HUKUM PIDANA
NAMA MAHASISWA :
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2020
KESENGAJAAN (DOLUS)
Sifat kesengajaan
1. Kesengajaan berwarna (Gekleurd)
Sifat kesengajaan itu berwarna dan kesengajaan melakukan sesuatu
perbuatan mencakup pengetahuan si pelaku bahwa perbuatanya melawan hukum
(dilarang). Jadi harus ada hubungan antara keadaan batin si-pelaku dengan
melawan hukumnya perbuatan. Dikatakan, bahwa sengaja disini berarti dolus
molus, artinya sengaja untuk berbuat jahat. Jadi menurut pendirian yang pertama,
untuk adanya kesengajaan perlu bahwa si pelaku menyadari bahwa perbuatannya
dilarang. Penganutnya antara lain Zevenbergen, yang mengatakan bahwa:
“Kesengajaan senantiasa ada hubungannya dengan dolus molus, dengan
perkataan lain dalam kesengajaan tersimpul adanya kesadaran mengenai sifat
melawan hukumnya perbuatan”. Untuk adanya kesengajaan, di perlukan syarat,
bahwa pada si pelaku ada kesadaran, bahwa perbuatannya dilarang dan/ atau
dapat dipidana.
2. Kesengajaan tidak berwarna (Kleurloos)
Kalau dikatakan bahwa kesengajaan itu tak berwarna, maka itu berarti bahwa
untuk adanya kesengajaan cukuplah bahwa si pelaku itu menghendaki perbuatan
yang dilarang itu. Ia tak perlu tahu bahwa perbuatannya terlarang/sifat melawan
hukum. Dapat saja si pelaku dikatakan berbuat dengan sengaja, sedang ia tidak
mengetahui bahwa perbuatannya itu dilarang atau bertentangan dengan hukum.
Di Indonesia sendiri menganut kesengajaan tidak berwarna karena di Indonesia
menganut doktrin fiksi hukum (seseorang dianggap mengetahui hukum yang
ada).
Macam-Macam Dolus
Dalam ilmu pengetahuan hukum dikenal berbagai macam kesengajaan :
1. Dolus determinatus, merupakan suatu kesengajaan yang ditujukan pada
suatu sasaran/objek yang sudah pasti; misalnya menghendaki kematian.
2. Dolus indeterminatus, merupakan bentuk kesengajaan yang ditujukan
pada sasaran/atau objek yang tidak tentu. Misalnya menembak
segerombolan orang.
3. Dolus Alternativus, apabila pelaku menghendaki akibat yang satu atau
yang lain. Misalnya meracuni sumur.
4. Dolus generalis, dalam hal ini adanya harapan dari terdakwa secara
umum agar orang yang dituju itu mati, bagaimanapun telah tercapai.
5. Dolus indirektus, merupakan keseluruhan akibat dari perbuatan yang
disengaja, dituju atau tidak dituju, diduga atau tidak diduga, dianggap
sebagai hal yang dilakukan dengan sengaja. Misalnya dalam
pertengkaran, seseorang mendorong orang lain, kemudian terjatuh dan
tergilas mobil (dolus ini berlaku pada Code Penal Perancis, namun
KUHP tidak menganut dolus ini.
6. Dolus premiditatus, merupakan kesengajaan yang direncanakan terlebih
dahulu (voorbedachte raade).
7. Dolus directus, yaitu kesengajaan tidak hanya ditujukan kepada
perbuatannya, tetapi juga kepada akibat perbuatannya.
8. Aberratio ictus, merupakan kesengajaan yang mana seseorang yang
sengaja melakukan tindak pidana untuk tujuan terhadap objek tertentu,
namun ternyata mengenai objek yang lain.
Sumber Referensi
Endra. Yuda. 2018. Macam-Macam Kesengajaan dalam Hukum. Diakses pada 19
Mei 2020, pukul 19:38 WIB melalui
https://feelinbali.blogspot.com/2018/10/macam-macam-kesengajaan-dalam-hukum.ht
ml
Internet : http://eprints.umm.ac.id/58131/3/BAB%20II.pdf Diakses pada 19 Mei 2020,
pukul 18:57 WIB