Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

KONSEP KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI

Dosen Pembimbing :
Ns. Tutik Rahayu, M.Kep, Sp. Kep. Mat

Disusun oleh :

1. Luluk Ulin Nafari


2. Meylinda Puji Saidati
3. Nurul Khasanah
4. Onni Octaviani
5. Siska Widyaningrum
6. Yasinta Mutiara Tanzila

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat


serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga
dan sahabatnya. Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Konsep Kebutuhan
Aktualisasi Diri” ini.
Kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki atau aktualisasi diri merupakan salah satu hal
terpenting dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi diri juga merupakan
salah satu kebutuhan yang diharapkan dapat terpenuhi oleh setiap orang.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat
kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 17 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia pada hakikatnya diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang


sempurna terwujud dalam jasmani, rohani dan akal yang harus disyukuri untuk
digunakan dalam menjalani kehidupan, karena hanya manusia yang diberikan akal
sehingga dikatakan ciptaan yang sempurna. Dalam hidupnya manusia dibekali
dengan akal sebagai sarana guna mencapai apa saja yang dikehendaki untuk
mencapai pemenuhan kebutuhan. Untuk kebutuhan jasmani manusia perlu makan,
minum dan sebagainya untuk perkembangan fisik, sedangkan kebutuhan rohani
manusia perlu memiliki sifatsifat yang baik untuk diterapkan dimasa sekarang
sampai masa yang akan datang.
Menurut Maslow (Baihaqi, 2008) ada 5 kebutuhan dasar manusia yang
membentuk hirarki kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dari kelima kebutuhan tersebut yang dapat meningkatkan motivasi seseorang
untuk terus berprestasi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Pemenuhan kebutuhan
akan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang tertinggi. Ketika
seseorang telah tercukupi dalam ke-4 kebutuhan dibawahnya maka ia pun akan
membutuhkan aktualiasi diri dimana ia diakui sebagai seseorang yang memiliki
kontribusi penting atas sebuah pencapaian yang baik. Kebutuhan aktualisasi diri
akan menimbulkan kepuasan tersendiri dari individu tersebut.
Teori Maslow (Schultz, 2001: 90) menjelaskan bahwa prasyarat untuk
mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam
tingkat yang lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-
kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4)
kebutuhan-kebutuhan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus dipuaskan
terlebih dahulu walaupun hanya sebagian, sebelum timbul kebutuhan akan
aktualisasi diri.
Seorang pelajar pasti memiliki suatu impian pencapaian pribadi yang
hendak dicapai sebagai wujud pemenuhan kebutuhan untuk mencapai
kesempurnaan diri, sehingga sejak remaja perlu mengetahui potensi yang dimiliki
untuk dikembangkan. Dalam prosesnya seseorang harus menempuh berbagai
jenjang sekolah mulai dari TK, SD, SMP kemudian SMA. Pada masa SMA siswa
hendaknya sudah mulai menunjukkan potensi yang ada untuk dapat
dikembangkan dengan serius agar dapat digunakan sebagai modal awal dalam
kehidupan selanjutnya setelah lulus sekolah.
Maslow (Alwisol, 2009) menyatakan aktualisasi diri merupakan
kecenderungan kreatif manusia, keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan
dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai
potensinya. Hal pertama untuk menentukan aktualisasi diri adalah dengan
mengenali potensi diri pribadi untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan
minat serta didukung oleh bakat agar menghasilkan suatu hal baik yang bisa
menjadikan seseorang mendapatkan pengakuan atas dirinya. Menurut Koeswara
(2001) aktualisasi diri tidak harus dilakukan dengan menghasilkan suatu
karyakarya yang besar, akan tetapi semua orang dapat mengaktualisasikan diri
dengan jalan membuat yang terbaik, atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan
bidang masing-masing.
Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri dapat menerima
keberadaannya dalam lingkungan sosial sekitar karena ia merasa bahwa dirinya
dianggap penting, dengan demikian ia akan melakukan segala sesuatu dengan 3
senang sesuai dengan potensi yang ada. Menurut Globe (Priyani, 2013) Ciri utama
dari individu-individu yang mengaktualisasikan dirinya adalah mereka melihat
hidup secara jernih, tidak bersikap emosional, obyektif, tegas, dan memiliki
pengertian yang lebih jelas tentang yang benar dan salah.
Menurut Koeswara (2001) faktor yang pertama berasal dari dalam diri
individu itu sendiri yang berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa
takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya
sehingga potensi-potensi yang dimilikinya tetap laten. Hambatan yang kedua
berasal dari masyarakat, apabila kondisi masyarakat menunjang, maka proses
pengaktualisasian diri akan dapat dicapai.
Berdasarkan pendapat diatas aktualisasi diri mempunyai faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hambatan yang berasal dari dalam
diri adalah ketidaktahuan akan potensi diri dan perasaan ragu dan takut untuk
mengungkapkan potensi diri. Apabila seseorang dengan potensi tertentu merasa
ragu dalam mengembangkan potensi yang ada akan menjadi hambatan seseorang
dalam mencapai aktualisasi dirinya. Sedangkan hambatan yang berasal dari luar
adalah budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi potensi diri
seseorang.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang konsep kebutuhan aktualisasi diri. Sehingga mahasiswa mampu
menerapkan teori dan model keperawatan tersebut dalam profesi maupun
kehidupan sehari-hari. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa
dapat mengembangkan kreatifitas mereka, dan ini merupakan pembelajaran dan
pengetahuan yang penting dan berguna dalam profesi maupun tindakan
profesional. Metode pembelajaran role play bertujuan untuk:
1. Bagi mahasiswa yang memainkan peran sebagai orang lain, maka
mahasiswa tersebut dapat menempatkan dirinya sendiri seperti watak dari
karakter yang dimainkan itu
2. Mampu merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain. Hal tersebut
mampu menumbuhkan sikap saling memperhatikan orang lain.
3. Mampu menumbuhkan kerjasama dalam tim/kelompok.
4. Memperoleh pemahaman tentang konsep kebutuhan aktualisasi diri
5. Supaya memiliki keterampilan pada asuhan keperawatan khususnya
konsep kebutuhan aktualisasi diri.
BAB II
ISI

