Makalah Sistem Pengendalian Manajemen
Makalah Sistem Pengendalian Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :
• W = Work (Pekerjaan)
• E = Employe (Tenaga Kerja)
• R = Relationship (Hubungan)
• E = Environment (Lingkungan)
1.2 Tujuan
Mempelajari fungsi manajemen yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan organisasi.
Mempelajari fungsi manajemen yang harus didukung dengan sarana dan prasarana.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang tercermin pada pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang membutuhkan gaya kepemimpinan tertentu, yang
mampu mengendalikan kepada bawahanya agar mampu bekerja dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUPUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Pada dasarnya, sistem pengendalian manajemen ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi yang “dianggap baik.”
• Sistem pengendalian manajemen, adalah usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
• Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak
terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama
lain.
• Beberapa jenis pengendalian manajemen, antara lain : pengendalian pencegahan, deteksi,
koreksi, pengarahan, dan kompensatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan
(applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-
asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu menerjemahkan antara lain
2. Kebijakandalammenentukantolokukurdiatas.
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :
B. Rumusan Masalah
5. Bagaimana contohnya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Sistem, Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok
komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang
keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.
B. Pengertian Pengendalian
Pengendalian, Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar,
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
C. Pengertian Manajemen
Manajemen, Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian
manajemen yang lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan bekerja bersama.
Pengendalian manajemen merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak digunakan dalam
berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk pemeriksaan rutin
intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukuan. Biasanya interprestasi yang lebih sempit ini
ternyata merupakan salah satu kegiatan daripada struktur pengendalian manajemen yang luas itu.
Ada berbagai macam definisi mengenai Sistem Pengendalian Manajemen. Berikut ini akan disajikan
beberapa definisi tersebut:
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak sistem yang
berkaitan, yaitu : pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban
untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar mau
mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
b. Menurut Anthony, Dearden dan Bedford
Sistem Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang sistematis serta terorganisir yang
digunakan manajemen di dalam pengendalian manajemennya.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian manajemen adalah semua
usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang mengacu pada
efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta
tercapainya tujuan perusahaan.
Sedangkan Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling
berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen di
dalam melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen adalah
sarana bagi pengendalian manajemen yang akan menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam
perusahaan.
Di atas telah disebutkan bahwa pengendalian manajemen adalah proses untuk mempengaruhi orang
lain dalam perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahaan. Penentuan
tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang dinamakan
Perencanaan Strategis. Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk menentukan tujuan
perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena perencanaan strategis tidak
dapat lepas dari lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga dikatakan sebagai reaksi
perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah : karyawan, pemegang saham,
pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan perusahaan
merupakan arah yangakanditempuhperusahaan.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi
pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan
efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program,
strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
2. Penaksir (Selektor) uatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan
membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector-suatu perangkat (yang sering disebut "feedback") yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
4. Jaringan komunikasi (Komunikator) perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
selektor dan antara selektor dan effector.
Unsur-unsur ini satu sama lain saling berhubungan dan membentuk suatu proses kerja. Proses yang
terjadi berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas. Detektor ini dapat berupa sistem
informasi baik formal maupun informasi, yang menyediakan informasi kepada pimpinan mengenai
apa yang terjadi di dalam suatu aktivitas. Setelah informasi diperoleh, aktivitas yang terekam
didalamnya dibandingkan dengan standar atau patokan berupa kriteria mengenai apa yang
seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh perlunya pembenaran. Proses perbaikan dilaksanakan
oleh efektor, sehingga penyimpanan-penyimpanan diubah agar kegiatan kembali mengikuti kriteria
yang telah ditetapkan. Begitulah proses pengendalian manajemen, dinamis dan berkelanjutan.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi. Pengorganisasian dan penyusunan personalia.
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan,
phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-
sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengawasan, Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut
sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan
efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara
positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
a. Perencanaan
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik
perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru,
maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan
harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses
perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan
harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan
firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada modul ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan
dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
b. Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu
mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap
perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada
tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak
yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi
dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk
subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran
dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada
perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan
antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi
para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola
perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai
berikut:
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi
terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi.
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan
dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung,
dan berinteraksi.
Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber
daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Mengakuisisi bisnis yang tak Memperkenalkan produk atau Mengkoordinasi pesanan yang
terkait merek baru dalam lini produk masuk
Memutuskan lingkup dan arah Mengendalikan organisasi riset Menjelaskan proyek riset
riset individual
Formulasi strategi (FS), pengendalian manajemen (PM), dan pengendalian tugas (PT) adalah tiga
sistem yang secara simultan berguna untuk mejalankan fungsi perencanaan dan pengendalian pada
perusahaan. Ketiga sistem ini memiliki kesamaan karena menjalankan fungsi yang sama. Namun,
ketiga sistem ini juga memiliki perbedaan pada prinsip-prinsip penerapannya. Kesalahan yang serius
akan terjadi jika prinsip pada suatu sistem digeneralisasikan pada sistem lainnya.
a. Kesistematisan
Pada dasarnya, FS tidaklah sistematis karena penilaian dan angka yang digunakan merupakan
estimasi kasar. Selain itu, FS juga dipengaruhi oleh ancaman, kesempatan, dan gagasan baru yang
waktunya tidak dapat ditentukan. Sedangkan PM lebih sistematis dibandingkan FS karena
mempunyai serangkaian aktivitas yang merupakan langkah-langkah yang terjadi dalam urutan yang
dapat diprediksikan sesuai dengan jadwal tetap dengan estimasi yang dapat diandalkan.
b. Partisipan
Biasanya, proses FS melibatkan hanya sedikit orang yaitu manajemen senior, staf pusat, dan
penggagas. Sedangkan proses PM melibatkan lmanajer dan stafnya pada setiap tingkatan organisasi
agar PM tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
a. Kesistematisan
b. Fokus
1. Keputusan utnuk memperkenalkan produk atau merek baru dalam lini produk
2. Menjadwalkan produksi
7. Menjalankan proyek riset individual(Dapat dilihat bahwa contoh 1-6 dapat diotomatisasi
menggunakan perangkat lunak enterprise resource planning)
E. Contoh Kasus
a. Sejarah Perusahaan
Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan representasi kualitas
tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.
Rendell Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka penjualan per tahun
sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang terbesar sebanyak $500 juta. Masing-
masing divis bertanggung jawab kepada bagian pembuatan dan pemasaran di sektor produksinya
masing-masing. Sejumlah bagian dan komponen di transfer di antara divisi, namun volume bisnis
antar divisinya tidaklah besar.
Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan Rendell. Pengontrol
Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal, auditing, dan analysis of capital
budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya
melaporkan pekerjaan kepada atasaannya yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi
membicarakan budget divisinya dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta
untuk membicaraka hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan ketidakpuasaan akan
tindakan General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins untuk membuat perubahan dengan
menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di Martex Company yaitu menerapkan penggambaran
tugas dan tanggung jawab organisasi. Caranya adalah pengawas organisasi dibebani dengan
tanggung jawab dalam menetapkan standar biaya dan keuntungan perusahaan serta mengambil
tindakan yang tepat untuk melihat apakah standar ini sudah tercapai atau belum. Fred bevins
sebagai seorang pengendali perusahaan Rendell Company sangant prihatin terhadap status
organisasi dari para pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini para pengendali divisi
memberikan laporan kepada manajer umum divisi mereka. Bevins menginginkan perubahan struktur
organisasi pengendali divisi, dengan mengamati penerapan pengendalian di perusahaan lain yaitu
perusahaan Martex. Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas pencatatan
keuangan, auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di perusahaan saat ini telah
terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan dilakukan langsung oleh divisi
operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis yang mendalam oleh pengendali
perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan lebih dalam dari organisasi control
perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan analisa kinerja.
b. Landasan Teori
1. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat
keselarasan tujuan yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga
merupakan kepentingan perusahaan.
a. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi
keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang
secara implicit diterima dan yang secara ekspisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
b. Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian
manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang
mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada
apa yang menjadi sikap CEO.
c. Organisasi Informal
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan-
tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis
struktur akan mempengaruhi rancangan system pengendalian manajemen organisasi. Organisasi
bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
1. Struktur fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang
terspesialisasi seperti produksi.
2. Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas
dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagain yang semi-independen daro
perusahaan.
4. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan system pengendalian
manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut
:
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham dan
pihak-pihak eksternal lainnya
4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memasai terhadap pencurian dan
kecurangan serta menjalankan audit operasional.
c. Permasalahan
1. Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih modern,
dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling mendukung antara pengendali
korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya tambahan biaya anggaran perusahaan untuk
memperbaiki hal tersebut.
2. Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi yang mana
hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
3. Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat mengikuti seperti
peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni : Martex Company.
1. Bukti Kasus
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan pengontrol
seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol Perusahaan sering menanyakan
kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar
budget periklanan? Apakah divisi anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini
realistis? Walaupun pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan
pengontrol,Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan dalam divisi (budget
berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di jadikan berita di laporan operasional,
sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal ini
sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya
ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian dari kelompok
menejemen itu lagi.
2. Kesimpulan
Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan mungkin tidak mudah
diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi
dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan langsung ke pengontrol
perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian,
pengendalian harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika
perusahaan menghadapi masalah kegemukan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada
perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris mapan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat
ini akan lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan
sasaran Perusahaan.
3. Rekomendasi
Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan menerapkan sistem
kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem kontrol tersebut adalah :
Kita tidak bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem akuntansi mereka karena Ini
akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda dengan kebutuhan divisi serta hal ini akan
menyebabkan konflik dan tidak efisien. Akan lebih baik jika mengembangkan sistem akuntansi
perusahaan dan membuat divisinya untuk menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada
kesalahan, tetapi perusahaan tersebut akan hidup dengan itu.
b. Tetapkan target atau standar.
Membandingkan biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk mengurangi
kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau kunci dapat dicermati lebih sering
untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari sistem.
Pengontrol Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam anggaran Sistem pengontrol
anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih baik lagi.
e. Analisis Masalah
1. Analisis SWOT
a. Strength (kekuatan)
- Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada manajer divisi, memungkinkan isu-isu taktis
untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan informasi terbaru.
- Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja dari pengendali divisi ke kontroler
perusahaan memberikan informasi lebih rinci tentang divisi.
- Penilaian yang lebih kritis terhadap kegiatan operasional membantu mengurangi pembengkakan
dalam anggaran biaya dan lebih mudah untuk melaksanakan program control yang baru.
b. Weekness (kelemahan)
- Sulit untuk menerapkan perubahan dalam struktur organisasi dalam waktu singkat
- Terdapat kemungkinan bagi Manajer Divisi untuk menyembunyikan informasi keuangan yang
cacat.
- Tingkat kepercayaan atas informasi yang disediakan oleh Pengendali Divisi kepada pengendali
Korporat patu dipertanyakan.
c. Opportunity (peluang)
d. Threats (ancaman)
- Dapat terjadi penyembunyian atas keuangan yang cacat yang dilakukan antara pengendali divisi
dengan manajer dan manajer dengan stafnya.
2. Prospek perusahaan
a. Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak manajemen harus mempercayai informasi
yang diberikan oleh divisi pengendali.
b. Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan sudah baik dan tidak lagi terjadi
pembengkakan dalam anggaran, maka barulah perusahaan memikirkan untuk membuat elektronik
yang lebih canggih dibandingkan kompetitor nya, sehingga tidak hanya mendapatkan laba tetapi
angka pertumbuhan perusahaan juga meningkat.
1. Kesimpulan
Karena sistem akuntansi sudah lama dipakai oleh perusahaan, perubahan mungkin tidak mudah
diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi
dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan langsung ke pengontrol
perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian,
pengendalian harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika
perusahaan menghadapi masalah pembengkakan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada
perintah di setiap divisi dan mengacaukan baris depan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini
akan lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan.
2. Saran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem, Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok
komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang
keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.
Pengendalian, Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar,
dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian manajemen yang
lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan
anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja
bersama.
Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan
disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu manajemen di dalam
melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen adalah sarana bagi
pengendalian manajemen yang akan menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam perusahaan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/pengendalian-manajemen.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/sistem-pengendalian-manajemen/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/ilmu-manajemen.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
Dian Pella
We can share our important news here! XOXO
May27
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai
upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian
manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi
mempunyai komponen sama, yaitu :
• W = Work (Pekerjaan)
• E = Employe (Tenaga Kerja)
• R = Relationship (Hubungan)
• E = Environment (Lingkungan)
1.2 Tujuan
Mempelajari fungsi manajemen yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan organisasi.
Mempelajari fungsi manajemen yang harus didukung dengan sarana dan prasarana.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang tercermin pada pelaksanaan fungsi – fungsi
manajemen.
Mempelajari pelaksanaan manajemen yang membutuhkan gaya kepemimpinan tertentu, yang
mampu mengendalikan kepada bawahanya agar mampu bekerja dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen, Sistem, dan Pengendalian
Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah
dikenal dan sudah ada sejak dulu kala. Manajemen, adalah suatu proses / kegiatan / usaha
pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang – orang lain.
Tujuan utama atau pokok dalam mempelajari manajemen, ialah guna memperoleh suatu cara,
teknik, metode, yang sebaik – baiknya dilakukan, agar supaya dengan sumber – sumber yang
sangat terbatas (seperti modal, tenaga, tanah, dan lain sebagainya) dapatlah diperoleh hasil yang
sebesar – besarnya.
Adapun fungsi – fungsi manajemen, adalah POAC (Planing / Perencanaan, Organizing /
Pengorganisasian, Actuating / Penggerakkan, dan Controlling / Pengendalian / Pengawasan).
Untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan efektivitas kerja dari setiap bidang / jenis pekerjaan,
diperlukan adanya suatu sistem kerja yang up to date, tepat, dan sesuai dengan situasi dan kondisi
tempat. Dalam praktek sering dicampur adukan penggunaan istilah sistem. Sistem, adalah suatu
rangkaian daripada tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola
teratur dalam rangka melaksanakan sutau bidang pekerjaan.
Pengendalian, adalah suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa
yang direncanakan berjalan sesuai rencana. Pengendalian dilakukan untuk mengawasi sampai
dimana usaha – usaha dijalankan. Apakah sudah sesuai dengan program yang telah digariskan
atau belum.
BAB III
PENUPUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Pada dasarnya, sistem pengendalian manajemen ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara
menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi yang “dianggap baik.”
• Sistem pengendalian manajemen, adalah usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
• Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak
terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama
lain.
• Beberapa jenis pengendalian manajemen, antara lain : pengendalian pencegahan, deteksi,
koreksi, pengarahan, dan kompensatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
MAKALAH
BERBAGAI TOPIK SEPUTAR MANAJEMEN ORGANISASI
OLEH
KELOMPOK 1
ARDIANA (90300114001)
RAHMAWATI S ( 90300114002)
NURFADILLAH (90300114003)
ANDI FITRIANI (90300114045)
IKA DEWI (90300114046)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan keseharan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Adapun makalah kami ini akan membahas tentang berbagai topik sepurat manajemen
organisasi, dan adapun judul makalah kami yaitu,“ Manajemen Informasi, Manajemen
Internasional, Manajemen Usaha Kecil Dan Manajemen Organisasi Nirlaba”. Kami
selaku penyusun juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Sehingga kami sebagai penyusun ingin mohon maaf kepada pembaca jika
makalah kami ini kurang sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan demi perbaikan dimasa yang akan datang, wassalam.
Makassar,26 april 2015
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN iv
A. Latar belakang iv
B. Rumusan masalah v
BAB II PEMBAHASAN 1
A. Manajemen informasi dan ruang lingkupnya 1
1. Informasi dan kegiatan perusahaan 1
2. Konsep dasar manajemen informasi 2
3. Perkembangan tekhnologi computer dalam memproses informasi 7
4. System informasi manajemen 11
B. Manajemen internasional dan ruang lingkupnya 18
1. Perbedaan perusahaan local dan multinasional 19
2. Bentuk kegiatan bisnis dari perusahaan multinasional 6
3. Memahami lebih jauh mengenai manajemen internasional 21
C. Manajemen usaha kecil dan ruang lingkupnya 26
1. Pengertian usaha kecil di Indonesia 26
2. Beberapa mitos seputar usaha kecil 28
3. Manajemen usaha kecil 30
D. Manajemen organisasi nirlaba 35
1. pengertian organisasi nirlaba 35
2. Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba 35
3. Cirri-ciri organisasi laba 37
4. Contoh organisasi laba 39
5. manajemen organisasi nirlaba 40
BAB II PENUTUP 43
A. Kesimpulan 43
B. Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam manajemen organisasi telah dikenal manajemen operasi dan manajemen produksi,
karena salah satu kegiatan penting dari perusahaan ialah kegiatan produksi akan tetapi pada
proses operasi tersebut ada beberapa bentuk manajemen yang berperan dan saling berkaitan
dengan manajemen organisasi ini. makalah kami ini akan membahas beberapa topik lain
seputar manajemen organisasi atau perusahaan yang belum terlalu diperhatikan dan dibahas
secara khusus sebelum-sebelumnya. Dalam makalah ini akan menguraikan seputar
manajemen informasi dan manajemen internasional yang diperluakan oleh manajemen
perusahaan, disebabkan segala bentuk kegiatan dan keputusan manajemen perusahaan tidak
dapat terlepa dari informasi yang akurat, tepat dan cepat dan tuntutan globalosasi yang
mendorong perusahaan beroperasi secara internasional.
Serta menguraikan mengenai manajemen usaha kecil dan manajemen nirlaba. Karena
akhir-akhir ini terdapat berbagai pandangan yang keliru seputar kedua manajemen organisasi
ini sehingga makalah ini menguraikan manajemen kedua organisasi ini secara khusus.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah kami yaitu sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan manajemen informasi dan apa saja ruang lingkup manajemen
informasi.
b. Apa yang dimaksud dengan manajemen internasional dan apa saja ruang lingkupnya.
c. Apa yang dimaksud dengan manajemen usaha kecil.
d. Apa yang dimaksud dengan manajemen organisasi nirlaba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN INFORMASI DAN RUANG LINGKUPNYA
1. Informasi dan kegiatan perusahaan
Kegiatan perusahaan pada umumnya dipimpin oleh seorang direktur atau pimpinan
perusahaan yang bertugas untuk merencenakan dan mengambil keputusan yang bersifat
strategis mengenai kegiatan perusahaan dalam jangka panjang. Dia harus memperhitungkan
segala aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dalam mengelola sebuah perusahaan.
Perhitungan tersebut mulaidari segala sumber daya internal yang dimilikinya, seperti modal
perusahaan, sumber daya manusia yang menyangkut tenaga kerja perusahaan mulai dari level
yang paling tinggi hingga paling rendah, sumber daya perusahaan yang sifatnya tidak
bergerak seperti bangunan, tanah, mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan untuk
memproduksi barang, bahan-bahan mentah atau bahan baku yang akan diproduksi bagaimana
pengangkutannya, bagaimana pergudangannya, kemudian juga perhitungan dan penyaluran
gaji tenaga kerja bulanan, pembayaran listrik, air, telepon, hingga biaya penanganan limbah
perusahaan sekiranya perusahaan tersebut menghasilkan limbah yang menimbulkan polusi
pada lingkungan. Faktor eksternal perusahaan, seperti inflasi yang terus berubah, suku bunga
yang tidak menentu, perilaku konsumen yang berubah-ubah, hingga factor perusahaan
pesaing juga menjasi aspek-aspek yang harus dipikirkan oleh seorang pimpinan perusahaan.
Semua aspek-aspek tersebut perlu untuk senantiasa diikuti perkembangannya dari waktu ke
waktu.
2. Konsep dasar manajemen informasi
a. Pengertian data dan informasi
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan
untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu
perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk
menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai
obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga
bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Menurut Indrajani (2008) data merupakan sebuah fakta mentah tentang orang, tempat,
kejadian, dan apapun yang yang penting bagi sebuah toko yang harus dikontrol dan dikelola
untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi toko. Jadi data itu adalah
kumpulan dari objek dan peristiwa yang akan dikontrol dan dikelola yang disimpan untuk
kemudian menjadi sebuah informasi.
Menurut Laudon (2007) informasi didefinisikan sebagai data yang dibuat menjadi bentuk
yang dapat dimengerti dan berguna bagi manusia Informasi dan data saling berkaitan erat,
dan dalam keseharian digunakan secara bergantian. Informasi digunakan dibanyak
toko/perusahaan yang berfungsi sebagai sumber pengetahuan bagi toko/perusahaan untuk
menentukan proses bisnis dan dapat membantu toko dalam mengambil keputusan bisnis. Jadi
dapat disimpulkan informasi itu adalah hasil akhir dari proses pengolahan data yang dapat
digunakan sebagai pengetahuan yang dapat dimanfaatkan toko dan banyak orang.
b. Perbedaan data dan informasi
Aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dapat terbagi menjadi dua, yaitu data dan
informasi. Data adalah fakta atau gambaran mentah/kasar yang memiliki kaitan atau relasi
terhadap sebuah organisasi. Informasi adalah data yang telah diproses untuk kegunaan
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, misalnya saja dalam
organisasi bisnis.
Perbedaan antara data dan informasi disebabkan karena:
1) Data cenderung bersifat tidak spesifik, umum, dan belum tentu memiliki relasi yang
signifikan terhadap perencanaan dan pengambilan sebuah keputusan. Misalnya, data tentang
para pelanggan telepon. Bagi perusahaan jasa warung telepon (wartel) atau kios telepon
(kiospon) barangkali data ini akan lebih bermanfaat sekiranya telah diproses menjadi lebih
spesifik, misalnya data tentang para pelanggan telepon yang senantiasa melakukan interlokal
setiap bulannya di suatu kawasan tertentu bisa jadi merupakan ifnormasi yang dapat
dipandang sebagai peluang bisnis bagi perusahaan warung telepon yang biasanya
menyediakan tarif yang lebih murah bagi penggunaan interlokal dibandingkan jika pelanggan
harus menelepon dari rumah.
2) Data bisa digunakan untuk siapa saja (karena sifatnya yang umum), sedangkan informasi
cenderung data spesifik yang telah diproses untuk kepentingan perusahaan atau organisasi
saja. Seperti contoh di atas, daftar nama-nama pelanggan saja barangkali bermanfaat untuk
perusahaan wartel, tetapi bagi mereka yang sedang mencari nama bagi anaknya yang baru
lahir, barangkali bisa sedikit memberikan inspirasi dalam menentukan nama bagi anaknya.
Dapat dikatakan, data bagi sebuah perusahaan bisa jadi informasi bagi yang lainnya dan
sebaliknya informasi bagi sebuah perusahaan bisa jadi data bagi yang lainnya.
c. Syarat-syarat informasi
Adapun informasi adalah data yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk dijadikan
rujukan dbagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Informasi dapat bermanfaat bagi
perusahaan sekiranya memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Relevan
Sebuah data dikatakan sebagai informasi sekiranya memiliki relevansi terhadap apa yang
hendak dilakukan oleh organisasi atau perusahaan.
2) Akurat
Informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan kesalahan fatal dalam pengambilan
keputusan manajemen.
3) Lengkap atau komplit
Informasi yang tidak lengkap bisa menyebabkan para manajer hanya memfokuskan pada
salah satu aspek keputusan saja.
4) Cepat secara periodic
Informasi yang lambat bahkan lebih lambat dari kecepatan perubahan data-data yang terjadi
di lapangan akan menyebabkan manajer mengambil keputusan yang sudah usang atau tidak
relevan lagi dengan kondisi lingkungan perushaaan dan bisnis.
d. Pengertian manajmen informasi
Bagaimana perusahaan dapat menampung keseluruhan informasi dengan cepat, tepat, dan
akurat, sehingga keputusan bisnis yang diambil juga tepat? Bagaimana kita bisa memilah-
milah begitu banyak informasi yang kita peroleh dari koran, majalah, televisi, radio, brosur
dan lain sebagainya? Disinilah manajemen informasi diperlukan. Pada dasarnya manajemen
informasi adalah pengelolaan data dimana didalamnya mencakup proses mencari, menyusun,
mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan perusahaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh
manajemen.
Dalam mengelola atau melakukan manajemen informasi paling tidak terdapat beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, adalah:
1) Sumber daya yang relevan dan up to date. Sumber data harus senantiasa dicari dan di-kini-
kan( di-update) sehingga tetap relevan dengan pengambilan keputusan oleh manajemen.
Jumlah pelanggan pada tahun 1995 tentu saja menjadi tidak relevan untuk pengambilan
keputusan perusahaan ditahun 2004, dan seterusnya.
2) Bagian yang bertugas mengolah dan memproses data. Karena banyaknya sumber dan jenis
data yang diperlukan, diperlukan satu bagian khusus dari perusahaan yang bertugas untuk
mengintegrasikan berbagai data yang diperlukan oleh perusahaan. Pada saat yang sama
informasi tersebut dapat tersosialisasi kepada seluruh bagian diperusahaan.
3) Tekhnologi atau alat bantu proses pengolahan data menjadi informasi. Karena bnyaknya
informasi yang tersedia di masyarakat dari berbagai sumber, penggunaan alat bantu menjadi
sebuah tuntutan untuk dilakukan perusahaan sekiranya manajmen informasi yang dilakukan
ingin akurat, cepat, dan tepat. Disinilah peran tekhnologi informasi diperlukan.
3. Perkembangan teknologi komputer dalam memproses informasi
a. Tekhnologi computer dan informasi
Informasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah informasi yang telah mengalami
proses pengolahan, pengklasifikasian, hingga penyajian tertentu sehingga bermamfaat bagi
manajemen sebuah perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan.
Komputer adalah satu bentuk produk perkembangan teknologi yang hingga kini mampu
melakukan proses pengolahan informasi secara cepat dan akurat. Dan dunia bisnis tidak dapat
mengabaikan mamfaat dari sebuah komputer. Sebagai contoh:
1) Dalam manajemen keuangan,jaringan komputer yang terkoneksi melalui internet keseluruh
dunia memungkinkan sebuah perusahaan dapat mengetahui perkembangan terbaru mengenai
informasi keuangan perusahaan lain secara instan.
2) Dalam manajemen pemasaran, komputer dapat digunakan untuk melakukan riset pemasaran
dengan menggunakan beberapa program seperti SPSS, SHAZAM, SAS, Eviews misalnya.
3) Dalam promosi dan dunia pengiklanan, beberapa program komputer seperti Adobe Page
Maker, CorelDraw, Microsoft Publisher dan lain sebagainya, sering kali digunakan oleh
perusahaan dalam mendesain dan menyajikan bentuk pengiklanan yang menarik dan inik.
4) Dalam akuntansi keuangan, beberapa program komputer akuntansi memudahkan perusahaan
dalam melakkan proses pengumpulan , pengklasifikasian hingga pelaporan keuangan.
b. Jenis-jenis computer
1) Microcomputer. Komputer ini saat ini banyak digunakan dirumah-rumah adalah salah satu
contoh penggunaan mikrokomputer , kemampuannya yang terbatas untuk memproses
informasi yang cenderung terbatas untuk keperluan pribadi saja. Jenis mikrokomputer lainnya
adalah laptop(notebook) computer, notepad computer.
2) Minicomputer atau komputer mini. Komputer ini berfungsi sebagai server dalam sebuh
laboratorium, digunakan untuk mengendalikan beberapa komputer lainnya dalam sebuah
perusahaan.
3) Mainframe compurter. Berfungsi sebagai server dari berbagai komputer yang terkoneksi
pada beberapa ruangan, juga dipergunakan untuk mengontol sistem keamanan, listrik,
penyejuk ruangan dan lainnya.
4) Supercomputers. Digunakan untuk mengontol satu kantor atau perusahaan, justru sudah bisa
mengontrol sebuah kota. Biasanya digunakan untuk pengendalian sistem telekomunikasi,
listrik dan sebagainya.
c. Perangkat lunak computer
Perangkat lunak biasa dinamakan program atau sebuah program komputer. Program adalah
sekumpulan instruksi yang membuat sebuah komputer bekerja sesuai dengan apa yang
diingikan.
Ada beberapa program yang menjadi basis bagi pemrograman lainnya dalam memiliki peran
yang signifikan bagi perusahaan. Program-program tersebut adalah diantaranya:
1) FORTRAN, digunakan untuk membantu memecahkan persoalan matematis yang rumit dan
panjang.
2) BASIC, digunakan untuk membantu para pemula untuk belajar memprogram komputer atau
membuat bahasa programan.
3) COBOL dan C,C++ ,ialah bahasa pemrograman yang digunakan dalam bisnis yang
terkomputerisasi dan juga sistem informasi diberbagai perusahaan besar
4) VISUAL BASIC, berbeda dengan BASIC, VISUAL BASIC membantu para pemula untuk
belajar dari mulai pemrograman yang termudah hingga yang tersulit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa topik yang memilik peran penting dan sangat berkaitan dengan manajemen
organisasinya. Diantaranya adalah manajemen informasi, manajemen internasional,
manajemen usaha kecil dan manajemen organisasi nirlaba. Informasi menjadi hal penting
dala pengambilan keputusan mengenai perncanaan kegiatan perusahaan atau organisasi.
Informasi perlu bersifat akurat,tepat dan cepat. Dan faktor internasional juga mendorong
sebuah perusahaan melakukan ekspansi secara internasional. Manajemen usaha kecil pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi bisnis pada umumnya, kecuali
dalam skala hal dan jenis usaha yang dijalankannya. Begitu pula dengan manajemen
organisasi nirlaba, yang membedakannya dengan organisasi lainnya adalah bahwa tujuan
yang ingin dicapai tidak selalu berorientasi finansial akan tetapi lebih bernilai sosial.
B. Saran
Apa bila terdapat sebuah kesalahan dalam penulisan makalah ini dan kekurangan dalam
penyusunannya, maka dari itu kami selaku penyusun sangat membutuhan kritik dan saran
yang bersifat membangun oleh para pembaca. Untuk dijadikan sebuah pembelajaran yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Erni trisnawati sule dan kurniawan s.pengantar manajemen.prenamedia
group.Jakarta,2005
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Makalah%20sistem %20informasi
%20manajemen.htm
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Manajemen%20inter nasional.htm
file:///C:/Users/Microsoft/Documents/manajemen/Manajemen%20Usaha%20Kecil.htm
Diposkan oleh Andi Fitriani di 18.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Andi Fitriani
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2016 (1)
▼ 2015 (2)
o ▼ November (2)
berbagai topik seputar manajemen organisasi
permintaan dan penawaran
PENGENDALIAN MANAJEMEN
Adhi Partama Sunday, 29 May 2016 ekonomi, IPS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan
apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu mengidentifikasikan problema-problema
manajemen. Usaha-usaha untuk mengidentifikasikan problema-problema merupakan tantangan
bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari suatu problema apabila terjadi penyimpangan
dari sasaran yang ingin dicapai. Salah satu fungsi daripada manajemen adalah pengendalian. Dalam
organisasi memiliki lingkup-lingkup pengendalian manajemen, konsep daripada pengendalian
manajemen yang akan lebih detail dibahas dalam bab selanjutnya.
Pengendalian yang dilakukan harus memiliki karakteristik yaitu: Pertama, bahwa jenis
pengendalian yang digunakan harus sesuai dengan kegiatan yang bersangkutan. Luas kegiatan
operasional dan lokasinya di dalam organisasi merupakan faktor-faktor yang paling penting. Kedua,
penyimpangan yang perlu dikoreksi harus segera di-ientifikasikan, bahkan sebelum terjadi, seperti
dapat dilakukan terhdap kualitas dengan menggunakan data-data statistik. Biayanya pun harus
ringan. Manfaat dari usaha pengendalian bersifat relatif dan tergantung dari urgensi kegiatan yang
bersangkutan, hasilnya dan pengukuran perusahaannya. Selanjutnya Pengendalian harus dikaitkan
dengan pola organisasinya, sehingga memudahkan pembagian tanggung jawab untuk
mengendalikan orang-orang yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan dan menyediakan data pengendalian untuk anggota-anggota manajemen.
Akhirnya, pengendalian harus dapat memberi jalan untuk melakukan tindakan-tindakan
koreksi, termasuk mencarikan tempat dimana tindakan-tindakan tersebut perlu diambil, siapa yang
bertanggung jawab terhadap tindakan tersebut dan berupa apa tindakan tersebut. Pengendalian
biasanya diaplikasikan pada fungsi-fungsi utama dari suatu organisasi, yakni bidang produksi,
penjualan, keuangan, dan kepegawaian serta faktor-faktor utama seperti : kuantitas, kualitas,
penggunaan waktu dan biaya. Fungsi dari faktor-faktor tersebut saling berhubungan dalam sebuah
organisasi yang menjalankan pengendalian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Langkah-langkah apa saja yang digunakan dalam proses pengendalian?
1.2.2 Apa saja kualitas sistem pengendalian yang efektif?
1.2.3 Alat bantu bagaimana yang digunakan dalam pengendalian manajerial?
1.2.4 Teknik dan metode apa saja yang digunakan dalam pengendalian?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang digunakan dalam proses pengendalian.
1.3.2 Untuk mengetahaui apa saja kualitas sistem pengendalian yang efektif.
1.3.3 Untuk mengetahui alat bantu bagaimana yang digunakan dalam pengendalian manajerial.
1.3.4 Untuk mengetahui Teknik dan metode apa saja yang digunakan dalam pengendalian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PENGENDALIAN
1) Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk.
3) Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang dapat
dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan
kepada para bawahan secara lebih jelas dan tahapan-tahapan lain dalam proses perencanaan dapat
ditangani dengan lebih efektif. Standar harus ditetapkan secara akurat dan diterima mereka yang
bersangkutan.
Contoh dari penetapan standar misalnya, suatu perusahaan ingin barang produksinya terjual
sebanyak 10.000 unit selama sebulan. Dengan ditentukannya standar yang ditetapkan, maka
perusahaan dapat melakukan langkah berikutnya agar tercapai standar yang diinginkan.
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian adalah menentukan
pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat
digunakan : Berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur - setiap jam, harian, mingguan,
bulanan ? Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan- laporan tertulis, inspeksi
visual, melalui telephone ? Siapa (who) yang akan terlibat - manajer, staf departemen ? Pengukuran
ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidalc mahal, serta dapat diterangkan kepada para karyawan.
Contoh dari penentuan pengukuran pelaksanaan pengukuran adalah perusahaan ingin
menjual barang produksinya sebanyak 10.000 unit dalam waktu sebulan dan semua pihak
membantu penjualan produksi barang tersebut.
Contoh penerapan pengukuran pelaksanaan kegiatan adalah setelah dilakukan penjualan
ternyata jumlah barang produksi yang terjual selama sebulan adalah 7.000 unit, dimana terdapat 14
perusahaan dan 3400 pelanggan yang membelinya.
Tahap kritis dari proses pengendalian adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini
paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya
penyimpangan (deviasi).
Contoh penerapan dari tahap ke 4 adalah misalnya perusahaan menargetkan penjualan
barang produksinya sebesar 10.000 unit selama sebulan. Tetapi pada kenyataannya barang yang
terjual hanya mencapai 7.000 unit selama sebulan
2) Mengubah,pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan
mengganti sistem pengukuran itu sendiri).
Contoh tahap kelima adalah perusahaan menetapkan standar penjualannya sebesar 10.000
unit. Tetapi pada kenyataannya barang yang terjual hanya mencapai 7.000 unit selama sebulan.
Karena target penjualan tidak tercapai maka perlu adanya perbaikan atau koreksi. Misalnya
menurunkan standar penetapan penjualan menjadi 8000 unit selama sebulan, dan meningkatkan
kualitas produksi barang dan memperluas daerah penjualan.
Untuk menjadi efektif, sistem pengendalian harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria-kriteria
utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar, 2) tepat
waktu, 3) dengan biaya yang efektif, 4) tepat-akurat, dan 5) dapat diterima oleh yang bersangkutan.
Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria tersebut semakin efektif sistem pengendalian. Karakteristik-
karakteristik pengendalian yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut :
2.2.1 Akurat . Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang tidak akurat dari sistem
pengendalian dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan
menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.
2.2.2 Tepat-Waktu. Informasi harus dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatan
perbaikan harus dilakukan segera.
2.2.3 Obyektif dan menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap.
2.2.6 Realistik secara organisasional. Sistem pengendalian harus cocok atau harmonis dengan kenyataan-
kenyataan organisasi.
2.2.7 Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi. Informasi pengendalian harus terkoordinasi dengan
aliran kerja organisasi, karena (1) setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi sukses
atau kegagalan keseluruhan operasi, dan (2) informasipengendalian harus sampai pada seluruh
personalia yang memerlukannya.
2.2.8 Fleksibel. Pengendalian harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi
terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.
2.2.9 Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Sistem pengendalian efektif harus menunjukkan, baik
deteksi atau deviasi dari standar, tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil.
2.2.10 Diterima para anggota organisasi. Sistem pengendalian harus mampu mengarahkan pelaksanaan
kerja para anggota organisasidengan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab dan ber-
prestasi.
2.3.1 Management By Exception ( MBE ),
Seorang manajer menetukan bahwa jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari
harus ada 50.000 bungkus sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas
tenaga kerja lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good meningkat
drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu. Maka saatnya MBE beraksi. Manajer memikirkan dan
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh kelebihan produksi.
2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal
2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
2.3.2 Management - Information System ( MIS )
Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang mencakup kapasitas
komputer, program dan bahasa program, terminal jarak jauh, diskette, dan lain-lainnya. Organisasi
mungkin mempunyai MIS tanpa komputer, tetapi sistem akan kehilangan sebagian "keampuhannya"
tanpa bantuan komputer. Jadi, pada dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan
personalia yang tepat dengan jumlah yang tepat dari informasi yangtepat pula pada
waktu yang tepat.
Contoh penerapan MIS: Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah
klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu
sendiri
2.4.1 Pengendalian Non-kuantitatif
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan mengamati
kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya staff pengawasan melakukan inspeksi
terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran,
berat , dll. Dari inspeksi yang dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang barang
yang diproduksi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan
dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat. Misalnya pegawai
melaporkan kualitas barang yang dihasilkan kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil
laporan tersebut, atasannya dapat memberikan perintah selanjutnya tentang bagaimana dan apa
yang semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.
4) Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu kegiatan dan tindakan
apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan perusahaan memperoleh keuntungan
penjualan yang cukup banyak. Maka evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana cara
mempertahankan hal tersebut serta cara meningkatkannya.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat
menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan
bersama.Misalnya seorang pegawai mengalami masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya
terpecahkan, maka diskusi dengan atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.
2.4.2 Pengendalian Kuantitatif
1) Anggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana pada
periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh.
Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan
untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Disamping
sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat pengendalian.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengendalian organisasi.
Pengendalian anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang
telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan
membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.
Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik modal
memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk menjalankan bisnisnya
selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik modal dapat melihat apakah modal yang
awalnya sudah ditetapkan bersama pleh pemilik modal dan perusahaan dapat digunakan dengan
baik oleh perusahaan. Setelah perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan mengatakan
bahwa ternyata modal yang diberikan kurang, maka dapat dikatakan bahwa di dalam perusahaan
tersebut terjadinya korupsi.
2) Audit
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka
dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan
dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisis break-even
Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan biaya,
volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama seperti dalam peyiapan anggaran
variabel. Analisa break-even menganalisa dan menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan
penghasilan total sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnya adalah
perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan dan keuntungan
yang didapat.memlalui analisa break even,perusahan dapat mengetahui hubungan tersebut.
4) Analisis rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial
dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang
muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang diperoleh pada periode yang
sebelumnya dengan sekarang. Dengan melakukan perbandingan, perusahaan akan tahu apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Sehingga perusahaan dapat mengambil
tindakan selanjutnya untuk di periode yang akan datang.
5) Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti :
a. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain serta
menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan
antar setiap kegiatan dan dalam hubunganya dengan waktu.
Contohnya adalah perushaan membuat bagan tentang proyek yang dikerjakan. Dari bagan
manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengendalian proyek – proyek yang bersifat
kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan
tertentu dan dibatasi oleh waktu.
2.5 KASUS
Analisis
Analisis dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest yang berbeda
dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini dijelaskan perbedaan
strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan usahanya dengan perusahaan
penerbangan yang lainnya.
1. Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest menekankan pada bagaimana
perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan perusahaan-perusahaan penerbangan
lainnya.Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan melakukan diferensiasi
penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang
oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan basis biaya rendah ialah penekanan atau
peminimalisasian biaya.
Proses pengendalian biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :1) penetapan
standar pelaksanaan (perencanaan), 2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, 3) pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata, 4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, dan 5) pengambilan tindakan koreksi bila perlu.
Selain itu harus juga terdapat karakteristik-karakteristik pengendalian yang efektif sebanyak
10 karakter yaitu, akurat, tepat waktu, obyektif dan menyeluruh, terpusat pada titik-titik controlling
yang strategik, realistik secara ekonomis, terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi, fleksibel,bersifat sebagai petunjuk dan operasional, realistik secara
organisasional, diterima para anggota organisasi.
3.2 SARAN
Pengendalian dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengendalian dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengendalian menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang
baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengendalian dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2015. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
http://dykaandrian.blogspot.co.id/2014/12/pengantar-manajemen-9-fungsi-pengawasan.html (diaks
es pada tanggal 17 mei 2016)
http://ransel-ilmu.blogspot.co.id/2016/01/pengawasan-controlling-pengantar.html?m=1 (diakses
pada tanggal 17 mei 2016)
Perencanaan Dan Pengendalian
Manajemen / Manajerial
MATA KULIAH
AKUNTANSI INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH :
MIRNA SARI
14159027
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
atas segal sesuatu. Dialah yang menjadikan hidup mati. Dia pula yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inaya
h-Nya. Makalah tentang Merintis Usaha Baru Dan Model Pengembangannya telah selesai kami buat.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk dapat menambah wawasan kita semua dan semoga d
apat di jadikan bahan dalam usaha meningkatkan pengetahuan tentang Kewirausahaan. Kepada rek
an sekalian kami mengharapkan partisipasinya dan kepada Allah SWT kami memohon taufik dan hid
ayah-Nya semoga kita selalu dalam keridhaan-Nya, Amin.
Sekayu, Oktober 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTA ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL/MANAJEMEN
2.1. Pengertian Perencanaan Manajerial/Manajemen 3
2.2. Tujuan Perencanaan Manajerial/Manajemen 3
2.3. Jenis-jenis Perencanaan Manajerial/Manajemen 4
2.4. Proses Perencanaan manajerial/Manajemen 4
2.5. Alasan-Alasan Perencanaan Manajerial/Manajemen 6
2.6. Fungsi-Fungsi Perencanaan Manajerial/Manajemen 6
3.1. Pengertian Pengendalian Manajerial/Manajemen 7
3.2. Tujuan Pengendalian Manajerial/Manajemen 7
3.3. Jenis-Jenis Pengendalian Manajerial/Manajemen 7
3.4. Fungsi-Fungsi Pengendalian Manajerial/Manajemen 7
3.5. Alasan-Alasan Pengendalian Manajerial/Manajemen 8
3.6. Proses Pengendalian Manajerial/Manajemen 8
4.1. Manfaat Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/
Manajemen 8
5.1. Hambatan Dalam Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen Serta Car
a Mengatasinya 9
6.1. Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Dalam Pemodelan Bisnis 10
7.1. Sistem Informasi Manajerial/Manajemen 12
8.1. Sistem Pengendalian Multinasional Melawan Domestik 14
9.1. Penetapan Biaya Strategis 15
10.1.Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri 16
BAB III PENUTUP
11.1. Kesimpulan 18
11.2. Saran 18
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang perencanaan dan pengendalian manajemen atau manaje
rial, alangkah baiknya jika kita mengetahui akan pengertian dari perencanaan dan pengendalian itu s
endiri serta tujuannya.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi
untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Sedangkan pengen
dalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur, dan strategi
perusahaan yang mengacu pada efesiensi dan efektifitas operasional perusahaan, agar dipatuhinya k
ebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
Sedangkan Tujuan dari perencanaan dan pengendalian manajerial itu sendiri adalah untuk memberik
an pengarahan yang baik kepada manajer maupun karyawan non manajerial, untuk mengurangi ketid
ak pastian, untuk meminimalisir pemborosan biaya, dan tujuan akhir dari perencanaan dan pengendal
iaan adalah agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut berjalan serta tercapai sesuai deng
an keinginan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dari perencanaan dan pengendalian manajemen atau manajerial ?
2. Apa manfaat dari perencanaan dan pengendalian manajerial ?
3. Mengapa perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajemen itu diperlukan ?
4. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajerial ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
2. Untuk meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan untuk menghemat biaya, tenaga k
erja dan waktu.
3. Untuk memotivasi dan memberi semangat.
4. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Unruk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
BAB II
PEMBAHASAN
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL/MANAJEMEN
2.1. Pengertian Perencanaan Manajerian/Manajemen
Dalam manajemen perencanaan merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strat
egi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi atau perusahaan.
Perencanaan adalah fungsi terpenting dari semua fungsi yang ada dalam manajemen. Karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.
Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara signifi
kan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Persaingan global dan cepatny
a penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi
manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ve
ntures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional u
ntuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggu
nakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.
2.2. Tujuan Perencanaan Manajerial/Manajemen
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan tujuan dari perencanaan manajemen itu
adalah :
1. Untuk memberikan pengarahan yang baik kepada manajer dan karyawan.
2. Untuk mengurangi ketidakpastian.
3. Untuk meminimalisir pemborosan.
4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang akan digunakan dalam proses pengontrolan dan peng
evaluasian
5. Untuk mengetahui kapan dan selesainya suatu kegiatan tersebut.
6. Untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan untuk menghemat biaya, tenaga kerj
a, dan waktu.
2.3. Jenis-Jenis Perencanaan Manajerial/Manajemen
Ada dua jenis perencanaan dalam manajemen, yaitu :
a) Perencanaan Informal : adalah rencana yang tidak tertulis dan merupakan
tujuan bersama dari semua anggota organisasi atau perusahaan.
b) Perencanaan Formal : adalah rencana yang tertulis dan harus dilaksanakan
dalam jangka waktu yang ditentukan. Rencana formal ini merupakan rencana dari semua anggota kor
porasi. Yang artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana dengen baik. Tujua
n dari dibuatnya perencanaan formal adalah untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepah
aman tentang apa yang harus dilakukan.
2.4. Proses Perencanaan Manajerial/Manajemen
Proses perencanaan manajerial/manajemen terdiri dari dua proses penting, yaitu :
1. Sasaran ( Goals )
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh anggota organisasi/perusahaa
n. Tujuan dari sasaran adalah untuk memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kinerj
a sehingga dapat diukur.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a) Sasaran Yang Dinyatakan : adalah sasaran yang dinyatakan oleh organisasi
atau perusahaan kepada masyarakat luas.
b) Sasaran Rill : adalah sasaran yang benar-benar diinginkan oleh
perusahaan. Contohnya dapat dilihat dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
2. Rencana (Plan)
Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasany
a mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Penentuan rencana
didasarkan pada :
a) Berdasarkan Cakupannya
Dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
Rencana strategi : adalah rencana umum yang berlaku diseluruh
lapisan organisasi.
Rencana operasional : adalah rencana yang mengatur kegiatan
sehari-hari anggota organisasi atau
perusahaannya.
b) Berdasarkan Jangka Waktunya
Dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
Jangka Pendek : adalah rencana yang memiliki waktu
pencapaiannya hanya satu tahun.
Jangka Panjang : umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan
waktu pencapaian lebih dari satu tahun.
c) Berdasarkan Kekhususannya
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Rencana Direksional : adalah rencana yang hanya memberikan
guidelines secara umum dan tidak mendetail.
Rencana Spesifik : adalah rencana yang secara detail menentukan
apa-apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan.
d) Berdasarkan Frekuensi Penggunaannya
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Singleuse Plan : adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan
satu kali saja. Contohnya : pembangunan 6 buah pabrik di China atau cara mencapai penjualan 1.00
0.000 unit pada tahun 2006.
Standing Plan : adalah rencana yang berjalan selama perusahaan
tersebut berdiri. Contohnya : prosedur, peraturan, dan kebijakan.
2.5. Alasan - Alasan Perlunya Melakukan Perencanaan Manajerial/ Manajemen
Ada dua alasan dasar mengapa perlunya perencanaan, yaitu :
a) Protective Benefit : dihasilakan untuk pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan
b) Positive Benefit : dihasilkan untuk meningkatkan kesuksesan dalam
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
2.6. Fungsi-Fungsi Perencanaan Manajerial/Manajemen
Ada tiga fungsi dalam perencanaan manajerial atau manajemen, yaitu :
1) Fungsi Pengorganisasian : adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan fisik d
an manusia dalam organisasi.
2) Fungsi Pengarahan : adalah fungsi yang berkaitan erat dengan perencanaan, karena pengarahan
dan perencanaan menentukan kombinasi kekuatan-kekuatan, sumber daya dan hubungan-hubungan
yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
3) Fungsi Pengawasan : adalah proses peninjauan kerja yang terjadi dalam kegiatan agar dapat berja
lan dengan baik.
3.1. Pengertian Pengendalian Manajerial/Manajemen
Pengendalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur, dan
strategi perusahaan yang mengacu pada efesiensi dan efektifitas operasional perusahaan, agar dipat
uhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
3.2. Tujuan Pengendalian Manajerial/Manajemen
1. Untuk memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi.
2. Untuk mencapai tujuan organisasi
3. Untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak dise
ngaja.
3.3. Jenis-Jenis Pengendalian Manajerial/Manajemen
1. Pengendalian Pencegahan (preventive controls) : adalah pengendaliaan yang digunakan untuk me
ngurangi terjadinya kesalahan.
2. Pengendalian Deteksi (detective controls) : adalah untuk mendeteksi atau mengetahui suatu kesal
ahan yang terjadi. Conyohnya laporan rekonsiliasi bank.
3. Pengendalian Koreksi (corvective controls) : adalah pengendalian yang melakukan koreksi untuk m
engetahui masalah-masalah yang ada, dengan tujuan agar kesalahan yang telah terjadi tidak terulan
g lagi
4. Pengendalian Pengarahan (directive controls) : adalah pengendalian yang dilakukan pada saat keg
iatan sedang dilaksanakan.
5. Pengendalian Kompensatif (compensating controls) : adalah untuk memperkuat pengendalian kare
na terabaikannya suatu aktivitas.
3.4. Fungsi-Fungsi Pengendalian Manajerial/Manajemen
a) Sebagai alat ukur dalam perbaikan terhadap pelaksanaan tujuan dan rencana perusahaan/organis
asi yang ingin dicapai.
b) Untuk mengembangkan dan merevisi norma-norma (standar) yang memuaskan sebagai ukuran pe
laksanaan dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen.
c) Menyediakan informasi yang akan digunakan.
3.5. Alasan-Alasan Perlunya Melakukan Pengendalian Manajerial/Manajemen
1. Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
2. Kemungkinan terjadinya kesalahpahaman pihak perencanaan dan pelaksanaan.
3. Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.
4. Kemungkinan bawahan kurang mengawasi pekerjaan.
3.6. Proses Pengendalian Manajerial/Manajemen
1. Pemrograman (pragramming) : adalah tahapan perusahaan dalam menentukan program-program
yang dilaksanakan dan memperbaiki sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang
telah ditentukan.
2. Penganggaran (budgeting) : adalah tahapan yang telah direncanakan secara terperinci dan dinyata
kan dalam satuan moneter untuk satu periode tertentu atau satu tahun.
4.1. Manfaat Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen
a) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkingan.
b) Membantu dalam kristalisasi penyesuaian dalam masalah-masalah utama.
c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan mengenai kegiatan operasi.
d) Pemilihan berbagai alternatif terbaik.
e) Standar pelaksanaan dan pengawasan.
f) Menyusun skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
g) Menghemat pemanfaatan sumber daya.
h) Alat mempermudah dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
i) Membantu tujuan agar tercapai dengan baik.
j) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
k) Menghemat waktu, usaha dan biaya.
5.1. Hambatan Dalam Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial/Manajemen Serta Car
a Mengatasinya
Adapun hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajemen, yaitu ;
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan dan pengendalian terlalu banyak pada kontibusi nyat
a.
2. Perencanaan cenderung menunda-nunda.
3. Perencanaan dan pengendalian terkadang terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan beri
novasi.
Adapun cara mengatasi hambatan dalam perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajeme
n, yaitu :
1. Pemahaman maksud, tujuan, dan rencana adalah salah satu cara terbaik untuk memperlancar pen
etapan tujuan dan proses pengendalian.
2. Perlu ditingkatkannya komunikasi dan partisipasi antara manajer dengan karyawan.
3. Sistem pengarahan yang harus selalu efektif.
6.1. Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Dalam Pemodelan Bisnis
Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam m
asalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha mer
upakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka p
anjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama, yaitu :
a) Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
b) Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganali
sis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
c) Mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
d) Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.
6.1.1. Perencanaan Penganggaran Modal
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam stra
tegi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumla
h besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit,
dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan
dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan. Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan
dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segment
asi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya me
nambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk mel
akukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.
6.1.2. Pengukuran Hasil Terduga
Pengukuran hasil terduga berhubungan pada arus kas dari sebuah investasi luar negeri. Metode untu
k memperkirakan arus kas yang akan diproyeksikan juga berhubungan dengan fasilitas dari Rusia, sa
ma dengan semua yang mereka gunakan untuk perusahaan domestik. Adapun pengertian dari peneri
maan terduga itu adalah berdasarkan proyeksi penjualan dan pengalaman terantisipasi. Biaya usaha
(dimasukkan ke dalam ekuivalen kas mereka) dan pajak lokal serupa dengan ramalan. Kompleksitas
tambahan harus diperhitungkan, dengan meliputi :
1. Arus kas proyek verses arus kas perusahaan induk
2. Arus kas perusahaan induk meningkat keuangan
3. Tunjangan keuangan
4. Risiko politis
6.1.3. Biaya Modal Multinasional
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat
diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan b
iaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus menghasil
kan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Ting
kat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan pe
rusahaan sebagai berikut ini :
Ka = ke (E/S) + ki (1 – t) (D/S)
Dimana :
Ka : beban rata-rata (setelah pajak) biaya modal
Ke : biaya ekuitas
Ki : biaya utang sebelum pajak
E : nilai ekuitas perusahaan
D : nilai utang perusahaan
S : nilai struktur modal perusahaan (E + D)
T : nilai pajak marginal
Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas
dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi penge
mbalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan :
DVi = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode.
P0 = harga pasar kini saham pada awal periode
g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas,
Ke dihitung sebagai berikut Ke = DVi/Po + g.
7.1. Sistem Informasi Manajemen/Manajerial
Isu yang Berkaitan dengan Sistem Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh k
eadaan geografis, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar
manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat. Tiga strategi teknologi informasi global, yang
masing-masing berhubungan dengan jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicap
ai tergantung pada kesesuaian rancangan system dengan strategi perusahaan :
a) penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih kecil de
ngan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi domestik mendominasi kebutuh
an.
b) penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali yang sig
nifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system terkait mereka sendiri.
c) Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi global lokal dij
alankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di seluruh dunia. SIstem informasi dirancang
untuk mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.
7.1.1. Permasalahan Informasi
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari p
engumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluar
an beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan
periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan b
iaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat waktu. Disini faktor-faktor lingkungan juga me
mpengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri
perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manaj
er kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.
7.1.2. Masalah Pengendalian Keuangan
Sebuah pernyataan tentang strategi dan sistem informasi yang telah diputuskan, pergantian perhatian
pada area yang sama petingnya dalam pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan i
ni sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :
1. Melaksakan strategi keuangan global MNE
2. Mengevaluasi tingkatan dimana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target perusahaan
3. Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target finansial perusahaan seefektif dan seefisi
en mungkin.
8.1. Sistem Pengendalian Multinasional Melawan Domestik
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk m
engendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan secara domesti
c. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :
Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam tahap-tahap
awal pendirian operasi luar negeri.
Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus membuat dari a
wal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.
Untuk menyederhanakan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi, pihak kontroler p
erusahaan harus menegaskan bahwa seluruh anak perusahaan yang beroperasi menggunakan form
at dan daftar yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data keuangan dan operasi.
Mantan eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan mereka
akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin system penegndalian d
omestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen tertinggi denagn menguasai sistem d
omestik.
8.1.1. Penganggaran Operasional
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada
perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasio
nal atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi p
eramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Kinerja keuanga
n suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-
duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerj
a suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba keti
ka diukur dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata uang neg
ara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada
awal periode :
a) Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disuusun
b) Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)
c) Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)
9.1. Penetapan Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia menggunak
an standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi d
ari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Perbedaan hasil antara biaya sta
ndar dan sebebarnya diuji sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau p
endapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang diperbolehka
n adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan yang mencerminkan rencana stra
tegis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target harga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar
.
Adapun pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan mengurangi k
epercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan standar mencoba u
ntuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Sedangkan pembiayaan
kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang diharapk
an dalam kondisi pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep
pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu:
Konsep Biaya Standar
1. Pengendalian biaya.
2. Berdasarkan pada kondisi yang ada.
3. Sasaran : seragam dengan
performa standar.
4. Ketentuan standar ditetapkan tiap tahun.
5. Analisis varian berdasarkan atas aktual versus standar.
6. Menginvestigasi ketika standar tidak tercapai.
Konsep Biaya Kaizen
1. Pengurangan biaya.
2. Berdasarkan pada peningkatan produksi yang berhubungan.
3. Sasaran : mencapai target
pengurangan biaya.
4. Pengurangan biaya ditetapkan perbulan.
5. Menginvestigasi ketika target biaya tidak tercapai.
6. Analisis varian berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.
10.1. Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri
Penilaian performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi performa tep
at guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1. Memastikan perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2. Menilai profitabilitas dari usaha yang ada.
3. Wilayah yang tidak bekerja sesuai rencana.
4. Mengalokasikan sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif
5. Mengwvaluasi performa manajerial.
Berikut ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam menilai
hasil usaha luar negeri, yaitu :
1. Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika mer
eka adalah komponen sistem multinasional.
2. Kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara
spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
3. Target yang jelas dapat memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal caban
g perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini, alasan
penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan yang tak terduga.
5. Manajer cabaang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam dan luar
negeri.
6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun tar
get-target dimana mereka akan dinilai.
7. Pengukuran performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai usaha lu
ar negeri.
BAB III
PENUTUP
11.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengendalian manajerial sangatla
h penting dalam suatu kegiatan usaha atau organisasi. Perencanaan dan pengendalian memiliki hubu
ngan yang hampir sama dan bertujuan agar kegiatan usaha atau organisasi berjalan dan tercapai ses
uai keinginan.
11.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami apa itu perencanaan, da
n pengendalian manajerial. Dan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah ini, kami
mohon dimaafkan. Karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada pula manusia yang sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik-NYA (ALLAH SWT) dan hanya kekuranganlah milik hambanya.
Akhirkata kami ucapkan terima kasih.
Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Sale
mba Empat, Jakarta.
Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Sale
mba Empat, Jakarta.
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html. (Di akses pad
a hari Senin tanggal 03 November 2014 Pukul 19.02)
http://pengantarbunga.blogspot.com/2010/01/sistem-perencanaan-dan-pengendalian.html (Di akses p
ada hari Senin tanggal 03 November 2014 Pukul 19.05)
Husaini Usman. Manajemen(Jakarta : Bumi Aksara,2008)
T. Hani Handoko. Manajemen(Yogyakarta : BPFE,1984)
Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen(Yogyakarta, Graha Ilmu,2007)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
Berikut ini adalah enam teknologi informasi yang paling banyak digunakan dalam sistem
bisnis digital dewasa ini :
1. Mesin faks (singkatan dari facsimile machines) , yaitu mesin yang mengirimkan salinan
dokumen (teks dan gambar) melalui saluran telepon.
2. Voice mail, merupakan sistem berbasis komputer untuk menerima dan menyampaikan
telepon yang masuk.
3. Surat elektronik (e-mail), merupakan sistem komputer yang secara elektronik mengirimkan
surat, laporan dan informasi lainnya antar komputer.
4. Electronic conferencing, yaitu sistem berbasis komputer yang memungkinkan orang
berkomunikasi secara langsung dari berbagai lokasi melalui komputer, telepon, atau video.
5. Group Ware, merupakan piranti lunak yang menghubungkan anggota kelompok untuk
berbagi distribusi email, rapat elektronik, penyusunan rapat, jadwal, dan penulisan kelompok.
6. Informasi dari luar perusahaan dapat dihubungkan dengan jaringan elektronik dan informasi
ini dapat tersedia di setiap workstation. Jasa informasi komersial yang menyediakan
informasi online untuk tujuan khusus maupun topik umum.
Data Communication Networks adalah teknologi untuk membawa aliran data secara
bolak-balik melalui system telekomunikasi. Jaringan informasi terbesar, internet (the net)
merupakan sistem jaringan yang melayani jutaan komputer, yang menawarkan kisaran yang
luas dan menyediakan arus komunikasi diantara lebih dari 170.000 jaringan terpisah. Jaringan
yang paling dikenal :
1. Internet
Jaringan komunikasi data global yang melayani jutaan komputer dengan informasi pada
berbagai macam topic dan membarikan arus komunikasi untuk jaringan pribadi
tertentu. Internet memungkinkan PC yang sebenarnya berada dimana saja bisa disambungkan
dan juga menjadi sistem email yang paling penting di dunia. Individu-individu tidak dapat
berhubungan secara langsung, namun dengan biaya bulanan memungkinkan mereka
berlangganan via internet service provider (ISP) yang merupakan sebuah perusahaan
komersial yang mengelola satu sambungan permanen dengan the net dengan sambungan
sementara.
2. World Wide Web
Subsistem komputer yang memberikan akses ke internet dan menawarkan kemampuan
berhubungan serta multimedia. The web memungkinkan para pengguna di seluruh dunia
berkomunikasi dengan mudah. Web mendukung standar untuk penyimpanan, penemuan
kembali, memformat dan menayangkan informasi. Web mnyediakan “bahasa umum’ yang
membuat Internet tersedia bagi audiens umum dan tidak hanya kepada pengguna teknis.
Orang yang bertanggung jawab untuk memelihara situs Web suatu organisasi disebut
Webmaster. Workstation yang disesuaikan untuk mengelola, memelihara, dan mendukung
situs Web dinamakan Web servers. Menyortir begitu banyak situs web merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan tanpa web browser. Web browser adalah piranti lunak yang
memudahkan pengguna dalam mengakses informasi di the web. Browser adalah piranti lunak
untuk mendukung grafik dan kemampuan hubungan yang diperlukan untuk menavigasikan
World Wide Web. Search engines yaitu alat untuk mencari halaman Web yang mengandung
istilah dari pengguna dan kemudian memperlihatkan halaman yang sesuai.
3. Intranet
Intranet merupakan network pribadi dari situs-situs Web internal dan sumber-sumber
informasi lain yang tersedia untuk para karyawan suatu perusahaan. Intranet memungkinkan
pengguna melihat-lihat situs internal yang berisi informasi sebuah perusahaan. Hanya
karyawan yang bias masuk melalui firewall elektronik. Firewall elektronik ialah sistem
hardware dan software yang menghalangi pihak luat untuk mengakses jaringan internal suatu
perusahaan.
4. Ekstranet merupakan intranet yang mengizinkan pihak luar untuk mengakses secara terbatas
kepada system informasi internal suatu perusahaan.
BAB III
PENUTUP
Penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi sangat berperan dalam roda
lingkungan bisnis. Teknologi merupakan komponen terpenting, karena faktor penentu
keberhasilan suatu bisnis atau perusahaan. Pemilik bisnis atau perusahaan harus
mengupayakan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi secara maksimal.
Terbukti semakin tepat penggunaan dan pemanfaata tekonologi, semakin berkembang dan
berhasil suatu bisnis atau perusahaan.
Dari sisi fungsinya, sistem informasi dan teknologi informasi dimaksudkan untuk
menunjang dan memfasilitasi kegiatan ekonomi, sehingga inefisiensi pelaksanaannya
semakin berkurang. Bisnis-bisnis kecil yang sedang merintis usahanya dapat bertahan dan
berkembang dalam persaingan bisnis. Pelaksanaan operasi dan output yang dihasilkan dapat
maksimal.
Pengaplikasian dan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi dalam roda
bisnis atau perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari perusahaan itu
sendiri, kemampuan dan kebutuhan pasar yang dilayani ataupun standar yang harus
dioperasikan. Dengan demikian penggunaan teknologi harus tepat dalam suatu bisnis atau
perusahaan.
DAFTAR PUTAKA