Anda di halaman 1dari 18

1.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA

A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA

Kerangka Acuan Kerja yang diberikan kepada Konsultan telah dipelajari


dengan seksama. Meskipun dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut
hanya menguraikan secara umum, kami sebagai calon penyedia jasa
Konsultansi Perencana dapat menangkap dan memahami maksud pekerjaan
yang akan dilaksanakan, diantaranya sebagai berikut :

- Kerangka Acuan Kerja secara umum disajikan dengan singkat, padat,


jelas serta mudah dimengerti.

- Latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, nama dan organisasi


pengguna jasa, sumber pendanaan telah diuraikan cukup jelas.

- Lingkup, lokasi kegiatan, data dan fasilitas penunjang, telah diuraikan


cukup jelas

- Metodologi yang harus disajikan konsultan cukup jelas

- Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan dalam menangani pekerjaan,


telah diuraikan cukup jelas

- Keluaran (out design) dan laporan yang diharapkan cukup jelas

- Kebutuhan personil untuk menangani pelaksanaan pekerjaan dan


persyaratan secara lengkap telah diuraikan cukup jelas

- Dalam perincian biaya sudah diuraikan jenis pekerjaan, satuan yang


harus diikuti oleh konsultan.

Untuk itu konsultan telah dapat memahami dan menghayati bentuk dan
ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan. Atas dasar pemahaman

DOKUMEN USULAN 32
TEKNIS
dan penghayatan diatas dan ditambah dengan pengalaman perusahaan
selama menangani pekerjaan sejenis serta didukung oleh tenaga ahli yang
dimiliki , maka kami selaku konsultan sanggup dan bersedia untuk
melaksanakan pekerjaan yang dilelangkan.

B. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK
- Konsultan sangat apresiasi terhadap segala fasilitas yang disediakan oleh
PPK yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. Karena hal ini sangat
membantu dan memperlancar konsultan dalam proses pencarian data
primer maupun data sekunder sebagai acuan untuk melaksanakan
kegiatan perencanaan.

- Dan juga tersedianya pengelola teknis sebagai tempat konsultasi dalam


menetukan desain dan target yang akan dicapai secara teknis.

2. PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

2.1. Pendahuluan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaan sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya
diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan
tersebut dapat dicapai dengan baik.
Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA yang sering dianggap
hanya sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak
pemerintah daerah merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi
penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang prioritas dibandingkan
dengan penggunaan sektor lainnya. Di TPA, sampah masih mengalami
proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu panjang. Beberapa
jenis sampah dapat terurai secara cepat, sedang yang lainnya lebih lambat;

DOKUMEN USULAN 33
TEKNIS
bahkan beberapa jenis sampah tidak berubah sampai puluhan tahun;
misalnya pastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai
digunakanpun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan
beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih
diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang


meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara
satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept.
Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002). Kelima aspek tersebut meliputi:
aspek teknis operasional , aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum
dan peraturan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat. Kelima
aspek tersebut di atas ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar
Sistem

Pengelolaan Sampah

Mencermati gambar tersebut di atas, terlihat bahwa dalam sistem


pengelolaan sampah antara aspek teknis operasional, organisasi, hukum,
pembiayaan dan peran serta masyarakat saling terkait, tidak dapat berdiri
sendiri. Timbulan sampah yang ada membutuhkan penanganan pertama

DOKUMEN USULAN 34
TEKNIS
dari aspek peran serta masyarakat, yaitu proses pewadahan sampah.
Selanjutnya, membutuhkan penanganan kedua yaitu teknik operasional
dimulai dari pengumpulan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang
membutuhkan aspek peran serta masyarakat, pemindahan ke moda
angkutan, pengangkutan ke TPA, sampai di TPA sampah yang ada tersebut
dipilah kembali melalui proses pengolahan sampah, hingga akhirnya
sampai pada proses pembuangan akhir sampah dengan pendekatan yang
disesuaikan dengan kondisi anggaran (kota besar dengan sanitary landfill
dan kota sedang/ kecil dengan controlled landfill). Kesemuaannya itu
membutuhkan organisasi dalam rangka pengaturan hukum dan penyediaan
pembiayaan.
Pada Kabupaten Katingan , sistem pengelolaan sampah yang ada masih
bersifat individual dengan cara gali dan urug. Walaupun sebagian juga ada
yang masih keliru, yaitu membuang ke sungai, di bakar, dan sebagainya
yang sifatnya belum terpusat.

2.2. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perencanaan yang
diberikan atas pekerjaan Perencanaan tersebut di atas, serta
memperhatikan tujuan dan maksud pekerjaan ini dilakukan, maka
pendekatan teknis dan metodologi yang akan dilakukan yaitu dengan
tahapan pekerjaan dan ruang lingkup dalam merencanakan adalah
sebagaimana dijelaskan dalam uraian berikut ini.

2.2.1. Kegiatan Persiapan

Dalam kegiatan persiapan ini CV. BETANG ENGINEERING Pusat Palangka


Raya selaku Konsultan Perencana sebelumnya akan melakukan tahapan
menyusun program kerja dan alokasi tenaga kerja yang akan ditugaskan
dengan uraian sebagai berikut :

a. Mobilisasi personil inti dan personil pendukung

DOKUMEN USULAN 35
TEKNIS
b. Mengumpulkan data dan informasi selengkap-lengkapnya tentang
pelaksanaan pekerjaan yang diperoleh dari :

- Hasil survey sekunder yang berupa hasil studi – strudi , kebijakan


Kota Kasongan dan Kabupaten Katingan.

- hasil survey lapangan yang berupa pengukuran batas – batas lahan


dan pemasangan patok BM dan patok kayu di lokasi perencanaan .

- Pengujian karakteristik dan daya dukung tanah lokasi perencanaan

- hasil konsultasi dengan pemberi tugas

- data-data lain yang diperlukan yang dapat menunjang kelancaran


dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan.

2.2.2. Kegiatan Analisis Data

Merupakan penilaian terhadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan


prinsip – prinsip pendekatan dan metode serta teknis analis perencanaan kota
yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun secara praktis.
Pokok-pokok pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap kegiatan analisis
meliputi:

A. ANALISIS KEPENDUDUKAN
Analisis kependudukan adalah awal dari mekanisme perhitungan kebutuhan
pengelolaan persampahan. Analisis penduduk sangat berpengaruh terhadap
perencanaan pengelolaan sistem persampahan khususnya yang berkaitan dengan
kebutuhan pelayanan fasilitas pengelolaan persampahan. Dalam analisis
kependudukan, diperlukan proyeksi mengenai jumlah dan perkembangan
penduduk di masa yang akan datang untuk menentukan rencana pengembangan
fasilitas persampahan sehingga penduduk dapat terlayani dengan baik. Metode
proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Kota Kasongan dan Sekitarnya disajikan
dengan metoda bunga berganda. Analisis proyeksi pertumbuhan penduduk pada
kegiatan Perencanaan Teknis TPA ini dilakukan berdasarkan data series jumlah
penduduk Kota Kasongan dan Desa Hampalit yang merupakan lokasi TPA di
Kabupaten Katingan untuk perkiraan jumlah penduduk pada tahun perencanaan
dan untuk mencari kecenderungan pertumbuhan penduduknya. Maka, proses dari

DOKUMEN USULAN 36
TEKNIS
perhitungan ini adalah dengan mekanisme bertahap: (1) menghitung pertumbuhan
penduduk tahun eksisting,; (2) menghitung perkiraan (proyeksi) penduduk 2014 –
2024.

B. ANALISIS KONDISI TIMBULAN SAMPAH


Analisis Kondisi Timbulan Sampah Eksisting
Analisis kondisi eksisting disini sebenarnya bukan eksisting di lapangan,
melainkan eksisting data terakhir yang diperoleh, yaitu jumlah penduduk
Kabupaten Katingan dan kota Kasongan di tahun terakhir dimana tampak
nyata kondisi besaran timbulan sampah mengikuti keberadaan jumlah
penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar juga
timbulan sampah yang dihasilkan

Analisis Proyeksi Timbulan Sampah


Merupakan data proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2024 dapat
diproyeksikan jumlah timbulan sampah rumah tangga di Kota Kasongan dan
Desa Hampalit (kereng Pangi).

ANALISIS KEBUTUHAN PENGELOLAAN SAMPAH KOTA


KASONGAN DAN DESA HAMPALIT
Secara eksisting, Kota kasongan dan Desa Hampalit (Kereng Pangi) belum
memiliki sistem pengelolaan sampah. Melalui penyusunan Perencanaan Teknis
TPA Kasongan dan TPA Hampalit (Kereng Pangi) maka diupayakan terdapat
gambaran yang jelas bagaimana mengelola sistem persampahan di Kota
Kasongan dan Desa Hampalit. Analisis ini digunakan untuk menentukan
kebutuhan pengelolaan selama 10 tahun proyeksi, yaitu mulai tahun anggaran
baru 2015 sampai dengan 2024.

Analisis Penyediaan Infrastruktur Pengelolaan Persampahan


Berdasarkan pedoman pengelolaan dan pengoperasian bidang persampahan
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya – Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman – Kementerian Pekerjaan
Umum, penyediaan infrastruktur adalah masuk dalam konteks pengelolaan

DOKUMEN USULAN 37
TEKNIS
teknik sampah perkotaan. Adapun kegiatan dalam pengelolaan teknik sampah
perkotaan, meliputi:
1. Pewadahan sampah
Adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual
maupun komunal.

2. Pengumpulan sampah
Adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-
masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara
atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses
pemindahan.

3. Pemindahan sampah
Adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat
pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir.

4. Pengangkutan sampah
Adalah tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari
sumber sampah menuju ke tempat pembuangan akhir.

Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pewadahan Sampah


Proses pewadahan sampah meliputi 2 (dua) mekanisme, yaitu individual dan
komunal. Pewadahan secara individual adalah penampungan sampah
sementara di masing-masing sumbernya. Kemudian, pewadahan komunal
adalah cara penampungan sampah sementara secara bersama-sama pada satu
tempat. Untuk mengkategorisasikan kebutuhan infrastruktur pewadahan
sampah ini, dapat dilakukan dengan melihat skala pelayanan berdasarkan
standar pengelolaan teknik sampah perkotaan. Lebih jelasnya seperti pada
Tabel 4.5, berikut ini.

DOKUMEN USULAN 38
TEKNIS
. Skala Pelayanan Infrastruktur Pewadahan Sampah

Jenis Umur
No. Kapasitas Pelayanan Kategorisasi
Wadah Wadah
1. Kantong 10 – 40 L 1 KK 2 – 3 hari Individual
2. Bin/ Tong 40 L 1 KK 2 – 3 tahun Individual
3. Bin/ Tong 120 L 2 – 3 KK 2 – 3 tahun Komunal
4. Bin/ Tong 240 L 4 – 6 KK 2 – 3 tahun Komunal
5. Kontainer 1.000 L 80 KK 2 – 3 tahun Komunal
6. Kontainer 500 L 40 KK 2 – 3 tahun Komunal
7. Bin 30 – 40 L Pejalan 2 – 3 tahun Komunal
Kaki
Taman
Sumber: Pedoman Pengelolaan dan Pengoperasian Bidang Persampahan

Berbasis pada pedoman di atas (Tabel 4.5), maka dapat dihitung kebutuhan
infrastruktur pewadahan sampah yang disinergikan dengan proyeksi jumlah
penduduk dengan menggunakan hasil perhitungan data eksisting. Berikutnya,
dapat kita lakukan review setiap 5 tahun untuk melihat perkembangan gap
antara kebutuhan (demand) dan penyediaan (supply).

Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pengumpulan Sampah


Untuk memahami infrastruktur pengumpulan sampah, sebaiknya kita perlu
memahami terlebih dahulu pola umum pengumpulan sampah (bila sistem
pengelolaan sampah sudah ada). Pola tersebut meliputi:
1. Pengumpulan sampah dari atau pada wadah sampah ke TPS yang
dilaksanakan oleh penghasil sampah.
2. Pengumpulan dilakukan oleh petugas lokal (dibayar dengan swadaya
masyarakat) dengan menggunakan gerobak sampah.
3. Pengumpulan dilakukan oleh petugas khusus dengan menggunakan
gerobak sampah.
4. Penyapuan sampah jalan oleh pengelola (petugas penyapu jalan).

DOKUMEN USULAN 39
TEKNIS
5. Pengumpulan sampah ke tempat terbuka untuk ditimbun, dibuang secara
terbuka atau dibakar (untuk wilayah permukiman yang belum mendapat
pelayanan pengangkutan sampah dari petugas kebersihan).

2.2.3. Kegiatan Perencanaan

A. Tahap Konsep Rencana Teknis

1. Menyiapkan konsep rencana teknis termasuk konsep organisasi,


jumlah dan kwalifikasi team rencana, metode pelaksanaan dan
tanggung jawab pada waktu perencanaan.

2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang,


organisasi hubungan antar ruang dan menyusun daftar pekerjaan.

3. Membuat perhitungan volume sementara termasuk estimasi biaya


secara kasar.

4. Melaporkan data-data hasil survey dilapangan maupun data-data


lain yang diperoleh dan yang berhubungan dengan pekerjaan
perencanaan, utamanya daftar harga bahan bangunan, daftar analisa
yang masih berlaku dan diberlakukan.

B. Tahap Pra-Rencana Teknis

1. Membuat gambar denah bangunan baik yang telah dilaksanakan


maupun yang akan dilaksanakan.

2. Membuat gambar tampak dan potongan terhadap bangunan yang


akan dilaksanakan berdasarkan perkiraan dana yang ada.

3. Melakukan perhitungan terhadap struktur bangunan utamanya yang


kan dilaksanakan berdasarkan dana yang ada.

4. Membuat garis besar rencana kerja dan syarat-syarat untuk tahapan


bangunan yang akan dilaksanakan.

5. Membuat perhitungan sementara/estimasi biaya yang dituangkan ke


dalam rencana anggaran biaya sementara.

DOKUMEN USULAN 40
TEKNIS
6. Melakukan konsultasi dengan Pihak Pemberi Kerja dan pengelola
teknis yang ditunjuk tentang target pelaksanaan pekerjaan yang
akan dilaksanakan berdasarkan tingkat kebutuhan/kepentingan.

7. Memberikan masukan/informasi secara lengkap dan jelas kepada


Pemimpin Kegiatan tentang target pelaksanaan kegiatan di lapangan
berdasarkan estimasi biaya sementara.

C. Tahap Pengembangan Rencana.

1. Membuat gambar pengembangan baik yang menyangkut gambar


arsitektur, gambar struktur dan gambar utilitas bangunan
berdasarkan berdasarkan anggaran yang tersedia.

2. Membuat uraian konsep rencana dan perhitungan volume secara


lengkap dan lebih terperinci.

3. Membuat Estimasi / draf Rencana Anggaran Biaya Sementara.

4. Membuat Draf Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang lebih lengkap


tentang spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

D. Tahap Rencana Detail

1. Membuat gambar rencana teknis yang mencakup gambar detail


struktur, gambar detail utilitas bangunan gambar arsitektur secara
lengkap dan jelas.

2. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang lebih detail dan


terperinci

3. Membuat Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).

4. Membuat Estimasi biaya dan menyusun Rencana Anggaran Biaya


yang lebih lengkap terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dapat
dicapai berdasarkan dana / anggaran yang ada.

DOKUMEN USULAN 41
TEKNIS
E. Tahap Pelelangan

1. Membantu Pejabat Pengadaan Barang/Jasa utamanya pada saat


pemberian penjelasan / Aanwijzing baik dikantor mapun di lapangan
( lokasi pekerjaan ).

2. Menyusun dokumen tambahan berkenaan dengan hasil aanwijzing


terhadap kekurangan-kekurangan dari rencana kerja maupun
dokumen tambahan lain dihasilkan dari aanwijzing.

3. Apresiasi

Untuk menjaga tujuan dan keinginan pemilik kegiatan mengenai kebutuhan


yang akan dicapai dalam Sub Kegiatan Konsultan Perencanaan Teknis TPA
Kasongan dan TPA Hampalit, tidak menyimpang maka konsultan akan
mempelajari lebih seksama tentang kondisi lapangan dan data-data primer
maupun sekunder yang didapat untuk kegiatan yang akan dilaksanakan akan
lebih bermanfaat dan berfungsi dengan baik bagi pengguna jalan.

4. Inovasi

Dalam melaksanakan paket pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan,


konsultan akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Koordinasi

Kosultan akan melakukan koordinasi terhadap pemilik kegiatan untuk


produk perencanaan yang betul-betul efisien dan sesui dengan rencana
yang akan dicapai dalam kegiatan ini.

b. Lokasi Pekerjaan

Konsultan akan mempelajari kondisi lapangan / survey lapangan guna


memahami dengan betul kondisi lapangan sehingga konsultan perencana
dapat dengan tepat dalam membuat rencana tata letak bangunan serta
desain struktur yang akan diterapkannya.

c. Material Yang Digunakan

DOKUMEN USULAN 42
TEKNIS
Konsultan perencana dalam merencanakan material yang akan
digunakan akan mempertimbangkan kwalitas dan kuantitas yang baik
dan memenuhi standar, serta mudah didapat dipasar.

2. PROGRAM KERJA

A. Pekerjaan Persiapan

Sebagai tahapan pelaksanaan pekerjaan paling awal adalah pekerjaan


persiapan. Pekerjaan ini meliputi sebagai berikut :

- Jadwal kegiatan secara detail.

- Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-


tenaga yang diusulkan konsultan perencana harus dilampiri
curiculum vitae dan Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan

- Konsep penanganan pekerjaan perencanaan

Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari


Pejabat Pembuat Komitmen, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh
Konsultan Perencana dan mendapatkan masukan teknis dari Pengelola
Teknis Proyek.

B. Mobilisasi dan Pengadaan Kantor

Setelah menerima Surat Perintah Kerja / Kontrak, konsultan akan segera


memobiliasi personil.

Team Leader / Koordinator Perencana adalah personil pertama yang akan di


mobiliasi untuk mempersiapkan semua data dan keperluan lainnya dalam
rangka pekerjaan perencanaan ini, kemudian melakukan koordinasi dengan
pemberi tugas dalam kaitan kegiatan/pekerjaan dan menentukan jadwal
mobilisasi personil lainnya sesuai dengan kebutuhan dalam tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

DOKUMEN USULAN 43
TEKNIS
C. Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan tahapn pelaksanaan Paket Pekerjaan Jasa Konsultasi


Perencanaan, ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pekerjaan persiapan

 Pengumpulan data sekunder

 Survay detail

 Pengolahan data

 Final detail desain

 Laporan Final

 Perhitungan kuantitas dan biaya

 Dokumen tender/Dokumen lelang

Pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan Kerangka Acuan Kerja kami mampu


menyelesaikan tahap demi tahap seperti yang kami uraikan diatas selama
60(Enam puluh) hari kalender siap untuk dilelangkan.

D. Koordinasi

Selain faktor di atas, faktor koordinasi dan pembagian tugas yang jelas serta
jalur tanggung jawab yang jelas sangat berpengaruh dalam kelancaran
pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis secara baik.

E. Pelaporan
Konsultan harus membuat laporan baik untuk kegiatan pekerjaan maupun
hasil pekerjaan yang meliputi :
- Laporan Pendahuluan,
Laporan ini berisi latar belakang proyek, deskripsi wilayah / pra-analisis wilayah
perencanaan, metodologi pendekatan, strategi penanganan proyek, mekanisme
koordinasi dan rencana kerja, alokasi personil, disain riset, alat survey lainnya.
Selain hal tersebut diatas juga mencakup Laporan Fakta dan Analisa, yang
berisi hasil – hasil survei lapangan, identifikasi, dan analisis kondisi fisik dan non
fisik wilayah perencanaan dan dilengkapi dengan RAB, Gambar dan Spesifikasi
Teknis. Laporan ini diperbanyak dengan jumlah 6 (enam ) eksemplar. Konsultan

DOKUMEN USULAN 44
TEKNIS
Perencana harus dapat memaparkan hasil pekerjaannya (expose) dihadapan tim
teknis atau pihak terkait agar perencanaan yang dihasilkan dapat dipahami dan
diterima baik secara teknis ataupun non teknis.

- Laporan Final,
yang merupakan laporan akhir dari seluruh kegiatan yang berisi seluruh muatan
dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan setelah dilakukan revisi dan
penyempurnaan laporan sebelumnya. Jumlah buku adalah sebanyak 6 (enam)
eksemplar. Format Buku adalah A4, F4 dan A3 (gambar) serta Soft Copy yang
disimpan dalam CD atau Media lainnya. Dokumen yang merupakan bagian dari
Laporan Akhir adalah :
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB),
b. Gambar Rencana Kerja,
c. Spesifikasi Teknis.

3. ORGANISASI DAN PERSONIL

Dalam kegiatan Perencanaan ini, kami Pihak Konsultan Perencana berusaha


secara maksimal agar dapat merealisasikan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen Kontrak yang telah
disepakati bersama.

Untuk itu kami telah menyusun organisasi Kerja yang terdiri dari tenaga-tenaga
yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan yang bekerja penuh
dan maksimal.

1. Tujuan Penyusunan Organisasi Kerja dalam Kegiatan Pekerjaan ini yaitu :

a. Agar terwujudnya sistem kerja yang baik antara Konsultan Perencana


dengan pihak pemberi tugas/pekerjaan ( Pemimpin Program Kegiatan ).

b. Terdapat keselarasan dalam penyelenggaraan pekerjaan untuk masing-


masing bidang dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga terjalin untuk
sutau sistem pelayanan yang optimal.

c. Teraturnya kerjasama antara personil yang terlibat dalam pekerjaan ini,


guna memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam

DOKUMEN USULAN 45
TEKNIS
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perencanaan sehingga menghasilkan
masukan yang terintegrasi.

2. Atas pertimbangan di atas maka organisasi kerja tersebut dibentuk dari


berbagai unsur yaitu :
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan Perencana akan menyediakan
tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lingkup pekerjaan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

Tenaga – tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan ini terdiri


dari :
1. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan Perencana harus menyediakan
tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lingkup pekerjaan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga – tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan ini terdiri dari :
a. Team Leader (1 orang).
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini dipimpin oleh
seorang yang disebut Team Leader sesuai dengan bidang dan keahliannya
adalah seorang sarjana strata-1 atau lebih tinggi di bidang Teknik Sipil dan
berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan dilengkapi
dengan Sertifikasi Keahlian dibidangnya (SKA) dari institusi /lembaga yang
telah diakui oleh Pemerintah.
Tugas dari team leader adalah bertanggung jawab pada hal-hal sebagai
berikut:
− Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.
− Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan dan penyajian akhir dari hasil
keseluruhan pekerjaan.
− Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan yang
mencakup perencanaan struktur serta memberikan masukan kepada
tenaga ahli lainnya yang terkait.

DOKUMEN USULAN 46
TEKNIS
b. Ahli Teknik Lingkungan (1 orang).
Adalah seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik
Lingkungan dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 2 (dua) tahun
dan dilengkapi dengan Sertifikasi Keahlian dibidangnya (SKA) yang
diterbitkan oleh institusi / lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli Teknik Lingkungan adalah merencanakan dan
menganalisa penerapan pembangunan sarana persampahan yang sesuai
dengan teknologi dan kondisi ramah lingkungan yang tepat.

c. Ahli Teknik Sipil (1 orang).


Adalah seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 2 (dua) tahun dan
dilengkapi dengan Sertifikasi Keahlian dibidangnya (SKA) yang diterbitkan
oleh institusi / lembaga yang telah diakui oleh pemerintah.
Adapun tugas tenaga ahli Teknik Sipil adalah merencanakan dan menganalisa
pekerjaan-pekerjaan fasilitas utama seperti jalan dan kolam sampah, sesuai
dengan perhitungan analisa teknik sipil yang tepat.

d. Asisten Tenaga Ahli Teknik Lingkungan (1 orang)


Adalah seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik
Lingkungan dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 2 (dua) tahun
Adapun tugas tenaga ahli teknik lingkungan adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan yang mencakup analisa
penerapan ilmu teknik lingkungan serta memberikan masukan kepada tenaga
ahli lainnya yang terkait.

e. Asisten Tenaga Ahli Teknik Sipil (1 orang)


Adalah seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 2 (dua) tahun
Adapun tugas tenaga ahli sipil / struktur adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan yang mencakup perencanaan
struktur serta memberikan masukan kepada tenaga ahli lainnya yang terkait.

DOKUMEN USULAN 47
TEKNIS
f. Cost Estimator Engineer (1 orang)
Adalah seorang sarjana strata-1 atau yang lebih tinggi di bidang Teknik Sipil
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 2 (dua) tahun.
Tugas Estimator adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam pekerjaan yang mencakup perhitungan biaya, spesifikasi dan volume
material.

1. Tenaga Pendukung
Tenaga Pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
yang terdiri dari sebagai berikut :
a. Surveyor (3 Orang)
Tenaga yang disyaratkan seorang Sarjana Muda (D3 atau D4) Jurusan
Tehnik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
dibidangnya, berpengalaman minimal 2 (dua) tahun. Bertanggung jawab atas
survey dan pengecekan / pengukuran yang dilaksanakan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dan bertanggung jawab kepada Tim Leader.

b. Cad Operator (2 Orang)


Tenaga yang disyaratkan seorang STM/SMK berpengalaman minimal 2
(dua) tahun. Bertanggung jawab atas gambar rencana yang dibuat.

c. Administrasi dan Keuangan (1 Orang)


Tenaga yang disyaratkan seorang STM/SMK/SLTA berpengalaman minimal
2 (dua) tahun. Bertanggung jawab atas Administrasi dan Keuangan.

DOKUMEN USULAN 48
TEKNIS
DOKUMEN USULAN 49
TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai