Coal Handling System Materi V 4.0 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

COAL HANDLING SYSTEM PLTU REMBANG


Eko Setiawan (21060110141004) , Dr.Ir. Djoko Windarto,MT (196405261989031002)
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Email : ekosetiawan9@yahoo.com

Abstrak
PLTU secara garis besar menghasilkan listrik dengan mengubah air menjadi uap dengan
memanfaatkan panas dari pembakaran batubara dalam boiler. Uap yang dihasilkan akan
digunakan sebagai media penggerak turbin uap yang telah dikopel dengan generator untuk
membangkitkan tenaga listrik.
PLTU menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Untuk mencukupi
kebutuhan bahan bakar batubara yang relatif besar jumlahnya diperlukan suatu penanganan
khusus yang dinamakan Coal Handling System.
Coal Handling System berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari
kapal/tongkang (Unloading Area) sampai ke area penimbunan/penyimpanan di stock pile
ataupun langsung pengisian ke bunker (power plant ), yang selanjutnya digunakan untuk
pembakaran di Boiler. Alat transportasi yang digunakan dengan system conveyor.

Kata kunci : PLTU, Uap, Batubara

1. PENDAHULUAN baik dan bahan bakarnya mudah didapat


1.1 Latar belakang sehingga menghasilkan energi listrik yang
Listrik merupakan kebutuhan ekonomis. PLTU menggunakan fluida
pokok bagi kehidupan manusia. Listrik kerja air uap yang bersirkulasi secara
juga memegang peran yang sangat tertutup.
penting dalam segala aspek kehidupan.
Penggunaan nya yang sangat vital untuk 1.2 Tujuan
kesejahteraan hidup umat manusia, Tujuan kerja praktek di PT. PJB
menutut masyarakat menginginkan energi UBJOM PLTU REMBANG adalah:
listrik yang berkualitas dan bermutu baik 1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini
untuk menunjang segala kebutuhan dapat mengimplementasikan ilmu-
manusia. Contoh penggunaan energi listrik ilmu yang telah didapatkan di bangku
dalam kehidupan sehari-hari, pemakaian kuliah pada keadaan dunia kerja nyata
dalam skala besar misalnya seperti pada yang dihadapi di lapangan.
pabrik-pabrik dan gedung-gedung 2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem
perkantoran sedangkan pada pemakaian pembangkitan listrik di PLTU
skala kecil misalnya penerangan rumah Rembang.
dan sekolah. 3. Mahasiswa dapat mengetahui proses
Salah satu jenis pembangkit listrik Coal Handling System PLTU
yaitu PLTU. PLTU adalah jenis Rembang.
pembangkit listrik tenaga termal yang 4. Mahasiswa dapat mengetahui
banyak digunakan, karena efisiensinya peralatan Coal Handling System.

1
1.3 Batasan Masalah 1 unit ship unloader berkapasitas 1750
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, ton/h.
penulis membatasi masalah hanya pada 3.1.2 Coal Stock Area (Stock pile)
peralatan Coal Handling System dan Stock pile merupakan tempat
Skema Kerja Coal Handling System di penimbunan batubara sementara yang
PLTU Rembang. dikirim dari Unloading Area sebelum
dilanjutkan ke power plant. Stock pile
2. DASAR TEORI biasanya dilengkapi Stacker Reclaimer,
Coal Handling System merupakan Telescopic Chute dan Reclaim Hopper.
sistem untuk menangani mulai dari Stock pile di PLTU Rembang memiliki
pembongkaran batubara dari Panjang 422,6 meter dan lebar 181,6
kapal/tongkang (Unloading Area) sampai meter dengan ketinggian maksimal live
ke area penimbunan/penyimpanan di stock stock pile 7,0 meter dan
pile ataupun langsung pengisian ke bunker ketinggian makasimal untuk dead stock
(power plant), yang selanjutnya digunakan pile 12,0 meter.
untuk pembakaran di Boiler. 3.1.3 Coal Bunker
Sistem yang digunakan untuk Coal Bunker merupakan tempat
transportasi batubara adalah system penyimpanan akhir batubara yang
conveyor. Beberapa keuntungan yang bisa ditampung dalam bunker (silo) sebelum
diperoleh dengan system conveyor digunakan sebagai bahan bakar PLTU.
diantaranya adalah : Pengisian batubara kedalam bunker
1) Menurunkan biaya dan waktu pada menggunakan tripper car yang bisa
saat memindahkan batubara. dioperasikan secara otomatis dari control
2) Meningkatkan efisiensi pemindahan room dan lokal.
material.
3.2 Peralatan Coal Handling
3) Menghemat ruang. Secara umum, peralatan Coal Handling
4) Menjaga kualitas lingkungan kerja System dapat dikelompokkan menjadi 3 :
(bersahabat dengan lingkungan).
3.2.1 Peralatan Utama
 Tidak berisik.
 Menurunkan tingkat polusi 3.2.1.1 Belt Conveyor (BC)
udara. Belt Conveyor di dalam Coal
Handling System merupakan peralatan
3.1 COAL HANDLING SYSTEM
yang sangat vital dan berfungsi untuk
3.1 Coal Handling Area menstransmisikan batubara dari Unloading
Secara garis besar, coal handling area di Area sampai Stock pile atau ke Coal
PLTU Rembang dapat dikelompokkan Bunker (power plant ).
menjadi :
3.1.1 Unloading Area (Jetty)
Jetty merupakan dermaga atau
tempat merapat kapal laut pengangkut
batubara dengan daya dukung maksimal
tongkang 12.000 MT. Dilengkapi dengan
Gambar 3.1 Belt Conveyor

2
Kontruksi dari belt ini berupa karet  Menggerakkan belt kosong dan
memanjang yang tidak terputus dengan mengatasi gesekan-gesekan
lebar 1200 mm sampai 1.400 mm antara idler dengan komponen
digulungkan diantara 2 buah pulley yang lain.
terletak pada ujung Belt Conveyor. PLTU  Menggerakkan muatan secara
Rembang menggunakan 10 BC untuk mendatar.
mentransfer batubara dengan kecepatan  Mengangkut muatan secara
2,7-3,25 m/s dan panjang BC 45,780 - tegak(vertikal)
1570,705 m. Konstruksi dari Belt  Menggerakkan tripper dan
Conveyor dapat dilihat pada gambar 3.1. perlengkapan lain.
 Memberikan percepatan pada
belt yang bermuatan bila
sewaktu-waktu diperlukan.
c. Reducer
Peralatan yang menggandengkan
sumber daya ke pulley dan berfungsi
mereduksi putaran dari Motor agar
Gambar 3.2 Rangkaian Belt Conveyor putaran input dari Motor dapat
sederhana dikurangi.
Bagian – bagian dari Belt Conveyor yaitu : d. Idler
a. Belt Conveyor  Carrying Idler : Berfungsi untuk
Merupakan ban berjalan yang menjaga belt pada bagian yang
berfungsi untuk membawa material berbeban atau sebagai roll
dan meneruskan gaya. penunjang ban bermuatan material.
b. Motor Posisi dari Carrying idler berada di
Berfungsi sebagai penggerak utama atas conveyor table. Komposisinya
dari Belt Conveyor. Dalam terdiri dari 3 buah roll penggerak
pengoperasiannya dihubungkan berbentuk V.
dengan gearbox dan fluid coupling.  Impact idler : posisinya persis di
Biasanya menggunakan Motor listrik bawah chute. Pada bagian luarnya
untuk menggerakkan drive pulley. dilapisi dengan karet dan jarak
Tenaga (HP) dari Motor harus antara satu sama lain lebih rapat
disesuaikan dengan keperluan, yaitu: dari carrying idler. Fungsinya

3
untuk menahan belt agar tidak  Band pulley : yang berfungsi untuk
sobek/rusak akibat batubara yang menikungkan atau membelokkan
jatuh dari atas. arah belt.
 Return idler : berada di bawah belt  Tail pulley : berada di sisi belakang
pada sisi balik conveyor. conveyor berfungsi untuk memutar
Komposisinya hanya terdiri dari 1 kembali Belt Conveyor menuju ke
buah roll penyangga dan berfungsi arah drive pulley.
untuk menyangga belt dengan arah f. Counter weight
putar balik. Counter weight merupakan
 Steering idler : merupakan idler pemberat yang terhubung dengan
yang berfungsi untuk menjaga Take up pulley yang berfungsi
kelurusan belt agar tidak jogging untuk memberi/menjaga
(bergerak ke kiri/kanan). ketegangan belt.
e. Pulley 3.2.1.2. Stacker Reclaimer (SR)
 Drive Pulley : merupakan pulley Stacker Reclaimer (SR) adalah alat
yang secara langsung atau tidak yang digunakan untuk memindahkan
batubara (Coal) dari Jetty (Ship unloader
langsung terhubung dengan Motor
Area ) ke Coal Yard (Stacking), maupun
listrik dan dikopling dengan dari Coal Yard ke Coal Bunker
gearbox. Fungsinya untuk memutar (Reclaiming) melalui conveyor.
belt menuju ke depan. Posisi drive
pulley tidak harus selalu di depan,
bisa dipasang dimana saja yang
dianggap memungkinkan.
 Snub pulley : digunakan untuk
memperbesar sudut llitan kontak
antara pulley dengan belt. Biasanya Gambar 3.2 Stacker Reclaimer
Snub pulley terletak di dekat drive
3.2.1.3. Ship Unloader (SU)
pulley.
Ship unloader adalah suatu
 Take up pulley berfungsi untuk peralatan yang digunakan untuk
menjaga ketegangan belt. Take up pembongkaran batubara dari kapal yang
tidak mempunyai peralatan bongkar
pulley terhubung dengan Counter
sendiri (non self Unloading) peralatan ini
weight dilengkapi dengan Grab (bucket) dengan
kapasitas bongkar 1750 ton/ jam masing-
masing ship unloader.

4
Gambar 4.18 Junction Tower
3.2.1.6. Crusher (CH)
Crusher berfungsi untuk
Gambar 4.16 Ship Unloader
menghancurkan batubara yang lewat
3.2.1.4. Telescopic Chute (TC) peralatan tersebut mempunyai ukuran
Telescopic Chute merupakan tempat lebih besar dari 32 mm. Peralatan ini
pembongkaran batubara dalam keadaan dirancang hanya untuk menghancurkan
darurat. Dilengkapi dengan corong untuk batubara, bukan untuk batu atau material
mencegah debu batubara berterbangan saat lain.
pembongkaran. Peralatan ini bisa naik
secara otomatis jika level batubara di
bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai
setting tertentu.

Gambar 4.19 Crusher


3.2.1.7. Reclaim Hopper (RH)
Reclaim Hopper berfungsi untuk
Reclaiming batubara dari dead stockpile
menggunakan alat berat untuk
Gambar 4.17 Telescopic Chute
mengarahkan batubara ke dalam Reclaim
3.2.1.5. Junction Tower (JT)
Hopper. Reclaim Hopper terhubung
Pengaturan arah aliran tersebut
dengan BC 8 menuju JT6.
dilakukan disuatu bangunan yang memuat
alat pemindah arah aliran yang
pengendaliannya dapat dikendalikan dari
Coal Handling Control Building (CHCB).
Pengaturan dilakukan dengan cara
mengatur posisi dari Diverter Gate yang
terdapat pada peralatan pemindah aliran.
Bangunan ini juga dikenal dengan nama
Junction House. Gambar 4.20 Reclaim Hopper

5
3.2.1.8. Diverter Gate (DG) Scrapper conveyor adalah peralatan
Diverter Gate adalah suatu peralatan untuk memasukkan sisa tumpahan
untuk mindahkan aliran batubara dari arah batubara di BC10 ke dalam bunker melalui
yang satu ke yang lainnya. Diverter Gate silo dengan sistem rantai. Terdapat dua SC
ini mempunyai dua posisi pada sisi yaitu SC-1 yang terhubung dengan BC
pengeluaran, dan tidak boleh dipindahkan 10A dan SC-2 yang terhubung dengan BC
pada saat ada aliran batubara. Diverter 10B.
Gate berada pada Junction Tower.

Gambar 4.23 Scrapper Conveyor


3.2.2 Peralatan Pendukung
Gambar 4.21 Diverter Gate
3.2.2.1 Magnetic Separator (MS)
3.2.1.9. Tripper (TR) dan Scraper
Magnetic Separator berfungsi untuk
Conveyor (SC)
memisahkan logam besi dari batubara.
Tripper adalah suatu peralatan untuk
Prinsip kerja Magnetic Separator ini
mengarahkan curahan batubara dari Plant
berdasarkan induksi elektromagnetik,
Distribute Hopper ke bunker melalui Belt
logam besi yang terbawa pada aliran
Conveyor. PLTU Rembang menggunakan
batubara akan ditarik oleh medan
dua Tripper yaitu TR1 dan TR2 yang
elektromagnetik lalu menempel pada
terdapat diatas bunker.
conveyor Magnetic Separator yang
berputar dan akan jatuh pada sisi
penampungan. Magnetic Separator
terdapat pada Crusher.
3.2.2.2 Metal Detector (MD)
Metal Detector merupakan alat
untuk mendeteksi adanya logam-logam
didalam batubara yang tercampur pada
proses pengiriman. Metal Detector akan
berkerja atau mengidikasi apa bila terdapat
Logam yang melewati sensor. Sensor yang
digunakan adalah sepasang Generator Coil
(Transmiter) dan Receiver Coil. Generator
Coil dibangkitkan dengan menggunakan
pulsa astabil (Oscilator) yang dihasilkan
dari mikrokontroler. Sedangkan Receiver
Gambar 4.22 Tripper Coil berperan sebagai penyadap atau
penerima setiap perubahan sinyal yang

6
terjadi. Pada sistem terdapat tiga Metal Dust Supression berfungsi untuk
Detector yang terpasang di BC1 dan menyemprot batubara yang baru dibongkar
BC9AB. dari kapal atau dikeruk dari reclaimer
3.2.2.3 Belt Weigher (BW) untuk mengurangi debu yang
Belt Weigher berfungsi untuk berterbangan, supaya tidak menimbulkan
menimbang batubara yang akan disalurkan polusi udara.
ke stock out area atau ke unit dan untuk 3.2.2.8 Coal Bunker
mengetahui flow rate yang melewati Coal Bunker adalah tempat
conveyor tersebut. Pengukuran berat penampungan batubara terakhir sebelum
dilakukan dengan cara menimbang laju digunakan untuk pembakaran di Boiler.
aliran batubara diatas Belt Conveyor. Pada Terdapat sepuluh Bunker yang terdiri dari
sistem terdapat tiga Belt Weigher yang masing-masing lima bunker untuk setiap
terpasang di BC1 dan BC9AB. unitnya.
3.2.2.4 Sampling System 3.2.3 Peralatan Pengaman (Proteksi)
Pengambilan sampel batubara Pada sistem conveyor dilengkapi
dapat dilakukan secara otomatis, sistem ini beberapa pengaman yang berfungsi untuk
akan mengambil secara periodik dari aliran mengamankan peralatan dan juga untuk
batubara dan diproses sedemikian rupa, mengamankan personil, adapun pengaman
sehingga sampel-sampel dapat mewakili tersebut adalah :
keseluruhan batubara. Pada sistem terdapat 3.2.3.1 Pull Cord
dua sampling system yaitu terpasang di Pull Cord berfungsi untuk
JT2 dan Crusher memberhentikan Belt Conveyor dengan
3.2.2.5 Vibrating Screen (VS) cara menarik tali yang dipasang sepanjang
Vibrating screen adalah alat belt sisi kiri dan kanan apabila ada
pemisah batubara yang lebih halus dengan gangguan atau kelainan peralatan di local.
batubara yang kasarnya. Pemisahan Peralatan pengaman ini dipakai juga pada
menggunakan lapisan berlubang yang saat ada pekerjaan
digunakan untuk memfilter batubara yang perbaikan/pemeliharaan.
berukuran besar untuk dihaluskan di 3.2.3.2 Belt Sway
Crusher. Belt Sway berfungsi untuk
3.2.2.6 Dust Collector memberhentikan Belt Conveyor apabila
Dust Collector berfungsi untuk terjadi unbalance/jogging (belt bergerak
mengumpulkan debu batubara dengan ke kiri atau kanan tidak pada posisi
sistem Vacuum. Debu yang tersedot akan tengah). Jika Belt Conveyor bergeser
dikembalikan ke Belt Conveyor. Dust melebihi batas yang di ijinkan secara
Collector dapat ditemui di Crusher dan otomatis Belt Conveyor tersebut akan
JT7, secara garis besar peralatan ini terdiri berhenti.
dari : 3.2.3.3 Chute Block
o Blower Penyedot Debu Chute Block berfungsi untuk
o Bag Filter sebagai penyaring debu memberhentikan conveyor secara otomatis
o Screw Conveyor dengan Bucket yang ada di belakang (di sisi inlet) plugged
elevating sebagai alat transportasi chute apabila terjadi penumpukan di outlet
debu chute (hopper). Tampak disamping ini
3.2.2.7 Dust Supression chute block switch yang berfungsi sebagai

7
penggetar jika batubara menggumpal dan 3.3 Skema Kerja Coal Handling System
macet di dalam tree way chute atau two
way chute supaya batubaranya tidak
terhambat. Dan alat ini terdapat di setiap
Juction Tower . Chute block switch akan
memberi sinyal alarm di CHCB.
3.2.3.4 Zero Speed Switch
Zero Speed Switch berfungsi
memberhentikan Motor apabila putaran
conveyor tidak normal (slip, over load),
biasanya alat ini dipasang di Band Pulley.
3.2.3.5 Push Button Emergency Stop
Local Box Gambar 4.40 Coal Handling System PLTU
Tombol switch untuk Rembang
memberhentikan jika ada gangguan atau
kelainan dilokal, juga pada saat dilakukan 3.3.1 Jetty Unloading
pemeliharaan/perbaikan. Alat ini lokasinya
3.3.1.1 STREAM-1 (Batubara dari SU
di dekat Motor penggerak.
menuju Live Stockpile)
3.2.3.6 Guard
Skema stream 1 menunjukan
Guard atau pelindung yang
proses pengangkutan batubara dari Ship
biasanya dipasang disekitar drive unit,
unloader langsung menuju Stacker
bend, pulley, tail pulley dan Take up
Reclaimer. Batubara dialirkan dari SU -
Counter weight atau Take up pulley.
BC1 - JT1 - BC2 - JT2 - BC5 - JT4 - BC6
Gunanya untuk melindungi personil dari
- SR. Disini batubara melewati Belt
kecelakaan akibat benda berputar dan
Conveyor 1,2,5, dan 6 serta melewati
barang jatuh. Sewaktu diadakan
Junction Tower 1,2, dan 4 yang berfungsi
pemeliharaan guard bisa dilepas dan
sebagai peralihan arah conveyor. Stream 1
setelah pekerjaan selesai dipasang
digunakan ketika kapal batubara datang
kembali.
namun kondisi unit belum memerlukan
3.2.3.7 Belt Rip Detector
pasokan Batubara.
Belt Rip Detector berfungsi
mendeteksi Belt Conveyor yang sobek
3.3.1.2. STREAM-2 (Batubara dari SU
waktu beroperasi dan akan memberi sinyal
menuju Dead Stockpile)
alarm pada system operasi di CHCB.
Skema stream 2 menunjukan
Seharusnya peralatan ini berdada di
proses pengangkutan batubara dari Ship
samping Pully Idler atau di bawah Belt
unloader menuju Telescopic Chute yang
Conveyor supaya jika terjadi sobekan yang
berfungsi untuk menumpahkan batubara.
kecil dapat segera terdeteksi.
Batubara dialirkan dari SU - BC1 - JT1 -
3.2.3.8 Water Spray Conveyor
BC2 - JT2 - BC7 - TC. Disini batubara
Water spray juga termasuk bagian
melewati Belt Conveyor 1,2, dan 7 serta
dari safety sistem conveyor yang fungsinya
Junction Tower 1 dan 2. Stream 2
untuk mengurangi polusi debu batubara
digunakan ketika stream 1 mengalami
dan juga sebagai safety jika sewaktu waktu
gangguan pada proses pengangkutan.
batubara terbakar di atas Belt Conveyor.

8
3.3.1.3. STREAM-3 (Batubara dari SU 4.PENUTUP
menuju coal bunker) 4.1 Kesimpulan
Stream 3 merupakan sistem 1. Coal Handling System berfungsi
pengangkutan batubara dari Ship unloader menangani mulai dari pembongkaran
hingga mencapai Coal Bunker. Batubara batubara dari kapal/tongkang
dialirkan dari SU - BC1 - JT1 - BC2 - JT2 (unloading area) sampai ke area
- BC3(AB) - JT6 - VS(1&2) – CH - penimbunan/penyimpanan di stock
BC9(AB) - JT7 - BC10(AB) - TR(1&2) - pile ataupun langsung pengisian ke
Coal Bunker. Proses ini cukup panjang bunker (power plant), yang
yaitu melewati Belt Conveyor 1,2,3,10, selanjutnya digunakan untuk
dan 9 serta Junction Tower 1,2,6,dan pembakaran di Boiler.
7.Stream 3 digunakan ketika kapal 2. Keuntungan dengan menggunakan
pengangkut Batubara datang dan unit sistem conveyor diantaranya adalah:
sedang membutuhkan pasokan Batubara.
 Menurunkan biaya dan waktu pada
saat memindahkan batubara
3.3.2 Reclaiming
 Meningkatkan efisiensi
3.3.2.1. STREAM-1 (Batubara dari Live pemindahan material
Stockpile menuju Coal Bunker)
Berbeda dengan Stream 1,2,3 Jetty  Menghemat ruang
Unloading pada Stream 1 Reclaiming  Menjaga kualitas lingkungan kerja
Batubara dari Stacker Reclamer diangkut (bersahabat dengan lingkungan)
menuju Coal Bunker. Batubara dialirkan
3. Peralatan coal handling system PLTU
dari SR - BC6 - JT5 - BC3(AB) - (JT2 -
Rembang adalah Belt Conveyor,
JT6) - VS(1&2) – CH - BC9(AB) -
Stacker Reclaimer, Ship Unloader,
BC10(AB) - TR(1&2) - Coal Bunker.
Telescopic Chute, Reclaiming
Sehingga bila Stream 1 dilakukan berarti
Hopper, Junction Tower, Crusher,
unit sedang membutuhkan pasokan
Diverter Gate, Tripper dan Scrapper
Batubara untuk pembakaran sedangkan
Conveyor
kapal tidak datang untuk memasok
4. Peralatan pendukung coal handling
Batubara.
PLTU Rembang adalah Metal
Detector, Magnetic Separator, Belt
3.3.2.2. STREAM-2 (Batubara dari Dead
Weigher, Sampling System, Vibrating
Stockpile menuju Coal Bunker)
Screen, Dust Collector, Dust
Pada Stream 2 Batubara diambil
Supression, dan Coal Bunker.
dari Reclaim Hopper atau tempat
5. Peralatan Proteksi coal handling
penampungan Batubara sementara dan di
PLTU Rembang adalah Pull Cord,
salurkan menuju Coal Bunker. Batubara
Belt Sway, Chute Block, Zero Speed
dialirkan dari RH – BC8 - JT6 - BC3(AB)
Detector, Push Button Emergency
- VS(1&2) – CH -BC9(AB) - BC10(AB) -
Local Box, Guard, Belt Rip Detector,
TR(1&2) - Coal Bunker. Stream 1 dipakai
dan Water Spray Conveyor
bila terjadi gangguan pada stream 2 .
6. Terdapat 5 skema kerja coal handling
PLTU Rembang, yaitu terdiri dari tiga

9
stream pada Jetty Unloading dan dua BIODATA
Stream pada Reclaiming.
Eko Setiawan
4.2 Saran NIM: 21060110141004
Oleh karena untuk memenuhi Lahir di Jakarta tanggal
kebutuhan listrik di Jawa Tengah dan 9 Mei 1992. Riwayat
menangani semua proses yang terjadi pada pendidikan SD Negeri
PLTU, maka harus menggunakan Jombang 1, SMP Negeri
teknologi yang sangat tinggi, dan 3 Ciputat,SMA Negeri 1
meletakkan prioritas pada sisi keandalan Kota Tangerang Selatan. Pada tahun 2010
dan keamanan, sehingga penyediaan penulis melanjutkan studi di Jurusan
tenaga listrik tetap terjaga dan pemadaman Teknik Elektro Universitas Diponegoro
dapat dihindarkan. Semarang, konsentrasi Ketenagaan dan
saat ini masih menempuh pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Strata 1 (S-1).
[1]. Diktat Kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik
Menyetujui,
[2]. Operation & Maintenance for Belt Dosen Pembimbing
Conveyour PLTU 1 Jawa Tengah
[3]. Sulasno. Teknik Konversi Energi
Listrik dan Sistem Pengaturan.
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Dr.Ir. Djoko Windarto,MT
[4]. Abdul Kadir. Pembangkit Tenaga NIP.196405261989031002
Listrik (revisi). UIP, Jakarta, 2010.
[5]. Diktat Penanganan Sistem Batubara.
PT. PLN Persero.
[6]. http://www.ptpjb.com/
[7]. http://artikelbiboer.blogspot.com/200
9/11/penanganan-batubara-coal-
handling.html

10

Anda mungkin juga menyukai