Anda di halaman 1dari 59

MODUL ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT

SISTEMIK DAN ENDEMIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


HAMIL BERSALIN, NIFAS DENGAN
PENYAKIT ENDEMIK

Dr. Lestari Rahmah,MKT


DosenPembimbing

SUZETTE SIMATUPANG P07524417035


RAHMI KHAIRANI P07524417030

KELOMPOK 6 KELAS IV A

POLTEKKES KEMENKES RI
DIV KEBIDANAN MEDAN
2020/2021
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan  makalah “ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK
DAN ENDEMIK”. Ini semua hanya sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki.
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya para anggota kelompok 6 yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga selesai tepat waktu.
Dalam menyusunmakalah ini, kami banyak memproleh bantuan dari berbagai
sumber. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosenpengampu kami ibu Dr. Lestari
Rahmah,MKT telah sabar membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami tentang asuhan kebidanan dengan penyakit sistemik dan endemik
dalam Penelitian Kesehatan.Kami banyak menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu oi/kami sangat mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami banyak berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun semuapihak yang membaca.

Medan, Januari 2020

Kelompok 6

2
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………
………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………….3
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………….…4
KAJIAN TEORI................................................................................................................5
Asuhan Kebidanan pada ibu Hami,Bersalin,Nifas dengan penyakit Endemik.
a. Demam Tifoid…………………………………………………....5
b. Malaria………………………………………………………...…7
c. DBD dengan Covid 19………………………………………….10
PENUTUP..................................................................................................................……19
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………….54
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………54
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..55

3
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
PEN ENDEMIK
DAH
ULU
AN
Deskrip
si
Singkat,
Tujuan,
Petunju
k
Belajar,
dan
Indikato
r
PembelSINGKAT
DESKRIPSI
ajaran
odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengatahui dan
memahami tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
BERSALIN, NIFAS DENGAN PENYAKIT ENDEMIK”

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Ibu hamil dengan Penyakit Endemik


2. Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Ibu bersalin dengan Penyakit Endemik
3. Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Ibu nifas dengan Penyakit Endemik

 PETUJUK BELAJAR

 Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan ,keyakinanmu agar diberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ini.

4
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan
baik.
 Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar dapat
mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan.
 Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh.

5
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

URAIAN MATERI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL BERSALIN,
NIFAS DENGAN PENYAKIT ENDEMIK

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN THYPOID

1. DEFINISI DEMAM TIFOID

Tipes alias demam tifoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan
yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.
Demam tifoid atau tipes termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh tubuh dan
memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini bisa
menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal. Orang yang terinfeksi tipes dapat
menularkan bakteri melalui feses atau urinenya. Jika orang lain makan makanan atau
minum air yang terkontaminasi  dengan urine atau feses yang sudah terinfeksi, penyakit ini
bisa menular. Sering disalahartikan, tipes berbeda dengan tifus. Tifus disebabkan oleh
beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R. prowazekii. Penyakit tifus dibawa oleh
ektoparasit, seperti kutu, tungau, dan caplak, kemudian menyerang manusia.

Gejala Klinik

Umumnya gejala klinis timbul 8-14 hari setelah infeksi yang ditandai dengan
demam yang tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang
khas adalah kenaikan tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola
demam yang khas adalah kenaikan tidak langsung tinggi tetapi bertahap seperti anak tangga
(stepladder), sakit kepala hebat, nyeri otot, kehilangan selera makan (anoreksia), mual,
muntah, sering sukar buang air besar (konstipasi) dan sebaliknya dapat terjadi diare. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh, debar jantung relative lambat
(bradikardi), lidah kotor, pembesaran hati dan limpa (hepatomegali dan splenomegali),
kembung (meteorismus), radang paru (pneumomia) dan kadang-kadang dapat timbul
gangguan jiwa. Penyulit lain yang dapat terjadi adalah pendarahan usus, dinding usus bocor
(perforasi), radang selaput perut (peritonitis) serta gagal ginjal.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, urinalis, kimia klinik,


imunoreologi, mikrobiologi, dan biologi molekular. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosis (adakalanya bahkan menjadi penentu diagnosis),

6
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

menetapkan prognosis, memantau perjalanan penyakit dan hasil pengobatan serta


timbulnya penyulit.

1. Hematologi

 Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus
atau perforasi.
 Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi.
 Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
 LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
 Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).

2. Urinalis

 Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam).


 Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.

3. Kimia Klinik

Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai
hepatitis Akut.

4. Imunorologi

 WidalPemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi


(didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella typhi / paratyphi (reagen). Uji
ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminta
terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia. Sebagai uji
cepat (rapitd test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan
adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai Febrile agglutinin.
 Elisa Salmonella typhi/ paratyphi lgG dan lgMPemeriksaan ini merupakan uji
imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan
uji Widal untuk mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid. Sebagai tes cepat (Rapid
Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui. Diagnosis Demam Typhoid/
Paratyphoid dinyatakan 1/ bila lgM positif menandakan infeksi akut; 2/ jika lgG
positif menandakan pernah kontak/ pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemik.

5. Mikrobiologi

 Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)

Uji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan Demam Typhoid/
paratyphoid. Interpretasi hasil : jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk Demam Tifoid/

7
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Paratifoid. Sebalikanya jika hasil negati, belum tentu bukan Demam Tifoid/ Paratifoid,
karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain
jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2mL), darah tidak segera dimasukan ke dalam
medial Gall (darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga kuman terperangkap di dalam
bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu- 1 sakit, sudah mendapatkan terapi
antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi. Kekurangan uji ini adalah hasilnya tidak dapat
segera diketahui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman (biasanya positif antara 2-
7hari, bila belum ada pertumbuhan koloni ditunggu sampai 7 hari). Pilihan bahan spesimen
yang digunakan pada awal sakit adalah darah, kemudian untuk stadium lanjut/ carrier
digunakan urin dan tinja.

6. Biologi molekular

 PCR (Polymerase Chain Reaction) Metode ini mulai banyak dipergunakan. Pada
cara ini di lakukan perbanyakan DNA kuman yang kemudian diindentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat
dalam jumlah sedikit (sensitifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi
pula. Spesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsy.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MALARIA

 Malaria berasal dari benua afrika. Malaria merupakan penyakit akibat udara atau
musim yang buruk. Tahun 1880 penyebab penyakit malaria ditemukan oleh Laveran.
Penyebabnya adalah sebuah parasit yang hidup dalam sel darah manusia. Kemudian
Rossmenemukan bahwa parasit itu ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk anopheles
hidup di daerah pantai, hutan, perkebunan, rawa dan persawahan, nyamuk ini juga
menyukai air yang kotor.
Penyakit malaria tersebar di seluruh dunia, khususnya di daerah beriklim panas
dimana parasit  Plasmodium dapat berkembang baik. Daerah selatan Sahara di Afrika dan
Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria
tertinggi.
  Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka
kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua,
akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar
dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).

8
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

  Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu


bayi, anak balita, ibu hamil. selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan
dapat menurunkan produktivitas kerja.

Hipotesis
1. Hilangnya kekebalan secara konsisten berhubungan dengan terjadinya
imunosupresi selama kehamilan hipotesis
2. Apakah yang hilang adalah cell mediated immunity saja, atau transfer
antibodi mediated immunity secara pasif juga terganggu sehingga ibu hamil
mudah terkena malaria hipotesis.
3. Plasenta adalah organ yang baru bagi seorang primigravida sehingga
memungkinkan adanya imunitas host yang langsung menerobos atau adanya
zat tertentu pada plasenta yang memudahkan P. Falciparum untuk
memperbanyak diri.

GEJALA KLINIS PADA IBU HAMIL

1. Demam Pasien dapat mengeluhkan bermacam- macam pola demam, mulai dari
afebris, demam tidak terlalu tinggi yang terus menerus hingga hiperpireksia. Pada trimester
kedua kehamilan gambaran atipik lebih sering terjadi karena proses imunosupresi.

2. SPLENOMEGALI pembesaran limpa bisa terjadi, dan menghilang pada trimester


dua kehamilan. Bahkan splenomegali yang menetap sebelum hamil bisa mengecil selama
kehamilan.

KOMPLIKASI PADA IBU

• Dapat menimbulkan berbagai kelainan

• Tergantung pada tingkat kekebalan seseorang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas
(jumlah kehamilan)

9
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

• Hipoglikemia

• Malaria serebral

• Gangg elektrolit

• Infeksi plasenta

• Edema paru akut

• Imunosupresi

PENGARUH MALARIA PADA PERSALINAN

1. Berpengaruh pada proses persalinan.

2. Perhatian khusus harus ditujukan kepada kemungkinan perdarahan post partum.

3. Ibu yang menderita anemia berat pada permulaan parthus dapat menderita dekompensasi
kordis segera setelah kelahiran, akibat bertambahnya darah yang beredar secara tiba-tiba
karena aliran darah di daerah panggul tidak lagi melalui plasenta.

PENATALAKSANAAN MALARIA PADA MASA NIFAS

• Untuk mencegah timbulnya penyakit dalam masa nifas, maka pemberian obat pencegahan
dalam kehamilan sebaiknya diteruskan setelah persalinan
• Laktasi biasanya tidak dipengaruhi oleh malaria, kecuali kalau ibu sangat parah
penderitaannya dan disertai anemia berat
• Pemberian obat pencegahan dalam kehamilan sebaiknya diteruskan setelah persalinan
sampai 6 minggu postpartum.

PENANGANAN MALARIA DALAM KEHAMILAN

1. Segera kenali spesies plasmodium malaria u/ mmberi pengobatan yg tepat & prognosis
penyakit
2. ANC yg teratur u/ eradiksi plasmodium, kontrol kehamilan & perkembagan penyakit
3. Rawat inap bila memerlukan observasi ketat/bila terjdi kegawatdaruratan
4. Antisipasi kemungkinan infeksi bila berada di daerah endemik
5. Tambahkan upaya untuk daya tahan & nutrisi yg diperlukan o/ ibu hamil

10
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

6. Terapi radikal di pilih apbila kondisi ibu sgat mengkhawtirkan


7. Pantau & tatalaksana pengaruh infeksi plasmodium terhdp janin/neonatus
8. DepKes telah memberikan kebijakan khusus tntg kehamilan dgn infeksi parasit (malaria)
& komplikasix (anemia) : Pemeliharaan kehamilan melalui pemeriksaan ANC berkala
Pemberian obat antimalaria yg aman bgi bayi yg di kandung & pengobatan anemia Scra
medik, klorokuin dianggap ckp aman jk diberikn pd ibu hamil dengan kompliksi penykit
malaria

PENCEGAHAN MALARIA DALAM KEHAMILAN

• Pada semua ibu hamil dengan malaria, pada kunjungan ANC pertama diberi pengobatan
dosis terapeutik anti malaria.
• Pencegahan anemi dimulai pada saat ini : Suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg
elemen besi)/hari, dan 1 mg folic acid / hari.
• Untuk pengobatan anemia moderat (Hb 7-10 g/dl) diberikan dosis besi 2x lipat.
• Periksa Hb setiap kali kontrol.

PENGOBATAN MALARIA DALAM KEHAMILAN

1. Di daerah P.falciparum sensitif klorokuin, dapat diberikan pengobatan alternatif yaitu:


Klorokuin 10 mg/kg slma 2 hari kemudian di lnjutkn dengan 5 mg/kg hri ke-3. klorokuin
aman dlm 3 trimester khmilan. Meflokuin 15 mg/kg BB dosis tunggal.

2. Daerah yg resisten pd klorokuin : Kuinin 10 mg/kg BB, 3x sehari u/ 7 hari , atau


Sulfadoksin 500 mg – pirimetamin 2,5 mg (SP) sbg dosis tunggal Garam Kina 10
mg/kg.bb per oral 3 kali selama 7 hari (minimun 3 hari + SP 3 tablet dosis tunggal hari
pertama) Meflokuin dapat dipakai,hnya data yg mengenai keamann trhadap janin dlm
kehamilan msih terbatas, shgga dipakai bila memang sgt di perlukan Meflokuin 25 mg/kg
BB diteruskan dgn 10 mg/kg BB 6-24 jam.

3. Jika terjadi resistensi ganda pilihan terapi adalah sbb: kuinin10 mg/kg.bb per oral 3 kali
selama 7 hari.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

A. Pengertian

Demam Berdarah (DB) atau demam berdarah Dengue (DBD) atau penyakit
febril akut ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dati tempat sero tipe virus dari genus

11
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksilang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperen demisitas) dapat
terjadi.

Demam berdarah disebabkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti.


Pada dasarnya gejala pada ibu hamil yang terserang demam berdarah tidak berbeda jauh
dengan gejala demam berdarah pada umumnya. Sama seperti pasien demam berdarah
kebanyakan, demam berdarah yang menyerang ibu hamil juga menyebabkan demam
tinggi mendadak selama beberapa hari berturut-turut baru kemudian akan turun dan
meninggi kembali. Bahkan demam tinggi ini bisa mencapai suhu 40 derajad celcius
pada beberapa pasien. Selain itu, ibu hamil juga bisa menderita gejala lainnya dari
demam berdarah ini seperti muntah, mual, pegal atau nyeri persendian, sakit kepala, dan
juga ruam pada kulit sebagaimana gejala.demam berdarah pada umumnya.

B. Tanda dan Gejala

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai


sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan atfhralgia) dan ruam. Ruam
demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, pecekial dan biasanya muncul dulu
pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti
hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut, muntah-muntah atau diare, pilek ringan
disertai batuk-batuk.

Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita
maupunkeluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasuien/penderita
mengalami demam tinggi selama 3 hari barturut-turut. Banyak penderita atau keluarga
penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah

12
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

platelet akan jatuh sehingga pasien dianggap afebril. Sesudah masa tuna/inkubasi
selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam
salah satu dari 4 bentuk berikut ini.

1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

2. dengan klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri


pada tulang diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan
dibawah kulit.

3. Demam Berdarah Dengue (DBD), gejalanya sama dengan dengue klasik


ditambah dengan perdarahan dari hidung (Epistaksis/mimisan), mulut, dubur dan
sebagainya.

4. Dengue syok sindrom, gejalnya sama dengan DBD ditambah dengan


syok/presyok. Bentuk ini berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita
penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawah ke dokter
atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok/kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, satu


perdarahan (trombositopenia) dan hemokonsentrasi sejumlah kasus kecil bisa
menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

C. Pengobatan Demam Berdarah

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien


disarankan untuk menjaga penyerap makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal
itu tidak dapat dilakukan penambahan dengan dengan (cairan intravena) mungkin
diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemonkonsentrasi yang berlebihan. Transfusi
platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang

13
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

umum dikenal adalah meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum
pernah dibuktikan secara medik akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat
mengembalikan (cairan intravena). Meskipun demikian kombinasi antara manajemen
yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

D. Pencegahan

Sebenarnya demam berdarah pada ibu hamil bisa dicegah dan memang perlu dilakukan
pencegahan. Terutama jika lingkungan sudah ada yang terserang demam berdarah juga.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah Penyebab Demam Saat
Hamil khususnya demam berdarah.

 Melakukan cara mencegah demam berdarah dengan 3M


 Mengonsumsi suplemen yang aman bagi ibu hamil untuk menjaga daya tahan tubuh
 Jika ada tetangga Anda yang terinfeksi demam berdarah, Anda bisa mengusulkan
untuk dilakukan fogging. Atau ada baiknya pindah dari daerah wabah.
 Kenali ciri nyamuk demam berdarah agar bisa mengantisipasi jika nyamuk tersebut
hidup di lingkungan Anda
 Gunakan kelambu tidur, jaring di ventilasi, atau lotion antinyamuk. Hal ini
diperlukan untuk mencegah gigitan nyamuk.

Prinsip Umum Pencegahan

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, bersalin, nifas di masyarakat


meliputi universal precaution dengan selalu cuci tangan memakai sabun selama 20 detik
atau hand sanitizer, pemakaian alat pelindung diri, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah
raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang seimbang, dan mempraktikan etika
batuk-bersin.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah
isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari kelebihan
cairan, pemberian antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi
bakteri), pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain,
pemantauan janin dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi
gangguan pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan
individual /indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.

14
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

A. UPAYA PENCEGAHAN UMUM YANG DAPAT DILAKUKAN


OLEH IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik (cara cuci tangan
yang benar pada buku KIA). Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan (baca Buku
KIA).
2.Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
3. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
4. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke fasilitas kesehatan
yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
5. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada tempat
yang telah ditentukan.Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai etika batuk.
6. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
7. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit saluran
napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang
cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain. Pengunaan masker
harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya. 8.
Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat
orang awam mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti
hand hygiene dan perilaku hidup sehat.
9. Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit dan ibu saat persalinan. Sedangkan masker
kain dapat digunakan bagi ibu yang sehat dan keluarganya.
10. Cara penggunaan masker yang efektif : Pakai masker secara seksama untuk menutupi
mulut dan hidung, kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara
masker dan wajah.  Saat digunakan, hindari menyentuh masker. Lepas masker dengan
teknik yang benar (misalnya: jangan menyentuh bagian depan masker, tapi lepas dari
belakang dan bagian dalam).  Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang
telah digunakan, segera cuci tangan. Gunakan masker baru yang bersih dan kering,
segera ganti masker jika masker yang digunakan terasa mulai lembab. Jangan pakai
ulang masker yang telah dipakai. Buang segera masker sekali pakai dan lakukan
pengolahan sampah medis sesuai SOP.
11. Gunakan masker kain apabila dalam kondisi sehat. Masker kain yang direkomendasikan
oleh Gugus Tugas COVID-19 adalah masker kain 3 lapis.Menurut hasil penelitian, masker
kain dapat menangkal virus hingga 70%.Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih
dari 4 jam.Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan dipastikan
bersih sebelum dipakai kembali.
12. Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin dan nifas harus menggunakan masker dan
menjaga jarak.
13. Menghindari kontak dengan hewan seperti: kelelawar, tikus, musang atau hewan lain
pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.

15
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

14. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan
darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan penjemputan di
tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
15. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak untuk
pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
16. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media sosial
terpercaya
B. BAGI IBU HAMIL
1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor risiko (termasuk
Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak / PPIA). Oleh
karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan oleh dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak menunggu lama.Apabila ibu hamil datang ke
bidan tetap dilakukan pelayanan ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh
dokter.
2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita
Tuberculosis.
3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama dilakukan
pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.
4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan dan tata
laksana lebih lanjut.
5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat DITUNDA pada ibu dengan PDP atau
terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.
Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi. 6. Ibu hamil diminta
mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk mengenali
TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus
segera memeriksakan diri ke fasyankes.
7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19 atau dapat
mengikuti kelas ibu secara online.
9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau pemeriksaan antenatal dapat
dilakukan melalui tele-konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau tanda bahaya.
10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor risiko atau penyulit
harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua. Jika Ibu tidak datang ke
fasyankes, maka tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan
pemeriksaan ANC, pemantauan dan tataksana faktor penyulit.Jika diperlukan lakukan
rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih
lanjut, termasuk pada ibu hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga HARUS DILAKUKAN dengan tujuan utama
untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum taksiran persalinan.
12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika terdapat
risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti mualmuntah hebat, perdarahan
banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi,
kontraksi berulang, dan kejang.Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre
eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta
lainnya atau riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.

16
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah usia kehamilan
28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri (minimal 10 gerakan per 2 jam).
14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan aktivitas fisik berupa
senam ibu hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan
sehat.
15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.
16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19 TIDAK
DIBERIKAN TABLET TAMBAH DARAH karena akan memperburuk komplikasi yang
diakibatkan kondisi COVID-19.
17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca perawatan,
kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode penyakit akut berakhir.
Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien dinyatakan sembuh.Direkomendasikan
dilakukan USG antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi
penyakit akut.Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat
COVID-19, didapatkan bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai oleh IUGR dan
solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak lanjut ultrasonografi diperlukan.
18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan diduga /
dikonfirmasi terinfeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut: Pembentukan
tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika
tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas dan dokter anestesi yang bertanggung
jawab untuk perawatan pasien sesegera mungkin setelah masuk. Diskusi dan
kesimpulannya harus didiskusikan dengan ibu dan keluarga tersebut.
19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan
ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan
pemerintah.Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir
dari daerah dengan penyebaran luas COVID-19.

C. BAGI IBU BERSALIN


1. Ibu tetap bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan. Segera ke fasilitas kesehatan jika
sudah ada tanda-tanda persalinan.
2. Rujukan terencana untuk ibu hamil berisiko.
3. Tempat pertolongan persalinan ditentukan berdasarkan:
A. Kondisi ibu sesuai dengan level fasyankes penyelenggara pertolongan persalinan.
B. Status ibu ODP, PDP, terkonfirmasi COVID-19 atau bukan ODP/PDP/COVID-19
2. Ibu dengan status ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 bersalin di rumah sakit
rujukan COVID-19
3. Ibu dengan status BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 bersalin di
fasyankes sesuai kondisi kebidanan (bisa di FKTP atau FKTRL).
4. Saat merujuk pasien ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sesuai dengan prosedur
pencegahan COVID-19.
5. Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur, diutamakan
menggunakan MKJP.

17
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

D. BAGI IBU NIFAS


1. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku KIA).
Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
2. Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di fasyankes. Kunjungan nifas kedua,
ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan atau pemantauan menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah
terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19
baik dari petugas, ibu dan keluarga.
3. Periode kunjungan nifas (KF) :
a. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca persalinan;
b. KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan;
c. KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari pasca
persalinan;
d. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari
pasca persalinan.
4. Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian dengan
petugas. Diutamakan menggunakan MKJP.

Prinsip Pencegahan COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

A. REKOMENDASI UTAMA UNTUK TENAGA KESEHATAN YANG


MENANGANI PASIEN COVID-19 KHUSUSNYA IBU HAMIL,
BERSALIN DAN NIFAS

1. Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga
proses penularan ini terjadi pada tenaga kesehatan dan bayinya sendiri. Isolasi tenaga
kesehatan dengan APD yang sesuai dan tatalaksana isolasi bayi dari Ibu
ODP/PDP/terkonfirmasi COVID-19 merupakan fokus utama dalam manajemen
pertolongan persalinannya.Selain itu, jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan
tindakan.
2.Tenaga kesehatan harus segera memberi tahu tenaga penanggung jawab infeksi di
tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi
COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
3. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah disiapkan
sebelumnya apabila rumah sakit tersebut sudah siapsebagai pusat rujukan pasien COVID-
19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat
yang ada fasilitas ruangan khusus tersebut.Perawatan maternal dilakukan di ruang isolasi
khusus ini termasuk saat persalinan dan nifas.

18
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

4. Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus disiapkan fasilitas untuk
perawatan terpisah pada ibu yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) dari bayinya sampai batas risiko transmisi sudah dilewati.
5. Pemulangan pasien postpartum harus sesuai dengan rekomendasi.

B. REKOMENDASI BAGI TENAGA KESEHATAN TERKAIT


PELAYANAN ANTENATAL DI RUMAH SAKIT

1. Penapisan terhadap setiap ibu hamil berbasis EWS.


2. Wanita hamil/nifas yang termasuk pasien dalam ODP/PDP COVID-19 tanpa gejala atau
gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri dirumah/tempat yang ditunjuk khusus. Untuk
ibu hamil/nifas dengan status PDP gejala sedang atau berat harus segera dirawat di rumah
sakit (berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19).Pasien
dengan COVID-19 yang diketahui atau diduga harus dirawat di ruang isolasi khusus di
rumah sakit.Apabila rumah sakit tidak memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi
syarat Airborne Infection Isolation Room (AIIR) pasien harus ditransfer secepat mungkin
ke fasilitas di mana fasilitas isolasi khusus tersedia.
3. Penggunaan pengobatan di luar penelitian harus mempertimbangkan analisis riskbenefit
dengan menimbang potensi keuntungan bagi ibu dan keamanan bagi janin. Saat ini tidak
ada obat antivirus yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan COVID-19, walaupun
antivirus spektrum luas digunakan pada hewan model MERS sedang dievaluasi untuk
aktivitas terhadap COVID-19.

C. REKOMENDASI BAGI TENAGA KESEHATAN TERKAIT


PERTOLONGAN PERSALINAN DI RUMAH SAKIT

1. Jika seorang wanita dengan COVID-19 dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin,
dilakukan penanganan tim multi-disiplin yang terkait yang meliputi dokter paru / penyakit
dalam, dokter kandungan, anestesi, bidan, dokter neonatologis dan perawat neonatal.
2. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang memasuki
ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan personil yang ikut dalam
perawatan. Hanya satu orang (pasangan/anggota keluarga) yang dapat menemani
pasien.Orang yang menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularan dan mereka
harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.
3. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar, dengan
penambahan saturasi oksigen yang bertujuan untuk menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi
terapi oksigen sesuai kondisi.
4. Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa laporan kasus di Cina,
apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan janin secara kontinyu selama
persalinan.
5. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan PDP atau konfirmasi COVID-
19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan apabila memungkinkan untuk ditunda untuk
mengurangi risiko penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi.

19
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi sesuai prosedur standar dengan
pencegahan infeksi sesuai standar APD level 3.
6. Persiapan operasi terencana dilakukan sesuai standar.
7. Seksio sesarea dapat dilaksanakan di dalam ruangan bertekanan negatif atau dapat
melakukan modifikasi kamar bedah menjadi bertekanan negatif (seperti mematikan AC
atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).
8. Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala, dipertimbangkan keadaan secara
individual untuk melanjutkan observasi persalinan atau dilakukan seksio sesaria darurat
apabila hal ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu.
9. Ruang operasi kebidanan :
 Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus dijadwalkan terakhir
 Pasca operasi ruang operasi harus dilakukan pembersihan penuh ruang operasi
sesuai standar.
 Jumlah petugas di kamar operasi seminimal mungkin dan menggunakan alat
perlindungan diri sesuai standar.

10. Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol.


11. Plasenta harus dilakukan penanganan sesuai praktik normal. Jika diperlukan histologi,
jaringan harus diserahkan ke laboratorium, dan laboratorium harus diberitahu bahwa
sampel berasal dari pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19.
12. Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan menghindari anestesi umum
kecuali benar-benar diperlukan.
13. Tim neonatal harus diberitahu tentang rencana untuk melahirkan bayi dari ibu yang
terkena COVID-19 jauh sebelumnya.

CONTOH KASUS ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN DEMAM TIFOID

Asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis


Ny.I 21 tahun G1P0A0 uk 15 minggu dengan Tifus Abdominalis
Di BPM Guna Bangsa

1.      Pengkajian / Pengumpulan Data


Tanggal                       :  4 maret 2013                                    Pukul/jam        :  11.00

A.    Anamnesa (Data subjektif)


1.      Biodata/identitas

20
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Nama klien            :  Ny.I                          Nama Suami                : Tn.B


Umur                     : 21 tahun                    Umur                           : 22 tahun
Suku/kebangsaan  :  Jawa/indonesia         Suku/kebangsaan        : Jawa/indonesia
Pendidikan            : S1-Ekonomi              Pendidikan                  : S1-Ekonomi
Pekerjaan               : Belum bekerja           Pekerjaan                     : Pegawai Bank
Alamat rumah       : jln diponegoro,           Alamat                          : Jln diponegoro,
                                Lombok timur                                                 Lombok Timur

2.      Alasan datang ke bidan    :


Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya
3.      Keluhan utama      :
Ibu mengatakan Demam tinggi menetap, pusing, mual dan muntah, sejak 2 hari yang lalu.
4.      Riwayat kesehatan           
a.       Riwayat kesehatan sekarang                     :   Tidak sedang menderita hipertensi, DM,
jantung, yang dirasakan saat ini, demam tinggi yang menetap, pusing, mual dan muntah.
b.      Riwayat penyakit menurun                       :   Ibu mengatakan tidak ada yang menderita
penyakit berat seperti, hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll
c.       Riwayat penyakit keluarga                       :  keluarga tidak ada yang menderita penyakit
berat seperti, hipertensi, DM, jantung, TBC, IMS, dll.
5.      Pola kebutuhan                 :
a.       Nutrisi
1)      Makan            
Sebelum hamil                         :  3x sehari/teratur
Bahan makanan                       :  Nasi, telur, daging, tahu, tempe, sayur   dan buah.
Alergi makanan                       :  Tidak ada.
Makanan Pantangan                :  Tidak ada.
Selama hamil ibu mengatakan tidak ada perubahan pada pola makan, masih tetap 3x/hari,
hanya saja ditambah dengan susu.
2)      Minum
Sebelum hamil

21
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Banyaknya                              :  6-8 gelas/hari.


Jenis                                        :  Air putih.
Selama hamil ibu mengatakan ada perubahan menjadi 8-10 gelas/hari.
b.      Eliminasi.
a.       BAK
Sebelum hamil
Frekuensi BAK                       :  6-7kali/hari.
Warna                                      :  kuning urine.
Bau                                          :  Khas urine.
Keluhan                                   :  tidak ada.
Perubahan selama hamil, frekuensi BAK menjadi 7-9x/hari.
b.      BAB
Sebelum hamil
Frekuensi BAB                       :  1X/hari
Konsitensi                               :  lunak.
Keluhan                                   :  Tidak ada.
Selama hamil, tidak ada perubahan frekuensi pada BAB.
c.       Personal higiene.
Mandi                                            :  2x/hari
Menggosok gigi                            :  2x/hari
Membersihkan genethalia             :  sesudah BAK/BAB
Ganti pakaian                                :  2x/hari
Ganti Pakaian dalam                     :  2x/hari
6.      Data psikologis
a.       kelahiran anak diharapkan/tidak         :  kelahiran anak diharapkan
b.      Saudara terdekat siapa                        :  Mertua
c.       Rencana yang merawat bayinya         : ibu
d.      Dukungan dari keluarga                      :  Sangat mendukung kehamilan ibu.
7.      Data sosial.
a.       Ibu tinggal serumah dengan                :  Suami

22
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

b.      Hubungan ibu dengan keluarga           :  Keluarga Dekat


c.       Kegiatan sosial yang diikuti ibu          : Tidak ada
B.     Data Objektif
1.       Keadaan umum                      :  lemah
a.    TD                                           : 100/70mmHg
b.    Nadi                                        : 85x/menit
c.    Kesadaran                               :  Compos Mentis
d.   Suhu                                         :  37,2’C
e.    Respirasi                                  :  24x/menit
f.     BB                                           :  56kg
g.    TB                                           :  152cm
2.      Riwayat Obstetric.
a.       Menarche                                :  13tahun
b.      Siklus                                      :  28 hari
c.       Lama                                       :  6 hari
d.      Banyaknya darah                    :  2-3x ganti pembalut/hari
e.       Bau                                          :  Amis
f.       Warna                                      :  Merah segar
g.       Konsistensi                             :  encer.
h.      Disminorea                              :  Tidak ada
i.        Flour albus                              :  menjelang menstruasi dan pertengahan siklus
j.        HPHT                                      :  14 november 2012.
k.      HPL                                        :  21 agustus 2013
c. Riwayat Kehamilan sekarang          :
   HPHT                                                           :  14 november 2012
   HPL                                                             :  21 Agustus 2013.
   UK                                                               :  15 minggu.
   Gerakan janin pertama kali dirasakan          :  belum dirasakan
   Tanda bahaya dan penyulit kehamilan         :  Tidak ada
   Obat-obat yang dikonsumsi                         :  Tablet fe dan  asam folat.

23
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

   Kebiasaan ibu/keluarga
   a.  Merokok                                      : Tidak ada
   b.  Narkoba                                      :  Tidak ada
   c.  Alkohol                                        :  Tidak ada
   d.  Minum jamu                                :  Tidak ada
d. Pemeriksaan Fisik               :
   1. Kepala
       Bentuk                 :  Simetris, Tidak ada benjolan
       Rambut                :  Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
  2. Muka
       Mata                     :  konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada secret.
      Hidung                  :  simetris, tidak ada polip
      Mulut                    :  Tidak ada sariawan dan caries gigi, bibir kering dan pucat.
     Telinga                   :  simetris, tidak ada secret.
     Kulit                       :  kering.
3. Leher                       :  Simetris, ada pembesaran kelenjar limfe dan thiroid.
4. Dada
      Bentuk                  :   Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi tambahan.
      Payudara               :  Puting susu menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada      
massa.        
5. Abdomen
      Kontraksi              :  belum terasa.
      Kandung kemih    :  penuh
      Riwayat operasi    :  Tidak ada
      Garis linea nigra dan striae gravidarum    :  Tidak ada.
      Palpasi                   :  Leopod 1 TFU setinggi pertengahan simfisis dengan pusat.
6. Genetalia
      Varises                  : Tidak ada
      Oedem                  : Tidak ada
      Hemoroid             : Tidak ada

24
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

      Pembesaran kelenjar bartolin        : Tidak ada


7. Ekstremitas             : Tidak ada Oedema, Tidak ada Varises, dan mampu bergerak bebas.
e.  Pemeriksaan Penunjang
  Laboraturium                    :  Hb     : 12gr%
  Widal : Positif
            II.        Interpretasi data Dasar
                 1. Diagnosa Kebidanan           : Ny. I umur 21 tahun G1P0A0 UK 16 minggu
dengan tifus abdominalis
                 2. Masalah                               : Ibu merasakan pusing, mual muntah, nyeri perut
                 3. Kebutuhan                          : KIE tentang penyebab tipus abdominalis  dan
cara mengatasinya
            III .      Identifikasi masalah  potensial
                        Tifus abdominalis

            IV. Identifikasi Tindakan Segera


                        Tanggal  4 maret 2013                        jam:11.15 WIB
a.       Mandiri
Mengurangi rasa cemas pada ibu dan keluarga dan memberikan obat turun panas
b.      Kolaborasi
Mengirim pasien ke laboraturium untuk melakukan pemeriksaan
c.       Merujuk
Merujuk Ke KRS.

            V .       Merencanakan Asuhan kebidanan


                        Tanggal  : 4 maret 2013                                  Jam : 11.20 WIB
a.        Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
b.      Beritahu ibu dan keluarga tentang resiko bagi janin
c.       Anjurkan ibu untuk tenang dan berfikir positif
d.      Anjurkan suami dan keluarga untuk mendukung ibu
e.       Anjurkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium

25
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

f.       Beritahu ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
VI.       Pelaksanaan
            Tanggal : 4 maret 2013.                                  Jam : 11.25 WIB
a.       Memberitahu kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa kemungkinan
ibu terkena tifus abdominalis.
b.      Memberitahu ibu dan keluarga  tentang resiko bagi janin bisa terjadi keguguran,lahir
prematur, kecacatan.
c.       Menganjurkan ibu dan keluarga tetap tenang
d.      Menganjurkan suami dan keluarga agar tetap mendampingi ibu dan memberikan dukungan
psikologis
e.       Menganjurkan ke pada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
f.       Memberitahu ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar
mendapat pelayanan dan penanganan lebih serius
VII.     Evaluasi
            Tanggal : 4 maret 2013                                   Jam : 11.50 WIB
a.       Ibu dan keluarga mengerti  dan agak cemas mendengar penjelasan dari bidan.
b.      Ibu dan keluaga merasa kehawatir dengan keadaan janinnya
c.       Suami dan keluarga bersedia mendampingi dan memberi dukungan ke pada ibu.
d.      Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
e.       Ibu bersedia untuk di rujuk ke dokter.

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MALARIA

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN MALARIA

NO.REGISTER : 509-12

26
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

MASUK BPS TANGGAL, JAM : 11 Mei 2009 jam 09.00

S Biodata           Ibu                                                       Suami

Nama               : Ny. Martini                                        Tn. Ahmad Jaelani

Umur               : 24 tahun                                            28 tahun

Alamat             : Hargorejo Kokap, Kulon Progo

1. Keluhan Utama

Ibu mengeluh demam menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual muntah dan nyeri pada
tulang

1. Riwayat Daerah Tempat Tinggal

Ibu mengatakan di daerah tempat tinggalnya sering terjadi wabah penyakit malaria

1. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit malaria

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit malaria sedangkan keluarganya pernah
ada yang terkena penyakit malaria sekitar 1 tahun yang lalu.

O 1. Pemeriksaan Fisik

a.   Keadaan umum : Pucat                        kesadaran: compos mentis

b. Tanda vital

Tekanan darah       : 90/70 mmHg

Nadi                       : 76 kali per menit

Pernafasan             : 20 kali per menit

Suhu                      : 38,5 ºC

TB                        : 160 cm

BB                         : 60 kg

1. Kepala dan leher

27
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Edema wajah         : tidak ada

Cloasma gravidarum + / – (tidak ada)

Mata                      : simetris, konjuctiva pucat/putih

Mulut                     : Bibir kering dan pucat

1. Abdomen

Terdapat pembesaran limpa

1. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 11 Mei 2009 jam 09.05 dilakukan pemeriksaan HB : 7gr%

A 1. Diagnosis Kebidanan

Primigravida 24 th  umur kehamilan 25 minggu dengan malaria ringan

2. Masalah

Ibu  tidak mengetahui penyebab keluhan yang dirasakannya dan cara     mengatasinya.

3. Kebutuhan

KIE tentang penyebab keluhan dan cara mengatasinya.

4. Diagnosa potensial

Malaria ringan berpotensi menjadi malaria berat.

1. Masalah Potensial

Tidak ada

6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien

a. Mandiri

Mengawasi tanda vital.

b. Kolaborasi

Test parasitemia di laboratorium

28
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

c. Merujuk

Merujuk ke RSUD Wates

P Tanggal 11 Mei 2009 jam 09.20 WIB

1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keluhan yang dirasakan seperti demam
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual muntah dan nyeri pada tulang merupakan
tanda dan gejala penyakit malaria.

Ibu dan keluarga sedikit cemas mendengar penjelasan bidan.

1. Memberi KIE singkat tentang malaria pada ibu dan keluarga. Menjelaskan bahwa
malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman parasit Plasmodium
yang masuk ke dalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Penyakit malaria akan berbahaya bila tidak ditangani dengan baik dan tepat dan
akan berpengaruh buruk bagi ibu dan janin.

Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan bahwa penyakit malaria adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh kuman parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia,
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Penyakit malaria akan berbahaya bila tidak
ditangani dengan baik dan tepat dan akan berpengaruh buruk bagi ibu dan janin.

1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa untuk memastikan ibu menederita penyakit
malaria atau tidak ibu harus menjalani tes laboratorium di rumah sakit.

Ibu dan keluarga bersedia melakukan tes laboratorium di rumah sakit.

1. Memberitahu keluarga untuk merujuk ibu ke RS untuk mendapatkan penangan


penyakit malarian dengan segera.

Keluarga bersedia untuk merujuk ibu ke RS.

1. Mendampingi ibu pada saat dirujuk, sambil memantau kondisi vital ibu.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum untuk masukan nutrisi dalam
tubuh.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN DEMAM


BERDARAH DENGUE

TINJAUAN KHUSUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn.W

29
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

DENGAN MASALAH UTAMA PASCA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI

DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

1. PENGKAJIAN HARI 1

Tanggal : 26-04-2007

Jam : 08.00 Wib

Data Umum

1) Biodata

Nama : Tn. W

Umur : 43 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh Tani

Suku Bangsa: Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

2) Nama Anggota Keluarga

No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Agama


1. Ny M 39 th P Istri SD Buruh Tani Islam

2. Nn M 17 th P Anak SMP Pelajar Islam

3. Nn S 14 th P Anak SD Pelajar Islam

4. An B 12 th L Anak SD Pelajar Islam

30
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Monogram

Tn W. Ny. M

Nn. M Nn. S An, B

Keterangan : : Laki-laki; : Perempuan; : Yang diteliti

3) Latar Belakang Budaya / Kebiasaan

a. Etnis

Keluarga berasal dari suku jawa dengan berbagai kebudayaan dan tradisinya

yang berpegang teguh walaupun sudah mengalami perubahan dengan kondisi

sekarang

b. Jaringan Kerja

Tn. W dan Ny. M adalah Buruh Tani

c. Kebiasaan Makan

Komposisi makanan pada keluarga Tn W adalah makanan pokok yaitu

nasi,sayur, lauk nabati atau kadang-kadang lauk hewani khususnya ikan laut.

Maskanan disajikan dalam keadaan tertutup

d. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

31
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Fasilitas kesehatan yang tersedia dan mudah dijangkau adalah Pukesmas,

pelayanan Pukesmas digunakan pada waktu sakit

4) Status Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

Tn.W dan Ny.M masing-masing berpendidikan SD.Nn M masih duduk

dibangku SMA kelas I, sedangkan Nn.S duduk dibangku SMP kelas 3 dan An.B

masih duduk dikelas 5 SD

b. Pekerjaaqn dan Penghasilan

Tn.W sebagai buruh Tani berpenghasilan sebesar Rp.10.000 per hari, jadi

jumlah penghasilan Tn.W adalah 60.000 per bulan.Penghasilan yang diperoleh

hanya cukup sehari – hari.Sedangkan untuk biaya sekolah dibantu oleh adiknya

yang bekerja di Yogyakarta sebagai Baby Sister

Fasilitas Keluarga yang di miliki:

- Rumah milik sendiri

- Televisi tidak ada

- Sepeda dua buah.

5) Aktifitas

Tn.W dan Ny.W sebagai buruh tani dan tambahan istrinya mengerjakan

pekerjaan rumah tangga. Nn.M sebagai pelajar SMA, Nn.S sebagai pelajar SMP dan

An sebagai pelajar SD

32
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

6) Riwayat Kesehatan

Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit Jantung,hipertensi, Asma dan

Diabites Milites

7) Data Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Status keluarga merupakan penduduk tetap dan tinggalditempat yang

berlantai tanah. Status rumah milik sendiri.Jenis bangunan terbuat dari tembok

dengan luas 13x7 m (91m2).

- Ruang Tamu : 4 x 3 meter;

- Ruang Tampak bersih tapi gelap dan jendela jarang dibuka;

- Kamar Tidur keluarga mempunyai 3 kamar tidur dengan jendela masing-

masing luasnya 3 x 3 meter yaitu:

 Tn W dan Ny S tidur dalam satu kamar;

 Satu kamar tidur untuk An B;

 Satu kamar tidur untuk Nn S dan Nn M;

- Dapur keluarga terletak diluar kamar, satu atap dengan rumah;

- Terdapat Sumur untuk fasilitas mandi dan mencuci tapi tanpa fasilitas WC.

b. Suasana Lingkungan Rumah

- Pekarangan Rumah kotor,dimanfaatkan untuk menanamketela pohon

- Pembuangan sampah dikumpulkan di kebun, tapi masih berserakan

- Ada pembuangan limbah tapi tidakmemenuhi syarat

- Pembuangan kotoran ada, tapi tidak memenuhi syarat

c. Karakteristik Tetangga dan Masyarakat

33
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Karakteristik tetangga dan masyarakat dilingkungan sekitar keluarga sebagian

besar merupakan kelompoksosial ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas

pekerjaan mereka buruh tani. Keadaan rumah dan lingkungan, tetangga kurang

lebih sama dengan keadaan tanah dan lingkungan Tn. W.

d. Interaksi dengan masyarakat

hubungan keluarga dengan lingkungan sekitar baik, Ny. M mengikuti kegiatan

arisan di masyarakat.

8) Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi

Hubungan Nn. S dengan anggota keluarga lain baik, dalamberkomunikasi

sehari-hari dalamkeluarga menggunakan bahasa jawa.

b. Struktur Peran

Nn. S maupun anggota keluarga lain menerima dan mampu melaksanakan

tugas dan peran masing-masing. Tn. W . Ny. M bekerjasama dalammerawat Nn.

9) Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Saat dikaji Tn. W menyatakan bahwa ia sangat menyayangi keluarganya.

Dalamkeluarga harus saling menjaga,menyayangi danmenghormati.

b. Fungsi Sosial

Tn. W dan Ny. M mengikuti kelompok pengajian, arisan dan pertemuan

di tingkat RT.

34
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

c. Fungsi Kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang kesehatan Nn. S, Ny. M mengetahui bahwa

Nn. S terkena demam berdarah kurang lebih 7 hari yang lalu. Sekarang sudah

dalam tahap penyembuhan.

35
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

TINJAUAN KASUS

 Pengkajian Tn. W

Biodata

Nama : Tn. W

Umur : 43 Thn

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh tani

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan umum: tidak ada keluhan

2. Riwayat Kesehatan

a. Dahulu : tidak pernah sakit berat hingga dirawat di RS dan dioperasi

b. Sekarang : tidak sedang mengalami therapy/pengobatan

c. Keluarga : tidak ada riwayat sakit menurun

3. Riwayat Perkawinan

Menikah 1 x dengan Ny. M lamanya 18 Thn

4. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Makan 2x sehari, menu (nasi, sayur,lauk, minum 7-8 gelas/hari)

36
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

b. Pola Eliminasi

BAB 1x sehari. BAK 5-6x sehari

c. Personal Higiene

Mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, gosok gigi 2x, keramas 2x/minggu

d. Aktivitas

Sehari-haribekerja sebagai buruh tani dari pagi hingga sore

e. Pola Istirahat dan Tidur

Tidur sehari 7-8 jam sehari

DATA OBJEKTIF

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : T : 130/80 mmHg. N : 78x/mnt. S : 36.70C. RR : 20x/mnt

4. BB : 65 Kg. TB : 169 cm

5. Status Present

- Kepala Mesochepal, rambut dan kulit kepalabersih, rambut tidak mudah rontok

- Mata Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Hidung Bersih tidak ada polip

- Mulut Bersih tidak ada stomatis

- Telinga Bersih tidak ada serumen

- Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

- Dada simetris, pernafasan teratur dan tidak ada retraksi

37
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

- Abdomen tidak ada pembesaran hepar dan lien

- Ekstrimitas tidak ada varices

38
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Pengkajian pada Ny.M

Biodata

Nama Ibu : Ny.M

Umur : 39 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh Tani

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan utama : Tidak ada keluhan

2. Riwayat Kesehatan

a. Sekarang : Ibu tidak sedang mengalami pengobatan suatu penyakit

b. Dahulu : Ibu tidak pernah sakit DM, jantung.HT, Asma hingga di rawat

di RS

c. Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit menurun

3. Riwayat obstetri

a. Riwayat Haid

- Menarche : 12 Th - Lama : 6 – 7 hari

- Siklus : 28 Hari - Disminorhea : Tidak pernah

a. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu:

39
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

- Anak 1 : Hamil aterm, persalinan normal, Laki BBL:3000 gr,dukun, nifas

normal, 17 thn.

- Anak 2 : Hamil aterm, persalinan normal, Laki BBL:2700gr, bidan, nifas

normal,14 thn.

- Anak 3 : Hamil aterm, persalinan normal, Perempuan BBL:3200gr, bidan,

nifas normal,12 thn.

4. Riwayat KB

Ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulanan selama 2 tahun ini

5. Riwayat Pernikahan

Menikah satu kali dengan suami Tn W lamanya 18 th

6. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Makan 2 x sehari ( Nasi, sayur, lauk ) dan minum 7-8 gelas sehari

b. Eliminasi

BAB 1 x hari, BAK 5-6/ hari

c. Personel Hiegien

Mandi 2 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas

2x/mgg

d. Aktivitas

Sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan mengerjakan pekerjaan rumah

e. Pola istirahat dan tidur

Tidur sehari polanya 7-8 jam

40
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

DATA OBJEKTIF

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : T:110/70 mmHg, N: 80x/mnt, S: 360c, RR:24 x /mnt

4. BB : 50 Kg, TB :157 cm

5. Status Present :

o Kepala : Mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut

tidak rontok

o Mata : Kunjungtiva tidak anemis dan sklera tidak iktenk

o Hidung : Bersih tidak stematis

o Mulut : Tidak ada stematis

o Telinga : Bersih tidak ada serumen

o Leher : Tidak ada pembesaran tiroid

o Dada : Simetris, Pernafasan teratur, tidak ada retraksi

o Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar dan lien

o Ekstrimitas : Tidak ada varices

 Pengkajian pada Nn. M

Biodata

Nama : Nn. M

Umur : 17 Thn

Agama : Islam

41
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Umum : tidak ada

2. Riwayat Kesehatan

 Sekarang : Tidak sedang menjalani therapy penyakit

 Dahulu : Tidak pernah sakit berat hingga dirawat di RS dan tidak pernah

sakit jantung, DM

 Keluarga : Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun

3. Riwayat Obsterti

Riwayat haid

 Menarche : 12 Thn banyaknya : ganti pembalut 2x sehari

 Siklus : 30 hari disminorhea : kadang-kadang

 Lama : 7 hari

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi : Makan 3x/hari (nasi, sayur, lauk, minum 5-6 gelas/hari)

b. Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 5-6x/hari

42
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

c. Personal Hygience : Mandi 2x/hari, ganti seragam 2 hari sekali, pakaian

biasa 1x/hari, gosok gigi2x sehari, dan keramas 2x

seminggu.

d. Istirahat : Tidur sehari + 8 jam, sepulang sekolah kadang tidur +

1-2 jam

e. Aktivitas : Sehari-hari sekolah sampai pukul 13.30 WIB,

kemudian mengikutiekstrakurikuler sampai pukul

16.00 WIB

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : baik

2. kesadaran : composmentis

3. TTV : T : 120/80 mmHg, S : 36.50C, N : 76x/ mnt, RR : 20x/mnt

4. BB : 47 Kg, TB : 160 cm

5. status Present

 Kepala : mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut

tidakmudah rontok.

