PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Tuntutan kurikulum
dari mata kuliah tersebut menghendaki agar mahasiswa memahami struktur dan
fungsi anatomi tumbuhan. Dilihat dari unsur kontennya, anatomi tumbuhan
memuat berbagai topik meliputi: struktur anatomi sel, berbagai macam jaringan
yaitu jaringan dasar, pelindung, pengangkut dan sekretori, organ-organ tumbuhan
seperti akar, batang, daun, bunga, buah serta biji (Tasmania & Ermayanti, 2013).
Mata kuliah ini memiliki bobot tiga sks dengan pembagian dua sks
pembelajaran di kelas (teori) dan satu sks di laboratorium (praktek) (FKIP Unsri,
2014). Pembelajaran di kelas lebih bersifat satu arah dan hanya pada konsep-
konsep tertentu terkadang diadakan diskusi. Materi yang disampaikan dosen
bersumber dari satu buku acuan, dan disampaikan dengan menggunakan
transparansis atau tayangan slide melalui proyektor. Kajian tentang struktur
jaringan tumbuhan dikemukakan dengan gambar-gambar 2D yang berasal dari
buku ajar yang digunakan.
Sementara itu pada kegiatan praktikum mahasiswa melakukan praktikum
dengan bimbingan panduan praktikum model resep dan mahasiswa hanya
mengikuti langkah-langkah yang ada pada panduan praktikum. Mahasiswa
membuat slide mikroskopis dan mengamatinya dengan menggunakan mikroskop,
kemudian menggambar hasil pengamatan mereka dalam bentuk gambar 2D di
buku gambar. Hasil pengamatan mahasiswa dikumpulkan pada akhir semester,
sehingga kekurangan atau bahkan kesalahan dalam menggambar ataupun
memaknai struktur sel tidak dapat dideteksi lebih awal. Mahasiswa menggambar
hasil pengamatan mereka sesuai dengan apa yang mereka amati. Mahasiswa
1
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
molekular dan level sel. Pada level molekular meliputi struktur dan fungsi
makromolekul seperti protein, lemak dan asam nukleat. Pada level seluler
meliputi struktur dan fungsi dinding sel tumbuhan, membran sel hewan dan
tumbuhan serta organel (Lazarowitz & Naim, 2013). Kesulitan siswa ini
dikarenakan struktur umum dari makromolekul dan organel adalah struktur 3D,
sementara gambar dan grafik yang tersedia di buku teks adalah 2D (Lazarowitz &
Naim, 2013). Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengimajinasikan struktur
jaringan tumbuhan dari 2D ke 3D (Suprapto, 2012).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam
membangun model struktur 3D sel dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
struktur dan fungsi sel (Lazarowitz & Naim, 2013). Sukses dalam pembelajaran
sains berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-
tugas spasial, khususnya kemampuan mental rotasi yang meliputi kemampuan
memanipulasi dan transformasi dari objek 3D di kepala (Brownlow et al., 2003).
Representasi visual dalam bentuk objek 3D adalah bagian yang sangat penting di
dalam memahami fenomena dalam biologi, mekanik dan seni untuk meningkatkan
aktivitas visual, dalam matematika, sains, rekayasa untuk memecahkan masalah-
masalah spasial (Bolotin & Nashon, 2012).
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa siswa
membutuhkan kemampuan secara mental untuk memvisualisasikan struktur sel
dan organel dari dua dimensi ke bentuk sesungguhnya yaitu 3D. Aktivitas mental
(membentuk dan mengontrol mental image) ini terkait dengan kemampuan spasial
(Delialioğlu and Aşkar, 1999) yang berhubungan dengan tahap kognitif pada
operasi formal (Lazarowitz & Naim, 2012). Visualisasi spasial dan penalaran
formal berhubungan dengan kinerja pemecahan masalah yang berdampak pada
pengusaan konsep geometri (Turgut & Yilmaz, 2012). Kemampuan spasial
merupakan kemampuan fundamental dalam berpikir tingkat tinggi dan proses
penalaran (Kosslyn, 2005; Bednarz & Bednarz, 2016). Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan spasial dengan
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
visuo-spasial atau spasial (tata ruang) (Szmalec & Vandierendonk, 2011). Spatial
working memory memiliki keterbatasan dalam jumlah dan durasi penyimpanan
(Matlin, 2009). Namun sebaliknya kapasitas memori kerja dapat ditingkatkan
melalui pelatihan kognitif (Klingberg, 2010; Morrison & Chein, 2011; Shipstead,
Redick, & Engle, 2010). Oleh karena itu kemampuan dalam meyimpan dan
mengolah informasi spasial sangat penting dibekalkan pada mahasiswa calon guru
biologi. Tuntutan kebutuhan pembelajaran biologi pada tingkat sekolah menengah
memerlukan kemampuan seorang calon guru biologi yang memahami tilikan
ruang. Agar dapat sukses dalam pembelajaran sains khususnya biologi maka
seseorang harus mampu menyelesaikan masalah-masalah spasial (Bolotin &
Nashon, 2012). Selain itu mata pelajaran bologi pada sekolah menengah
menghendaki siswa memahami struktur dan fungsi tumbuhan khususnya dalam
memahami struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Lugtyastyono, 2013). Hal ini
menuntut seorang calon guru biologi untuk memiliki kemampuan dalam
menyimpan dan mengolah informasi spasial yang baik untuk dapat
membelajarkan biologi pada siswa.
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu
model perkuliahan Anatomi Tumbuhan berbasis framing untuk memfasilitasi
spatial working memory mahasiswa calon guru biologi.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi berupa konsep-
konsep dan teori yang terkait dengan anatomi tumbuhan dan spatial thinking
yang dapat membekali calon guru biologi.
2. Praktis
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
pembahasan. Bab kelima membahas tentang simpulan, saran dan implikasi hasil
penelitian. Artikel dan sumber-sumber lain yang dijadikan rujukan disajikan pada
bagian akhir dari disertasi ini.
Ermayanti, 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS FRAMING PADA
SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MEMFASILITASI SPATIAL WORKING MEMORY CALON
GURU BIOLOGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu