Anda di halaman 1dari 2

Nama Dapunta Sailendra mengingatkan kita pada Dapunta Hyang, pendiri kerajaan Sriwijaya.

Pertanyaan yang timbul adalah: Apakah kedua tokoh tersebut memiliki hubungan kekerabatan? Apabila
kita melihat Prasasti Kota Kapur mengenai usaha Dapunta Hyang menaklukkan tanah Jawa dan Bahasa
Melayu yang digunakan kedua tokoh tersebut, pernyataan bahwa Dapunta Sailendra berasal dari
Sumatera mendapat dukungan cukup kuat. Tetapi, perlu dipertimbangkan pula pertanyaan mengenai
kerajaan manakah yang diserang oleh Dapunta Hyang?

Ada dugaan yang menyatakan bahwa serangan Sriwijaya ditujukan pada kerajaan Tarumanegara.
Namun, tidak menutup kemungkinan serangan ditujukan pada kerajaan Ho-ling atau Kalingga. Berita
Cina dari Dinasti Sung memang menyebutkan bahwa pada pertengahan abad ke-7 di She’po (Jawa)
berdiri sebuah kerajaan bernama Ho-ling (Kalingga) yang dipimpin oleh Ratu Hsimo (Sima). Berita Cina
yang lain dari Dinasti Tang mengatakan bahwa tahun 666 dan 669 datang utusan dari To-lo-mo yang
terletak di tenggara (Wurjantoro, 2010). J. L. Moens menyamakan To-lo-mo dengan Tarumanegara.
Apabila dugaan Moens benar, maka akhir abad ke-7 Tarumanegara masih berdiri. Masalahnya, tidak ada
sumber tertulis yang dapat dijadikan bukti bahwa pada abad tersebut kerajaan Tarumanegara masih
berdiri atau sudah runtuh.

Kemungkinan lain, kerajaan yang diserang oleh Sriwijaya adalah Kalingga. Orang yang diutus untuk
memimpin penyerangan adalah Dapunta Sailendra. Tetapi, Sriwijaya rupanya tidak mampu
menaklukkan kerajaan Kalingga yang dipimpin oleh Ratu Sima. Karena merasa kecewa atas
kekalahannya, Dapunta Hyang membuat prasasti yang isinya mengutuk tanah Jawa. Sedangkan Dapunta
Sailendra dan sisa pasukannya tidak kembali ke Sriwijaya, melainkan menetap di Jawa, di daerah
Sojomerto. Mungkin Dapunta Sailendra takut menghadapi kemarahan rajanya karena usahanya untuk
menaklukkan kerajaan di Jawa tidak berhasil (Wurjantoro, 2010). Setelah lama menetap, Dapunta
Sailendra akhirnya menjadi penguasa di Jawa.

Lantas, bagaimana hubungan Dapunta Sailendra dengan tokoh Ratu Sima atau Hsimo? Sumber prasasti
di Indonesia tidak pernah menyebutkan nama Sima maupun Kalingga. Keberadaan kerajaan Ho-ling
beserta penguasanya didapatkan dari sumber luar Indonesia. Berita Cina mengatakan bahwa di sekitar
Ho-ling terdapat 28 kerajaan, Ho-ling adalah kerajaan terbesar. Apakah kerajaan Ho-ling yang dimaksud
oleh berita Cina sebenarnya adalah Mataram? Penulis sendiri tidak mengetahui karena belum ada
sumber yang memberi informasi tentang kapan berdirinya Kerajaan Mataram Kuno.

Asumsi yang dapat diutarakan saat ini adalah Dapunta Sailendra memang seorang dari Sumatera yang
datang ke Jawa atas perintah Dapunta Hyang. Mungkin Dapunta Sailendra adalah salah satu anggota
keluarga atau raja bawahan Dapunta Hyang yang berbeda agama dan ditempatkan di Jawa setelah
perluasan kekuasaan Sriwijaya. Pendapat penulis sendiri kurang lebih sama dengan pendapat
Wurjantoro (Wurjantoro, 2010). Untuk mengukuhkan kedudukannya, Dapunta Sailendra mengeluarkan
prasasti Sojomerto yang berisi silsilah keluarganya. Selain Dapunta Sailendra, raja-raja Jawa yang juga
menulis silsilah keluarga adalah raja Balitung, Airlangga, dan Raden Wijaya. Tampaknya mereka bukan
raja yang mempunyai hak atas tahta sehingga perlu menjelaskan siapa dirinya. Alasan Dapunta Sailendra
mengeluarkan prasasti yang berisi silsilah keluarganya salah satunya adalah bahwa dia bukan berasal
dari Jawa dan juga bukan pewaris tahta yang sah.

Berdasarkan prasasti Sojomerto, raja-raja dinasti Sailendra adalah keturunan Dapunta Sailendra. Sanjaya
sendiri sebenarnya termasuk anggota wangsa Sailendra. Di Jawa Tengah memang banyak ditemukan
candi yang berlatar belakang Hindu maupun Buddha. Keadaan ini menimbulkan kesan bahwa dua
kelompok candi tersebut didukung oleh dua dinasti yang berbeda agama (Darmosoetopo, 2012). Sanjaya
bukanlah pendiri wangsa atau dinasti, melainkan hanya pendiri kerajaan karena berdasarkan kitab Carita
Parahyangan, kerajaan sebelumnya runtuh akibat serangan dari raja Galuh, Purbasora. Setelah berhasil
mengalahkan Purbasora dan merampas kembali haknya atas tahta, Sanjaya mendirikan kerajaan yang
beribukota di Medang.

Penutup

Berdasarkan berbagai sumber prasasti dan berita luar negeri, penulis mennyimpulkan hubungan antara
Dapunta Sailendra dengan Dapunta Hyang sebagai berikut:

Dapunta Sailendra adalah pemimpin pasukan Dapunta Hyang yang dikirim untuk menaklukkan kerajaan
di Jawa, namun gagal. Karena takut menghadap Dapunta Hyang, Dapunta Sailendra tidak kembali ke
Sriwijaya melainkan menetap di Jawa. Setelah lama tinggal di Jawa, Dapunta Sailendra bermaksud untuk
mengukuhkan dirinya sebagai penguasa. Namun, karena dia bukan penduduk asli Jawa serta tidak
mempunyai hak dalam mewarisi tahta, maka dia membuat prasasti yang berisi silsilah keluarganya
untuk mempertegas siapa dirinya.

Dapunta Sailendra adalah pendiri dinasti Sailendra. Sanna dan Sanjaya adalah raja-raja keturunan
Dapunta Sailendra. Ada kemungkinan bahwa Sanna merupakan putra dari salah satu keturunan Dapunta
Sailendra dengan salah satu anggota keluarga kerajaan Galuh karena dalam Carita Parahyangan Sanna
disebutkan berasal dari Galuh.

Anda mungkin juga menyukai