Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Ananta Pria Geoferi Ardiana

NIM : 200710101260

Kelas : Pidana B

TUGAS

1. Kesengajaan (Opzet/Dolus)

Kesengajaan (dolus/opzet) merupakan bagian dari kesalahan. Sengaja berarti menghendaki dan
mengetahui apa yang ia perbuat atau dilakukan. Isitilah kesengajaan dalam KUHP dapat temui dalam
beberapa pasal dengan penggunaan istilah yang berbeda namun makna yang terkandung adalah sama
yaitu sengaja/dolus/opzet. Beberapa contoh pasal tersebut antara lain :

1. Pasal 338 KUHP menggunakan istilah “dengan sengaja”


2. Pasal 164 KUHP menggunakan istilah “mengetahui tentang”
3. Pasal 362,378,263 KUHP menggunakan istilah “dengan maksud”
4. Pasal 53 KUHP menggunakan istilah “niat”
5. Pasal 340 dan 355 KUHP menggunakan istilah “dengan rencana lebih dahulu”

Sementara itu, kesengajaan juga dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Kesengajaan dengan tujuan, yatu bahwa dengan kesengajaan yang bersifat tujuan, si pelaku
dapat dipertanggungjawabkan dan mudah dapat dimengerti oleh khalayak ramai. Apabila
kesenjangan seperti ini ada pada suau tindakan pidana, si pelaku pantas dikenakan hukum
pidana karena dengan adanya kesenjangan yang bersifat tujuan ini, berarti si pelau benar-
benar menghendaki mencapai suatu akibat yang menjadi di pokok alasan diadakannya
ancaman hukuman ini.
b. Kesengajaan secara Keinsyafan Kepastian, kesengajaan ini ada apabila si pelaku dengan
perbuatannya tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar dari delik, tetapi ia
tahu benar bahwa akibat itu pasti akan mengikuti perbuatan itu. Dengan kata lain, bahwa
perbuatannya pasti akan menimbulkan akibat lain. Tapi pelaku mengambil resiko terjadinya
akibat lain demi tercapai akibat utidak diserta bayangan suatu kepastian akan terjadi akibat
yang bama.
c. Kesengajaan secara Keinsyafan Kemungkinan, kesengajaan ini yang terang-terangan tidak
disertai bayangan suatu kepastian akan terjadiakibat yang bersangkutan, melainkan hanya
dibayangkan suatu kemungkinan belaka akan akibat itu.
Contoh kasus : Seseorang dengan sengaja membuat petasan yang dirakit sendiri dengan
menggunakan mesiu berukuran besar dan dicampur dengan paku berukuran sedang. Kemudian ia
juga dengan sengaja meledakkannya didekat rumah korban dengan alasan sakit hati akibat
lamaran yang dibatalkan. Ia kemudian dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana karena
“Dengan sengaja menimbulkan ledakan sehingga timbul bahaya umum bagi barang..”

2. Kelalaian (Culpa)

Culpa juga biasa disebut dengan kealpaan, kelalaian, kesalahan dan kekurang hati-hatian. Secara
singkat yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti
kesengajaan, yaitu kurang berhati-hati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi. Culpa pada
dasarnya adalah sebuah kesalahan yang tidak disengaja, sehingga tingkatannya berada di
bawah dolus (Kesengajaan). Meskipun culpa tersebut berakibat celakanya seseorang tetapi akibat
tersebut tidak diinginkan oleh pelaku sebagaimana pada dolus yang mana akibat dari perbuatan
merupak perwujudan kehendak dari pelaku.

Culpa atau kealpaan pada dasarnya dibedakan atas dua jenis, yakni kealpaan yang disadari dan
kealpaan yang tidak disadari. Kealpaan yang disadari maksudnya adalah bahwa pelaku dapat
menyadari tentang apa yang dilakukannya serta akibatnya tetapi ia percaya dan berharap bahwa
akibat tersebut tidak terjadi. Kealpaan jenis ini kemudian dibedakan atas Culpa Levis dan Culpa
Lata. Culpa Levis termasuk kategori kealpaan ringan sedang Culpa Lata adalah kealpaan berat.

Contoh kasus : Seseorang mengendarai sebuah kapal motor (hovercraft). Karena ia yakin akan
pengalamannya yang pernah mengendarai kapal motor beberapa kali dan yakin tidak akan
melenceng dari jalur yang tersedia. Namun, tanpa sengaja ia kemudian melintas keluar jalur dan
menabrak salah seorang penjaga tempat wisata tersebut. Ia menyadari sepenuhnya akibat dari
perbuatannya. Namun, ia memang tidak memiliki maksud untuk mengakibatkan peristiwa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai