Anda di halaman 1dari 9

PSEUDOFAKIA

A. DEFINISI

Pseudoafakia adalah sebuah kondisi dimana mata aphakia telah dilengkapi dengan
lensa intraocular untuk mengganti lensa kristal. Lensa intraocular adalah lensa buatan yang
terbuat dari semacam plastic (polimetilmetakrilat) yang stabil, transparan dan ditoleransi oleh
tubuh dengan baik.Lensa ini sangat kecil, lunak dengan diameter antara 5-7 mm dan tebal 1-2
mm sehingga dapat menggantikan posisi lensa mata manusia yang telah
keruh/katarak.Karena dapat ditoleransi tubuh dengan baik maka lensa tanam ini dipasang
untuk seumur hidup.
Karena lensa tanam ini menggantikan posis lensa yang telah katarak maka tidak akan
terjadi pembesaran benda yang dilihat, pandangan samping tetap jelas, tidak perlu buka
pasang dan penglihatan terasa lebih nyaman.
Lensa tanam ini juga dapat menjadi infeksi yang disebut infeksi intraokuler, dimana
sebagian besar berasal dari :
 Cairan yang tercemar
 Konjungtivitis menahun atau infeksi pinggir kelopak mata menahun atau
dacriocystitis menahun.
 Pembedahan yang memakan waktu terlalu lama.

Pseudofakia adalah suatu keadaan dimana mata terpasang lensa tanam setelah operasi
katarak.
Lensa adalah suatu struktur transparan (jernih). Kejernihannya dapat terganggu oleh
karena proses degenerasi yang menyebabkan kekeruhan serabut lensa. Terjadinya kekeruhan
pada lensa disebut dengan katarak (Hutasoit, 2009).
Tidak ada terapi medis untuk katarak. Ekstraksi lensa diindikasikan apabila penurunan
penglihatan mengganggu aktivitas normal penderita. Indikasi pembedahan pada katarak
senilis :
- Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glukoma, meskipun visus masih
baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga setelah keadaan menjadi tenang.
- Bila sudah masuk dalam stadium matur karena dapat meninmbulkan penyulit
- Bila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
atau visus < 6/12.
Terapi pembedahan :
1. EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsuler)
Teknik ini sudah jarang digunakan setelah adanya teknik EKEK. Pada EKIK
dilakukan pengangkatan seluruh lensa, termasuk kapsul lensa. Pada teknik ini dilakukan
sayatan 12-14 mm, lebih besar dibandingkan dengan teknik EKEK. Dapat dilakukan
pada zonula zinn yang telah rapuh/ berdegenerasi/ mudah diputus.2
a. Keuntungan :
- Tidak timbul katarak sekunder
- Diperlukan instrumen yang tidak terlalu canggih (lup operasi, cryoprobe, forsep
kapsul)
b. Kerugian :
Insisi yang lebih besar dapat mengakibatkan :
- Penyembuhan dan rehabilitasi visual tertunda
- Astigmatisma yang signifikan
- Inkarserasi iris dan vitreus
- Lebih sering menimbulkan penyulit seperti glaukoma, uveitis, endolftalmitis.

2. EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler)


Dilakukan dengan merobek kapsul anterior, mengeluarkan nukleus dan korteks.
Sebagian kapsul anterior dan seluruh kapsul posterior ditinggal. Cara ini umumnya
dilakukan pada katarak dengan lensa mata yang sangat keruh sehingga sulit dihancurkan
dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada tempat-tempat di mana
teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia. Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebar,
karena lensa harus dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa
buatan/ Intra Ocular Lens (IOL) dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di posisi
semula. Lalu dilakukan penjahitan untuk menutup luka. Teknik ini dihindari pada
penderita dengan zonulla zinii yang rapuh.2
a. Keuntungan :
1. Luka insisi lebih kecil (8-12 mm) dibanding EKIK
2. Karena kapsul posterior utuh maka :
- Mengurangi resiko hilangnya vitreus durante operasi
- Posisi anatomis yang lebih baik untuk pemasangan IOL
- Mengurangi insidensi ablasio retina, edema kornea, perlengketan vitreus
dengan iris dan kornea
- Menyediakan barier yang menahan pertukaran beberapa molekul antara
aqueous dan vitreus
- Menurunkan akses bakteri ke kavitas vitreus yang dapat menyebabkan
endofthalmitis.
b. Kerugian :
Dapat timbul katarak sekunder.

3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran-getaran
ultrasonik untuk mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5
mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca-operasi, disamping perbaikan
penglihatan juga lebih baik. Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik
dan kebanyakan katarak senilis. Teknik ini kurang efektif pada katarak senilis yang
padat, dan keuntungan insisi limbus yang kecil agak berkurang kalau akan dimasukkan
lensa intraokuler. Kerugiannya kurve pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, dan
komplikasi saat operasi bisa lebih serius.1,4
Teknik ini menghasilkan insidensi komplikasi luka yang lebih rendah, proses
penyembuhan dan rehabilitasi visual lebih cepat. Teknik ini membuat sistem yang relatif
tertutup sepanjang fakoemulsifikasi dan aspirasi, oleh karenanya mengontrol kedalaman
COA sehingga meminimalkan risiko prolaps vitreus.5

Persiapan operasi :
1. Status oftalmologik
 Tidak dijumpai tanda-tanda infeksi
 TIO normal
 Saluran air mata lancar
2. Keadaan umum/sistemik
 Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin, waktu pembekuan, waktu
perdarahan, kadar gula darah dalam batas normal
 Tidak dijumpai batuk produktif
 Pada penderita DM atau hipertensi, keadaan penyakit tersebut harus
terkontrol.
Perawatan pasca operasi :
1. Mata dibebat
2. Diberikan tetes antibiotika dengan kombinasi antiinflamasi
3. Tidak boleh mengangkat benda berat, menggosok mata, berbaring di sisi mata yang
baru dioperasi, dan mengejan keras.
4. Kontrol teratur untuk evaluasi luka operasi dan komplikasi setelah operasi.
5. Bila tanpa pemasangan IOL, maka mata yang tidak mempunyai lensa lagi (afakia)
visusnya 1/60, sehingga perlu dikoreksi dengan lensa S+10D untuk melihat jauh.
Koreksi ini diberikan 3 bulan pasca operasi. Sedangkan untuk melihat dekat perlu
diberikan kacamata S+3D.

G. KOMPLIKASI

Komplikasi operasi katarak bervariasi berdasarkan waktu dan luasnya.


Komplikasi dapat terjadi intra operasi atau segera sesudahnya atau periode pasca
operasi lambat. Oleh karenanya penting untuk mengobservasi pasien katarak
paska operasi dengan interval waktu tertentu yaitu pada 1 hari, 1 minggu, 1 bulan,
dan 3 bulan setelah operasi katarak. Angka komplikasi katarak adalah rendah.
Komplikasi yang sering terjadi endoftalmitis, ablasio retina, dislokasi atau
malposisi IOL, peningkatan TIO, dan edema macula sistoid.

H. PROGNOSIS
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan
tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan
kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina.Prognosis untuk perbaikan
ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital
unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif
lambat.Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila:
 Fungsi media refrakta baik
Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai
dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp.
 Fungsi retina baik
Dilakukan dengan pemeriksaan persepsi warna, dengan cara menyorotkan
cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop
cahaya diarahkan ke mata.
 Fungsi makula baik
 Fungsi optik disc baik
 Fungsi N. Opticus (N.II) baik
 Fungsi serebral baik
 Tidak terdapat kelainan refraksi
 Tidak ada amblopia
B. LENSA INTRAOKULER DAN IMPLAN
Lensa intraocular (IOL) umum digunakan untuk memperbaiki atau menyembuhkan cacat
visual. IOL dikategorikan dalam dua jenis: monofocal atau multifokal. Lensa
intraokular monofocal atau multifokal dapat dimanfaatkan dalam penggantian Lensa
mata rusak.
IOL monofokal 
IOL monofokal yang berarti mereka memberikan visi pada satu jarak saja (jauh,
menengah atau dekat) berarti bahwa pasien harus memakai kacamata atau lensa
kontak untuk membaca, menggunakan komputer atau melihat pada jarak lengan.
IOL multifokal 
IOL multifokal menawarkan kemungkinan melihat dengan baik pada lebih dari
satu jarak, tanpa kacamata atau lensa kontak.
Toric IOL untuk Astigmatisma
IOL toric dirancang untuk mengoreksi astigmatisme.  Toric IOL datang dalam
berbagai kekuatanvisi jarak, dalam 2 versi. Satu, mengoreksi hingga 2,00 dioptri (D)
dari Silindris dan yang lain mengoreksi hingga 3,50 D. Model yang berbeda juga dapat
menyaring UV yang berpotensi merusak atau cahaya biru.
Kebanyakan ahli bedah yang merawat Silindris pada pasien katarak, cenderung
menggunakan astigmatik keratotomi (AK) atau limbal relaxation incision, yang 
membuat sayatan di kornea. Selain astigmatisme kornea, beberapa orang mungkin
memiliki astigmatisme lenticular, yang disebabkan oleh ketidakteraturan dalam bentuk
lensa alami di dalam mata. Hal ini bisa diperbaiki dengan IOL toric namun dengan
risiko penglihatan memburuk karena lensa berputar dari posisi, sehingga butuh operasi
lebih lanjut untuk memposisikan atau mengganti IOL.
Monovision dengan Lensa Intraokuler
Jika operasi katarak melibatkan kedua mata bisa dipertimbangkan menggunakan
monovision. Hal ini dengan menanamkan sebuah IOL di satu mata yang memberikan
penglihatan dekat dan IOL di mata lain yang menyediakan penglihatan jarak.
Biasanya orang dapat menyesuaikan diri. Tapi jika tidak bisa, penglihatan mungkin
menjadi kabur baik dekat dan jauh. Masalah lain adalah bahwa persepsi kedalaman dapat
menurun karena visus binokuler kurang - yang berarti, mata tidak bekerja sama.
Aspheric IOL
IOL berbentuk bola, yang berarti permukaan depan secara seragam
melengkung. IOL aspheric, pertama kali diluncurkan oleh Bausch + Lomb pada tahun
2004, yang sedikit datar di pinggiran dan dirancang untuk memberikan sensitivitas
kontras yang lebih baik. Lensa ini memiliki kemampuan untuk mengurangi
penyimpangan visual.
Beberapa ahli bedah katarak memperdebatkan manfaat IOLs aspheric, karena
manfaat sensitivitas kontras tidak dapat berlangsung pada pasien yang lebih tua karena
sel-sel ganglion retina adalah penentu utama sensitivitas kontras dan pada usia tua secara
bertahap kehilangan sel-sel ini. Namun, orang muda yang menjalani operasi katarak
sekarang cenderung memiliki sel ganglion lebih banyak dan lebih sehat. Jadi mereka
akan dapat menikmati sensitivitas kontras yang lebih baik untuk waktu yang lama.
Blue Light-Filtering IOLs
IOL ini memfilter baik ultraviolet (UV) dan energi tinggi sinar biru, yang keduanya
terkandung dalam cahaya alami maupun buatan. Sinar UV telah lama dicurigai bisa
menyebabkan katarak dan gangguan penglihatan lain, dan IOL
banyak menyaring mereka keluar seperti lensa mata alami sebelum penghapusan
dalam operasi katarak. Sinar biru, yang berkisar 400-500 nanometer (nm) dalam
spektrum cahaya, dapat menyebabkan kerusakan retina dan berperan dalam timbulnya
degenerasi makula.
IOL ini berwarna kuning transparan untuk menyaring sinar biru. Sebenarnya warna ini
mirip dengan lensa kristal alami. Warna kuning ini tidak mengubah warna lingkungan
atau kualitas penglihatan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa
sensitivitas kontras mungkin hilang dengan pemakaian IOL jenis ini. Dalam studi
Austria, beberapa orang yang menggunakan IOL ini melihat adanya penurunan
kualitas penglihatan ketika mereka diberi kuesioner.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam edisi Desember 2010, Journal of Cataract &
Refractive Surgery menemukan bahwa pasien katarak dengan IOL berwarna kuning
memiliki kesulitan melihat dalam rentang warna biru pada kondisi pencahayaan yang
kurang.
"Piggyback" IOL
Bila pasien memiliki hasil yang kurang dari optimal dari lensa intraokular asli yang
digunakan dalam operasi katarak, ada pilihan untuk memasukkan lensa
tambahan dari yang dimiliki saat ini. Hal ini dikenal sebagai “lensa piggyback”,
mungkin dapat memperbaiki penglihatan dan dianggap lebih aman daripada
mengeluarkan dan mengganti lensa yang ada.
Jika diperlukan derajat yang sangat tinggi dalam koreksi visus, seperti
untuk miopia berat atau astigmatisme, dapat disarankan kombinasi kekuatan dari dua
lensa intraokular pada satu mata dengan menggunakan "lensa piggyback".

C. AFAKIA
Afakia adalah suatu keadaan mata tidak mempunyai lensa akibat lensa dikeluarkan
pada operasi katarak. Sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Setelah
operasi katarak dan dipasang lensa (lensa tanam) disebut intra okuler lensa (IOL) yang
disebut pseudofakia.
Penderita afakia dan penderita nomali refraksi berat (>6 D) memerlukan tindakan
bedah refraktif. Ada 3 macam bedah refraktif, yaitu tindakan LASIK (bedah dengan
laser), pemasangan Claw Lens IOL (Afakik) dan Clear Lens Extraction (CLE).

AFAKIA

DEFINISI

Keadaan dimana lensa sudah dikeluarkan pada ekstraksi lensa, atau masa lensa sudah
habis diabsorbsi seperti pada sisi lensa atau ekstraksi lensa, atau ekstraksi linier.

GEJALA DAN TANDA

 Iris tremulans : akibat tidaka danya lensa di dalam bilik mata belakang, maka iris
tida ada sandaran ke belakang sehingga terjadi iris tremulans dimana iris
bergoyang pada setiap pergerakan mata.

 Hipermetropi : lensa yang tidak ada pada seorang emtropia akan memberikan
kelainan refraksi. Hipermetropi kira- kira 10 dioptri yang berarti dia memerlukan
lensa postif 10 untuk melihat jauh dan untuk melihat dekat adisi 3.00 dioptri
karena tidak ada akomodasi.

 Bilik mata dalam

 Pupil tampak lebih hitam

Anda mungkin juga menyukai