapa definisi tersebut:

a.        Menurut Arief Suadi, Ph.D.

Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak sistem yang
berkaitan, yaitu : pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban
untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau
mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
b.        Menurut Anthony, Dearden dan Bedford

Sistem Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang sistematis serta terorganisir yang
digunakan manajemen di dalam pengendalian manajemennya.

c.        Menurut Anthony dan Reece ( 1989:824 )

Sistem pengendalian manajemen adalahnfluence members of the organization to implement the


organization. yang kurang lebih memiliki arti bahwa sistem pengendalian manajemen memiliki fungsi
pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai
dengan strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian manajemen adalah semua
usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang mengacu pada
efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta
tercapainya tujuan perusahaan.

Sedangkan Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling
berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen di
dalam melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen adalah
sarana bagi pengendalian manajemen yang akan menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam
perusahaan.

Di atas telah disebutkan bahwa pengendalian manajemen adalah proses untuk mempengaruhi orang
lain dalam perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan. Penentuan
tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang dinamakan
Perencanaan Strategis. Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk menentukan tujuan
perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena perencanaan strategis tidak
dapat lepas dari lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga dikatakan sebagai reaksi
perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah : karyawan, pemegang saham,
pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan perusahaan
merupakan arah yangakanditempuhperusahaan.

Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi
pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan
efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program,
strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.

Selain memerlukan pengendalian manajemen, untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan


pengendalian yang lain yaitu : pengendalian tugas”. Pengendalian tugas adalah : proses untuk
menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Efisiensi
menunjukkan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input) yang favourable.
Sedangkan efektivitas menunjukkan perbandingan antara keluarga dengan tujuan.

1.        Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Manajemen


1.  Pelacak (detector) atau sensor-sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi
dalam proses yang sedang dikendalikan.

2.  Penaksir (Selektor) uatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan
membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.

3.  Effector-suatu perangkat (yang sering disebut "feedback") yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.

4.  Jaringan komunikasi (Komunikator) perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
selektor dan antara selektor dan effector.

Unsur-unsur ini satu sama lain saling berhubungan dan membentuk suatu proses kerja. Proses yang
terjadi berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas. Detektor ini dapat berupa sistem
informasi baik formal maupun informasi, yang menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai
apa yang terjadi di dalam suatu aktivitas. Setelah informasi diperoleh, aktivitas yang terekam
didalamnya dibandingkan dengan standar atau patokan berupa kriteria mengenai apa yang
seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh perlunya pembenaran. Proses perbaikan dilaksanakan
oleh efektor, sehingga penyimpanan-penyimpanan diubah agar kegiatan kembali mengikuti kriteria
yang telah ditetapkan. Begitulah proses pengendalian manajemen, dinamis dan berkelanjutan.

2.        Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya.

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi. Pengorganisasian dan penyusunan personalia.

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan,
phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-
sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

Pengarahan, Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan


kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan
hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

Pengawasan, Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut
sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan
efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara
positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

a.      Perencanaan

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan
harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses
perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan
harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan
firasat (dugaan).

Pokok pembahasan pada modul ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan
dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.

b.      Proses Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak
yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi
dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk
subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada
perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan
antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi
para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola
perencanaan secara keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut:

a)   Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

b)  Merumuskan keadaan saat ini.

c)   Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

d)  Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.


c.      Alasan Perlunya Perencanaan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi
terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:

1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Beberapa manfaat perencanaan adalah:

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-                    perubahan


lingkungan.

2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.

3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.

4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.

5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.

6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.

7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.

8. Menghemat waktu, usaha, dan dana.

Beberapa kelemahan perencanaan adalah:

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.

2.  Perencanaan cenderung menunda kegiatan.

3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.

4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi.

5. Ada beberapa rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten


                                                                          

d.      Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi Lain

Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan
dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung,
dan berinteraksi.

Pengorganisasian (Organizing). Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana


mengorganisasikan sumber daya-sumber daya organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber
daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.

Pengawasan (controlling). Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat. Pengawasan


bertindak sebagai criteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

e.              Perbedaan Sistem Pengendalian Manajemen Dengan Formulasi Strategi Dan Pengendalian


Tugas

Tampilan di bawah ini menunjukkan perbedaan antara pengendalian manajemen, pengendalian


tugas dan formulasi strategi dengan memberikan contoh masing-masing.

Perumusan Strategi Pengendalian Manajemen Pengendalian tugas

Mengakuisisi bisnis yang tak Memperkenalkan produk atau Mengkoordinasi pesanan yang
terkait merek baru dalam lini produk masuk

Memasuki bidang bisnis baru Memperluas pabrik Menjadwalkan produksi

Menambah penjualan langsung Menentukan anggaran untuk Memesan iklan TV


melalui pos iklan

Mengubah rasio utang/modal Menerbitkan utang baru Mengatur arus kas

Menerapkan kebijakan yang Menerapkan program Memelihara dokumen


telah disepakati rekrutmen minoritas kepegawaian

Menyusun kebijakan spekulasi Memutuskan tingkat Memesan ulang suatu barang


persediaan persediaan

Memutuskan lingkup dan arah Mengendalikan organisasi riset Menjelaskan proyek riset
riset individual
Formulasi strategi (FS), pengendalian manajemen (PM), dan pengendalian tugas (PT) adalah tiga
sistem yang secara simultan berguna untuk mejalankan fungsi perencanaan dan pengendalian pada
perusahaan. Ketiga sistem ini memiliki kesamaan karena menjalankan fungsi yang sama. Namun,
ketiga sistem ini juga memiliki perbedaan pada prinsip-prinsip penerapannya. Kesalahan yang serius
akan terjadi jika prinsip pada suatu sistem digeneralisasikan pada sistem lainnya.

1. Perbedaan antara PM dan FS

a.  Kesistematisan

Pada dasarnya, FS tidaklah sistematis karena penilaian dan angka yang digunakan merupakan
estimasi kasar. Selain itu, FS juga dipengaruhi oleh ancaman, kesempatan, dan gagasan baru yang
waktunya tidak dapat ditentukan. Sedangkan PM lebih sistematis dibandingkan FS karena
mempunyai serangkaian aktivitas yang merupakan langkah-langkah yang terjadi dalam urutan yang
dapat diprediksikan sesuai dengan jadwal tetap dengan estimasi yang dapat diandalkan.

b. Partisipan

Biasanya, proses FS melibatkan hanya sedikit orang yaitu manajemen senior, staf pusat, dan
penggagas. Sedangkan proses PM melibatkan lmanajer dan stafnya pada setiap tingkatan organisasi
agar PM tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Perbedaan antara PM dan PT

 a. Kesistematisan

Pada dasarnya, PT sangatlah sistematis karena proses yang dikendalikan sangatlah teknikal.


Contohnya adalah mengkoordinasi pesanan yang masuk, memesan suatu material, dan
menjadwalkan produksi. Dalam proses seperti ini, keterlibatan manusia sangatlah
minim. Sedangkan, PM kurang sistematis dibandingkan PT karena prosesnya melibatkan perilaku
para manajer. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan manusia yang banyak dalam proses PM.

b. Fokus

Fokus PT terletak pada tugas-tugas spesisfik yang tidak memerlukan banyak pertimbangan untuk


melaksanakannya. Sedangkan, fokus PM terletak pada pembuatankeputusan yang memerlukan
banyak pertimbangan untuk melaksanakannya.

Contoh Aktivitas Formulasi Strategi:

1. Keputusan untuk mengakuisisi bisnis yang tak terkait

2. Keputusan untuk memasuki bidang bisnis baru

3. Keputusan untuk menambah penjualan langsung melalui pengiriman


4. Keputusan untuk mengubah rasio utang terhadap modal

5. Menerapkan kebijakan yang telah disepakati

6. Menyusun kebijakan spekulasi persediaan

7. Memutuskan lingkup dan arah riset dan pengembangan

Contoh Aktivitas Pengendalian Manajemen:

1. Keputusan utnuk memperkenalkan produk atau merek baru dalam lini produk

2. Keputusan untuk memperluas pabrik

3. Penentuan anggaran untuk iklan

4. Keputusan untuk menerbitkan utang baru

5. Keputusan untuk menerapkan rekrutmen minoritas

6. Keputusan tentang tingkat persediaan

7. Mengendalikan unit organisasi riset

Contoh Aktivitas Pengendalian Tugas:

1. Mengkoordinasi pesanan yang masuk

2. Menjadwalkan produksi

3. Memesan iklan di media

4. Mengatur kas keluar dan masuk

5. Mengelola dokumen kepegawaian

6. Memesan ulang suatu material

7. Menjalankan proyek riset individual(Dapat dilihat bahwa contoh 1-6 dapat diotomatisasi
menggunakan perangkat lunak enterprise resource planning)

E.       Contoh Kasus

a.     Sejarah Perusahaan

Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan representasi kualitas
tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.

Rendell Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka penjualan per tahun
sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang terbesar sebanyak $500 juta. Masing-
masing divis bertanggung jawab kepada bagian pembuatan dan pemasaran di sektor produksinya
masing-masing. Sejumlah bagian dan komponen di transfer di antara divisi, namun volume bisnis
antar divisinya tidaklah besar.

Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan Rendell. Pengontrol
Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal, auditing, dan analysis of capital
budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya
melaporkan pekerjaan kepada atasaannya yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi
membicarakan budget divisinya dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta
untuk membicaraka hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan ketidakpuasaan akan
tindakan General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins untuk membuat perubahan dengan
menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di Martex Company yaitu menerapkan penggambaran
tugas dan tanggung jawab organisasi. Caranya adalah pengawas organisasi dibebani dengan
tanggung jawab dalam menetapkan standar biaya dan keuntungan perusahaan serta mengambil
tindakan yang tepat untuk melihat apakah standar ini sudah tercapai atau belum. Fred bevins
sebagai seorang pengendali perusahaan Rendell Company sangant prihatin terhadap status
organisasi dari para pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini para pengendali divisi
memberikan laporan kepada manajer umum divisi mereka. Bevins menginginkan perubahan struktur
organisasi pengendali divisi, dengan mengamati penerapan pengendalian di perusahaan lain yaitu
perusahaan Martex. Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas pencatatan
keuangan, auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di perusahaan saat ini telah
terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan dilakukan langsung oleh divisi
operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis yang mendalam oleh pengendali
perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan lebih dalam dari organisasi control
perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan analisa kinerja.

b.    Landasan Teori

            System pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. System pengendalian


manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang
selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga
akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

1.      Keselarasan Tujuan

Tujuan utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat
keselarasan tujuan yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga
merupakan kepentingan perusahaan.

2.      Faktor-faktor Informal yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


Hal yang diperhatikan oleh para perancang system pengendalian formal adalah aspek-aspek yang
berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen, dan buadaya yang
melingkupi, karena untuk menjalankan strategi organisasi secara efektif mekanisme formal harus
berjalan seiring dengan mekanisme informal.

2.a. Faktor-faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan didalam


masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara
kolektif sering juga diseut sebagai eots kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap
organisasi, keuletan, semangat dan juga kebanggaan yang dimmiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas.

2.b. Faktor-faktor Internal

a.    Budaya

Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi
keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang
secara implicit diterima dan yang secara ekspisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.

b.    Gaya Manajemen

Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang
mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada
apa yang menjadi sikap CEO.

c.   Organisasi Informal

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal, yaitu pemegang


saham otoritas resmi dan tanggung jawab-dari setiap manajemen.

d.  Persepsi dan Komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan-
tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.

3.      Jenis – Jenis Organisasi

Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis
struktur akan mempengaruhi rancangan system pengendalian manajemen organisasi. Organisasi
bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1.     Struktur fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang
terspesialisasi seperti produksi.

2.     Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas
dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagain yang semi-independen daro
perusahaan.

3.     Struktur matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

4.      Fungsi Kontroler

Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system pengendalian
manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut
:

1.     Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian

2.     Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham dan
pihak-pihak eksternal lainnya

3.     Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan lapora-laporan ini untuk


para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen
perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.

4.      Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memasai terhadap pencurian dan
kecurangan serta menjalankan audit operasional.

c.      Permasalahan

1.     Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih modern,
dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling mendukung antara pengendali
korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya tambahan biaya anggaran perusahaan untuk
memperbaiki hal tersebut.

2.     Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi yang mana
hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.

3.     Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat mengikuti seperti
peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni : Martex Company.

1.      Bukti Kasus
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan pengontrol
seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol Perusahaan sering menanyakan
kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar
budget periklanan? Apakah divisi anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini
realistis? Walaupun pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan
pengontrol,Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan dalam divisi (budget
berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di jadikan berita di laporan operasional,
sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal ini
sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya
ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian dari kelompok
menejemen itu lagi.

2.    Kesimpulan

Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan mungkin tidak mudah
diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi
dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan langsung ke pengontrol
perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian,
pengendalian harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika
perusahaan menghadapi masalah kegemukan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada
perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris mapan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat
ini akan lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan
sasaran Perusahaan.

3.    Rekomendasi

Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan menerapkan sistem
kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem kontrol tersebut adalah :

a.       Menerapkan sistem akuntansi terpusat.

Kita tidak bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem akuntansi mereka karena Ini
akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda dengan kebutuhan divisi serta hal ini akan
menyebabkan konflik dan tidak efisien. Akan lebih baik jika mengembangkan sistem akuntansi
perusahaan dan membuat divisinya untuk menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada
kesalahan, tetapi perusahaan tersebut akan hidup dengan itu.
b.      Tetapkan target atau standar.

Membandingkan biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk mengurangi
kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau kunci dapat dicermati lebih sering
untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari sistem.

c.       Menetapkan sistem insentif seperti yang dilakukan Martex.

Pengontrol Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam anggaran Sistem pengontrol
anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih baik lagi.

e. Analisis Masalah         

1. Analisis SWOT

a. Strength (kekuatan)

-    Peraturan saat ini memungkinkan informasi mengalir lebih efisien.

-    Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada manajer divisi, memungkinkan isu-isu taktis
untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan informasi terbaru.

-    Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja dari pengendali divisi ke kontroler
perusahaan memberikan informasi lebih rinci tentang divisi.

-    Penilaian yang lebih kritis terhadap kegiatan operasional membantu mengurangi pembengkakan
dalam anggaran biaya dan lebih mudah untuk melaksanakan program control yang baru.

b. Weekness (kelemahan)

-    Sulit untuk menerapkan perubahan dalam struktur organisasi dalam waktu singkat

-   Terdapat kemungkinan bagi Manajer Divisi untuk menyembunyikan informasi keuangan yang
cacat.

-   Tingkat kepercayaan atas informasi yang disediakan oleh Pengendali Divisi kepada pengendali
Korporat patu dipertanyakan.
c. Opportunity (peluang)

-   Diterapkannya teknik-teknik modern di lingkungan perusahaan

d. Threats (ancaman)

-   Terjadinya pembengkakan anggaran

-   Dapat terjadi penyembunyian atas keuangan yang cacat yang dilakukan antara pengendali divisi
dengan manajer dan manajer dengan stafnya.

2. Prospek perusahaan

a. Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak manajemen harus mempercayai informasi
yang diberikan oleh divisi pengendali.

b. Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan sudah baik dan tidak lagi terjadi
pembengkakan dalam anggaran, maka barulah perusahaan memikirkan untuk membuat elektronik
yang lebih canggih dibandingkan kompetitor nya, sehingga tidak hanya mendapatkan laba tetapi
angka pertumbuhan perusahaan juga meningkat.

f. Kesimpulan Dan Saran

1.      Kesimpulan

Karena sistem akuntansi sudah lama dipakai oleh perusahaan, perubahan mungkin tidak mudah
diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi
dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan langsung ke pengontrol
perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian,
pengendalian harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika
perusahaan menghadapi masalah pembengkakan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada
perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris depan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini
akan lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan.

2. Saran

a. Pengendali korporat sebaiknya menempatkan pengendali divisi di bawah pengawasannya

b. Laporan yang dibuat harus dapat dipercaya dan tidak bias.


c. Rendell tidak perlu mengadopsi system martex, karena dapat berpotensi ke arah perubahan
organisasi yang radikal.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sistem, Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok
komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang
keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.

Pengendalian, Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar,
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.

Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian manajemen yang
lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan
anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja
bersama.

Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan
disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen di dalam
melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen adalah sarana bagi
pengendalian manajemen yang akan menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam perusahaan.

B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://www.resumeakun.com/2009/01/pengendalian-manajemen.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/sistem-pengendalian-manajemen/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/ilmu-manajemen.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991

Diposkan oleh Muhammad Kasrul di 07.08 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Dian Pella
We can share our important news here! XOXO

May27

Makalah Sistem Pengendalian Manajemen


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan
(applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu menerjemahkan antara lain
:
• Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan secara efisien, efektif,
dan produktif.
• Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
• Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :
• W = Work (Pekerjaan)
• E = Employe (Tenaga Kerja)
• R = Relationship (Hubungan)
• E = Environment (Lingkungan)

Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena


itu, dalam system pengendalian manajemen akan lebih mudah mencernanya kalau dalam
mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam
kehidupan organisasi perusahaan.

1.2 Tujuan

Mempelajari fungsi manajemen yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan organisasi.
Mempelajari fungsi manajemen yang harus didukung dengan sarana dan prasarana.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang tercermin pada pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang membutuhkan gaya kepemimpinan tertentu, yang
mampu mengendalikan kepada bawahanya agar mampu bekerja dengan baik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen, Sistem, dan Pengendalian
Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah
dikenal dan sudah ada sejak dulu kala. Manajemen, adalah suatu proses / kegiatan / usaha
pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang – orang lain.
Tujuan utama atau pokok dalam mempelajari manajemen, ialah guna memperoleh suatu cara,
teknik, metode, yang sebaik – baiknya dilakukan, agar supaya dengan sumber – sumber yang
sangat terbatas (seperti modal, tenaga, tanah, dan lain sebagainya) dapatlah diperoleh hasil yang
sebesar – besarnya.
Adapun fungsi – fungsi manajemen, adalah POAC (Planing / Perencanaan, Organizing /
Pengorganisasian, Actuating / Penggerakkan, dan Controlling / Pengendalian / Pengawasan). 
Untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan efektivitas kerja dari setiap bidang / jenis pekerjaan,
diperlukan adanya suatu sistem kerja yang up to date, tepat, dan sesuai dengan situasi dan kondisi
tempat. Dalam praktek sering dicampur adukan penggunaan istilah sistem. Sistem, adalah suatu
rangkaian daripada tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola
teratur dalam rangka melaksanakan sutau bidang pekerjaan.
Pengendalian, adalah suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa
yang direncanakan berjalan sesuai rencana. Pengendalian dilakukan untuk mengawasi sampai
dimana usaha – usaha dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan program yang telah digariskan
atau belum.

2.2 Sistem Pengendalian Manajemen


1. Edy Sukarno, menyatakan “Sistem pengendalian manajemen, adalah suatu sistem terintegrasi
antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang
hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya
optimal.”
2. Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers influence other members of the
organization to implement the organization’s strategies.”
3. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah suatu alat untuk mengimplementasikan strategi yang
berfungsi untuk memotivasi anggota – anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi.
4. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah perolehan dan penggunaan informasi untuk
membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui
organisasi dan utnuk memandu perilaku manajemen.

Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :


Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk
pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat
dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan
organisasi dapat berjalan lancar.
Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan
menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu.
Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen
lebih ditujukan untuk membantu manager mencapai strategi organisasi dan bukan untuk
memperbaiki detail catatan.

Oleh sebab itu dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan-pertimbangan psikologis


lebih dominan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tugas terpenting dari
manajemen melalui pengendalian manajemen adalah beusaha mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
Agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, pada tahap pertama manajer harus
memutuskan, apa yang akan dicapai oleh organisasi dan cara untuk mencapainya. Lewat
keputusan ini akan diketahui seperangkat tujuan organisasi dan strategi menjadi sejumlah
kebijakan – kebijakan yang dapat menuntut arah, maupun program-program kegiatan untuk
tercapainya tujuan tersebut. Setelah keputusan-keputusan tersebut dibuat, maka pengendalian
manajemen mulai bertugas untuk memastikan bahwa kehendak manajemen telah dilaksanakan
oleh seluruh organisasi.
Pengendalian manajemen, merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan
yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.

2.3 Konsep Dasar


Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan
penerapan sistem pengendalian manajemen meliputi:
1. Komponen operasi atau kegiatan yang terpasang secara terus menerus (A continuous built-in
component of operations);
Pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi pada seluruh
kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu
sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian integral dari
setiap sistem yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
Pengendalian intern dapat disebut pula pengendalian manajemen yang terpasang dalam organisasi
sebagai bagian dari sarana prasarana organisasi guna membantu manajemen menjalankan
organisasi dan mencapai tujuannya. Dengan demikian, perkembangan pengetahuan dan teknologi
yang menghasilkan timbulnya gagasan baru berupa penerapan mekanisme/metode/cara kerja baru
menuntut adanya pemodifikasian sistem pengendaliannya yang berjalan secara terus – menerus.
Contoh: adanya media akses nasabah perbankan melalui internet banking system menuntut
pemodifikasian pengamanan dalam sistem pengendalian manajemen perbankan sehingga para
nasabah diharapkan tidak mengalami kerugian akibat tindakan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
2. Pengendalian manajemen dipengaruhi oleh manusia;
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu organisasi memiliki pedoman (manual) sistem
pengendalian manajemen yang baik, namun tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga
pengendalian manajemen yang telah dirancang tersebut tidak memberikan kontribusi positif bagi
organisasi. “A man behind the gun” adalah istilah yang cocok dengan faktor ini. Sistem
pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh
manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem pengendalian manajemen sangat tergantung pada
manajemen. Manajemen menetapkan tujuan, merancang dan melaksanakan mekanisme
pengendalian, memantau serta mengevaluasi pengendalian. Dengan demikian, seluruh pegawai
dalam organisasi memegang peranan penting untuk mencapai dilaksanakannya sistem
pengendalian manajemen secara efektif. Karakter dan motivasi manusia memegang peranan
penting dalam membangun suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif.
3. Memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak;
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen didasarkan pada pertimbangan biaya dan
manfaat. Tidak peduli betapa baiknya perancangan dan pengoperasian suatu pengendalian
manajemen dalam suatu organisasi, sistem itu tidak dapat memberikan jaminan keyakinan yang
mutlak agar tujuan organisasi dapat tercapai. Faktor – faktor dari luar yang mempengaruhi
manajemen dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kesalahan
manusia, pertimbangan yang keliru, dan adanya kolusi adalah contoh faktor – faktor yang dapat
menghalangi pencapaian tujuan organisasi sebagaimana yang diinginkan. Dengan demikian,
pengendalian manajemen dapat memberikan keyakinan yang memadai, tidak mutlak dalam
mencapai tujuan organisasi.

2.4 Jenis Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls).
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu
terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel melaksanakan
perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang kompeten,
pemisahan fungsi, review pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati” demikian pula
dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada
pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem, pengendalian
pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga mengurangi biaya
perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls).
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan
yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas
buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi
biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan:
Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua,
beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian
pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut
terjadi. Pengendalian deteksi meliputi review dan pembandingan seperti, catatan kinerja dengan
pengecekan independen atas kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname,
penghitungan fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls).
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh pengendalian
deteksi. Tujuannya, adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali.
Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor. Apabila
masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud pengendalian koreksinya adalah
dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls).
Pengendalian pengarahan, adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan
yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan langsung oleh atasan
kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls).
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya
suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap kegiatan pegawainya
pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan contoh pengendalian
kompensatif.

2.5 Proses Pengendalian Manajemen


Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap – tahap yang
saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
a. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
b. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu
moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada
kumpulan anggaran – anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
c. Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan – penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar
untuk pemrograman di masa yang akan datang.
d. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar
data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program di tahun yang
akan datang.
Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila
sudah tidak realistis.
Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah
yang tidak dapat diantisipasi.

2.6 Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen


1. Kurang matangnya suatu pertimbangan.
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam
pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada
pertimbangan – pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia,
keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal maupun eksternal (lingkungan).
Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil secara demikian
memberikan hasil yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan
ini merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah.
Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang
disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan
dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau kecerobohan
pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih diperparah apabila kegagalan
menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalam
organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki pengendalian
manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya
jika staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian
manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan
tujuan untuk kepentingan pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan
dan kinerja organisasi yang bersangkutan.
4. Adanya Kolusi.
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah
dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi
atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan
dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor melakukan
kolusi dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan pembangunan dengan cara
memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam spesifikasi. Hal ini dapat terjadi apalagi
pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut kurang aktif melakukan pengecekan.
Contoh lain, kolusi yang terjadi antara penyedia barang dan jasa dengan pihak penerima barang.
Penyedia barang dan jasa menyerahkan barang yang dipesan dengan kualitas dan kuantitas yang
berbeda tetapi dinyatakan dalam faktur penagihan telah sesuai dengan yang dipesan. Di lain
pihak, si penerima barang memproses penerimaan barang tersebut seolah-olah telah diterima
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dipesan.

BAB III
PENUPUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Pada dasarnya, sistem pengendalian manajemen ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi yang “dianggap baik.”
• Sistem pengendalian manajemen, adalah usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
• Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak
terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama
lain.
• Beberapa jenis pengendalian manajemen, antara lain : pengendalian pencegahan, deteksi,
koreksi, pengarahan, dan kompensatif.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991

 
MAKALAH
BERBAGAI TOPIK SEPUTAR MANAJEMEN ORGANISASI
OLEH
KELOMPOK 1
 ARDIANA (90300114001)
 RAHMAWATI S ( 90300114002)
 NURFADILLAH (90300114003)
 ANDI FITRIANI (90300114045)
 IKA DEWI (90300114046)

                           JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
Tahun Akademik 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan keseharan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Adapun makalah kami ini akan membahas tentang berbagai topik sepurat manajemen
organisasi, dan adapun judul makalah kami yaitu,“ Manajemen Informasi, Manajemen
Internasional, Manajemen Usaha Kecil Dan Manajemen Organisasi Nirlaba”. Kami
selaku penyusun juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Sehingga kami sebagai penyusun ingin mohon maaf kepada pembaca jika
makalah kami ini kurang sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan demi perbaikan dimasa yang akan datang, wassalam.
Makassar,26 april 2015

Penyusun
Kelompok 1

DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN iv
A.    Latar belakang iv
B.     Rumusan masalah v
BAB II PEMBAHASAN 1
A.    Manajemen informasi dan ruang lingkupnya 1
1.      Informasi dan kegiatan perusahaan 1
2.      Konsep dasar manajemen informasi 2
3.      Perkembangan tekhnologi computer dalam memproses informasi 7
4.      System informasi manajemen 11
B.     Manajemen internasional dan ruang lingkupnya 18
1.      Perbedaan perusahaan local dan multinasional 19
2.      Bentuk kegiatan bisnis dari perusahaan multinasional 6
3.      Memahami lebih jauh mengenai manajemen internasional 21
C.     Manajemen usaha kecil dan ruang lingkupnya 26
1.      Pengertian usaha kecil di Indonesia 26
2.      Beberapa mitos seputar usaha kecil 28
3.      Manajemen usaha kecil 30
D.    Manajemen organisasi nirlaba 35
          1.  pengertian organisasi nirlaba 35
2.      Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba 35
3.      Cirri-ciri organisasi laba 37
4.      Contoh organisasi laba 39
5.      manajemen organisasi nirlaba 40

BAB II PENUTUP 43
A.    Kesimpulan 43
B.     Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Dalam manajemen organisasi telah dikenal manajemen operasi dan manajemen produksi,
karena salah satu kegiatan penting dari perusahaan ialah kegiatan produksi akan tetapi pada
proses operasi tersebut ada beberapa bentuk manajemen yang berperan dan saling berkaitan
dengan manajemen organisasi ini. makalah kami ini akan membahas beberapa topik lain
seputar manajemen organisasi atau perusahaan yang belum terlalu diperhatikan dan dibahas
secara khusus sebelum-sebelumnya. Dalam makalah ini akan menguraikan  seputar
manajemen informasi dan manajemen internasional yang diperluakan oleh manajemen
perusahaan, disebabkan segala bentuk kegiatan dan keputusan manajemen perusahaan tidak
dapat terlepa dari informasi yang akurat, tepat dan cepat dan tuntutan globalosasi yang
mendorong perusahaan beroperasi secara internasional.
Serta menguraikan mengenai manajemen usaha kecil dan manajemen nirlaba. Karena
akhir-akhir ini terdapat berbagai pandangan yang keliru seputar kedua manajemen organisasi
ini sehingga makalah ini menguraikan manajemen kedua organisasi ini secara khusus.

B.   Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah kami yaitu sebagai berikut:
a.       Apakah yang dimaksud dengan manajemen informasi dan apa saja ruang lingkup manajemen
informasi.
b.      Apa yang dimaksud dengan manajemen internasional dan apa saja ruang lingkupnya.
c.       Apa yang dimaksud dengan manajemen usaha kecil.
d.      Apa yang dimaksud dengan manajemen organisasi nirlaba.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    MANAJEMEN INFORMASI DAN RUANG LINGKUPNYA
1.      Informasi dan kegiatan perusahaan
           Kegiatan perusahaan pada umumnya dipimpin oleh seorang direktur atau pimpinan
perusahaan yang bertugas untuk merencenakan dan mengambil keputusan yang bersifat
strategis mengenai kegiatan perusahaan dalam jangka panjang. Dia harus memperhitungkan
segala aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dalam mengelola sebuah perusahaan.
Perhitungan tersebut mulaidari segala sumber daya internal yang dimilikinya, seperti modal
perusahaan, sumber daya manusia yang menyangkut tenaga kerja perusahaan mulai dari level
yang paling tinggi hingga paling rendah, sumber daya perusahaan yang sifatnya tidak
bergerak seperti bangunan, tanah, mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan untuk
memproduksi barang, bahan-bahan mentah atau bahan baku yang akan diproduksi bagaimana
pengangkutannya, bagaimana pergudangannya, kemudian juga perhitungan dan penyaluran
gaji tenaga kerja bulanan, pembayaran listrik, air, telepon, hingga biaya penanganan limbah
perusahaan sekiranya perusahaan tersebut menghasilkan limbah yang menimbulkan polusi
pada lingkungan. Faktor eksternal perusahaan, seperti inflasi yang terus berubah, suku bunga
yang tidak menentu, perilaku konsumen yang berubah-ubah, hingga factor perusahaan
pesaing juga menjasi aspek-aspek yang harus dipikirkan oleh seorang pimpinan perusahaan.
Semua aspek-aspek tersebut perlu untuk senantiasa diikuti perkembangannya dari waktu ke
waktu.
2.      Konsep dasar manajemen informasi
a.       Pengertian data dan informasi
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan
untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu
perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk
menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai
obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga
bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Menurut Indrajani (2008) data merupakan sebuah fakta mentah tentang orang, tempat,
kejadian, dan apapun yang yang penting bagi sebuah toko yang harus dikontrol dan dikelola
untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti  bagi toko. Jadi data itu adalah
kumpulan dari objek dan peristiwa yang akan dikontrol dan dikelola yang disimpan untuk
kemudian menjadi sebuah informasi.
Menurut Laudon (2007) informasi didefinisikan sebagai data yang dibuat menjadi bentuk
yang dapat dimengerti dan berguna bagi manusia Informasi dan data saling berkaitan erat,
dan dalam keseharian digunakan secara bergantian. Informasi digunakan dibanyak
toko/perusahaan yang berfungsi sebagai sumber pengetahuan bagi toko/perusahaan untuk
menentukan proses bisnis dan dapat membantu toko dalam mengambil keputusan bisnis. Jadi
dapat disimpulkan informasi itu adalah hasil akhir dari proses pengolahan data yang dapat
digunakan sebagai pengetahuan yang dapat dimanfaatkan toko dan banyak orang.
b.      Perbedaan data dan informasi
Aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dapat terbagi menjadi dua, yaitu data dan
informasi. Data adalah fakta atau gambaran mentah/kasar yang memiliki kaitan atau relasi
terhadap sebuah organisasi. Informasi adalah data yang telah diproses untuk kegunaan
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, misalnya saja dalam
organisasi bisnis.
Perbedaan antara data dan informasi disebabkan karena:
1)      Data cenderung bersifat tidak spesifik, umum, dan belum tentu memiliki relasi yang
signifikan terhadap perencanaan dan pengambilan sebuah keputusan. Misalnya, data tentang
para pelanggan telepon. Bagi perusahaan jasa warung telepon (wartel) atau kios telepon
(kiospon) barangkali data ini akan lebih bermanfaat sekiranya telah diproses menjadi lebih
spesifik, misalnya data tentang para pelanggan telepon yang senantiasa melakukan interlokal
setiap bulannya di suatu kawasan tertentu bisa jadi merupakan ifnormasi yang dapat
dipandang sebagai peluang bisnis bagi perusahaan warung telepon yang biasanya
menyediakan tarif yang lebih murah bagi penggunaan interlokal dibandingkan jika pelanggan
harus menelepon dari rumah.
2)      Data bisa digunakan untuk siapa saja (karena sifatnya yang umum), sedangkan informasi
cenderung data spesifik yang telah diproses untuk kepentingan perusahaan atau organisasi
saja. Seperti contoh di atas, daftar nama-nama pelanggan saja barangkali bermanfaat untuk
perusahaan wartel, tetapi bagi mereka yang sedang mencari nama bagi anaknya yang baru
lahir, barangkali bisa sedikit memberikan inspirasi dalam menentukan nama bagi anaknya.
Dapat dikatakan, data bagi sebuah perusahaan bisa jadi informasi bagi yang lainnya dan
sebaliknya informasi bagi sebuah perusahaan bisa jadi data bagi yang lainnya.
c.       Syarat-syarat informasi
Adapun informasi adalah data yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk dijadikan
rujukan dbagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Informasi dapat bermanfaat bagi
perusahaan sekiranya memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1)      Relevan
Sebuah data dikatakan sebagai informasi sekiranya memiliki relevansi terhadap apa yang
hendak dilakukan oleh organisasi atau perusahaan.
2)      Akurat
Informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan kesalahan fatal dalam pengambilan
keputusan manajemen.
3)      Lengkap atau komplit
Informasi yang tidak lengkap bisa menyebabkan para manajer hanya memfokuskan pada
salah satu aspek keputusan saja.
4)      Cepat secara periodic
Informasi yang lambat bahkan lebih lambat dari kecepatan perubahan data-data yang terjadi
di lapangan akan menyebabkan manajer mengambil keputusan yang sudah usang atau tidak
relevan lagi dengan kondisi lingkungan perushaaan dan bisnis.
d.      Pengertian manajmen informasi
Bagaimana perusahaan dapat menampung keseluruhan informasi dengan cepat, tepat, dan
akurat, sehingga keputusan bisnis yang diambil juga tepat? Bagaimana kita bisa memilah-
milah begitu banyak informasi yang kita peroleh dari koran, majalah, televisi, radio, brosur
dan lain sebagainya? Disinilah manajemen informasi diperlukan. Pada dasarnya manajemen
informasi adalah pengelolaan data dimana didalamnya mencakup proses mencari, menyusun,
mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan perusahaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh
manajemen.
Dalam mengelola atau melakukan manajemen informasi paling tidak terdapat beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, adalah:
1)      Sumber daya yang relevan dan up to date. Sumber data harus senantiasa dicari dan di-kini-
kan( di-update) sehingga tetap relevan dengan pengambilan keputusan oleh manajemen.
Jumlah pelanggan pada tahun 1995 tentu saja menjadi tidak relevan untuk pengambilan
keputusan perusahaan ditahun 2004, dan seterusnya.
2)      Bagian yang bertugas mengolah dan memproses data. Karena banyaknya sumber dan jenis
data yang diperlukan, diperlukan satu bagian khusus dari perusahaan yang bertugas untuk
mengintegrasikan berbagai data yang diperlukan oleh perusahaan. Pada saat yang sama
informasi tersebut dapat tersosialisasi kepada seluruh bagian diperusahaan.
3)      Tekhnologi atau alat bantu proses pengolahan data menjadi informasi. Karena bnyaknya
informasi yang tersedia di masyarakat dari  berbagai sumber, penggunaan alat bantu menjadi
sebuah tuntutan untuk dilakukan perusahaan sekiranya manajmen informasi yang dilakukan
ingin akurat, cepat, dan tepat. Disinilah peran tekhnologi informasi diperlukan.
3.      Perkembangan teknologi komputer dalam memproses informasi
a.       Tekhnologi computer dan informasi
Informasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah informasi yang telah mengalami
proses pengolahan, pengklasifikasian, hingga penyajian tertentu sehingga bermamfaat bagi
manajemen sebuah perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan.
Komputer adalah satu bentuk produk perkembangan teknologi yang hingga kini mampu
melakukan proses pengolahan informasi secara cepat dan akurat. Dan dunia bisnis tidak dapat
mengabaikan mamfaat dari sebuah komputer. Sebagai contoh:
1)      Dalam manajemen keuangan,jaringan komputer yang terkoneksi melalui internet keseluruh
dunia memungkinkan sebuah perusahaan dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai
informasi keuangan perusahaan lain secara instan.
2)      Dalam manajemen pemasaran, komputer dapat digunakan untuk melakukan riset pemasaran
dengan menggunakan beberapa program seperti SPSS, SHAZAM, SAS, Eviews misalnya.
3)      Dalam promosi dan dunia pengiklanan, beberapa program komputer seperti Adobe Page
Maker, CorelDraw, Microsoft Publisher dan lain sebagainya, sering kali digunakan oleh
perusahaan dalam mendesain dan menyajikan bentuk pengiklanan yang menarik dan inik.
4)      Dalam akuntansi keuangan, beberapa program komputer akuntansi memudahkan perusahaan
dalam melakkan proses pengumpulan , pengklasifikasian hingga pelaporan keuangan.
b.      Jenis-jenis computer
1)      Microcomputer. Komputer ini saat ini banyak digunakan dirumah-rumah adalah salah satu
contoh penggunaan mikrokomputer , kemampuannya yang terbatas untuk memproses
informasi yang cenderung terbatas untuk keperluan pribadi saja. Jenis mikrokomputer lainnya
adalah laptop(notebook) computer, notepad  computer.
2)      Minicomputer atau komputer mini. Komputer ini berfungsi sebagai server dalam sebuh
laboratorium, digunakan untuk mengendalikan beberapa komputer lainnya dalam sebuah
perusahaan.
3)      Mainframe compurter. Berfungsi sebagai server dari berbagai komputer yang terkoneksi
pada beberapa ruangan, juga dipergunakan untuk mengontol sistem keamanan, listrik,
penyejuk ruangan dan lainnya.
4)      Supercomputers.  Digunakan untuk mengontol satu kantor atau perusahaan, justru sudah bisa
mengontrol sebuah kota. Biasanya digunakan untuk pengendalian sistem telekomunikasi,
listrik dan sebagainya.
c.       Perangkat lunak computer
Perangkat lunak biasa dinamakan program atau sebuah program komputer. Program adalah
sekumpulan instruksi yang membuat sebuah komputer bekerja sesuai dengan apa yang
diingikan.
Ada beberapa program yang menjadi basis bagi pemrograman lainnya dalam memiliki peran
yang signifikan bagi perusahaan. Program-program tersebut adalah diantaranya:
1)      FORTRAN, digunakan untuk membantu memecahkan persoalan matematis yang rumit dan
panjang.
2)      BASIC, digunakan untuk membantu para pemula untuk belajar memprogram komputer atau
membuat bahasa programan.
3)      COBOL dan C,C++ ,ialah bahasa pemrograman yang digunakan dalam bisnis yang
terkomputerisasi dan juga sistem informasi diberbagai perusahaan besar
4)      VISUAL BASIC, berbeda dengan BASIC, VISUAL BASIC membantu para pemula untuk
belajar dari mulai pemrograman yang termudah hingga yang tersulit.

d.      Program aplikasi mikrokomputer


Beberapa program aplikasi komputer. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Word processing,program yang berfungsi untuk menulis, mengedit, memformat surat, tugas
dan laporan. Aplikasinya diantaranya, Microsoft Word, WordPerfect,dll.
2)      Spreadsheets,berfungsi untuk menyajikan informasi dalam bentuk tbel, perhitungan atas
tabel dan lain sebagainya. Aplikasinya diantaranya, Micrisoft Excel,Quattro Pro,dll.
3)      Graphics, berfungsi memproses dan menyajikan grapik. Aplikasinya diantaranya Lotuc
Freelance Graphics dan Microsoft Power Point,dll.
4)      Database, berfungsi menyimpan data dalam jumlah banyak,mengklasifikasikan berdasarkan
klasifikasi tertentu. Aplikasinya diantaranya dBase IV, Paradox, dll.
5)      Desktop publishing, berfungsi mendesain dan menghasilkan bentuk-bentuk brosur, iklan,
katalog bahkan surat kabar. Aplikasinya diantaranya Adobe Page Maker, Frame Maker, dll.
6)      Communication,program yang mampu melakukan proses komunikasi dari satu tempat
ketempat yang lainnya yang terkoneksi melalui jaringan tertentu. Aplikasinya diantaranya,
Internet Explorer, Netscape Communicator, dll.
4.      System informasi manajemen
a.       Defenisi system informasi manajemen
Sistem merupakan suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi
dan bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu didalam suatu lingkungan,
sedangkan Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti
bagi penerimanya dan Manajemen adalah ketatalaksanaan proses pengunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran tertentu. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sistem Informasi Manajemen(SIM) adalah suatu sistem manusia/mesin yang terpadu
yang menyediakan informasi untuk mendukung fungsi-fungsi operasi manajemen dan
pengambilan keputusan di dalam organisasi. AdapunSIM juga dapat didefinisikan sebagai
suatu pendekatan dalam menajemen untuk mengumpulkan data, memproses data tersebut dan
menganalisanya untuk menghasilkan data dan menyajikan informasi sebagai landasan untuk
pengambilan keputusan perusahaan.Menurut Gordon B. Davis , Sistem Informasi Manajemen
adalah suatu sistem manusia/mesin yang terpadu yang menyediakan informasi yang
mendukung fungsi-fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan di dalam
organisasi.
Sebelum membahas bagaimana system informasi manajemen lebih lanjut, berikut ini akan di
berikan defenisi dari system informasi manajemen.
“System informasi manajemen yaitu serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara nasional mampu mentransformasikan data sehingga menjadi
informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktifitas yang sesuai dengan gaya
dan sifat manajer” (Ismail,2013). Dari defenisi tersebut ada beberapa poin yang perlu
diuraikan lebih lanjut :
1)      System informasi manajemen memiliki sub-sistem informasi, system informasi manajemen
adalah serangkaian sub-sistem. Dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran
system informasi manajemen.
2)      System informasi manajmen adalah menyeluruh.sebuah system informasi manajemen
mencakup system informasi formal maupun informal, baik yang manual maupun
berkomputer. Komponen yang terpenting dalam system informasi manajemen adalah manajer
yang pikirannya akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan
elemen-elemen  lain dari system iformasi manajemen.
3)      System informasi manajemen adalah terkoordinasi. System informasi manajemen
dikoordinasikan secara terpusat untuk manajemen bahwa data yang diproses dapat
dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi, semuanya untuk menjamin bahwa informasi
melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa system informasi
bekerja secara efisien.
4)      System informasi manajemen terintegrasi secara rasional. Sub-sistem dalam system
informasi manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan
melewatkan data diantara system tersebut.
5)      ystem informasi manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data
diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
6)      System informasi manajemen meningkatkan produktivitas. System informasi manajemen
dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain dengan kemampuan
melaksanakan tugas rutin seperti, oenyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan
layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer
utuk mengatasi masalah-masalah yang tak terduga.
7)      System informasi manajemen sesuai dengan gaya manajer. System informasi manajemen
dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan
menggunakannya. Para perancang system apabila akan mengembangkan system informasi
manajemen hendaknya mempertimbangkan system informasi dengan cermat. Apabila tidak
demikian, maka system yang dihasilkan tidak efektif. Secara teoritis, computer bukanlah
persyaratan mutlak bagi sebuah sistem informasi manajemen, namum dalam prakteknya
system informasi yang baik tidak akan berjalan lancer tanpa bantuan kemampuan sebuah
computer.
b.      Fungsi atau peran system informasi manajemen
Sistem informasi manajemen memiliki dua fungsi, yang pertama adalah
fungsi  pengumpulan data internal dan eksternal perusahaan secara sistematis
yang secara periodik mengalami penyesuaian, seperti data-data penjualan perusahaan secara
periodik, barang-barang interior, biaya, harga,jumlah dan tren produksi serta jumlah kerja
didalam perusahaan. Fungsi kedua adalah  pemrosesan data menjadi informasi yang
bermamfaat bagi para pengambil keputusan manajemen. Sistem pemrosesan data. Sistem
pemrosesan data ini dapat di  up to date melalui dua cara yaitu,batch processing dan on-line
processing. Sistem pelaporan manajemen. Sistem ini mengumpulkandata untuk kemudian
diproses untuk menghasilkan informasi atau laporan yang diperlukan oleh manajer dalam
menentukan perencanaan dan mengambil keputusan. Sistem pendukung dalam
pengambilan keputusan. Adalah sistem yag secara terprogram mampu menjawab beberapa
kasus dalam perusahaan yang menyangkut jawaban atas pertanyaan “bagiman apabila” (if
question). Sistem pintar. Adalah sistem komputer yang memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh manajer dari seorang pakar atau konsultan.
c.       System pelaporan manajemen
sistem pelaporan manajemen bertujuan untuk mengumpulkan data yang kemudian diproses
untuk menghasilkan informasi atau laporan yang diperlukan oleh manajer dalam menentukan
perencanaan dan mengambil keputusan. Beberapa jenis pelaporan manajemen yang sudah
dikenal dan dinyatakan, sebagai berikut :
1)      Laporan Detail (Detail Report). Laporan yang memuat informasi detail dari setiap transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan waktunya serta informasi detail lainnya.
2)      Laporan Ringkas(Summary Report). Laporan ini memuat beberapa informasi penting yang
diperlukan, yaitu pada manajemen pada level yang lebih tinggi.
3)      Laporan Pengecualian(Exception Report). Merupakan laporan yang menyampaikan beberapa
penyimpangan atas strandar tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4)      Laporan Atas Permintaan(On Demand Report). Laporan ini dilaporkan atas dasar permintaan
saja.
d.      Sistem Pendukung Dalam Pengambilan Keputusan(Decision Support System)
System ini secara terprogram mampu menjawab beberapa kasus dalam perusahaan yang
menyangkut jawaban atas pertanyaan “bagamana apabila”. Decision Support Systemdapat
dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil
keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
    membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
    mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
    meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada efisiensinya.Sistem
Otomasi Kantor (Office Automatic System)
System otomasi kantor ini merupakan system komunikasi. Komunikasi dalam perusahaan
dan kantor pada masa ini memanfaatkan jaringan computer untuk melakukan komunikasi
satu sama lain melalui computer yang terkoneksi melalui jaringan tertentu. Dianatara system
aplikasi ini adalah :
    System Pemprosesan Kata(Word Processing System), yaitu system untuk mengirimkan pesan-
pesan kepada pegawai-pegawai
    Sistem Surat Elektronik(E-mail System), yaitu system untuk melakukan komunikasi secara
langsung kepada staf lain sekalipun berbeda ruangan atau tempat.
    Sistem Penjadwalan Depeartemen(Departement Scheduling System), yaitu system untuk
melakukan penjadwalan pertemuan dan berbagai aktivitas dalam sebuah perusahaan.
    Telepon Seluler(Celuler Phone), yaitu jasa pemakaina telepon yang bias digunakan dan
dihubungkan dimanapun seseornag berada.
    Sistem Peranta (Pager System), yaitu jasa pengiriman pesan singkat melalui operator
tertentu.Sistem Pintar (Expert System)
  System pintar adalah system komputer yang memberikan informasi kepada manajer hal-hal
yang biasanya dibutuhkan dan diperoleh dari seorang pakar atau konsultan. ilmu kecerdasan
buatan
B.     MANAJEMEN INTERNASIONAL DAN RUANG LINGKUPNYA
1.      Perbedaan perusahaan local dengan multinasionalPada dasarnya perusahaan
multinasional atau multinational corporation bisa didefinisikan sebagai perusahaan yang
menjalankan kegiatan bisnisnya lebih dari satu Negara. Kegiatan bisnis tersebut dapat
meliputi keseluruhan jenis kegiatan operasional, mulai dari produksi hingga pemasaran,
maupun salah satu dari kegiatan tersebut. Misalnya, perusahaan tersebut meminjam dana dari
perusahaan asing dan menginvestasikan dalam perusahaan dalam negeri, maupun perusahaan
tersebut melakukan produksi untuk kemudian produknya dipasarkan ke luar negeri dimana
perusahaan tersebut memproduksi produk tersebut. Karena ruang lingkup kegiatan
perusahaan multinasional lebih dari satu Negara, oleh karena itu salah satu konsekuensi dari
ruang lingkup kegiatannya tersebut, perusahaan multinasional melibatkan aturan bisnis yang
lebih dari satu Negara, mungkin pula melibatkan sumber daya manusia yang lebih dari satu
Negara (lintas Negara dan lintas budaya), serta melakukan pemasaran ke konsumen yang
lebih dari satu Negara.

Perbedaan antara perusahaan local dengan perusahaan multinasional, sebagai berikut:


a.       Ruang lingkup kegiatan bisnis yang lebih dari satu negara bagi perusahaan multinasional,
dimana perusahaan lokal hanya terbatas pada satu negara saja.
b.      Penggunaan mata uang yang berbeda bagi perusahaan multinasional,berbeda dengan
perusahaan lokal hanya menggunakan mata uang lokal saja.
c.       sumber daya perusahaa, baik yang bersifat fisik, informasi, maupun sumber daya lintas
negara dan lintas budaya untuk perusahaan multinasional. Sedangkan perusahaan lokal
terbatas hanya satu negara saja.
d.      Pemberlakuan regulasi bisnis yang tidak hanya lokal saja untuk perusahaan multinasional.
Sedangkan perusahaan lokal hanya diatur oleh regulasi yang bersifat lokal.
2.      Bentuk kegiatan bisnis dari perusahaan multinasional
a.       Licencing adalah bentuk kegiatan dari sebuah perusahaan yang memperluas jaringan
operasinya secara internasional dengan jalan menjual hak penggunaan dan produk yang
diproduksi oleh perusahaan tersebut.
b.      Export dan import. Perusahaan yang melakukan eksport adalah perusahaan yang menjual
produk yang dihasilkannya kenegara luar, sedangkan perusahaan yang melkukan import
adalah perusahaan yang membeli produk dari negara lain.
c.       Local warehousing and selling  adalah perusahaan yang memproduksi suatu barang hingga
menjadi barang jadi disuatu negara, kemudian produk jedinya tersebut dikirim ke perusahaan
induknya (dapat dinegara yang sama maupun di negara lain) untuk kemudian dipasarkan.
d.      Local assembly and packaging adalah perusahaan yang memproduksi suatu barang disuatu
negara, kemudian dikirim ke perusahaan induknya(bdapat dinegara yang sama), baru
kemudian didistribusikan dan dipasarkan ke berbagai negara.
e.       Joint ventures adalah perusahaan yang melakukan kerja sam strategis dengan perusahaan lain
dinegara lain dalam menjalankan suatu bisnis dinegaranya maupun dinegara dimana
perusahaan rekannya beroperasi.
f.       Acquisition adalah perusahaan yang mengambil alih kepemilikan atau perusahaan tertentu
disuatu negara tertentu dengan jalan membeli sebagian besar atau seluruh saham atau
kepemilikan perusahaan tersebut.
g.      Direct foreign investment  adalah perusahaan yang melakukan investasi langsung dinegara-
negara tertentu dalam bentuk penyertaan investasi di berbagai jenis proyek yang dinilai
perusahaan tersebut bersifat strategis dan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
3.      Memahami Lebih Jauh Mengenai Manajemen Internasional
Ada beberapa factor mengenai manajemen internasional diantaranya adalah motif dari
perusahaan multinasional, manajemen lintas budaya, serta cakupan fungsi operasional dari
manajemen internasional.
a.       Motif Perusahaan Multinasional
Tiga motif mengapa perusahaan melakukan ekspansi secara internasional. Ketiga motif
tersebut adalah motif pasar (market secker), motif sumber daya (resource or raw-material
sekker), dan motif minimalisasi biaya (cost minimizer). Motif pasar yang mendorong
perusahaan multinasional adalah motif dimana perusahaan berusaha untuk melakukan
perluasan pasar. Dengan adanya perluasan pasar menyebabkan jumlah konsumen menjadi
bertambah dan bertambahnya jumlah konsumen akan menyebabkan pendapatan dan profit
menjadi bertambah. Motif sumber daya adalah motif yang mendorong perusahaan untuk
melakukan ekspansi secara internasional disebabkan ketersediaan sumber daya yang
dibutuhkan di Negara Freeport yang beroperasi di Papua, Indonesia. Motif minimalisasi biaya
adalah motif yang mendorong sebuah perusahaan multinasional berkspansi ke Negara lain
dalam rangka mengurangi biaya operasi perusahaan. Dengan kemampuan mengurangi biaya,
maka perusahaan dapat bersaing lebih kompetitif lagi dengan menawarkan harga yang lebih
rendah.
b.      Manajemen Lintas Budaya
Karena perusahaan multinasional melibatkan kegiatan perusahaan yang lebih dari satu
Negara, maka salah satu konsekuensi logis adalah terjadinya pertemuan budaya yang berbeda
dari Negara yang berbeda. Pertemuan budaya yang berbeda ini dapat bermakna positif
maupun sebaliknya. Dapat bermakna positif jika pertemuan budaya ini dapat dimanfaatkan
untuk proses pembelajaran satu sama lain, atau semacam transfer ilmu pengetahuan. Namun,
bisa juga bermakna negative jika perbedaan budaya tersebut tidak dapat dikelola dengan baik
sebagaimana halnya perbedaan individu dalam organisasi. Paling tidak terdapat tiga persepsi
manajer terhadap sumber daya manusia yang perlu dilibatkan dalam sebuah perusahaan yang
melibatkan berbagai lintas budaya termasuk juga lintas Negara. Ketiga persepsi itu adalah
persepsi etnosentris (ethnocentric), persepsi polisentris (polycentric) dan persepsi geosentris
(geocentric). Persepsi etnosentris memandang bahwa sumber daya manusia yang perlu
dilibatkan adalah sumber daya yang berasal dari budaya yang sama dengan asal dari
perusahaan tersebut. Persepsi polisentris memandang bahwa sumber daya manusia yang perlu
dilibatkan dalam sebuah perusahaan multinasional sangat tergantung dimana perusahaan
tersebut beroperasi. Persepsi geosentris memandang bahwa factor lokasi dan budaya tak
menentukan layak tidaknya seorang untuk dilibatkan dalam sebuah perusahaan, tetapi
kualifikasi mengenai keahlian dan pengetahuan seseorang dibidang tertentulah yang akan
menentukan layak tidaknya seseorang bekerja di sebuah perusahaan multinasional.
c.       Konsekuensi dari Beroperasinya Perusahaan Secara Multinasional
Terdapat beberapa konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi secara
internasional atau multinasional. Diantaranya adalah menyangkut aspek regulasi dan hukum
secara internasional, aspek teknologi secara internasional, aspek informasi secara
internasional, serta aspek operasi secara internasional. Berbagai konsekuensi yang
menyangkut aspek regulasi dan hukum secara internasional adalah hal-hal yang menyangkut
ketentuan pajak yang berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya, peraturan pendirian
dan operasi perusahaan di berbagai Negara, hingga peraturan mengenai berbagai klaim yang
terkait dengan transaksi bisnis dari perusahaan multinasional. Adapun berbagai konsekuensi
yang menyangkut aspek teknologi secara internasional adalah dengan sendirinya akan terjadi
transfer teknologi antarnegara dimana perusahaan multinasional beroperasi. Sisi positifnya,
perusahaan maju akan mendorong Negara yang berkembang untuk dapat menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi Negara maju. Sisi negatifnya, transfer teknologi ini sering
kali membebani Negara berkembang dengan biaya yang sangat tinggi untuk penggunaannya.
d.      Cakupan Fungsi Operasional dari Manajemen Internasional
Perusahaan multinasional memiliki karakteristik yang khas dalam mengelola perusahaannya,
yang membedakan perusahaan tersebut dari perusahaan local. Perbedaan tersebut dapat
dilihat secara operasional dari fungsi-fungsi operasional dari manajemen perusahaannya.
Diantara fungsi-fungsi operasional dari manajemen internasional adalah manajemen sumber
daya internasional, manajemen operasi internasional, manajemen keuangan internasional,
manajemen pemasaran internasional, serta manajemen informasi global. Dari sisi manajemen
sumber daya manusia, proses rekrutmen dan seleksi tenaga kerja tidak lagi terbatas pada satu
Negara saja, tetapi dapat berasal dari berbagai Negara. Sisi positifnya, masyarakat local
dimana perusahaan multinasional tersebut beroperasi dapat terekrut untuk dapat bekerja
dalam perusahaan multinasional tersebut. Sisi negatifnya, jika kualifikasi yang dimiliki
masyarakat local tidak memenuhi kualifikasi yang diprasyaratkan oleh perusahaan
multinasional tersebut, sehingga masyarakat local tidak dapat bersaing dengan calon tenaga
kerja lain yang berasal dari Negara lain. Dari sisi manajemen operasi internasional, proses
penentuan lokasi produksi, desain pabrik, pembelian bahan baku produksi, hingga
pendistribusian barang jadi tak lagi terbatas di satu Negara. Dari sisi manajemen keuangan
internasional, kegiatan pendanaan dan investasi tidak saja terbatas pada satu Negara. Dari sisi
manajemen pemasaran internasional, perusahaan perlu memahami bahwa produknya akan
dipasarkan ke berbagai Negara di belahan dunia. Perusahaan multinasional perlu memiliki
semacam system informasi yang mampu mengolah berbagai informasi global yang
dibutuhkannya dari waktu ke waktu agar keputusan yang diambil senantiasa tepat. Informasi
mengenai pasar, pesaing harga, regulasi, hingga informasi mengenai budaya masyarakat
setempat perlu dikelola dengan baik oleh sebuah perusahaan multinasional.
C.    MANAJEMEN USAHA KECIL DAN RUANG LINGKUPNYA
1.      Pengertian usaha kecil di Indonesia
Terdapat berbagai kontroversi seputar pengertian dari usaha kecil di
Indonesia. Pengertian ini sering dipertukarkan dengan istilah usaha mikro.
Pengertian usaha kecil menurut UU  No. 9 Tahun 1995 adalah usaha dengan
kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
1.000.000.000. Pengertian ini merupakan pengertian yang paling sering digunakan
oleh badan/lembaga yangterkait dengan usaha kecil atau juga usaha mikro.
Kementerian Negara Koperasi & UKM (KUKM) menggunakan undang-undang
tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis  usaha. Menurut
kementerian ini, kelompok usaha mikro termasuk di dalam kelompok usaha kecil.
Sementara Departemen Keuangan, seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.40/KMK.06/2003, menitikberatkan pada besarnya
hasil/pendapatan usaha dalam mendefinisikan usaha mikro maupun usaha  kecil.
Menurut keputusan tersebut usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga  atau
perorangan warga negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp
100.000.000 per tahun. Berbeda dengan Kementerian Negara Koperasi & UKM  dan
Kementerian Keuangan,Biro Pusat Statistik melihat batasan jumlah tenaga
kerja dalam menentukan skala usaha terutama di sektor industri, yaitu industri
kerajinan rumah tangga (IKRT) dengan 1-4 pekerja, dan industri kecil (IK) dengan
5-19 pekerja termasuk pemiliknya. Departemen Perindustrian  dan Perdagangan juga
memberikan batasan yang sama dalam membagi skala usaha, yaitu industri mikro
(1-4 pekerja),industri kecil (5-19 pekerja), dan industri menengah (20-99 pekerja).
Kriteria lain untuk industri dan dagang kecil adalah dari jumlah penjualan per tahun di
bawah 1 miliar rupiah.
Pengertian usaha kecil antara definisi Kementerian KUKM, kementerianKeuangan
dan Biro Pusat Statistik, maka pengertian usaha kecil dapat didefinisikan
sebagai usaha  yang dijalankan oleh sejumlah orang (di bawah20  orang) di mana usaha
tersebut memiliki kekayaan bersih maksimal sebesar  200 juta  rupiah dan penghasilan
tahunan maksimal sebesar 1  miliar rupiah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka mayoritas pelaku bisnis di Indonesiadapat dikatakan
adalah berskala usaha kecil. Sebagaimana dilaporkan dalamdata yang dilaporkan
oleh Biro Pusat Statistik, jumlah usaha kecil di Indonesia adalah sebanyak 14,1 juta usaha
(96,1%) dari 14,66 juta usaha yang disurvei di luar sektor pertanian. Dengan data yang
diperoleh ini, dapat dikatakan bahwa para pengusaha di Indonesia kebanyakan adalah
pengusaha kecil. Dengan proporsi usaha kecil yang 96,1% tersebut, usaha kecil diIndonesia
telah memberikan kontribusi sebesar 66,1% terhadap pendapatan domestik bruto
dari Indonesia (data tahun 2001). Ini berarti bahwa perkembangan bisnis dan ekonomi
di Indonesia sangat bergantung kepada perkembangan dari bisnis yang dijalankan oleh
usaha kecil.
2.      Beberapa mitos seputar usaha kecil
Dikutip oleh Kreitner (1995), ada anggapan bahwa 80% dari usaha kecil di Amerika
yang dijalankan akan mengalami kegagalan setelah berjalan selama 5 tahun. Anggapan ini
justru dibantah oleh penelitian yang dilakukan Bruce A. Kirchhoff, sebagaimana dikutip
oleh Kreitner, bahwa hanya 18% sajayang mengalami kegagalan. Untuk konteks Indonesia,
kegagalan ini juga terbantah dengan data yang dikemukakan di atas bahwa 66,1% kontribusi
Produk Domestik Bruto berasal dari usaha kecil, dan proporsi usaha kecil dalam bisnis
di Indonesia adalah sebesar 96,1%. Ini berarti, jika usaha kecil tidak berjalan atau
mengalami kegagalan, tentu proporsi dan kontribusi usaha kecil dalam bisnis
di Indonesia tidak akan sebesar itu bukan? Selain persoalan keberhasilan usaha, anggapan
pesimis lainnya adalah menyangkut gaji atau penghasilan kecil yang diperoleh mereka
yangmenjalankan usaha kecil. Tanpa mengabaikan bahwa definisi kecil dan besar
dalam hal gaji cenderung bersifat relatif, akan tetapi dengan memahami pengertian
maksimal dari pengertian usaha kecil sebagaimana telah diterangkan di atas, di mana
pendapatan maksimum usaha kecil yaitu 1 miliar per tahun dan usaha dijalankan tnaksimal
oleh 20 orang. Jika kita kalkulasikan secara tnatematis, katakanlah diasumsikan total
biaya dan beban dari hasil pendapatan adalah 60% dari total pendapatan, maka
keuntunganyang dapat diperoleh sebuah usaha kecil adalah sekitar 400 juta per tahun.
Apabila keuntungan ini dibagi rata ke 20 orang pelaku usaha kecil, maka jumlah penghasilan
untuk masing-masing orang per tahun adalah sebesar 20 juta rupiah atau sekitar 1,7 juta per
bulannya. Beberapa warga negara yang bekerja sebagai pegawai negeri bahkan mendapat gaji
yang masih di bawah jumlah ini. Pendapatan ini juga masih jauh di atas pendapatan perkapita
penduduk Indonesia yang sekitar US$ 800 atau sekitar 7 juta rupiah per tahun atau sekitar
580 ribu per bulannya. Apakah dapat dikatakan bahwa usaha kecil memang berarti
berpendapatan kecil? Tentu perhitungan yang dilakukan di atas juga tidak berarti bahwa
usaha kecil selalu mampu mencapai tingkat pendapatan yang besar. Beberapa perusahaan
yang berskala besar pada kenyataannya masih dapat ditemukan memberikan gaji yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan usaha yang dijalankan secara mandiri, sekalipun usaha
tersebut berskala kecil.
3.      Manajemen usaha kecil
Pada dasarnya manajemen usaha kecil tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi
bisnis pada umumnya. Karena skala usaha bisnisnya lebih kecil, justru pengelolaan sumber
daya organisasi bisnis dari usaha kecil menjadi lebih sederhana dan mudah dikelola, sehingga
fungsi-fungsi operasional dari manajemen usaha kecil lebih mudah direncanakan dan
dikendalikan. Beberapa factor yang perlu dimiliki oleh mereka yang menjalankan atau
melakukan manajemen usaha kecil. Factor-faktor tersebut adalah entrepreneurship,
professional, inovatif, keluasan jaringan usaha dan kemampuan adaptif.
a.       Entrepreneurship
Entrepreneurship atau sering diterjemahkan dengan kewirausahaan-
sebagaimana dikemukakan oleh Kreitner (1995)-adalah sebuah proses di mana
seseorang atau sebuah organisasi menjawab peluang sekalipun ketersediaan sumber daya
yang dimilikinya terbatas. Secara sepintas, pengertian ini tnenunjukkan bahwa seorang
pelaku usaha kecil tidak perlu mempertimbangkan keterbatasan sumber
daya yang dimilikinya. Akantetapi, pengertian ini perlu dipahami dengan perspektif optimis,
bahwa seorang wirausaha atau entrepreneur  adalah seorang yang selalu berusaha tnengubah
keadaan menjadi lebih baik, sekalipun harus melalui sebuah risiko. Oleh karena itu, seorang
wirausaha atau entrepreneursering dikatakan sebagai seorang pengambil risiko
atau risk  taker, karena berani melakukan sesuatu yang mengandung risiko. Bisnis pada
dasarnyaselalu mengandung dua sisi mata uang, yaitu risiko (risk) dan
keuntungan(return). Jenis bisnis apa pun tentunya mengandung risiko, dari mulai risiko
sedikitnya pembeli hingga kegagalan dalatn bisnis. Akan tetapi, tentu ada alasan mengapa
sebagian pebisnis mengalami kegagalan sedangkan sebagian lainnya mengalami kesuksesan,
yaitu berhasil memperoleh keuntungan (return).  Faktor-faktor yang mendorong kepada
keberhasilaninilah yang selalu diusahakan untuk dilakukan oleh seorang wirausaha
atau entrepreneur.  Dalam menjalankan manajemen usaha kecil,entrepreneurship  perlu
untuk dimiliki agar usaha yang dijalankan senantiasa aktif dalam mengikuti
perkembangan bisnis dari waktu ke waktu, sebagaimana halnya bentuk risiko yang berubah
dari waktu ke waktu. Di antara risiko yang dihadapi usaha kecil pada saat ini adalah adanya
persaingan ketat dengan perusahaan berskala internasional yangsaat ini juga telah beroperasi
di Indonesia. Sedikit banyak, usaha kecil terkena datnpaknya. Tetapi,
jika entrepreneurship  dimiliki dalam manajemen usaha kecil, tantangan dari faktor
internasional ini tidak menjadi hambatan bagi usaha kecil, bahkan mungkin dijadikan
peluang untuk mengembangkan bisnisnya secara global.
b.      Profesional
Pentingnya usaha kecil dijalankan secara profesional nampaknya tidak diragukan lagi.
Profesional berarti bahwa usaha kecil dijalankan dengan menganut kepada prinsipprinsip
manajemen modern dalam sebuah organisasi. Dalam mengelola sumber daya manusianya
usaha kecil juga perlu menempatkan orang-orang yang sesuai dengan tempatnya. Jika
perlu, orang-orang dilatih agar dapat bekerja secara profesional.
Pilihanbisnis yang dijalankan juga perlu didasarkan atas kemampuan dan daya jangkau para
pelaku bisnis dalam usaha kecil tersebut. Dari segi keuangan, jika diperlukan, usaha kecil
juga melakukan proses audit dari waktu ke waktu agar evaluasi atas keberhasilan usaha yang
dijalankan juga bisa dilihat secara profesional. Ada anggapan miring bahwa usaha kecil
umumnya selalu mengemis pada bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Anggapan miring
inilah yang perlu dihapus, tidak dengan propaganda, tetapi dengan pengelolaan usaha
kecil yang lebih profesional. Jika usaha kecil dijalankan secara profesional, akses dana dan
akses pasar bagi usaha kecil nampaknya tidak terlalu sulit untuk dicapai. Hal tersebut
dikarenakan usaha kecil telah menunjukkan kemampuannya untuk mengelola bisnis
sebagaimana usaha-usaha lainnya yang berskala menengah
dan besar.
c.       Inovatif
Salah satu ciri dari dunia usaha adalah terjadinya perubahan yang begitu cepat. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan dari karakteristik dan jumlah konsumen, jumlah pesaing,
hingga ketersediaan pasokan bagi bisnis yang dijalankan. Berangkat dari hal tersebut, usaha
kecil perlu mengembangkan pola-pola inovatif dengan memunculkan berbagai ide baru
mengenai pengembangan usaha yang dijalankan oleh mereka. Hal ini untuk
memastikan agar usaha tidak hanya dapat bertahan di tengahtengah perubahan, akan tetapi
juga dapat berkembang sesuai dengan perubahan.
d.      Keluasan Jaringan Usaha
Network is a key for busmess. Jaringan merupakan kunci keberhasilan usaha. Demikian
ungkapan bisnis dalam bahasa Inggris. Ungkapan ini banyak benarnya. Pada dasarnya
semakin luas jaringan yang dapat dibangun oleh usaha kecil, dari mulai jaringan dengan
pemasok, investor, pelanggan, hingga berbagai pihak terkait, semakin besar peluang usaha
kecil untuk mengembangkan usahanya dalam jangka panjang.
e.       kemampuan Adaptif
Manajemen usaha kecil juga.perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan lingkungan. Jika saat ini teknologi informasi yangberbasis komputer
sudah tidak asing lagi dipergunakan dalam dunia bisnis, maka tidak ada salahnya jika
usaha kecil juga menjalankan usahanya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
tersebut, tentu disesuaikan dengan kebutuhannya yang paling relevan. Adaptasi juga
diperlukan usaha kecil dalam mengantisipasi berbagai perubahan yangterjadi secara
internasional. Beberapa isu bisnis internasional seperti penerapan konsep International
Standard Organization (ISO) dan berbagai bentuk kesepakatan dalam transaksi
internasional juga menjadi sesuatu yang harus terus diikuti oleh para pengelola usaha
kecil.

D.    MANAJEMEN ORGANISASI NIRLABA


1.      Pengertian organisasi nirlaba
Pada dasarnya organisasi nirlaba dapat didefinisikan sebagai organisasi yang tujuannya lebih
menekankan kepada pencapaian manfaat bagi para anggota dan masyarakt daripada aspek
keuangan dari organisasi. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat social, pendidikan,
keagamaan, maupun kesehatan. Diantara contoh organisasi nirlaba adalah organisasi non
pemerintah maupun lembaga social lainnyaOrganisasi nirlaba dapat didefinisikan sebagai
organisasi yang tujuannya lebih menekankan kepada pencapaian mamfaat bagi para anggota
dan masyarakat dari pada aspek keuangan dari organisasi. Mamfaat tersebut dapat berupa
mamfaat sosial, pendidikan, keagamaan, maupun kesehatan. Contoh organisasi nilaba  adalah
organisasi non pemerintah (ornop) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun
lembaga sosial lainnya.
2.      Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba).
Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah
anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari
hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai
sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan
yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada
organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih
seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah
dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi Organisasi nirlaba, non-
profit, membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi profit dan pemerintahan.
Pengelolaan organisasi nirlaba dan kriteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak
berdasar pada pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang
dilayaninya diberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan potensi-potensi kemanusiaannya.
Sifat sosial dan kemanusiaan sejati merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi
nirlaba. Manusia menjadi pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat untuk
mengurangi kemiskinan, menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender, keadilan, dan
kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan. Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam
mengelola organisasi nirlaba, justru akan menjebak masyarakat hidup dalam kemiskinan,
ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan kekerasan sosial. Pengelolaan
organisasi nirlaba, membutuhkan kepedulian dan integritas pribadi dan organisasi sebagai
agen perubahan masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif dengan memadukan
pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal, unggul dan mumpuni,
sebagai hasil dari proses pembelajaran bersama masyarakat. Dalam konteks pembangunan
organisasi nirlaba yang unggul, berkelanjutan dan memberikan energi perubahan dan
pembaruan bagi masyarakat, Bernardine R. Wirjana, profesional dalam bidang pemberdayaan
masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi pelaku manajemen organisasi nirlaba,
mengabadikan proses pembelajaran atas pengalaman-pengalaman laoangan dan teori-teori
manajemen terkini dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
3.      Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba
a.       Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran
kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b.      Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik
entitas tersebut.
c.       Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
likuiditas atau pembubaran entitas.

3.      Beberapa kekeliruan pandangan dalam manajemen organisasi Nirlaba


Terdapat beberapa anggapan keliru mengenai manajemen bagi organisasi nirlaba diantaranya
adalah manajemen nirlaba tidak sama dengan manajemen perusahaan, organisasi nirlaba
memberikan penghargaan yang rendah bagi pelaksananya, serta orang aktif dalam organisasi
nirlaba di waktu senggangnya.
a.       Organisasi Nirlaba Tidak Sama dengan Manajemen Perusahaan
Bagi Drucker manajemen organisasi nirlaba memerlukan visi, misi dan tujuan yang jelas
yang ingin dicapai bersama. Manajemen organisasi nirlaba juga memerlukan perencanaan,
pengorganisasian, hingga pengawasan yang baik.
b.      Penghargaan Yang Diberikan Organisasi Nirlaba Rendah
Pelaksana organisasi nirlaba digaji jauh lebih rendah daripada standar. Beberapa organisasi
tak bisa bertahan lama dalam kegiatannya dikarenakan benar-benar mengandalkan
penghargaan social atau pahala dari Tuhan. Tentunya tidak berarti bahwa penghargaan social
atau pahal dari Tuhan kecil, namun tidak bisa dinafikan bahwa organisasi nirlaba juga perlu
mempertimbangkan.penghargaan yang bersifat financial, apalagi pada kenyataannya banyak
organisasi nirlaba yang pada mulanya tidak memliki akses financial, bukan karena akses
financial ini tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, akan tetapi terjadi konflik kepentingan
dan benturan pandangan seputar penggunaan uang.
c.       Keaktifan Dalam Organisasi Nirlaba di Waktu Senggang
Adanya anggapan bahwa untuk menjalankan organisasi nirlaba perlu memiliki waktu
senggang semakin memperkuat anggapan bahwa organisasi nirlaba dijalankan tidak secara
professional.anggapan ini akan mendorong bahwa organisasi nirlaba dijalankan oleh orang-
orang yang hanya menyisakan waktunya secara sedikit dan oleh karenanya mengandung
konsekuensi bahwa hasil yang diperoleh dari sebuah organisasi nirlaba tidak dapat terlalu
muluk-muluk.
4.      contoh organisasi nirlaba
a.       Organisasi Kesejahteraan Sosial Masyarakat
b.      Yayasan Sosial
Misalnya : Supersemar, Yatim Piatu dsb
c.       Yayasan Dana
misalnya : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI Peduli, Dompet Dhu’afa,
d.      Lembaga Advokasi
Misalnya : Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan dalam RT
e.       Balai Keselamatan
Misalnya : Tim SAR
f.       Konservasi lingkungan / satwa
Misalnya : WALHI, Pro Fauna
g.      Rumah Sakit dan Organisasi Kesehatan Masyarakat
Yayasan Kanker Indonesia
                           PMI
5.      Manajemen organisasi nirlaba
Sebagaimana manajemen organisasi pada umumnya, manajemen organisasi nirlaba memiliki
fungsi-fungsi pengawasan dan pengendalian. Yang membedakan manajemen organisasi
nirlaba dengan organisasi bisnis diantaranya adalah fungsi operasional dari manajemen
nirlaba tersebut. Kecenderungan orientasi dari organisasi nirlaba adalah berupa jasa yang
bernilai kemanusiaan, kemasyarakatan, pembangunan, dan lingkungan. Oleh karena itu, para
pengelola organisasi nirlaba perlu mempertimbangkan beberapa factor dalam menjalankan
organisasi nirlaba tersebut.
a.       Karakteristik Produk atau keluaran dari Organisasi Nirlaba
Umumnya keluaran yang dihasilkan organisasi nirlaba berupa jasa yang bernilai
kemanusiaan, kemasyarakatan, lingkungan maupun nilai social lainnya. Untuk sebuah
organisasi nirlaba bergerak dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu,
kegiatan tidak mungkin dapat dilakukan jika tidak tersedia peralatan medis dan obat-obatan
yang memadai dan hal itu tidak mungkin dapat disediakan jika tidak tersedia dukungan
financial bagi penyediaanya.
b.      Sasaran dari Kegiatan Organisasi Nirlaba
Terdapat dua jenis sasaran yang ingin dicapai dalam organisasi nirlaba. Yaitu sasaran input
dan sasaran akhir. Sasaran inpu adalah mereka atau sesuatu yang memiliki potensi untuk
berkontribusi dalam mendukung tercapainya produk atau keluaran yang ingin dihasilkan oleh
organisasi nirlaba. Sasaran akhir adalah mereka atau sesuatu yang berpotensi untuk menerima
keluaran dari hasil kegiatan yang dijalankan oleh organisasi nirlaba.
c.       Sikap Professional dari Pengelola Organisasi Nirlaba
Orang-orang yang bekerja atau ditugaskan organisasi nirlaba perlu memegang asas
profesionalisme dalam pekerjaan mereka. Sikap professional juga harus ditunjukkan dengan
cara kita dalam mengelola berbagai factor input yang digunakan dalam menghasilkan
keluaran bagi sasaran akhir. Pengelolaan keluaran dari berbagai donator, pengelolaan
kegiatan dokumentasi, hendaknya juga dijalankan dengan penuh transparansi dan memenuhi
prinsip akuntabilitas. Hal ini perlu dilakukan agar tidak muncul kesan bahwa organisasi
nirlaba dipergunakan untuk memperkaya diri, dengan menjual nama “kemanusiaan”.

d.      Kemampuan Adaptif dari Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
Perubahan-perubahan yang biasa dihadapi oleh organisasi nirlaba adalah perubahan generasi
dari pengelola organisasi, jumlah sasaran akhir atau pengguna organisasi nirlaba yang
mungkin bertambah sedangkan sasaran input mungkin berkurang. Menghadapi hal ini
organisasi nirlaba dituntut untuk berinovatif dan berkreatif dalam mengelola organisasinya
untuk mencapai tujuan organisasi nirlaba tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Ada beberapa topik yang memilik peran penting dan sangat berkaitan dengan manajemen
organisasinya. Diantaranya adalah manajemen informasi, manajemen internasional,
manajemen usaha kecil dan manajemen organisasi nirlaba. Informasi menjadi hal penting
dala pengambilan keputusan mengenai perncanaan kegiatan perusahaan atau organisasi.
Informasi perlu bersifat akurat,tepat dan cepat. Dan faktor internasional juga mendorong
sebuah perusahaan melakukan ekspansi secara internasional. Manajemen usaha kecil pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi bisnis pada umumnya, kecuali
dalam skala hal dan jenis usaha yang dijalankannya. Begitu pula dengan manajemen
organisasi nirlaba, yang membedakannya dengan organisasi lainnya adalah bahwa tujuan
yang ingin dicapai tidak selalu berorientasi finansial akan tetapi lebih bernilai sosial.

B.   Saran
Apa bila terdapat sebuah kesalahan dalam penulisan makalah ini dan kekurangan dalam
penyusunannya, maka dari itu kami selaku penyusun sangat membutuhan kritik dan saran
yang bersifat membangun oleh para pembaca. Untuk dijadikan sebuah pembelajaran yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Erni trisnawati sule dan kurniawan s.pengantar manajemen.prenamedia         
group.Jakarta,2005
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Makalah%20sistem %20informasi
%20manajemen.htm
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Manajemen%20inter  nasional.htm
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Manajemen%20Usaha%20Kecil.htm
Diposkan oleh Andi Fitriani di 18.26 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Andi Fitriani 
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

 ►  2016 (1)
 ▼  2015 (2)
o ▼  November (2)
 berbagai topik seputar manajemen organisasi
 permintaan dan penawaran

PENGENDALIAN MANAJEMEN
 Adhi Partama  Sunday, 29 May 2016  ekonomi, IPS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1             LATAR BELAKANG
           Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan
apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu mengidentifikasikan problema-problema
manajemen. Usaha-usaha untuk mengidentifikasikan problema-problema merupakan tantangan
bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari suatu problema apabila terjadi  penyimpangan
dari sasaran yang ingin dicapai. Salah satu fungsi daripada manajemen adalah pengendalian. Dalam
organisasi memiliki lingkup-lingkup pengendalian manajemen, konsep daripada pengendalian
manajemen yang akan lebih detail dibahas dalam bab selanjutnya.
           Pengendalian yang dilakukan harus memiliki karakteristik yaitu: Pertama, bahwa jenis
pengendalian yang digunakan harus sesuai dengan kegiatan yang bersangkutan. Luas kegiatan
operasional dan lokasinya di dalam organisasi merupakan faktor-faktor yang paling penting. Kedua,
penyimpangan yang perlu dikoreksi harus segera di-ientifikasikan, bahkan sebelum terjadi, seperti
dapat dilakukan terhdap kualitas dengan menggunakan data-data statistik. Biayanya pun harus
ringan. Manfaat dari usaha pengendalian bersifat relatif dan tergantung dari urgensi kegiatan yang
bersangkutan, hasilnya dan pengukuran perusahaannya. Selanjutnya Pengendalian harus dikaitkan
dengan  pola organisasinya, sehingga memudahkan pembagian tanggung jawab untuk
mengendalikan orang-orang yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan dan menyediakan data pengendalian untuk anggota-anggota manajemen.

           Akhirnya, pengendalian harus dapat memberi jalan untuk melakukan tindakan-tindakan
koreksi, termasuk mencarikan tempat dimana tindakan-tindakan tersebut perlu diambil, siapa yang
bertanggung jawab terhadap tindakan tersebut dan berupa apa tindakan tersebut. Pengendalian
biasanya diaplikasikan pada fungsi-fungsi utama dari suatu organisasi, yakni bidang produksi,
penjualan, keuangan, dan kepegawaian serta faktor-faktor utama seperti : kuantitas, kualitas,
penggunaan waktu dan biaya. Fungsi dari faktor-faktor tersebut saling berhubungan dalam sebuah
organisasi yang menjalankan pengendalian.

1.2             RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Langkah-langkah apa saja yang digunakan dalam proses pengendalian?
1.2.2 Apa saja kualitas sistem pengendalian yang efektif?
1.2.3 Alat bantu bagaimana yang digunakan dalam pengendalian manajerial?
1.2.4 Teknik dan metode apa saja yang digunakan dalam pengendalian?

1.3             TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang digunakan dalam proses pengendalian.
1.3.2 Untuk mengetahaui apa saja kualitas sistem pengendalian yang efektif.
1.3.3 Untuk mengetahui alat bantu bagaimana yang digunakan dalam pengendalian manajerial.
1.3.4 Untuk mengetahui Teknik dan metode apa saja yang digunakan dalam pengendalian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1              LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PENGENDALIAN

            Proses pengendalian biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :1) penetapan


standar pelaksanaan (perencanaan), 2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, 3) pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata, 4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, dan 5) pengambilan tindakan koreksi bila perlu.
Tahap-tahap ini akan diperinci berikut.

2.1.1        Tahap 1 : Penetapan Standar

            Tahap pertama dalam pengendalian adalah penetapan standar pe-


laksanaan.Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai "patokan" untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat
digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran,
bagian pasar (market-share), marjin keuntungan, keselamatan kerja, dan sasaran produksi.

Tiga bentuk standar yang umum adalah :

1)        Standar-standar phisik,  mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk.

2)        Standar-standar moneter,  yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja,


biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.

3)        Standar-standar  waktu,  meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.

                        Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang dapat
dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan
kepada para bawahan secara lebih jelas dan tahapan-tahapan lain dalam proses perencanaan dapat
ditangani dengan lebih efektif. Standar harus ditetapkan secara akurat dan diterima mereka yang
bersangkutan.

            Contoh dari penetapan standar misalnya, suatu perusahaan ingin barang produksinya terjual
sebanyak 10.000 unit selama sebulan. Dengan ditentukannya standar yang ditetapkan, maka
perusahaan dapat melakukan langkah berikutnya agar tercapai standar yang diinginkan.

2.1.2        Tahap 2 : Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

            Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian adalah menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat
digunakan : Berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur - setiap jam, harian, mingguan,
bulanan ? Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan- laporan tertulis, inspeksi
visual, melalui telephone ? Siapa (who) yang akan terlibat - manajer, staf departemen ? Pengukuran
ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidalc mahal, serta dapat diterangkan kepada para karyawan.

            Contoh dari penentuan pengukuran pelaksanaan pengukuran adalah perusahaan ingin
menjual barang produksinya sebanyak 10.000 unit dalam waktu sebulan dan semua pihak
membantu penjualan produksi barang tersebut.

2.1.3        Tahap 3: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

            Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan


dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai cara untuk
melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu1) pengamatan (observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan
dan tertulis, 3)metoda-metoda otomatis dan 4) inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan
sampel. Banyak perusahaan sekarang memperggunakan pemeriksa intern (internal auditor) sebagai
pelaksana pengukuran.

            Contoh penerapan pengukuran pelaksanaan kegiatan adalah setelah dilakukan penjualan
ternyata jumlah barang produksi yang terjual selama sebulan adalah 7.000 unit, dimana terdapat 14
perusahaan dan 3400 pelanggan yang membelinya.

2.1.4        Tahap 4 : Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengendalian adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini
paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya
penyimpangan (deviasi).

            Contoh penerapan dari tahap ke 4 adalah misalnya perusahaan menargetkan penjualan
barang produksinya sebesar 10.000 unit selama sebulan. Tetapi pada kenyataannya barang yang
terjual hanya mencapai 7.000 unit selama sebulan

2.1.5        Tahap 5: Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan


Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan
koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau
keduanya dilakukan bersamaan, tindakan koreksi mungkin berupa :

1)      Mengubah.standar mula-muia (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah).

2)      Mengubah,pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan
mengganti sistem pengukuran itu sendiri).

3)      Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.

            Contoh tahap kelima adalah perusahaan menetapkan standar penjualannya sebesar 10.000
unit. Tetapi pada kenyataannya barang yang terjual hanya mencapai 7.000 unit selama sebulan.
Karena target penjualan tidak tercapai maka perlu adanya perbaikan atau koreksi. Misalnya
menurunkan standar penetapan penjualan menjadi 8000 unit selama sebulan, dan meningkatkan
kualitas produksi barang dan memperluas daerah penjualan.

2.2              KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGENDALIAN YANG EFEKTIF

            Untuk menjadi efektif, sistem pengendalian harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria-kriteria
utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar, 2) tepat
waktu, 3) dengan biaya yang efektif, 4) tepat-akurat, dan 5) dapat diterima oleh yang bersangkutan.
Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria tersebut semakin efektif sistem pengendalian. Karakteristik-
karakteristik pengendalian yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut :

2.2.1        Akurat  .  Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang tidak akurat dari sistem
pengendalian dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan
menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.

2.2.2        Tepat-Waktu.  Informasi harus dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatan
perbaikan harus dilakukan segera.

2.2.3        Obyektif dan menyeluruh.  Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap.

2.2.4        Terpusat pada titik-titik pengendalian strategik.  Sistem pengawas_ anharus memusatkan perhatian


pada bidang-bidang di mana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering
terjadi atauyang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.

2.2.5        Realistik secara ekonomis.  Biaya pelaksanaan sistem pengendalianharus lebih rendah,


atau paling tidak sama, dengan kegunaanyang diperoleh dari sistem tersebut.

2.2.6        Realistik secara organisasional.  Sistem pengendalian harus cocok atau harmonis dengan kenyataan-
kenyataan organisasi.

2.2.7        Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi.  Informasi pengendalian harus terkoordinasi dengan
aliran kerja organisasi, karena (1) setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi sukses
atau kegagalan keseluruhan operasi, dan (2) informasipengendalian harus sampai pada seluruh
personalia yang memerlukannya.

2.2.8        Fleksibel.  Pengendalian harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi
terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.

2.2.9        Bersifat sebagai petunjuk dan operasional.  Sistem pengendalian efektif harus menunjukkan, baik
deteksi atau deviasi dari standar, tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil.

2.2.10    Diterima para anggota organisasi.  Sistem pengendalian harus mampu mengarahkan pelaksanaan
kerja para anggota organisasidengan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab dan ber-
prestasi.

2.3              ALAT BANTU PENGENDALIAN MANAJERIAL

            Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan pengendalian menjadi


lebih efektif.  Dua teknik yang paling  terkenal adalah manajemen dengan pengecualian
(management by exception) dan sistem informasi manajemen (management information systems)-
Management By Exception ( MBE ).

2.3.1        Management By Exception ( MBE ),

            atau prinsip pengecualian,  memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada


bidang-bidang pengendalian yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan atau tingkatan
manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin. Hal ini dapat dipraktekkan oleh manajer-
manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia, pembelian, pengendalian mutu, dan bidang-
bidang fungsional lainnya. Bahkan manajer-manajer lini pertama dapat mempergunakan prinsip ini
dalam pengendalian harian mereka.

                        Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi penyimpangan


baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana. Biasanya pengendalian ini dipergunakan untuk
operasi-operasi organisasi yang bersifat otomatis dan rutin.

            Contoh dari MBE adalah sebagai berikut:

            Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari
harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas
tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat
drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.

·         Keputusan yang dapat diambil antara lain:

1.      Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.

2.      Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3.      Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.

Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :

1.            Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal

2.            Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.

3.            Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan

2.3.2        Management - Information System ( MIS )

            Sistem informasi manajemen atau management-information system memainkan peranan


penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan dan pengendalian dengan efektif.
MIS dapat didefinisikan sebagai suatu metoda formal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi
dilaksanakan secara efektif. MIS adalah sistem pengadaan, pemrosesan, penyimpanan dan
penyebaran informasi yang direncanakan agar keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat
dibuat. Sistem menyediakan informasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang serta
kejadian-kejadian di dalam dan di luar organisasi.

MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :

1)      tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah,

2)      tahap disain konsepsual,

3)      tahap disain terperinci, dan

4)      tahap implementasi akhir.

Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan 5(lima) pedoman berikut


ini :

1)      Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.

2)      Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.

3)      Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi lebih dari pada pertimbangan kuantitas


belaka.

4)      Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.

5)      Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi paraoperator dan pemakai


sistem.

            Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang mencakup kapasitas
komputer, program dan bahasa program, terminal jarak jauh, diskette, dan lain-lainnya. Organisasi
mungkin mempunyai MIS tanpa komputer, tetapi sistem akan kehilangan sebagian "keampuhannya"
tanpa bantuan komputer. Jadi, pada dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan
personalia yang tepat dengan jumlah yang tepat dari informasi yangtepat pula pada
waktu yang tepat.

            Contoh penerapan MIS: Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah
klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu
sendiri

2.4              TEKNIK DAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN

            Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengendalian non-


kuantitatif dan pengendalian kuantitatif

2.4.1        Pengendalian Non-kuantitatif

            Pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk


mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:

1)      Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan


kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Misalnya suatu perusahaan sedang memproduksi
barang, maka staff pengawas akan melakukan pengamatan mulai proses pembuatan dan hingga
barang tersebut siap dijual. Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas tersebut akan
tahu, apakah proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.

2)      Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan mengamati
kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya staff pengawasan melakukan inspeksi
terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran,
berat , dll. Dari inspeksi yang dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang barang
yang diproduksi.

3)      Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan
dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat. Misalnya pegawai
melaporkan kualitas barang yang dihasilkan kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil
laporan tersebut, atasannya dapat memberikan perintah selanjutnya tentang bagaimana dan apa
yang semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.

4)      Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu kegiatan dan tindakan
apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan perusahaan memperoleh keuntungan
penjualan yang cukup banyak. Maka evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana cara
mempertahankan hal tersebut serta cara meningkatkannya.
5)      Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat
menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan
bersama.Misalnya seorang pegawai mengalami masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya
terpecahkan, maka diskusi dengan atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.

2.4.2        Pengendalian Kuantitatif

            Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.


Beberapateknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah:

1) Anggaran

            Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada
periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh.
Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan
untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengendalian.

            Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengendalian organisasi.
Pengendalian anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang
telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan
membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.

            Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik modal
memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk menjalankan bisnisnya
selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik modal dapat melihat apakah modal yang
awalnya sudah ditetapkan bersama pleh pemilik modal dan perusahaan dapat digunakan dengan
baik oleh  perusahaan. Setelah perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan mengatakan
bahwa ternyata modal yang diberikan kurang, maka dapat dikatakan bahwa di dalam perusahaan
tersebut terjadinya korupsi.

2) Audit

Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan


akuntan (auditing),yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh bukti secara obyektif tentang
pernyataan-pernyataan berbagai kejadian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan, dan penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan. Contohnya adalah audit memeriksa laporan laba rugi suatu perusahaan untuk
mengetahui apakah benar perusahaan mengalami keuntungan atau malah mengalami kerugian.

Alat pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :

- Internal Audit

Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka
dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
- Ekternal Audit

Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan
dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.

3) Analisis break-even

            Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan biaya,
volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama seperti dalam peyiapan anggaran
variabel. Analisa break-even menganalisa dan menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan
penghasilan total sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnya adalah
perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan dan keuntungan
yang didapat.memlalui analisa break even,perusahan dapat mengetahui hubungan tersebut.

4)      Analisis rasio

            Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial
dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang
muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.

Menyangkut dua jenis perbandingan

a.       Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu

b.      Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis

      Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang diperoleh pada periode yang
sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan perbandingan, perusahaan akan tahu apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Sehingga perusahaan dapat mengambil
tindakan selanjutnya untuk di periode yang akan datang.

5)      Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :

a. Bagan Ganti

      Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain serta
menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan
antar setiap kegiatan dan dalam hubunganya dengan waktu.

      Contohnya adalah perushaan membuat bagan tentang proyek yang dikerjakan. Dari bagan
manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.

b. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)

      Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengendalian proyek – proyek yang bersifat
kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan
tertentu dan dibatasi oleh waktu.
2.5              KASUS

            Southwest Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di Texas


melalui bisnis pelayanan pelanggan pada 18 Juni 1971. Dapat dikatakan Southwest ini merupakan
perusahaan penerbangan yang tersukses di Amerika Serikat. Southwest juga memiliki salah satu dari
rekor pelayanan pelanggan terbaik. Southwest memiliki penerapan strategi yang berbeda dengan
perusahaan penerbangan yang lain. Penerapan strategi yang berbeda tersebut diantaranya:
pendekatan yang digunakan ialah short-haul atau trayek pendek dan pendekatan point-to-point atau
titik ke titik, tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan, membayar awaknya menurut
trayek, menggunakan bandara yang kurang padat, reservasi online melalui southwest.com, pilot
yang direkrut tidak menjadi serikat nasional, petugas landasan yang lebih sedikit, waktu
penyelesaian lebih pendek, tingkat pergantian karyawan lebih rendah, proses penyaringan karyawan
baru dilakukan oleh masing-masing karyawan di setiap posisi. Dengan penerapan strategi ini
Southwest dapat menjadi perusahaan penerbangan  tersukses.

Analisis

Analisis dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest yang berbeda
dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini dijelaskan perbedaan
strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan usahanya dengan perusahaan
penerbangan yang lainnya.

1. Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest menekankan pada bagaimana
perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan perusahaan-perusahaan penerbangan
lainnya.Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan melakukan diferensiasi
penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang
oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan  basis biaya rendah ialah penekanan atau
peminimalisasian biaya.

2. Sistem pengendalian Southwest dapat dikatakan membantu melaksanakan strategi perusahaan,


hal ini dapat dijelasakan dari penerapan sistem pengendalian yang menghantarkan Southwest
menjadi perusahaan penerbangan tersukses di Amerika Serikat sebagai contoh sistem perekrutan
karyawan yang benar-benar paham tentang posisinya, yang akan meningkatkan mutu dari
karyawan,dan menjaga kenyamanan pelanggan Southwest.
BAB III
PENUTUP
3.1              KESIMPULAN

            Proses pengendalian biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :1) penetapan
standar pelaksanaan (perencanaan), 2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, 3) pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata, 4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, dan 5) pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

            Selain itu harus juga terdapat karakteristik-karakteristik pengendalian yang efektif sebanyak
10 karakter yaitu, akurat, tepat waktu, obyektif dan menyeluruh, terpusat pada titik-titik controlling
yang strategik, realistik secara ekonomis, terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi, fleksibel,bersifat sebagai petunjuk dan operasional, realistik secara
organisasional, diterima para anggota organisasi.

            Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan pengendalian menjadi


lebih efektif.  Dua teknik yang paling  terkenal adalah manajemen dengan pengecualian
(management by exception) dan sistem informasi manajemen (management information systems)-
Management By Exception ( MBE ).

            Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu pengendalian


non-kuantitatif dan pengendalian kuantitatif.

3.2              SARAN

            Pengendalian dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengendalian dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.

            Pengendalian menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang
baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengendalian dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2015. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

http://anantaaprilia.blogspot.co.id/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html (diakses pada tanggal 17 mei


2016)

http://dykaandrian.blogspot.co.id/2014/12/pengantar-manajemen-9-fungsi-pengawasan.html (diaks
es pada tanggal 17 mei 2016)

http://ransel-ilmu.blogspot.co.id/2016/01/pengawasan-controlling-pengantar.html?m=1 (diakses
pada tanggal 17 mei 2016)

Makalah perencanaan dan pengendalian


MAKALAH

Perencanaan Dan Pengendalian

Manajemen / Manajerial

 MATA KULIAH

AKUNTANSI INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

MIRNA SARI

14159027

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa 
atas segal sesuatu. Dialah yang menjadikan hidup mati. Dia pula yang telah menciptakan tujuh langit 
berlapis-lapis. Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inaya
h-Nya. Makalah tentang Merintis Usaha Baru Dan Model Pengembangannya telah selesai kami buat.

Makalah ini kami susun dengan maksud untuk dapat menambah wawasan kita semua dan semoga d
apat di jadikan bahan dalam usaha meningkatkan pengetahuan tentang Kewirausahaan. Kepada rek
an sekalian kami mengharapkan partisipasinya dan kepada Allah SWT kami memohon taufik dan hid
ayah-Nya semoga kita selalu dalam keridhaan-Nya, Amin.

Sekayu,          Oktober  2014

Penulis, 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTA ii

DAFTAR ISI iii

BAB I  PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 2

BAB II  PEMBAHASAN

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL/MANAJEMEN
2.1.    Pengertian Perencanaan Manajerial/Manajemen 3

2.2. Tujuan Perencanaan Manajerial/Manajemen 3

2.3. Jenis-jenis Perencanaan Manajerial/Manajemen 4

2.4. Proses Perencanaan manajerial/Manajemen 4

2.5.    Alasan-Alasan Perencanaan Manajerial/Manajemen 6

2.6.    Fungsi-Fungsi Perencanaan Manajerial/Manajemen 6

3.1.    Pengertian Pengendalian Manajerial/Manajemen 7

3.2.    Tujuan Pengendalian Manajerial/Manajemen 7

3.3.    Jenis-Jenis Pengendalian Manajerial/Manajemen 7

3.4.    Fungsi-Fungsi Pengendalian Manajerial/Manajemen 7

3.5.    Alasan-Alasan Pengendalian Manajerial/Manajemen 8

3.6.    Proses Pengendalian Manajerial/Manajemen 8

4.1.    Manfaat Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/   

          Manajemen 8

5.1. Hambatan Dalam Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen Serta Car
a Mengatasinya 9

6.1.  Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Dalam Pemodelan Bisnis 10

7.1.  Sistem Informasi Manajerial/Manajemen 12

8.1.  Sistem Pengendalian Multinasional Melawan Domestik 14

9.1.  Penetapan Biaya Strategis 15

10.1.Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri 16

BAB III  PENUTUP

11.1.   Kesimpulan 18

11.2.   Saran 18
Daftar  pustaka 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang perencanaan dan pengendalian manajemen atau manaje
rial, alangkah baiknya jika kita mengetahui akan pengertian dari perencanaan dan pengendalian itu s
endiri serta tujuannya.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi 
untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Sedangkan pengen
dalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur, dan strategi 
perusahaan yang mengacu pada efesiensi dan efektifitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya k
ebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.

Sedangkan Tujuan dari perencanaan dan pengendalian manajerial itu sendiri adalah untuk memberik
an pengarahan yang baik kepada manajer maupun karyawan non manajerial, untuk mengurangi ketid
ak pastian, untuk meminimalisir pemborosan biaya, dan tujuan akhir dari perencanaan dan pengendal
iaan adalah agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut berjalan serta tercapai sesuai deng
an keinginan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan dari perencanaan dan pengendalian manajemen atau manajerial ?

2. Apa manfaat dari perencanaan dan pengendalian manajerial ?

3. Mengapa perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajemen itu diperlukan ?

4. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajerial ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.

2. Untuk meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan untuk menghemat biaya, tenaga k
erja dan waktu.

3. Untuk memotivasi dan memberi semangat.

4. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Unruk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.

BAB II

PEMBAHASAN

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL/MANAJEMEN

2.1. Pengertian Perencanaan Manajerian/Manajemen

Dalam manajemen perencanaan merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strat
egi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi atau perusahaan. 
Perencanaan adalah fungsi terpenting dari semua fungsi yang ada dalam manajemen. Karena tanpa 
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.

Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara signifi
kan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Persaingan global dan cepatny
a penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi 
manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan 
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ve
ntures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional u
ntuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggu
nakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.

2.2. Tujuan Perencanaan Manajerial/Manajemen

Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan tujuan dari perencanaan manajemen itu 
adalah :

1. Untuk memberikan pengarahan yang baik kepada manajer dan karyawan.

2. Untuk mengurangi ketidakpastian.

3. Untuk meminimalisir pemborosan.

4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang akan digunakan dalam proses pengontrolan dan peng
evaluasian

5. Untuk mengetahui kapan dan selesainya suatu kegiatan tersebut.
6. Untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan untuk menghemat biaya, tenaga kerj
a, dan waktu.

2.3. Jenis-Jenis Perencanaan Manajerial/Manajemen

Ada dua jenis perencanaan dalam manajemen, yaitu :

a) Perencanaan Informal : adalah rencana yang tidak tertulis dan merupakan

 tujuan bersama dari semua anggota organisasi atau perusahaan.

b) Perencanaan Formal : adalah rencana yang tertulis dan harus dilaksanakan 

dalam jangka waktu yang ditentukan. Rencana formal ini merupakan rencana dari semua anggota kor
porasi. Yang artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana dengen baik. Tujua
n dari dibuatnya perencanaan formal adalah untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepah
aman tentang apa yang harus dilakukan.

2.4. Proses Perencanaan Manajerial/Manajemen

Proses perencanaan manajerial/manajemen terdiri dari dua proses penting, yaitu :

1. Sasaran ( Goals )

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh anggota organisasi/perusahaa
n. Tujuan dari sasaran adalah untuk memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kinerj
a sehingga dapat diukur. 

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Sasaran Yang Dinyatakan : adalah sasaran yang dinyatakan oleh organisasi 

atau perusahaan kepada masyarakat luas.

b) Sasaran Rill   :  adalah sasaran yang benar-benar diinginkan oleh 

perusahaan. Contohnya dapat dilihat dari    tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

2. Rencana (Plan)

Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasany
a mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Penentuan rencana 
didasarkan pada :

a) Berdasarkan Cakupannya 
Dibagi lagi menjadi dua, yaitu :

Rencana strategi     :  adalah rencana umum yang berlaku diseluruh 

 lapisan organisasi.

Rencana operasional : adalah rencana yang mengatur kegiatan 

sehari-hari anggota organisasi atau 

perusahaannya.

b) Berdasarkan Jangka Waktunya

Dibagi lagi menjadi dua, yaitu :

Jangka Pendek  : adalah rencana yang memiliki waktu 

  pencapaiannya hanya satu tahun.

Jangka Panjang : umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan 

   waktu pencapaian lebih dari satu tahun.

c) Berdasarkan Kekhususannya

Dibagi menjadi dua, yaitu :

Rencana Direksional : adalah rencana yang hanya memberikan 

guidelines secara umum dan tidak mendetail.

Rencana Spesifik : adalah rencana yang secara detail menentukan 

 apa-apa yang harus dilakukan untuk mencapai   

 tujuan.

d) Berdasarkan Frekuensi Penggunaannya

Dibagi menjadi dua, yaitu :

Singleuse Plan : adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan 

satu kali saja. Contohnya : pembangunan 6 buah pabrik di China atau cara mencapai penjualan 1.00
0.000 unit pada tahun 2006.

Standing Plan : adalah rencana yang berjalan selama perusahaan 

tersebut berdiri. Contohnya : prosedur, peraturan, dan kebijakan.
2.5. Alasan - Alasan Perlunya Melakukan Perencanaan Manajerial/ Manajemen

Ada dua alasan dasar mengapa perlunya perencanaan, yaitu :

a) Protective Benefit : dihasilakan untuk pengurangan kemungkinan 

  terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan

b) Positive Benefit : dihasilkan untuk meningkatkan kesuksesan dalam 

 pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.

2.6. Fungsi-Fungsi Perencanaan Manajerial/Manajemen

Ada tiga fungsi dalam perencanaan manajerial atau manajemen, yaitu :

1) Fungsi Pengorganisasian : adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan fisik d
an manusia dalam organisasi.

2) Fungsi Pengarahan : adalah fungsi yang berkaitan erat dengan perencanaan, karena pengarahan 
dan perencanaan menentukan kombinasi kekuatan-kekuatan, sumber daya dan hubungan-hubungan 
yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

3) Fungsi Pengawasan : adalah proses peninjauan kerja yang terjadi dalam kegiatan agar dapat berja
lan dengan baik.

3.1. Pengertian Pengendalian Manajerial/Manajemen

Pengendalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur, dan 
strategi perusahaan yang mengacu pada efesiensi dan efektifitas operasional perusahaan, agar dipat
uhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.

3.2. Tujuan Pengendalian Manajerial/Manajemen

1. Untuk memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi.

2. Untuk mencapai tujuan organisasi

3. Untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak dise
ngaja.

3.3. Jenis-Jenis Pengendalian Manajerial/Manajemen
1. Pengendalian Pencegahan (preventive controls) : adalah pengendaliaan yang digunakan untuk me
ngurangi terjadinya kesalahan.

2. Pengendalian Deteksi (detective controls) : adalah untuk mendeteksi atau mengetahui suatu kesal
ahan yang terjadi. Conyohnya laporan rekonsiliasi bank.

3. Pengendalian Koreksi (corvective controls) : adalah pengendalian yang melakukan koreksi untuk m
engetahui masalah-masalah yang ada, dengan tujuan agar kesalahan yang telah terjadi tidak terulan
g lagi

4. Pengendalian Pengarahan (directive controls) : adalah pengendalian yang dilakukan pada saat keg
iatan sedang dilaksanakan.

5. Pengendalian Kompensatif (compensating controls) : adalah untuk memperkuat pengendalian kare
na terabaikannya suatu aktivitas.

3.4. Fungsi-Fungsi Pengendalian Manajerial/Manajemen

a) Sebagai alat ukur dalam perbaikan terhadap pelaksanaan tujuan dan rencana perusahaan/organis
asi yang ingin dicapai.

b) Untuk mengembangkan dan merevisi norma-norma (standar) yang memuaskan sebagai ukuran pe
laksanaan dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen.

c) Menyediakan informasi yang akan digunakan.

3.5. Alasan-Alasan Perlunya Melakukan Pengendalian Manajerial/Manajemen

1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.

2. Kemungkinan terjadinya kesalahpahaman pihak perencanaan dan pelaksanaan.

3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.

4. Kemungkinan bawahan kurang mengawasi pekerjaan.

3.6. Proses Pengendalian Manajerial/Manajemen

1. Pemrograman (pragramming) : adalah tahapan perusahaan dalam menentukan program-program 
yang dilaksanakan dan memperbaiki sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang 
telah ditentukan.
2. Penganggaran (budgeting) : adalah tahapan yang telah direncanakan secara terperinci dan dinyata
kan dalam satuan moneter untuk satu periode tertentu atau satu tahun.

4.1. Manfaat Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen

a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkingan.

b) Membantu dalam kristalisasi penyesuaian dalam masalah-masalah utama.

c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan mengenai kegiatan operasi.

d) Pemilihan berbagai alternatif terbaik.

e) Standar pelaksanaan dan pengawasan.

f) Menyusun skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.

g) Menghemat pemanfaatan sumber daya.

h) Alat mempermudah dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.

i) Membantu tujuan agar tercapai dengan baik.

j) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

k) Menghemat waktu, usaha dan biaya.

5.1. Hambatan Dalam Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen Serta Car
a Mengatasinya

Adapun hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajemen, yaitu ;

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan dan pengendalian terlalu banyak pada kontibusi nyat
a.

2. Perencanaan cenderung menunda-nunda.

3. Perencanaan dan pengendalian terkadang terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan beri
novasi.

Adapun cara mengatasi hambatan dalam perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajeme
n, yaitu :

1. Pemahaman maksud, tujuan, dan rencana adalah salah satu cara terbaik untuk memperlancar pen
etapan tujuan dan proses pengendalian.

2. Perlu ditingkatkannya komunikasi dan partisipasi antara manajer dengan karyawan.
3. Sistem pengarahan yang harus selalu efektif.

6.1. Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Dalam Pemodelan Bisnis

Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam m
asalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha mer
upakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka p
anjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama, yaitu :

a) Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.

b) Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganali
sis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.

c) Mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis. 

d) Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.

6.1.1. Perencanaan Penganggaran Modal

Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam stra
tegi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumla
h besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, 
dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan 
dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang 
diusulkan. Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan 
dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segment
asi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya me
nambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk mel
akukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.

6.1.2. Pengukuran Hasil Terduga

Pengukuran hasil terduga berhubungan pada arus kas dari sebuah investasi luar negeri. Metode untu
k memperkirakan arus kas yang akan diproyeksikan juga berhubungan dengan fasilitas dari Rusia, sa
ma dengan semua yang mereka gunakan untuk perusahaan domestik. Adapun pengertian dari peneri
maan terduga itu adalah berdasarkan proyeksi penjualan dan pengalaman terantisipasi. Biaya usaha 
(dimasukkan ke dalam ekuivalen kas mereka) dan pajak lokal serupa dengan ramalan. Kompleksitas 
tambahan harus diperhitungkan, dengan meliputi :
1. Arus kas proyek verses arus kas perusahaan induk

2. Arus kas perusahaan induk meningkat keuangan

3. Tunjangan keuangan

4. Risiko politis

6.1.3. Biaya Modal Multinasional

Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat 
diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan b
iaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus menghasil
kan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Ting
kat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan pe
rusahaan sebagai berikut ini :

Ka = ke (E/S) + ki (1 – t) (D/S)

Dimana : 

Ka : beban rata-rata (setelah pajak) biaya modal

Ke : biaya ekuitas

Ki : biaya utang sebelum pajak

E :  nilai ekuitas perusahaan

D :  nilai utang perusahaan

S :  nilai struktur modal perusahaan (E + D)

T :  nilai pajak marginal

Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas 
dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi penge
mbalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan :

DVi = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode.

P0 = harga pasar kini saham pada awal periode

g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas,

Ke dihitung sebagai berikut Ke = DVi/Po + g.

7.1. Sistem Informasi Manajemen/Manajerial
Isu yang Berkaitan dengan Sistem Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh k
eadaan geografis, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar 
manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat. Tiga strategi teknologi informasi global, yang 
masing-masing berhubungan dengan jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicap
ai tergantung pada kesesuaian rancangan system dengan strategi perusahaan :

a) penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih kecil de
ngan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi domestik mendominasi kebutuh
an.

b) penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali yang sig
nifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system terkait mereka sendiri.

c) Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi global lokal dij
alankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di seluruh dunia. SIstem informasi dirancang 
untuk mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.

7.1.1. Permasalahan Informasi

Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari p
engumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluar
an beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan 
periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan b
iaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat waktu. Disini faktor-faktor lingkungan juga me
mpengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri 
perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manaj
er kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.

7.1.2. Masalah Pengendalian Keuangan

Sebuah pernyataan tentang strategi dan sistem informasi yang telah diputuskan, pergantian perhatian 
pada area yang sama petingnya dalam pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan i
ni sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :

1. Melaksakan strategi keuangan global MNE

2. Mengevaluasi tingkatan dimana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target perusahaan

3. Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target finansial perusahaan seefektif dan seefisi
en mungkin.
8.1. Sistem Pengendalian Multinasional Melawan Domestik

Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk m
engendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domesti
c. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :

Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap 
awal pendirian operasi luar negeri.

Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus membuat dari a
wal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.

Untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler p
erusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan form
at dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.

Mantan eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka 
akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin system penegndalian d
omestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen tertinggi denagn menguasai sistem d
omestik.

8.1.1. Penganggaran Operasional

Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada 
perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasio
nal atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi p
eramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Kinerja keuanga
n suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-
duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerj
a suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba keti
ka diukur dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata uang neg
ara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada 
awal periode :

a) Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disuusun

b) Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)
c) Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)

9.1. Penetapan Biaya Strategis

Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia menggunak
an standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi d
ari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Perbedaan hasil antara biaya sta
ndar dan sebebarnya diuji sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau p
endapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang diperbolehka
n adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan yang mencerminkan rencana stra
tegis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target harga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar

Adapun pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen,  secara signifikan mengurangi k
epercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan standar mencoba u
ntuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Sedangkan pembiayaan 
kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang diharapk
an dalam kondisi pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep 
pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu:

Konsep Biaya Standar

1. Pengendalian biaya.

2. Berdasarkan pada kondisi yang ada.

3. Sasaran : seragam dengan 

performa standar.

4. Ketentuan standar ditetapkan tiap tahun.

5. Analisis varian berdasarkan atas aktual versus standar.

6. Menginvestigasi ketika standar tidak tercapai.

Konsep Biaya Kaizen

1. Pengurangan biaya.

2. Berdasarkan pada peningkatan produksi yang berhubungan.
3. Sasaran : mencapai target 

pengurangan biaya.

4. Pengurangan biaya ditetapkan perbulan. 

5. Menginvestigasi ketika target biaya tidak tercapai.

6. Analisis varian berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.

10.1. Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri

Penilaian performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi performa tep
at guna mengizinkan dewan manajemen untuk :

1. Memastikan perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.

2. Menilai profitabilitas dari usaha yang ada.

3. Wilayah yang tidak bekerja sesuai rencana.

4. Mengalokasikan sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif

5. Mengwvaluasi performa manajerial.

Berikut ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam menilai 
hasil usaha luar negeri, yaitu :

1. Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika mer
eka adalah komponen sistem multinasional.

2. Kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara 
spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.

3. Target yang jelas dapat memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal caban
g perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.

4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini, alasan 
penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan yang tak terduga.

5. Manajer cabaang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam dan luar 
negeri.

6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun tar
get-target dimana mereka akan dinilai.

7. Pengukuran performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai usaha lu
ar negeri.
BAB III

PENUTUP

11.1. Kesimpulan

Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengendalian manajerial sangatla
h penting dalam suatu kegiatan usaha atau organisasi. Perencanaan dan pengendalian memiliki hubu
ngan yang hampir sama dan bertujuan agar kegiatan usaha atau organisasi berjalan dan tercapai ses
uai keinginan. 

11.2. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami apa itu perencanaan, da
n pengendalian manajerial. Dan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah ini, kami 
mohon dimaafkan. Karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada pula manusia yang sempurna, 
karena kesempurnaan hanya milik-NYA (ALLAH SWT) dan hanya kekuranganlah  milik hambanya.

Akhirkata kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka 

Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Sale
mba Empat, Jakarta.

Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Sale
mba Empat, Jakarta.

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html. (Di akses pad
a hari Senin tanggal 03 November 2014 Pukul 19.02) 

http://pengantarbunga.blogspot.com/2010/01/sistem-perencanaan-dan-pengendalian.html (Di akses p

ada hari Senin tanggal 03 November 2014 Pukul 19.05) 

Husaini Usman. Manajemen(Jakarta : Bumi Aksara,2008)

T. Hani Handoko. Manajemen(Yogyakarta : BPFE,1984)

Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen(Yogyakarta, Graha Ilmu,2007)

MENGELOLA SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI


KOMUNIKASI

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam menjalankan roda lingkungan bisnis, perusahaan mengimplemantasikan sistem


informasi dan teknologi informasi sebagai komponen terpenting. Pentingnya sistem informasi
dan teknologi komunikasisebagai fondasi kekuatan bertahan dan berkembang sebuah bisnis
atau perusahaan. Sistem informasi dan teknologi informasi menempatkan posisi penting,
karena sistem informasi dan teknologi komunikasi merupakan sistem operasi perusahaan.
Tanpa sistem informasi dan teknologi informasi,  sebagian besar kegiatan bisnis atau
perusahaan sulit untuk dapat dilaksanakan.   Penggunaan sistem informasi dan teknologi
informasi meliputi dari analisis produk dan produksi sampai dengan pengorganisasian yang
kompleks perusahaan. Sistem informasi dan teknologi komunikasi juga digunakan sebagai
komponen dalam menjaga keamanan keberlasungan proses bisnis. Setiap penggunanya di
seluruh belahan dunia menikmati fasilitas atau kontribusi dari adanya sistem informasi dan
teknologi komunikasi. Dengan demikian jelas bahwa peranan sistem informasi dan
tekonologi informasi bagi suatu bisnis atau perusahaan menjadi sangat dominan dalam
menunjang jalannya roda lingkungan bisnis dan perkembangannya.

BAB II
ISI

A.      MANAJEMEN INFORMASI : SEBUAH TINJAUAN


Manager informasi adalah manajer yang bertanggung jawab untuk merancang dan
mengimplementasikan sistem untuk mengumpulkan, mengorganisir, dan mendistribusikan
informasi. Manajemen informasi adalah operasi internal untuk mengatur sumber daya
informasi perusahaan untuk mendukung kinerja dan hasil bisnis.
Data Vs Informasi. Informasi merupakan interpretasi data yang berguna. Sedangkan data
adalah fakta dan gambaran mentah. Sistem informasi (information system), merupakan
sistem untuk mengubah data mentah menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.

B.       TEKNOLOGI BISNIS BARU DALAM ERA INFORMASI


  Perluasan Jangkauan dalam Sistem Informasi
Pengelolaan informasi adalah kegiatan inti karena semua kegiatan bisnis perusahaan
berkaitan dengannya. Peran IS (information system) semakin besar kerena pengembangan
teknologi elektronik yang memungkinkan arus informasi dan komunikasi yang lebih cepat
dan lebih luas.
Evolusi Jangkauan Sistem Informasi

  Bisnis Elektronik dan Teknologi Komunikasi


Bisnis elektronik dan teknologi komunikasi, dengan meningkatnya persaingan serta
berkembangnya operasi global dan e-bussiness, perusahaan membutuhkan jaringan
komunikasi data yang lebih maju dan elektronik information technologies (EIT) merupakan 
aplikasi sistem informasi yang didasarkan pada teknologi telekomunikasi. EIT menggunakan
peralatan jaringan (seperti komputer dan satelit) untuk mengkomunikasikan informasi dan
meningkatkan produktivitas dengan melayani dua fungsi :
-          Dengan menyediakan koordinasi dan komunikasi di dalam perusahaan.
-          Dengan mempercepat trasaksi dengan perusahaan lain.
Menyatukan Strategi Bisnis dengan Sistem Informasi

Berikut ini adalah enam teknologi informasi yang paling banyak digunakan dalam sistem
bisnis digital dewasa ini :
1.      Mesin faks (singkatan dari facsimile machines) , yaitu mesin yang mengirimkan salinan
dokumen (teks dan gambar) melalui saluran telepon.
2.      Voice mail, merupakan sistem berbasis komputer untuk menerima dan menyampaikan
telepon yang masuk.
3.      Surat elektronik (e-mail), merupakan sistem komputer yang secara elektronik mengirimkan
surat, laporan dan informasi lainnya antar komputer.
4.      Electronic conferencing, yaitu sistem berbasis komputer yang memungkinkan orang
berkomunikasi secara langsung dari berbagai lokasi melalui komputer, telepon, atau video.
5.      Group Ware, merupakan piranti lunak yang menghubungkan anggota kelompok untuk
berbagi distribusi email, rapat elektronik, penyusunan rapat, jadwal, dan penulisan kelompok.
6.      Informasi dari luar perusahaan dapat dihubungkan dengan jaringan elektronik dan informasi
ini dapat tersedia di setiap workstation. Jasa informasi komersial yang menyediakan
informasi online untuk tujuan khusus maupun topik umum.
Data Communication Networks adalah teknologi untuk membawa aliran data secara
bolak-balik melalui system telekomunikasi. Jaringan informasi terbesar, internet (the net)
merupakan sistem jaringan yang melayani jutaan komputer, yang menawarkan kisaran yang
luas dan menyediakan arus komunikasi diantara lebih dari 170.000 jaringan terpisah. Jaringan
yang paling dikenal :
1.      Internet
Jaringan komunikasi data global yang melayani jutaan komputer dengan informasi pada
berbagai macam topic dan membarikan arus komunikasi untuk jaringan pribadi
tertentu. Internet memungkinkan PC yang sebenarnya berada dimana saja bisa disambungkan
dan juga menjadi sistem email yang paling penting di dunia. Individu-individu tidak dapat
berhubungan secara langsung, namun dengan biaya bulanan memungkinkan mereka
berlangganan via internet service provider (ISP) yang merupakan sebuah perusahaan
komersial yang mengelola satu sambungan permanen dengan the net dengan sambungan
sementara.
2.      World Wide Web
Subsistem komputer yang memberikan akses ke internet dan menawarkan kemampuan
berhubungan serta multimedia. The web memungkinkan para pengguna di seluruh dunia
berkomunikasi dengan mudah. Web mendukung standar untuk penyimpanan, penemuan
kembali, memformat dan menayangkan informasi. Web mnyediakan “bahasa umum’ yang
membuat Internet tersedia bagi audiens umum dan tidak hanya kepada pengguna teknis.
Orang yang bertanggung jawab untuk memelihara situs Web suatu organisasi disebut
Webmaster. Workstation yang disesuaikan untuk mengelola, memelihara, dan mendukung
situs Web dinamakan Web servers. Menyortir begitu banyak situs web merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan tanpa web browser. Web browser adalah piranti lunak yang
memudahkan pengguna dalam mengakses informasi di the web. Browser adalah piranti lunak
untuk mendukung grafik dan kemampuan hubungan yang diperlukan untuk menavigasikan
World Wide Web. Search engines yaitu alat untuk mencari halaman Web yang mengandung
istilah dari pengguna dan kemudian memperlihatkan halaman yang sesuai.
3.      Intranet
Intranet merupakan network pribadi dari situs-situs Web internal dan sumber-sumber
informasi lain yang tersedia untuk para karyawan suatu perusahaan. Intranet memungkinkan
pengguna melihat-lihat situs internal yang berisi informasi sebuah perusahaan. Hanya
karyawan yang bias masuk melalui firewall elektronik. Firewall elektronik ialah sistem
hardware dan software yang menghalangi pihak luat untuk mengakses jaringan internal suatu
perusahaan.
4.      Ekstranet merupakan intranet yang mengizinkan pihak luar untuk mengakses secara terbatas
kepada system informasi internal suatu perusahaan.

C.           Pilihan Baru untuk Rancangan Organisasi : Networked Enterprise


1.      Organisasi yang lebih ramping.
Jaringan informasi sedang mendorong perampingan informasi melalui bisnis dengan
jumlah pegawai yang lebih sedikit serta struktur organisasi yang lebih sederhana. Hal ini
karena perusahaan yang tergabung dalam sebuah jaringan dapat mempertahankan hubungan
informasi elektronik daripada komunikasi tatap muka atau dengan suara (antar pegawai,
pelanggan, dan pemasok).
2.      Operasi yang semakin fleksibel.
Operasi menjadi semakin fleksibel karena jaringan elektronik memungkinkan bisnis
untuk menawarkan variasi yang lebih banyak dan siklus pengiriman yang lebih cepat. Mass-
costomization adalah proses produksi flesksibel yang menghasilkan produk-produk yang
sesuai dengan selera dalam jumlah besar pada harga yang rendah.
3.      Meningkatkan kolaborasi.
Didukung dengan fasilitas intranet serta internet, kolaborasi lebih besar dimungkinkan,
antara unit-unit internal maupun dengan perusahaan luar.
4.      Perusahaan maya dan Networking
Perusahaan maya dan networking merupakan sistem jaringan yang dapat juga
meningkatkan kolaborasi antar organisasi. Networking memungkinkan peserta kolaborasi
bertukar gagasan, merencanakan strategi, berbagi informasi pelanggan, dan mengkoordinasi
usaha-usaha perusahaan, bahkan apabila fasilitas mereka saling berjauhan.
5.      Meningkatnya kemandirian perusahaan dan tempat kerja.
Lokasi geografis yang terpisah (geographic separation) dari tempat kerja dan kantor
pusat sebuah perusahaan menjadi lebih umum karena hubungan elektronik menggantikan
kebutuhan pertemuan fisik antara perusahaan dengan stasiun kerja.
6.      Perbaikan proses manajemen
Hal tersebut dimungkinkan karena manajer memiliki akses cepat terhadap lebih banyak
informasi mengenai status terkini dari aktivitas perusahaan, dan akses yang lebih mudah
terhadap peralatan elektronik untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan.
Networking untuk Mass-customization

7.      Perencanaan sumber daya perusahaan (ERP atau enterprise resource planning)


Perencanaan sumber daya perusahaan merupakan sistem informasi besar untuk
mengintegrasikan kegiatan semua unit perusahaan. Hal itu didukung oleh satu database besar
di mana setiap orang berbagi informasi yang sama ketika setiap transaksi terjadi.

D.      Jenis Sistem Informasi


System informasi merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari beberapa sistem
informasi yang membagi informasi dan pada waktu bersamaan melayani berbagai tingkat
organisasi, berbagai departemen, berbagai operasi.
  Kelompok Pengguna (user group) dan Sistem yang dibutuhkan (system requieement)
Kelompok pengguna diantaranya:
a.       Staf ahli, yaitu karyawan yang menggunakan informasi dan pengetahuan sebagai bahan
mentah serta bergantung pada teknologi informasi untuk merancang produk atau sistem
bisnis baru. Keperluan staff ahli bervariasi karena perbedaan kasus yang dihadapi.
b.      Spesialis, mereka yang terlatih secara professional dan bersertifikat.
c.      Empat kelompok pengguna (user group)
Pengguna Sistem/ Tingkat                               Jenis sistem Informasi
Manajer Puncak                 Sistem informasi strategis

Manajer Menengah                                  Sistem informasi manjemen

Staff ahli                                                   Sistem informasi ahli


Manajer Lini Pertama                                              Sistem informasi operasional

Manajer pada Berbagai Tingkatan. Kelompok pengguna bekerja pada jenis masalah


yang berbeda, sehingga antara para manajer puncak, manajer menengah, staff ahli dan
manajer lini pertama memerlukan informasi yang berbeda. Pengaplikasian sistem informasi
dalam pembuatan keputusan untuk manajemen tingkat menengah dan tingkat stas harus
fleksibel karena keduanya bergantung pada informasi yang bersifat luas baik yang bersumber
dari internal maupun eksternal. Program staff ahli dan aplikasi kantor termasuk alat
produktivitas pribadi seperti word processing, desktop publishing, dan komputer aided
design. Bidang Fungsional dan Proses Bisnis
Fungsi bisnis yang mencakup pemasaran, SDM, akuntansi, produksi, dan keuangan
memiliki kebutuhan sendiri-sendiri. Kelompok ini juga memerluka informasi khusus.
Menyesuaikan Tingkat Pengguna dengan Bidang Fungsional dan Proses Bisnis

  Sistem Utama Berdasarkan Tingkat


1.      Transaction Processing Systems (TPS)
Transaction Processing Systems merupakan aplikasi pemrosesan untuk transaksi
aktivitas bisnis yang rutin, mencakup tahap-tahap pemrosesan yang telah disusun dengan
baik.
2.      Sistem untuk Staf Ahli dan Aplikasi Kantor
Banyak sistem dan aplikasi kantor yang mendukung aktivitas staf ahli maupun karyawan
administratif. IS Knowledge Workers- staf ahli IS mencakup analis sistem dan programmer
sistem atau aplikasi :
a.       Analis sistem (system analysts) yaitu sesuatu yang berhubungan dengan seluruh system
komputer.Analis sistem berurusan dengan seluruh sistem informasi. Mereka mempelajari
keperluan pngguna dan merancang sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Umumnya,
mereka memutuskan jenis dan ukuran komputer serta cara mempersiapkan hubungan
antarkomputer untuk membentuk jaringan.
b.      Programer (programmers) adalah orang yang menulis intruksi piranti lunak yang mengatakan
apa yang harus dilakukan oleh komputer.
3.      Sistem Personal Operasional (Data Worker)
System operations personal adalah karyawan sistem informasi yang menjalankan
pralatan komputer perusahaan. Mereka memastikan bahwa program yang tepat dijalankan
dalam rangkaian yang tepat dan memonitori peralatan untuk memastikan peralatan berjalan
dengan baik.
4.      Knowledge-Level dan Office Systems
Macam-macam sistem pendukung baru:
a.       Word processing-sistem untuk mengformat, mengedit, dan menyimpan dokumen.
b.      Dekstop publishing—sistem untuk mengabungkan grafik denga teks pengolah kata untuk
menerbitkan cetakan dan dokumen Web berkualitas professional.
c.       Document imaging-sistem yang dapat memindai dokumen kertas dan gambar, mengubahnya
menjadi bentuk digital untuk disimpan di dalam disk, menariknya, dan memindahkannya
secara elektronis kepada workstation di seluruh jaringan.
d.      Komputer-aided design (CAD). Teknologi alektronik berbasis komputer yang membantu
dalam perancangan produk dengan mensimulasikan produk sebenarnya dan
memperlihatkannya dalam grafik tiga dimensi.
e.       Komputer-aided manufacturing (CAM). Sistem komputer yang digunakan untuk merancang
dan mengendalikan peralatan yang diperlukan dalam proses manufactur.
5.      Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems-MIS)
Sistem informasi manajemen (MIS) adalah sistem yang digunakan untuk mengubah data
menjadi informasi untuk digunakan dalam proses mengambil keputusan. MIS membantu
manajer di sebuah organisasi dengan menyediakan laporan, jadwal, rencana, dan anggaran.
Manajer tingkat menengah pengguna terbesar MIS, karena memerlukan informasi yang
terhubung untuk merencanakan aktivitas-aktivitas dan untuk menelusuri aktivitas yang
sedang berlangsung.
6.      Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) merupakan sistem interaktif berbasis komputer yang
menemukan dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk mendukung proses
pngambilan keputusan.
7.    Executive Support System (ESS)
Executive Support System (ESS) ialah aplikasi sistem informasi untuk referensi cepat
yang khusus dirancang untuk akses langsung para manajer tingkat atas.
8.      Artificial Intellegence (AI) dan Expert System
Artificial intellegence (AI) merupakan aplikasi sistem komputer yang meniru perilaku
manusia dengan melakukan tugas-tugas fisik, menggunakan proses berfikir, merasa dan
belajar. Expert system adalah bentuk dari artificial intellegence yang meniru perilaku
seseorang pakar dalam bidang tertentu. Antificial intellegence dan expert system dirancang
untuk meniru perilaku manusia dan menyediakan bantuan secara komputer dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas bisnis yang terspesialisasi.

E.       ELEMEN DALAM SISTEM INFORMASI


Sistem merupakan jaringan daripada elemen-elemen yang berhubungan membentuk satu
kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut. Sistem informasi
adalah sekelompok alat yang saling berhubungan di beberapa lokasi berbeda yang dapat
bertukar informasi. Komponen utama dalam sistem informasi adalah komputer nerwork.
Komputer network merupakan seluruh alat-alat teknologi dan informasi komputer yang
bekerja bersama-sama, menggerakkan aliran informasi digital di seluruh sistemnya.
Setiap sistem memiliki enam komponen :
1.    Perangkat keras
Yaitu peralatan di sistem komputer yang secara fisik terlihat dan dapat di jamak. Fungsi
perangkat keras tidak serumit seperti yang terlihat. Perangkat keras terdiri dari:
a)      Alat input, merupakan bagian dari sistem komputer yang memasukkan data kedalam
komputer.
b)      Central processing unit (CPU), merupakan bagian dari sistem komputer dimana pemrosesan
data actual dilakukan.
c)      Memori utama, bagian dari CPU komputer yang menjadi rumah memori dari program-
program yang diperlukan komputer agar dapat beroperasi.
d)     Program, serangkaian perintah yang digunakan oleh komputer untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu.
e)      Alat Output, bagian dari sistem komputer untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Komponen Perangkat Keras Sistem Informasi


2.      Piranti lunak
Merupakan program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data.
Pada dasarnya terdapat dua jenis program piranti lunak :
a)        Program sistem, merupakan piranti lunak yang memberitahu komputer mengenai sumber
daya apa yang digunakan dan bagaimana menggunakannya.
b)        Program aplikasi, piranti lunak (seperti Word for Windows) yang mengolah data sesuai
dengan kebutuhan khusus pengguna.
Salah satu pengembangan piranti lunak yang penting adalah Graphic User Interface
(GUI) adalah tampilan visual ramah guna yang membantu penggunanya memilih aplikasi di
komputer. Biasanya monitor memperlihatkan sejumlah icon atau gambar kecil. Icon adalah
gambar kecil dalam GUI yang memungkinkan pengguna memilih aplikasi atau fungsi.
3.      Pengendalian (control)
Prosedur-prosedur dalam pengendalian mencakup paduan untuk pengoperasian sistem,
tanggung jawab orang-orang yang terlibat di dalamnya, dan rencana untuk mengatasi
kegagalan sistem. Sebagai contoh, suatu aspek kunci dari managemen informasi atau
pengendalian dua kelompok. Mereka yang memiliki akses untuk memasukkan atau
mengubah data sistem dan mereka  yang menerima hasilnya. Jadi kebanyakan perusahaan
membatasi akses ke informasi gaji. Masalah privasi dan keamanan berkaitan dengan
gangguan fisik. Metode yang digunakan untuk menjamin keamanan SI :
a)      Privacy invasion, pelanggaran ini terjadi ketika penyelundup (hacker) mendapatkan akses
yang tidak sah, baik untuk mencuri informasi, uang, property, atau untuk merusak data.
b)      Keamanan, ukuran keamanan bagi perlindungan terhadap gangguan merupakan tantangan
yang konstan. Banyak sistem menjaga diri terhadap akses yang tidak sah dengan
mengharuskan pengguna memiliki kata-kata sandi (password), tetapi banyak perusahaan
mengandalkan pengamanan tambahan seperti firewall. Keamanan untuk komunikasi
elektronik merupakan tambahan  yang harus diperhatikan. Karena, transmisi dapat ditahan
dan diubah, banyak perusahaan mengandalkan encryption. Encryption merupakan
penggunaan kode nomer rahasia untuk mengacak pesan. Hanya orang-orang yang memiliki
kode penguraian saja yang dapat membaca pesan tersebut. Faktor yang paling penting dalam
keamanan sistem informasi adalah orang. Kebanyakan perusahaan melatih karyawannya
untuk bertanggung jawab dalam penggunaan komputer dan memperingatkan mereka tentang
pelanggaran keamanan.
4.      Database
Merupakan kumpulan data yang saling berkaitan secara terpusat dan terorganisasi. Data
dan database komputer mengubah data menjadi informasi dengan mengaturnya dalam
beberapa perilaku yang bermakna. Di dalam sistem komputer, serangkaian data, angka-
angka, kata-kata, kalimat-kalimat yang disimpan dalam kumpulan yang berkaitan yang
disebut filed record and file.
Program aplikasi sebagian besar digunakan komputer. Program lain telah dikembangkan
untuk aplikasi terhadap berbagai kebutuhan khusus. Sebagian besar program aplikasi bisnis
termasuk salah satu dari empat kategori yaitu : pengolah kata, pengolah angka, managemen
database, dan grafik. Sekitar 70% dari aplikasi piranti lunak PC dirancang untuk ketiga jenis
program pertama.
a.       Pengolah kata (Word Processing)
Program pengolah kata adalah program aplikasi yang memungkinkan komputer menyimpan,
mengedit, serta mencetak surat dan angka untuk dokumen  yang dibuat oleh pengguna.
b.      Pengolah angka ( spreadsheets) atau kertas kerja menempatkan data dalam baris dan kolom
pada seluruh halaman. Pengguna memasukkan data, termasuk rumus-rumus, pada pertemuan
antara baris dan kolom, dan komputer secara otomatis melakukan perhitungan yang
diperlukan. Kertas kerja juga merupakan alat perencanaan yang berguna karena mereka
membuat para manager melihat bagaimana perubahan dalam suatu hal dapat mempengaruhi
hal lainnya yang terkait.
c.       Managemen Database, jenis software produktivitas pribadi lain yang terkenal. Program-
program seperti Microsoft Access for Windows adalah database terkenal untuk penghitungan
internet. Sistem-sistem ini dapat menciptakan, menyimpan, menyortir, dan mencari data,
serta mengintegrasikan sepotong data pada beberapa file yang berbeda.
d.      Grafik (Komputer Graphics Programs) mengubah data numeric dan karakter menjadi
informasi bergambar seperti diagram dan grafik. Program-program ini membuat informasi
terkomputerisasi menjadi lebih mudah digunakan dan dimengerti dalam dua cara. Pertama,
grafik dan diagram merangkum data dan membuat para manager mendeteksi masalah,
kesempatan, dan hubungan-hubungan lebih mudah. Kedua, grafik memiliki konstribusi dalam
menciptakan laporan dan presentasi yang lebih jelas dan lebih persuasif.
5.      Manusia
Disebut juga brainware. Brainware yaitu manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan
serta mengatur sistem komputer.
6.      Telekomunikasi dan Jaringan.
Sebuah jaringan mengorganisasi komponen telekomunikasi menjadi sistem yang efektif.
Pada saat memutuskan cara mengorganisasi peralatan dan fasilitasnya, perusahaan juga
menentukan bagaimana sumberi informasi akan dipakai bersama, dikendalikan, dan
diterapkan oleh para pengguna dalam jaringan. Cara untuk mengorganisasikan sumber
informasi kedalam sebuah jaringan :
a.         Multimedia Communication Systems (sistem komunikasi multimedia) yaitu hubungan
jaringan dari perangkat komunikasi (faks atau televisi) yang dapat dihubungkan dengan
media massa (seperti publikasi cetak atau program siaran tv).
b.        Alat komunikasi adalah teknologi yang membuat orang-orang yang menjalankan bisnisnya
dari jarak jauh dan dari wilayah yang tidak mempunyai komunikasi sebelumnya. GPS
misalnya, menggunakan transmisi satelit untuk menyelidiki dan mengidentifikasi lokasi
geografis suatu target, seperti sebuah perahu atau bahkan seseorang.
c.         Saluran komunikasi termasuk transmisi kabel dan nirkabel, merupakan media yang membuat
seluruh transmisi ini memungkinkan. Kebanyakan dari kita menggunakan saluran komunikasi
ketika kita menggunakan sistem telepon kabel, namun dewasa ini kebanyakan transmisi
telpon atau data bukan percakapan.
d.        Saluran Broadband (Broadband Channels) merupakan jenis sambungan transmisi data yang
dapat membawa beberapa sinyal dari media yang berbeda seketika.
e.         Arsitektur sistem
Local and Wide Area Networks adalah sistem jaringan yang digolongkan sesuai dengan
jangkauan geografis yang berupa jaringan lokal atau wilayah yang lebih luas. Komputer
dapat dihubungkan keseluruh negara bagian atau bahkan diseluruh negeri melalui saluran
telepon, sinyal gelombang mikro, atau satelit komunikasi seperti dalam Wide Area Networks
(WAN). WAN adalah jaringan komputer dan stasiun kerja dimana lokasi satu dengan yang
lainnya saling berjauhan dan dihubungkan dengan kabel telepon, sinyal gelombang mikro,
atau satelit. Jaringan internal dalam jarak tebatas dapat menghubungkan seluruh komputer
perusahaan, seperti dalam Local Area Networks (LAN). LAN adalah jaringan komputer dan
stasiun kerja, biasanya dalam satu perusahaan, yang dihubungkan dengan kabel.
f.       Wireless Networks
Teknologi nirkabel menggunakan sinyal elektronik di udara untuk menghubungkan
peralatan jaringan. Manfaat bagi bisnsi adalah mencegah semrawutnya jaringan kabel dalam
pabrik. Sebagai contoh Ford menggunakan sistem informasi industri yang inovatif Wherenet
untuk menelusuri persediaan dan sarana identification tags yang mengirimkan gelombang
radio.
g.        Client Server System adalah sistem teknologi informasi yang terdiri dari klien (pengguna)
yang secara elektronik tersambung ke berbagai sumber daya jaringan yang disediakan oleh
sebuah server, seperti komputer induk. Manfaat yang jelas terlihat dari jaringan adalah
berbagi sumber daya dan dengan demikian menghindari penggandaan biaya. Dalam client
server networks, client adalah pengguna jasa. Mereka adalah points of entry, biasanya
komputer laptop, workstation, atau komputer desktop. Server memberikan jasa yang dipakai
bersama-sama oleh pengguna.

BAB III
PENUTUP

Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi sangat berperan dalam roda
lingkungan bisnis. Teknologi merupakan komponen terpenting, karena faktor penentu
keberhasilan suatu bisnis atau perusahaan. Pemilik bisnis atau perusahaan harus
mengupayakan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi secara maksimal.
Terbukti semakin tepat penggunaan dan pemanfaata tekonologi, semakin berkembang dan
berhasil suatu bisnis atau perusahaan.
Dari sisi fungsinya, sistem informasi dan teknologi informasi dimaksudkan untuk
menunjang dan memfasilitasi kegiatan ekonomi, sehingga inefisiensi pelaksanaannya
semakin berkurang. Bisnis-bisnis kecil yang sedang merintis usahanya dapat bertahan dan
berkembang dalam persaingan bisnis. Pelaksanaan operasi dan output yang dihasilkan dapat
maksimal.
Pengaplikasian dan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi dalam roda
bisnis atau perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari perusahaan itu
sendiri, kemampuan dan kebutuhan pasar yang dilayani ataupun standar yang harus
dioperasikan. Dengan demikian penggunaan teknologi harus tepat dalam suatu bisnis atau
perusahaan.

DAFTAR PUTAKA

Griffin, Ricky W. &  Ebert, Ronald J.2006.Bisnis.Edisi Delapan. Jilid 2.Erlangga:Jakarta. 


Posted 12th November 2014 by Roslani Eka

Anda mungkin juga menyukai