Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat terhadap Kecepatan Difusi dan
Lamanya Kesegaran Bunga Mawar Putih
(Rosa alba)
Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut,
gas atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah
yang potensial kimianya lebih rendah. Sukrosa disebut juga sakarosa atau gula tebu
terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa.
Bunga Mawar Putih yang mempunyai nama latin Rosa alba merupakan salah satu
tanaman hias yang mempunyai prospek yang baik, karena harganya yang tidak terlalu
mahal dan mudah ditemui maka kami memilih menggunakan bunga Mawar Putih pada
praktikum kali ini, dan karena warnanya yang putih sehingga kami dapat lebih jelas
dalam mengamati difusi yang terjadi pada bunga Mawar Putih.
Bunga Mawar Putih yang mempunyai nama latin Rosa alba, cocok ditanam pada
iklim tropis & akan tumbuh subur. Mawar Putih beradaptasi dengan duri lurus seperti
jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang,
menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi.
Peningkatan kualitas bunga yang baik, sehingga keindahan dan kesegaran bunga
potong mawar putih dapat dinikmati lebih lama merupakan hal yang sangat
didambakan. Namun kendala yang dihadapi oleh bunga potong mawar putih adalah
kesegaran bunganya sangat singkat. Untuk mengatasi masalah tersebut dicoba dengan
memberi sukrosa dan asam sitrat ke dalam larutan perendam supaya kesegaran
bunganya lebih lama. Peningkatan kualitas bunga yang baik, sehingga keindahan dan
kesegaran bunga potong mawar putih dapat dinikmati lebih lama merupakan hal yang
sangat singkat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kecepatan difusi air pada bunga
mawar putih?
2. Bagaimana pengaruh asam sitrat terhadap kesegaran bunga mawar putih?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap kecepatan difusi air pada bunga
mawar putih.
2. Mengetahui pengaruh asam sitrat terhadap kesegaran bunga mawar putih.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion menembus membran berdasarkan gradien
konsentrasi. Difusi merupakan suatu cara di mana zat bergerak masuk melalui dan keluar sel.
Molekul atau ion bergerak dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang
berkonsentrasi rendah melalaui membran permiabilitas selektif. Molekul-molekul saling
bertumbukan secara acak dan berpantulan jutaan kali tiap detik di kedua daerah.
Seberapa cepat zat terlarut dapat berdifusi bergantung pada lima faktor :
1. Ukuran. Lebih sedikit energi yang diperlukan untuk memindahkan molekul kecil
sehingga molekul kecil dapat berdifusi lebih cepat.
2. Suhu. Molekul bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga mereka
lebih sering bertumbukan.
3. Perbedaan gradien konsentrasi, kecepatan difusi lebih tinggi dalam gradien yang
besar.
4. Muatan. Perbedaan muatan anatara dua daerah mempengaruhi kecepatan dan arah
difusi karena perbedaan muatan ini dapat menarik atau menolak ion tertentu.
5. Tekanan. Tekanan mendekatkan molekul, sehingga molekul-molekul yang makin
padat menjadi bertumbukan dan lebih sering berikatan ( Prasaja, 2012:90-91).
B. Asam sitrat dan Sukrosa
Sukrosa dalam larutan perendam berperan sebagai bahan baku respirasi untuk
menghasilkan energi yang akan digunakan dalam proses metabolisme sehingga kesegaran
bunganya lebih lama. Pemakaian sukrosa pada konsentrasi yang tinggi sering menyebabkan
tumbuhnya bakteri dan terbentuknya lendir, sehingga menghambat penyerapan larutan oleh
tangkai bunga (Wiratmaja.2007).
Asam sitrat adalah asam organik lemah yang ditemukan di tumbuhan. Asam sitrat
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri, karena asam sitrat berperan sebagai
antibiotik. Asam sitrat dalam larutan perendam dapat menurunkan pH larutan sehingga dapat
diserap secara optimal oleh tangkai bunga (Suradinata,2012:129).
C. Hipotesis
H0 : Larutan asam sitrat dan sukrosa tidak berpengaruh terhadap kecepatan difusi dan
kesegaran bunga mawar putih.
H1 : Larutan asam sitrat dan sukrosa berpengaruh terhadap kecepatan difusi dan kesegaran
bunga mawar putih.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Variabel
Variabel bebas : Konsentrasi sukrosa dan konsentrasi asam sitrat
Variabel Kontrol : Bunga mawar putih, volume sukrosa dan asam sitrat
Variabel terikat : Kecepatan difusi dan kesegaran bunga mawar putih
Parameter : a. Kesegaran bunga
b. Volume air yang diserap
Bahan
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan sukrosa dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% masing-masing 100
ml di dalam botol.
3. Mewarnai larutan sukrosa dengan eosin dan menambahkan asam sitrat 100 ppm
sebanyak 100 ml pada masing-masinglarutan sukrosa (kelompok 1).
4. Menyiapkan sukrosa dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% masing-masing 100
ml di dalam botol.
5. Mewarnai larutan sukrosa dengan eosin dan menambahkan asam sitrat 200 ppm
sebanyak 100 ml pada masing-masing larutan sukrosa (kelompok 2).
6. Menyiapkan 200 ml aquadest dalam botol sebagai perlakuan kontrol yang
diwarnai dengan eosin secukupnya.
7. Memasukkan 2 bunga mawar putih segar ke dalam setiap botol sebagai ulangan.
8. Mengamati perubahan yang terjadi pada bunga yaitu perubahan warna.
9. Mengukur waktu terjadinya perubahan warna pada bunga.
10. Mengukur berapa lama bunga dapat tetap segar.
11. Mengukur volume masing-masing larutan pada akhir praktikum.
12. Mencatat hasil pengamatan dan memasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan.
E. Teknik Analisis
1. Eksperimen
2. Program SPSS untuk analisis data
DAFTAR PUSTAKA
Halevy, A. H., dan S. Mayak. 1979. Senesence and postharvest of. J. Hortic. Rev
1:204-236.
Ichimura K, Taguchi M, Norikoshi R. 2006. Extension of the vase life cut roses by
with glucose, isothiazolinonic germicide, acid and aluminium sulphate. Japan
Research. 40(3): 263-269. http://doi.org/cmmf
Ichimura K, Hiroko SY. 2007. Extension of the vase life of cut roses treatment with
and during simulated transport. of The National Institute of Floriculture Science.
7: 17-27.
Prasaja. 2012. Gelatin Berkualitas Tinggi dari Limbah Tulang Ikan Bandeng. Seminar
Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono IX. Universitas Katolik Widya Mandala.
Surabaya. Hal 1-5.
Wahyuni S, Rusmin D, Melati, Repianto. 2010. Perlakuan pulsing meningkatkan daya
benih setek nilam ≥5 hari. Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Obat
://balittro.litbang.pertanian.go.id/?p=455
Wiratmaja. 2007. Gelatin Handbook. Wiley-VCH Verlag GmbH & co. Weinhem.