D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINALITA SUDAMA
MEDAN
2020
Judul Pratikum : Komunikasi Multidisiplin
Hari\Tanggal Pratikum :
Tempat Pratikum : Lab Dasar
Dosen Pembimbing : Riny Apriani S.Kep Ners M.Kep
I. Tujuan
Tujuan dari komunikasi Multidisiplin adalah mengkolaborasikan/mempersatukan
bidang-bidang medis yang sedikit berbeda berdasarkan pada pemahaman umum
mengenai kesamaan dan perbedaan atau titik tekanan di antara teori-teori untuk
memberikan pelayan kesehatan terhadap pasien dalam menangani berbagai permasalahan
yang dihadapi pasien namun mereka tetap fokus dalam menitikberatkan pada
permasalahan yang menjadi spesialisasinya.
Tim multidisiplin dapat kita temui di bidang kesehatan atau medis. Di lingkungan
kesehatan atau medis, tim multidisiplin adalah sebuah kelompok pekerja kesehatan atau
pekerja medis yang terdiri dari anggota-anggota dengan latar belakang ilmu atau profesi
yang berbeda dan masing-masing anggota tim memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Dokter memiliki peran utama dalam
mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan
modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya sebagai membuat refelan pembarian
pengobatan.
Setiap catatan penting disimpan secara tertulis sebagai salah satu cara bagi tim
untuk merefleksikan diri. Terkait dengan penanganan dan perawatan pasien,
keterampilan komunikasi yang baik yang dimiliki oleh anggota tim merupakan inti bagi
keselamatan pasien dan kerja tim yang efektif.
Komunikasi yang dilakukan pun hendaknya berpusat pada pasien. Hal ini
dimaksudkan untuk mendukung perawatan yang berpusat pada pasien dan keselamatan
pasien.
Untuk itu, hendaknya pasien dan keluarga pasien dianggap sebagai anggota aktif
dari tim multidisiplin. Melibatkan pasien sebagai anggota tim dapat meningkatkan
keamanan dan kualitas perawatan pasien karena pasien berperan sebagai sumber
informasi utama dan satu-satunya anggota tim yang selalu ada selama penanganan dan
perawatan pasien.
Selain itu, perawat sebagai bagian dari anggota tim juga dapat memahami apa
yang menjadi permasalahan pasien seperti rasa cemas, rasa sakit, dan kesulitan untuk
tidur. Karena itu, perawat perlu berbagi persepsi dengan pasien, menjelaskan
pemahaman perawat tentang apa yang ingin dikomunikasikan oleh pasien. Dengan kata
lain, perawat perlu mengetahui dan memahami cara berkomunikasi dengan baik atau cara
komunikasi efektif dengan pasien.
1.stetoskop
2.tensi meter
3.termometer
4.handscone
5.masker
7.suntik
8.obat
9.kapas alkohol
10.baki
(Dokter pun akan memasuki ruangan tersebut untuk mengecek keadaan pasien di
sana)
Dokter : "Dimana pasien saya,Sus?" (Bertanya pada Perawat yang ada di Nurse
Station)
Suster Rosa : mari dokter biar saya antar kan ke ruangan pasien pertama yang
berada diruang bangsal (sambil berjalan bersama dokter menuju keruangan pasien)
(Dokter pun berjalan menuju ruangan yang sudah ditunjukkan oleh perawat,
sesampainya diruangan dokter pun langsung melakukan tindakan)
(Sesampai di ruangan 1)
Dokter : "Kenapa dengan pasien ini Sus?" (Sambil melihat data riwayat kesehatan
pasien).
Suster Rosa : "ini dok semalam pasien baru datang, pasien mengeluh nyeri pada
bagian abdomen nya dok” (sambil menunjukan pasien ke dokter, supaya dokter
melakukan pemeriksaan)
Dokter : "Baiklah saya periksa dulu ya" (sambil memeriksa bagian abdoment
pasien dengan stetoskopnya)
Suster Rosa : iya dok, tadi sudah dilakukan tindakan pemeriksaan kepada pasien
dan tadi kondisi pasien sudah mulai membaik dokter"
Dokter : "Sama-sama Bu, yasudah saya tinggal dulu ya Bu, cepat sembuh ya Bu
(Dokter tersenyum kepada pasien)
Suster Rosa: "Ada diruang sebelah dok,mari saya antar dok (sambil menunjukan
jalan dan tersenyum)"
Suster Rossa : "Ini Dok ruangannya" (sambil menunjuk ke arah ruangan tersebut)
Perawat Rosa: "Pasien ini datang dengan keluhan pusing dok,setalah dilakukan
tindakan pasien ini didiagnosa hipertensi dok".
Pasien : "Baik,Dok"
(Kemudian Dokter pun memeriksa kondisi pasien dengan cara mengukur tekanan
darah Pasien)
Dokter : "Baiklah Bu, tekanan darah ibu sudah normal kembali, jangan lupa
banyak istirahat ya Bu"
Dokter : “permisi sus mengganggu, apa ajah yg sudah dilakukan pada pasien sus
Suster Erma: iya dok, saya sudah mengukur vitalsan dan belum juga normal
sampai sekarang dok
Suster Rosa : dokter masih ada satu pasien lagi yang harus dokter periksa (sambil
menunjukan ruangan pasien berikutnya)
Suster Erissa: Selamat pagi dok selamat pagi sus (sambil tersenyum menyapa
dokter dan perawat Rosa)
Dokter dan suster Rosa: Pagi kembali sus
Dokter : "Bagaimana perkembangan pasien ini Sus?" (Bertanya pada suster erissa)
Suster Erissa: "Pasien mulai membaik dok, dan saya juga sudah memberikan
injeksi pada pasien sesuai dengan anjuran dokter kemarin dok"
Dokter : "Alhamdulillah, keadaan ibu sudah lebih membaik Bu, Gula darah ibu
juga sudah menurun dari yang kemaren"
Dokter : "Iya Bu, dan hari ini ibu sudah bisa pulang ke rumah ya"
Suster Rosa: Mari dok saya antar ke nurse station untuk melihat hasil lab
Dokter : "Bisa saya lihat hasil lab Pasien dengan diagnosa DM tadi Sus?" (Dokter
bertanya pada perawat yang ada di Nurse Station
Perawat heni: " Bisa dok. Ini hasil lab pasien dengan diagnosa DM dok"
Dokter: Hasilnya cukup baik sus (melihat suster Rosa), tolong urus semuanya ya
sus.
Dokter: Kalau begitu saya pergi dulu sus,terimakasih (berbicara dengan suster
Rosa dan Heni).
THE END
VI. Analisis Hasil Komunikasi
Tim medis kurang menerapkan penggunaan bahasa tubuh ketika sedang
berkomunikasi
B. Saran
Sebaiknya semua anggota tim medis menerapkan komunikasi multidisiplin dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
https://pakarkomunikasi.com/cara-komunikasi-multidisiplin-dalam-keperawatan