A. Deskrpsi Pelaksanaan Tugas


B. Pembagian Peran
 Luluk Ulinafa : Dokter
 Meylinda : perawat 1
 Nurul : perawat 2
 Onni Octaviani : Perawat 3 (
 Siska : Keluarga Pasien
 Yasinta : pacar pasien

C. Skenario/dialog/percakapan
Naskah Roleplay
“ Aktualisasi diri “
Suatu hari pada jam makan siang di salah satu Rumah Sakit Semarang,
terjadilah percakapan antar perawat. Mereka membicarakan tentang
kasus korona yang sedang terjadi saat ini.
Meylinda : eh guys kalian takut nggak sama virus corona 19
yang saat ini lagi parah banget?
Nurul : iya, korbannya juga sampai ribuan.
Onni : italia sampe 700 per hari yang meninggal loh.
Siska : ya perasaan takut ada dong, ya nggak?
Yasinta : betul. bismillah aja semoga virus korona cepat
selesai. Aamin..
Siska : Aamiin. udah selesai jam makan nih, ayok balik ke
ruangan.
Nurul : yaudah ayok bayar dulu.
Jam makan siangpun selesai, dan mereka kembali ke ruangan
mereka sendiri-sendiri. Ruang melati. Ya, disana perawat luluk
mendapatkan pasien PDP Corona 19.
Dokter : “perawat luluk, siapkan ruangan isolasi, APD, serta alat
penting lainnya.”
Luluk : “ baik dok”
Setelah mendapat perintah dari dokter, luluk menyiapkan apa yang
diperintahkan oleh dokter.
Dokter : “apakah sudah siap?”
Luluk : “Alhamdullilah sudah dok, mari kita ke ruangan isolasi
Dokter : (sampai keruagan) luk, sudah aman semua ya? Mari kita
cek pasien tersebut
Luluk : “baik dok”
Setelah cek pasien PDP tersebut, luluk tidak menyadari bahwa
pakaian yang ia pakai tidak terpasang dengan benar. Jam kerjanya
perawat sift siangpun selesai. Kebetulan luluk sift siang dengan
meylinda, onni, nurul, siska, dan yasinta.

Daftar pustaka
http://eprints.ums.ac.id/62158/3/BAB%20I.pdf
Ernawati, E., Nur, M. (2019). Aktualisasi diri penyandang disabilitas. Eprints iain
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai