Makalah Genetika
Makalah Genetika
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang ada di dalam inti. Flemming menggunakan istilah mitosis untuk menguraikan
pemisahannya ke inti sel anak. Lalu, sekitar tahun 1880 terlihat adanya mekanisme
reduksi kromosom yang diuraikan oleh ahli lain dengan istilah meiosis yang
diketemukan oleh Farmer dan More. Kemudian Roux (1883) merupakan ahli yang
mekanisme keturunan. Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa jumlah benda
tersebut (kromosom) berbeda antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya
dan jumlahnya stabil dari generasi ke generasi. Istilah kromosom pertama kali di
kemukakan oleh Weldeyer (1888) dan kromosom berasal dari bahasa latin (krom=
Vries, Correns dan Von Tschemak secara terpisah menguatkan hasil Mendel. Tiga
ahli amerika Serikat, yaitu Cannon, Wilson, dan Sutton melihat adanya kesejajaran
antara unit sifat dari Mendel dan kromosom. Pada tahun 1902 Sutton dan Boveri
menyatakan bahwa faktor keturunan yang ditemukan oleh Mendel itu terletak pada
pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli lainnya antara lain Heitz (1935),
1
Bahan genetik yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses
genetik dikenal sebagai proses replikasi. Studi awal mengenai proses perbanyakan
bahan genetik dilakukan pada jasad yang genomnya berupa molekul DNA.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pada jasad tertentu, khususnya kelompok
virus rertenru,genomnya berupa molekul RNA. Genom yang berupa molekul RNA ini
juga akan direplikasi meskipun dengan melalui tahapan yang sedikit berbeda
resultan banyak proses yang saling berkaitan satu sama rain. Sel mempunyai
(editing) yang sangat akurat sehingga bahan genetik yang diturunkan kepada sel
bahan genetik sel induk. Replikasi bahan generik diikuti oleh pembentukan sel-sel
anakan yang membawa duplikat bahan genetik hasil replikasi. Oleh karena itu pada
makalah ini kami akan membahas mengenai struktur kromosom dan replikasi DNA.
B. Rumusan Masalah
4. Bagaimana proses replikasi DNA yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup?
2
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui proses replikasi DNA yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup
D. Manfaat
wawasan kepada rekan rekan mahasiswa yang mempelajari makalah ini khususnya
tentang struktur kromosom dan replikasi DNA . Dan selain dari pada itu atas
terselesaikannya makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
GENETIKA.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kromosom
Kromosom adalah pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukleus).
diperkenalkan oleh Walderyer (1888) yang berasal dari kata khoroma artinya warna
soma artinya badan atau tubuh. Jadi kromosom dapat diartikan sebagai badan yang
mudah menyerap zat warna. Sedang Morgan (1933) menemukan fungsi kromosom
50 mikron dengan diameter antara 0,2–20 mikron. Bentuk kromosom pada setiap
sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang atau pendek dan
keterangan genetik, oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam
genetika.
4
DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam
mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu,
sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di
dalam kromosom.
terdapat pada tempatnya yang disebut dengan lokus. Gen merupakan bagian dari
molekul DNA. Agar lebih jelas memahami tentang hubungan dari masing-masing
Ga
B. Struktur Kromosom
5
Kromosom merupakan benang-benang pembawa sifat suatu individu yang
memiliki struktur padat yang terdiri dari DNA, RNA, dan protein. DNA merupakan
DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan dapat
kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat
hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom.
Sementara itu, protein penyusun kromosom terdiri atas protein histon yang
bersifat basa dan protein nonhiston yang bersifat asam. Keduanya berfungsi untuk
serta berperan sebagai enzim pengganda dan pengkopi DNA menjadi RNA.
Penyusun Kromosom
a. DNA
b. RNA.
6
c. Protein
Protein ini terdiri atas histon yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat asam.
Kedua macam protein ini berfungsi untuk menggulung benang kromosom sehingga
menjadi pudar dan berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopi DNA.
Kromosom pada organisme prokariotik ada yang berupa RNA saja. Ini dapat
dijumpai pada virus mozaik (tembakau). Kromosom dapat pula berupa DNA saja
misalnya pada virus T dan dapat pula mengandung keduanya yaitu DNA dan RNA
7
Gambar 2.5 Struktur Padat Kromosom
C. Bagian-bagian Kromosom
8
9
Gambar 2.6 Bagian-bagian Kromosom
1. Kromatid
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom.
Kromatid masih melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk
yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase).
Jadi, kromonema dan kromatid merupakan dua istilah untuk struktur yang sama.
10
2. Kromomer
kromatin yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer sangat jelas terlihat
seperti kawat).
3. Sentromer
yang yang merupakan tempat perlekatan benang spindel selama pembelahan inti
4. Lengan
5. Lekukan Kedua
sepanjang lengan dan berhubungan nucleolus. Oleh karena itu disebut dengan
6. Satelit
ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya kontriksi sekunder di daerah
7. Telomer
11
Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada
agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Karena pentingnya telomer, sel yang
12
1. Telosentrik yaitu sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom
ujung kromosom) dan membagi lengan kromosom menjadi dua lengan yang
tidak sama panjang. Satu lengan panjang dan satu lengan pendek, seperti huruf
L.
E. Tipe Kromosom
13
Setiap organisme memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Sel tubuh
homolog disebut ploid. Pada sel tubuh jumlahnya selalu berpasangan atau 2 set
sehingga disebut diploid (di = dua) atau 2 n. Sel gamet atau sel kelamin memiliki
setengah dari jumlah kromosom tubuh atau 1 set kromosom akibat pembelahan
meiosis. Jadi, sel sperma dan sel telur manusia hanya memiliki 23 kromosom,
sedangkan sel kelamin lalat buah hanya memiliki 4 kromosom. Jumlah kromosom
Setiap makhluk hidup eukariotik selalu memiliki dua jenis kromosom, yaitu
hidup. Kromosom ini tidak berperan dalam mengatur jenis kelamin. Autosom
terdapat pada individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan
pasangan yang berbeda pada individu jantan dan betina. Pada manusia gonosom
14
Gonosom dapat menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya
sepasang pada sel somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis
betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita
XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatic (2n)
adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah
15
Gamb
F. Perubahan Kromosom
16
Perubahan struktur kromosom adalah salah satu bentuk mutasi kromosom
yang terjadi pada suatu individu. Mutasi kromosom akibat perubahan struktur
dapat memicu kelainan pada individu. Perubahan struktur kromosom ada beberapa
jenis, yaitu:
1. Delesi
Delesi terjadi jika suatu bagian atau segmen dari kromosom patah atau hilang pada
saat pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan
2. Duplikasi
Duplikasi terjadi Jika bagian segmen yang hilang pada saat delesi tersebut pindah
3. Inversi
Inversi terjadi jika sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut
tersambung kembali tetapi dengan posisi terbalik. Ada dua macam inversi, yaitu:
4. Translokasi
Translokasi terjadi salah satu bagian kromosom patah, lalu patahan tersebut
5. Katenasi
17
Katenasi merupakan hasil translokasi dua kromosom tidak homolog sehingga
dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia, seperti sindrom
1. Cri du chat, yang disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek
kromosom 5. "Cri du chat" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Perancis, dan
kondisi itu dinamakan demikian karena membuat bayi terkena tangisan bernada
tinggi yang terdengar seperti orang-orang dari kucing. individu yang terkena
dampak memiliki mata lebar-set, kepala kecil dan rahang, dan cukup untuk
sedang.
18
4. Edwards sindrom, yang merupakan trisomi kedua-paling-sama; Down
syndrome adalah yang paling umum. Ini adalah trisomi kromosom 18. Gejala
dalam masa kanak-kanak. Mereka memiliki karakteristik tangan terkepal dan jari
tumpang tindih.
5. Sindrom Patau, juga disebut D-Syndrome atau trisomi-13. Gejala agak mirip
dengan trisomi-18, namun mereka tidak memiliki bentuk tangan yang khas.
6. Idic15, singkatan untuk Isodicentric 15 pada kromosom 15; juga disebut nama
berikut karena berbagai penelitian, tetapi mereka semua berarti sama; LPS (15),
dupliction terbalik 15, Marker ekstra, dup Inv 15, tetrasomy parsial 15
adalah gangguan yang sangat langka. Mereka yang terkena dampak memiliki
Paris-trousseau sindrom.
