Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

RATIONAL VS PARADOXICAL HEALING

Disusun Oleh :
Yusi Delia Elsani (I1B017004) Nurul Afifah Mutiasih
(I1B017032)
Ita Yuniati Maulidiyah (I1B017008) Fiqna Khozanatuha (I1B017035)
Nabila Paramasari Luthfiah (I1B017013) Kurnia Widya Ningsih (I1B017039)
Eka Titi Setiani (I1B017018) Sherina Indah Febriliani (I1B017043)
Dhea Pradastya Sugadang (I1B017024) Atika Sahaba Zhafira (I1B017047)
Saskia Intan Pradani (I1B017028)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
Rational vs Paradoxical Healing

Kegiatan penyembuhan dari suatu penyakit dapat terbagi menjadi dua bagian,
yaitu pengobatan rasional dan pengobatan paradoksikal atau sugesti. Untuk
menentukan kedua pengobatan tersebut dapat dengan melihat tingkatan dalam
kegiatan yang dilakukan dan keterlibatannya. Penyembuhan yang dilakukan
dalam pengobatan rasional termasuk pada terapi atau peristiwa yang masuk akal
dan dapat diterima secara logis, sedangkan penyembuhan paradoksikal termasuk
pada pengobatan yang mungkin tampak tidak masuk akal atau bertentangan
dengan pikiran logis tetapi kenyataanya benar. Adapun contoh dari pengobatan
paradoksikal adalah adanya keajaiban, kepercayaan, efek placebo atau pengobatan
palsu yang bertujuan mengontrol efek dari harapan, dan biofeedback atau kendali
diri untuk mengatasi masalah.

Pengobatan rasional sangat didasari oleh ilmu pengetahuan. Strategi ini sesuai
dengan pandangan masyarakat dunia mengenai gagasan umum suatu pengobatan.
Seringkali, tenaga kesehatan profesional dapat mengikuti prosedur yang sistematis
untuk menentukan langkah demi langkah. Contoh dari pengobatan rasional adalah
teknik pembedahan, radiasi, pengobatan, latihan fisik, diet, konseling psikologi.

Salah satu contoh dari pengobatan paradoksikal adalah biofeedback dengan


mengurangi tekanan darah atau ketegangan otot atau untuk meningkatkan aliran
darah perifer. Individu dapat memasuki keadaan sedang atau berkehendak pasif di
mana mereka membiarkan keadaan fisiologis ini berubah ke arah yang diinginkan.
Disamping itu fenomena plasebo adalah sebuah paradoks. Jika seseorang hanya
memiliki sedikit ketidaknyamanan, plasebo tidak berfungsi dengan baik. semakin
banyak rasa sakit yang dimiliki seseorang, semakin dramatis tanggapan terhadap
pengobatan plasebo. Selain itu, seseorang yang tidak tahu mengenai obat-obatan
maka plasebo menjadi cara terbaik yang mengacu pada “kesuksesan paradoks
melalui ketidaktahuan.”

Kepercayaan dan berdoa juga merupakan salah satu contoh dari pengobatan
paradoksikal. Pengobatan ini merupakan suatu hal yang tidak rasional dalam
keilmuan dan belum terukur keefektifannya. Namun studi tentang itu masih
dibahas dalam penelitian. Seperti yang dilakukan oleh Byrd, dengan sampel 5-7
orang agama protestan dan Katolik berdoa secara berkelompok. Seperti halnya
data dari United States, terdapat hasil penelitian dengan berdoa setiap hari untuk
201 pasien dengan infak miokard dengan kelompok kontrol 192 orang dengan
penyakit yang sama dengan tidak dilakukan intervensi berdoa. Hasilnya dalam 10
bulan pasien yang berdoa tidak terlalu membutuhkan antibiotik, jumlah pasien
yang mengalami edema paru semakin berkurang, tidak membutuhkan inkubasi
endotrakeal, dan jumlah pasien yang diintervensi dengan doa dapat bertahan hidup
lebih lama.

Penyembuhan dengan mukzizat adalah suatu paradoks Karena tidak ada


mekanisme sains yang dapat menjelaskan hal itu. Setiap perawat mengetahui
mendengar membaca mengenai beberapa penyakit pada pasien yang lalu
dikonfirmasi dengan hasil laboratorium, tetapi perawat mengetahui hal tersebut
setelah menjadi suatu penyakit. Beberapa mengatakan itu adalah perjalanan alami
dari suatu penyakit, beberapa mati beberapa hidup. Beberapa kuil atau yempat
suci contohnya Lourdes di Prancis dan di Medjugorje di Yugoslavia, disana
orang-orang yang pernah mempunyai pengalaman penyembuhan dengan mukzizat
mengatakan sembuh total. Mereka tidak mencoba apapun. Ketika dilakukan
wawancara beberapa dari mereka melaporkan mengenai perasaan yang berbeda
atau senssasi yang berbeda dari jarak dan waktu. Seiring dengan berjalannnya
waktu, baik kemarin, sekarang dan yang akan datang menjadi abadi atau kekal.
Kelahiran dan kematian memiliki arti baru bukan hanya sekedar permulaan dan
akhir. Beberapa orang pada akhirnya berfikiran bahwa penyakit adalah situasi
yang terjadi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai