Kerja Kelompok Di Kelas Utama
Kerja Kelompok Di Kelas Utama
Pendahuluan
Pembalajaran kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar dengan cara
berkelompok-kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas yang dirasa perlu dikerjakan secara
bersama-sama.
Pembelajaran kerja kelompok sangat berpengaruh dalam memotifasi belajar bagi para
peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Dikatakan sedemikian, karena disebabkan
Para siswa akan lebih terpacu untuk mencari hal-hal yang belum mereka ketahui dengan cara
berdiskusi dengan para satuan kelompok mereka.
Pembelajaran kerja kelompok mengandung pengertian bahwa para siswa dilatih
membentuk suatu kepribadian kesatuan serta kebersamaan, karena dengan cara seperti ini siswa
yang kemampuannya kurang pandai dapat bekerja sama saling tukar pengetahuan dengan siswa
yang lebih pandai.
Studi terbaru di Inggris, sebagai bagian dari inisiatif Program Penelitian Pengajaran dan
Pembelajaran (TLRP), telah menunjukkan hasil yang substansial pada Kunci Tahap 2 (sains) dan
Kunci Tahap 3 (Bahasa Inggris dan matematika), terutama ketika tes berusaha untuk mengukur
pemahaman daripada pengetahuan prosedural. Light dan Littleton (1994) dan Mercer et al.
(2004) juga setuju bahwa bekerja dalam kelompok tampaknya memiliki dampak terbesar pada
kinerja siswa ketika tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan penalaran dan
pemecahan masalah. Namun Sepertinya Dibantah oleh Galton (1980) Karna dia menemukan
bahwa siswa walaupun sudah diberi kelompok tetap saja mengerjakannya secara individu
terkadang malah dikerjakan satu kelas tanpa bekerja sama dalam kelompok yang sudah di
bagikan. Dari sini kita dapat melihat bahawa walaupun terkadang siswa sudah diberikan
kelompok mereka tidak menggunakan kelompok tersebut dengan effektif.
Ditambah lagi oleh Hastings dan Schweiso 1995, mereka menyatakan bahwa apa pun
pengaturan pengelompokannya, adanya kesamaan dari semua penelitian di kelas-kelas dasar
selama beberapa dekade yaitu walaupun siswa sudah duduk dalam kelompok, mereka jarang
bekerja sebagai kelompok. Sebagian besar siswa ketika duduk dalam kelompok, siswa bekerja
secara kelas (tugas dikerjakan secara serentak oleh seluruh siwa dalam kelas tersebut) atau secara
individu pada tugas-tugas latihan dan revisi.
Lalu pengaturan ini tidak selalu produktif, karena ketika siswa berbicara satu sama lain
dalam kelompok mereka, percakapan cenderung melibatkan masalah 'sosial' daripada yang
berkaitan dengan tugas. Dari sini kita bisa melihat bahwa kerja kelompok adalah pedagogik yang
kurang efektif jika siswa belum memahami apa itu kerja kelompok dan bagaimana fungsinya dan
sepertinya siswa sekolah dasar akan kesulitan dalam mengerti apa itu kerja kelompok. Maka dari
itu masih dengan Hastings dan Schweiso (2002) merekomendasikan pengaturan tempat duduk
lain mungkin lebih cocok untuk tugas-tugas yang melibatkan diskusi seluruh kelas atau untuk
pekerjaan kursi individu untuk siswa yang masih belum bisa melakukan kerja kelompok dengan
baik. Baru setelah mereka sedikit dewasa atau masuk ke jenjang kelas yang lebih tinggi
dikenalkan ke istilah kerja kelompok.
Walaupun disini yang paling awal dan yang paling sering menggunakan metode kerja
kelompok adalah guru, seringkali terjadi guru hanya memberikan tugas dan meninggalkan
kelompok tersebut dan tidak memberikan pelatihan keterampilan kerja kelompok kepada siswa.
(Galton dan Williamson 1992). Seharusnya dari awal kita sudah memberikan pelatihan seperti halnya
dalam dunia bisnis mengapa mereka perlu mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk melatih
karyawan itu dilakukan agar mereka bisa bekerja dengan rekan setimnya secara efektif (bee and bee
1997). Maka dari itu sebelum melakukan kerja kelompok sebaiknya guru memberikan pelatihan
keterampilan kerja kelompok
Langkah-langkah untuk melatih siswa dalam kerja sama kelompok (david,1993) adalah sebagai
berikut.
Pada tahap primer, menangani potensi konflik paling baik dilakukan dalam kerangka
kelas tanya jawab daripada dengan permainan peran, yang mungkin lebih cocok untuk sekolah
menengah siswa (Kingsley-Mills et al. 1992). siswa perlu dibantu untuk memahami efek dari
Anda menghindari konflik dengan segala cara. Kamu percaya
Menghindari (kura-kura) tidak ada gunanya mencoba menyelesaikannya konflik. Lebih
baik menarik, untuk mundur ke cangkang Anda dan merawat
perasaan anda.
Anda selalu berusaha menenangkan dan memulihkan hubungan.
Menghaluskan (mainan Kamu mencoba mencari hal-hal yang sama daripada menangani
masalah yang menyebabkan konflik.
Memaksa (hiu) Anda mencoba untuk mendapatkan cara Anda sendiri di semua
biaya. Menang adalah yang paling penting. Kekalahan sama
dengan kelemahan. Anda tidak peduli jika orang lain tidak
menyukai Anda sebagai hasilnya.
Berkompromi (rubah) Anda tawar-menawar sehingga Anda dapat menemukan tengah
tanah. Asumsi Anda adalah itu memisahkan perbedaan adalah
satu-satunya solusi yang masuk akal.
Pemecahan masalah Anda menghargai tujuan bersama dan hubungan. Anda mencari
(burung hantu) solusi kooperatif sehingga dari konflik dapat meningkatkan
Hubungan.