8. Sindrom Klinefelter (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya steril, dan
cenderung memiliki lengan yang lebih panjang dan kaki dan menjadi lebih tinggi
daripada rekan-rekan mereka. Anak laki-laki dengan sindrom sering pemalu dan
tenang, dan memiliki insiden yang lebih tinggi keterlambatan berbicara dan
19
9. Sindrom Turner (X, bukan XX atau XY). Pada sindrom Turner, karakteristik
Turner sering memiliki perawakan pendek, garis rambut rendah, fitur mata
sindrom. XYY anak laki-laki biasanya lebih tinggi dari saudara mereka. Seperti
anak laki-laki dan perempuan XXY XXX, mereka agak lebih cenderung memiliki
kesulitan belajar.
10. Triple-X sindrom (XXX). wanita XXX cenderung tinggi dan kurus. Mereka
H. Pengertian DNA
20
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari
basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin
(guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin
(thymine = T)
Gugus fosfat
Bahan genetik yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses
genetik dikenal sebagai proses replikasi. Replikasi bahan genetik dapat dikatakan
pertumbuhan merupakan suatu resultan banyak proses yang saling berkaitan satu
sama lain. Sel mempunyai mekanisme replikasi bahan genetik yang dilengkapi
dengan system penyutingan (editing) yang sangat akurat sehingga bahan genetik
yang diturunkan kepada sel anakan (progeny) mempunyai komposisi yang sangat
identik dengan komposisi bahan genetik sel induk. Replikasi bahan genetik diikuti
oleh pembentukan sel-sel anakan yang membawa duplikat bahan genetik hasil
21
replikasi. Sehingga kesalahan dalam proses replikasi bahan genetik dapat
terlibat di dalam proses replikasi bahan genetik dikode oleh gen-gen yang terdapat
di dalam bahan genetik itu sendiri. Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang
sangat erat dan tidak terpisahkan antara proses replikasi bahan genetik dengan
proses ekspresi genetik dan metabolisme sel secara keseluruhan. Hambatan yang
energi.
DNA mampu mensintesis diri sendiri. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya
sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama melalui proses
DNA baru yang sama dengan suatu molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut
bersifat semikoservatif, yaitu kedua untai tunggal DNA bertindak sebagai cetakan
oleh Matthew Meselson dan Frankrin Stahl pada tahun 1958, ada tiga hipotesis
22
Gambar 2.11 Tipe Replikasi DNA
1. Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini mempertahankan
molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru. Pada replikasi
konservatif seluruh tangga berpilin DNA awal tetap dipertahankan dan akan
untai polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua untai
nukleotida baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling
2. Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
23
3. Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan
baru Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang
coli. Pertama kali, bakteri E. coli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung
15
nitrogen "berat" yaitu isotop N selama beberapa generasi. Dengan cara demikian
maka molekul DNA induk mempunyai label berupa isotop berat sehingga
molekulnya mempunyai densitas yang lebih tinggi dibanding DNA normal. Sel-sel
selang waktu tertentu setelah dipindahkan ke medium baru, sampel sel dipanen dan
pengukuran densitas DNA yang diisolasi pada generasi E. coli yang berbeda
menunjukkan ada perbedaan satu sama lain. Pada generasi pertama, semua DNA
mempunyai densitas molekul hibrid, yaitu densitas yang dihasilkan oleh gabungan
15 14
molekul DNA yang mengandung N dan N. Perlu diingat bahwa sebelum
14
dipindahkan ke medium yang mengandung N (yaitu generasi ke 0), kedua untaian
15
DNA induk mengandung isotop N. Pada generasi kedua, densitas molekul DNA
terdiri atas dua kelompok yaitu yang mempunyai densitas molekul hibrid dan yang
24
mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan densitas molekul hibrid.
Kelompok kedua tersebut terdiri atas molekul DNA yang kedua untaiannya
14
mengandung isotop N. Di bawah ini adalah skema eksperimen Meselson dan
Stahl.
bahwa molekul DNA anakan terdiri atas satu untai DNA induk dan satu untai DNA
hasil sintesis baru sehingga sesuai dengan model replikasi secara semikonservatif.
Dalam eksperimen ini, molekul DNA hibrid didenaturasi dengan pemanasan pada
suhu 1000c, kemudian disentrifugasi dalam gradient CsCl. DNA yang sudah
didenaturasi tersebut menghasilkan dua pita DNA yang terdiri atas untai-tunggal
15
DNA yang mengandung N dan untai-tunggal 14N.
25
semacam ini. Diketahui bahwa mekanisme replikasi DNA pada virus tertentu
misalnya virus фX1 74, yang genomnya berupa DNA untai-tunggal, melibatkan
tahapan proses replikasi DNA dengan mekanisme yang berbeda yaitu dengan
(pemisahan) untaian DNA induk, (2) peng-“awal”-an (initiation, inisiasi) sintesis DNA,
(3) pemanjanan untaian DNA, (4) ligasi fragmen-fragmen DNA, dan (5) peng-“akhir”-
an (termination, terminasi) sintesi DNA. Sintesis untaia DNA yang baru akan dimulai
segera setelah kedua untaian DNA induk terpisah membentuk garpu replikasi.
Proses replikasi dalam molekul DNA dimulai pada suatu titik yang disebut dengan
Origin of Replication (Ori). Pada titik ini, DNA akan membentuk seperti gelembung
kecil, dimana ikatan hidrogen antara basa-basa terputus dan pasangan basanya
terpisah. Heliks mulai membuka uliran, kedua untaian DNA yang baru disintesis
26
Keterangan: (1) Lagging strand; (2) Leading strand; (3) DNA polimerase; (4) Enzim
DNA ligase; (5) Primer; (6) Primase; (7) Fragmen Okazaki (8) Molekul DNA
Topoisomerase.
1. Heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim
untai DNA.
2. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10)
4. Molekul DNA polimerase (3) & (8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan
tunggal DNA baru yang disebut leading strand (2) dan lagging strand (1).
strand.
1. Inisiasi
27
Pelepasan untai DNA
Replikasi DNA dimulai pada lokasi spesifik disebut sebagai asal replikasi, yang
memiliki urutan tertentu yang bisa dikenali oleh protein yang disebut inisiator DnaA.
Mereka mengikat molekul DNA di tempat asal, sehingga mengendur untuk perakitan
protein lain dan enzim penting untuk replikasi DNA. Sebuah enzim yang disebut
Helikase melepaskan ikatan hidrogen antara pasangan basa, dengan cara yang
tergantung energi. Titik ini atau wilayah DNA yang sekarang dikenal sebagai garpu
replikasi (Garpu replikasi atau cabang replikasi adalah struktur yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi). Setelah heliks yang terbuka, protein yang disebut untai
tunggal mengikat protein (SSB) mengikat daerah terbuka dan mencegah mereka
untuk menempel kembali. Proses replikasi sehingga dimulai, dan garpu replikasi
2. Sintesis Primer
28
Sintesis DNA Primer
Sintesis baru, untai komplementer DNA menggunakan untai yang ada sebagai
template yang dibawa oleh enzim yang dikenal sebagai DNA polimerase. Selain
replikasi mereka juga memainkan peran penting dalam perbaikan DNA dan
rekombinasi.
Namun, DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA secara independen, dan
komplementer. Ini disediakan oleh enzim yang disebut DNA primase yang
pendek RNA ke untai DNA yang ada. Ini segmen pendek disebut primer, dan terdiri
dari 9-12 nukleotida. Hal ini memberikan DNA polimerase platform yang diperlukan
untuk mulai menyalin sebuah untai DNA. Setelah primer terbentuk pada kedua
untai, DNA polimerase dapat memperpanjang primer ini menjadi untai DNA baru.
spiral yang mengganggu) di wilayah garpu berikutnya. Ini superkoil DNA dibuka oleh
depan garpu replikasi. Ini menciptakan memotong pada untai DNA dalam rangka
3. Sintesis leading strand
29
Replikasi DNA untaian pengawal (leading strand)
DNA polimerase dapat menambahkan nukleotida baru hanya untuk ujung 3′ dari
untai yang ada, dan karenanya dapat mensintesis DNA dalam arah 5′ → 3′ saja.
Tapi untai DNA berjalan di arah yang berlawanan, dan karenanya sintesis DNA
pada satu untai dapat terjadi terus menerus. Hal ini dikenal sebagai untaian
Di sini, DNA polimerase III (DNA pol III) mengenali 3′ OH ujung RNA primer, dan
baru.
serangkaian fragmen kecil dari DNA baru dalam arah 5 ‘→ 3′. Fragmen ini disebut
fragmen Okazaki, yang kemudian bergabung untuk membentuk sebuah rantai terus
sejak proses sintesis DNA pada untai ini hasil pada tingkat yang lebih rendah.
30
Di sini, primase menambahkan primer di beberapa tempat sepanjang untai terbuka.
DNA pol III memperpanjang primer dengan menambahkan nukleotida baru, dan
jatuh ketika bertemu fragmen yang terbentuk sebelumnya. Dengan demikian, perlu
untuk melepaskan untai DNA, lalu bergeser lebih lanjut kebagian atas untuk
memulai perluasan primer RNA lain. Sebuah penjepit geser memegang DNA di
5. Penghapusan Primer
Meskipun untai DNA baru telah disintesis primer RNA hadir pada untai baru
terbentuk harus digantikan oleh DNA. Kegiatan ini dilakukan oleh enzim DNA
polimerase I (DNA pol I). Ini khusus menghilangkan primer RNA melalui ‘5→ 3′
31
6. Ligasi
celah tersebut dengan menciptakan ikatan fosfodiester antara 5 ‘fosfat dan 3′ gugus
7. Terminasi (pemutusan)
Replikasi ini terhenti di lokasi terminasi khusus yang terdiri dari urutan nukleotida
yang unik. Urutan ini diidentifikasi oleh protein khusus yang disebut tus yang
mengikat ke situs tersebut, sehingga secara fisik menghalangi jalur helikase. Ketika
helikase bertemu protein tus itu jatuh bersama dengan untai tunggal protein
pengikat terdekat.
32
ENZIM-ENZIM YANG BERPERAN DALAM PROSES REPLIKASI DNA
33
Pada eukariot, proses replikasi DNA adalah sama dengan replikasi dari bakteri
atau DNA prokariotik dengan beberapa modifikasi kecil. Pada eukariot, molekul
DNA lebih besar daripada di prokariot dan tidak melingkar, juga banyak tempat
kompleks yang disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent
protein kinases (CDKs), yang akan diaktivasi oleh sinyal pertumbuhan yang
tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30 hari untuk
secara bersamaan pada waktu tertentu selama fase S. Deretan yang mengalami
34
inisiasi paling awal adalah eukromatin, sedangkan deretan yang agak lambat
adalah heterokromatin.
DNA sentromir dan telomir bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini
faktor inisiasi. Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase
dan SSB yang disebut dengan protein replikasi A atau replication protein A (RP-
Replikasi fork dibentuk pada urutan mereplikasi secara otonom (ARS) yang
35
template untuk sintesis untai TxGy dari telomer. Komponen protein dari
untai CyAx disintesis oleh DNA polimerase selular, dimulai dengan sebuah
primer RNA.
pasang basa. Selain itu dalam banyak hal, DNA berbentuk tertutup atau struktur
Dari penelitian genetika telah diketahui bahwa inisiasi replikasi terjadi pada
sisi tertentu yang disebut sisi inisiasi atau origin of the chromosome (ori C). Urutan
nukleotida dalam daerah ini mengikat pada berbagai protein untuk menginisiasi
kedua garpu.
36
Tabel 2.4 Enzim yang berperan pada replikasi DNA prokaryot
menit dan terjadi dalam seluruh siklus pembelahan bakteri. Maka, setiap garpu
mereplikasikan sekitar 50kb DNA per menit. (Dalam sel eukariot, replikasi DNA
terbatas pada bagian siklus pembelahan sel mitosis yang disebut fase S, yang bisa
berlangsung selama beberapa jam). Laju replikasi DNA dikoordinasikan dengan laju
pembelahan sel. Maka, kultur bakteri yang tumbuh dalam medium kaya akan
kromosom lebih cepat daripada yang ditumbuhkan dalam medium miskin dimana
Seperti diketahui, replikasi suatu replikon bisa dibagi ke dalam tiga tahap
yakni inisiasi, elongasi, dan terminasi. Selama fase elongasi, pertumbuhan rantai
DNA berlangsung pada garpy replikasi. Ini adalah tahap yang bagus untuk meneliti
beberapa enzim penting dan protein lain yang terlibat dalam replikasi. Proses
seperti ini yang terjadi dalam bakteri E.coli adalah yang paling dipahami, dan
bermanfaat sebagai prototipe untuk sistem lain. Beberapa enzim dan protein terlibat
didalamnya.
Enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis rantai DNA baru pada garpu
replikasi yakni enzim DNA polimerase. Enzim ini memakai untai DNA tunggal yang
37
terbuka gulungannya sebagai templat. Terdapat tiga macam DNA polimerase dalam
E.coli, yakni DNA polimerase I,II, dan III. DNA polimerase I adalah yang paling
melimpah, dan DNA polimerase III adalah yang paling sedikit. Kedua enzim ini
Fase elongasi dari replikasi DNA dalam bakteri tampak melibatkan banyak
enzim dan protein, yang sebagian bergabung dengan kompleks fungsional terpisah
seperti holoenzim DNA polimerase III. Inisiasi replikasi juga menggunakan beberapa
protein, dan mutasi pada gennya sangat membantu dalam mengidentifikasi protein-
protein ini.
yang telah diidentifikasi pada E.coli mengkode untuk berbagai protein yang
berkaitan dengan pertumbuhan rantai DNA pada garpu replikasi. Sebagai contoh,
gen dnaG mengode untuk primase (protein Dna G). Namun sebagian mengkode
protein dengan melibatkan inisiasi siklus replikasi pada ori C. Contoh untuk gen
dengan siklus pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli, misalnya, berisi empat
pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan dengan laju pertumbuhan bakteri sehingga
inisiasi replikasi juga sejalan dengan laju pertumbuhan bakteri. Pada laju
pertumbuhan sel yang sangat tinggi, DNA kromosom prokariot dapat mengalami
reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru terbentuk, sebelum putaran replikasi yang
38
Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 hingga 40
buah molekul, yang masing-masing akan terikat pada molekul ATP. Daerah ori akan
superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai DNA berbalik arah sehingga terbuka).
pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim helikase, yaitu enzim yang akan
menggunakan energi ATP hasil hidrolisis untuk bergerak di sepanjang kedua untai
oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding protein (SSB) untuk
melindungi DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan mencegah renaturasi. Enzim
DNA primase kemudian akan menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer
yang pendek untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah. Agar
replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori, diperlukan enzim helikase selain DnaB.
Hal ini karena pembukaan heliks akan diikuti oleh pembentukan putaran baru
berupa superkoiling positif. Superkoiling negatif yang terjadi secara alami ternyata
topoisomerase tipe II yang disebut dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai
pengarah maupun pada untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang
disebut primosom akan menyintesis sejumlah RNA primer dengan interval 1.000
hingga 2.000 basa. Primosom terdiri atas helikase DNA B dan DNA primase.
39
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
multisubunit ini merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai pengarah dan
separuh lainnya bekerja pada untai tertinggal. Dengan demikian, sintesis pada
dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas subunit a, yang mempunyai fungsi
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase III,
mereka akan segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh hilangnya primer
tersebut diisi oleh DNA polimerase I, yang mempunyai aktivitas polimerase 5’– 3’,
Secara in vivo, dimer holoenzim DNA polimerase III dan primosom diyakini
adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan kecepatan 900 pb tiap
detik.
Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira pada posisi 180°C dari ori. Di
sekitar daerah ini terdapat sejumlah terminator yang akan menghentikan gerakan
garpu replikasi. Terminator tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu
inhibitor bagi helikase DnaB. Ketika replikasi selesai, kedua lingkaran hasil replikasi
40
lingkaran hasil replikasi kemudian disegregasikan ke dalam kedua sel hasil
pembelahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Replikasi DNA bersifat semikoservatif, yaitu kedua untai tunggal DNA bertindak
sebagai cetakan untuk pembuatan untai-untai DNA baru, seluruh untai tunggal
cetakan dipertahankan dan untai yang baru dibuat dari nukleotida- nukleotida.
5. Proses replikasi DNA berlangsung melalui beberapa tahapan dasar yaitu (1)
41
inisiasi) sintesis DNA, (3) pemanjanan untaian DNA, (4) ligasi fragmen-fragmen
6. Terdapat perbedaan replikasi DNA pada sel eukariot dan prokariot. Salah
B. Saran
Sebaiknya lebih dipelajari lagi tentang kromosom dan replikasi sel makhluk
hidup secara mendalam dan diharapkan bagi pembaca dalam pembuatan makalah
DAFTAR PUSTAKA
42
Wane, 2012. Pengertian Kromosom .http://wanenoor.blogspot.com/2012/12/
pengertiankromosom.html#.VTEDpVIQ3IU. Diakses pada tanggal 17 April
2015
43