 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iklerik.

 Hidung : bersih tidak ada polif.

 Mulut : bersih tidak ada stomatis.

 Telinga : bersih tidak ada serumen.

 Leher : tidak ada p[embesaran kelenjar thyroid.

 Dada : simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi.

43
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Abdomen : tidak ada pembesaran nepar dan lien.

 Ekstremitas : tidak ada varices.

 Pengkajian pada Nn. S

Biodata

Nama : Nn. S

Umur : 14 Thn

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pelajar

Suku bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan umum : tidak ada

2. Riwayat Kesehatan

 Sekarang : Tidak sedang menjalani therapy penyakit

 Dahulu : Tidakpernah menderita penyakit jantung, HI dan asma, tapi 1

minggu yang lalu dirawat di RS 7 hari karena DHF

 Keluarga : Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun

3. Riwayat Obssterti

Riwayat haid

 Menarche : 13 Thn banyaknya : ganti pembalut 2x sehari

44
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Siklus : 28 hari disminorhea : kadang-kadang

 Lama : 6 hari

4. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi : Makan 2x/hari (nasi, sayur, lauk, minum 5-6 gelas/hari).

b. Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 5-6x/hari.

c. Personal Hygience : Mandi 2x/hari, ganti seragam 2 hari sekali, pakaian biasa

1x/hari, gosok gigi2x sehari, dan keramas 2x seminggu.

d. Istirahat : Tidur sehari + 8 jam, sepulang sekolah kadang tidur + 1-

2 jam.

e. Aktivitas : Sehari-hari sekolah sampai pukul 13.30 WIB, kemudian

mengikuti ekstrakurikuler sampai pukul 16.00 WIB.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. kesadaran : Composmentis

3. TTV : T : 100/70 mmHg, S : 36.0C, N : 78x/ mnt, RR : 20x/mnt

4. BB : 38 Kg, TB : 156 cm

5. Status Present

 Kepala : mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut

tidakmudah rontok

 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iklerik

 Hidung : bersih tidak ada polif

 Mulut : bersih tidak ada stomatis

45
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Telinga : bersih tidak ada serumen

 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

 Dada : simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi

 Abdomen : tidak ada pembesaran nepar dan lien

 Ekstremitas : tidak ada varices

 Pengkajian pada An. B

Biodata

Nama : An. B

Umur : 12 Thn

Agama : Islam

Pendidikan :-

Pekerjaan : Pelajar

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Rt 04/ Rw X Desa Guntur, Kec Guntur, Demak

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan umum : tidak ada

2. Riwayat Kesehatan

 Sekarang : tidak sedang menjalani therapy penyakit.

 Dahulu : tidak pernah sakit berat hingga dirawat di RS.

 Keluarga : di dalam keluarga tidak ada riwayat sakit jantung, DM, TB paru,

HT asma.

46
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

3. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi : Makan 3x/hari (nasi, sayur, lauk, minum 5-6

gelas/hari)

b. Eliminasi : BAB 1x/hari, BAK 5-6x/hari

c. Personal Hygience : Mandi 2x/hari, ganti seragam 2 hari sekali, pakaian

biasa 1x/hari, gosok gigi2x sehari, dan keramas 2x

seminggu.

d. Istirahat : Tidur sehari + 8 jam, tidur siang 1 jam

e. Aktivitas : Sehari-hari sekolah (kelas 5 SD) sampai pukul 12.00

WIB

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : T : 100/70 mmHg, S : 36,50C, N : 76x/ mnt,

RR : 20x/mnt

4. BB : 35 Kg, TB : 145 cm

5. Status Present

 Kepala : Mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut

tidakmudah rontok

 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iklerik

 Hidung : Bersih tidak ada polif

47
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Mulut : Bersih tidak ada stomatis

 Telinga : Bersih tidak ada serumen

 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

 Dada : Simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi

 Abdomen : Tidak ada pembesaran nepar dan lien

 Ekstremitas : Tidak ada varices

ANALISA

1. Memberitahukan kepada remaja Nn. S tentang hasil pemeriksaan fisik normal

H : Remaja Nn. S memahami apa yang telah disampaikan

2. Memberikan motivasi pada anggota keluarga Tn. W terutama Nn. S untuk

memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan kebutuhan PUGS

H : semua anggota keluarga menyatakan akan berusaha memenuhi kebutuhan gizi

keluarga sesuai dengan PUGS

3. Memberikan penyuluhan tentang DBD meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala

dan pencegahannya pada keluarga Tn. W dan warga sekitarnya

H : keluarga Tn. W dan warga sekitarnya memahami dan mengerti apa yang sudah

dijelaskan dan mampu menjawab evaluasi yang diberikan.

2. PENGKAJIAN HARI KE II

Tanggal : 27 - 4-2007

Pukul : 08.00 WIB

48
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

S : Nn. S menyatakan tidak ada keluhan

O :

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : T : 100/70 mmHg, S : 36.0C, N : 78x/ mnt,

RR : 20x/mnt

4. BB : 38 Kg, TB : 156 cm

5. Status Present

 Kepala : Mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut tidak

mudah rontok

 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iklerik

 Hidung : Bersih tidak ada polif

 Mulut : Bersih tidak ada stomatis

 Telinga : Bersih tidak ada serumen

 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

 Dada : Simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi

 Abdomen : Tidak ada pembesaran nepar dan lien

 Ekstremitas : Tidak ada varices.

A : Nn.S 14 th pasca DBD

P :

- Memberitahu Nn.S Bahwa hasil pemeriksaan fisik normal

49
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

H : Nn S merasa tenang

- Menganjurkan Nn. S untuk tetap mengkonsumsi makanan secara teratur

H : Hari ini Nn.S sudah amakan 2 x dengan menu: nasi, sayur, telur,

tempe, buah dan pisang

- Menganjurkan pada Nn Suntuk tidak terlalu banyak beraktifitas

danistirahat ytang cukup

H: Nn.S bersedia untuk mengurangiaktifitasnya dan akan istirahat cukup

- Menganjurkan keluarga Tn.W agar tidakmembiasakan menggantung baju

karna dapat menjadi sarang nyamuk

H : Keluarga Tn.W menyatakan untuk tidak terbiasa menggantung baju.

3. Pengkajian Hari ke III

Tanggal : 28 -04-2007

Jam : 08..00 WIB.

S : Nn.S menyatakan tidak ada keluhan

O : 1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : 110/70 mmHg. N:80x/mnt, S :360c

4. Status Present

 Kepala : Mesochepal, rambut dan kulit kepala bersih, rambut

tidak mudah rontok

50
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iklerik

 Hidung : Bersih tidak ada polif

 Mulut : Bersih tidak ada stomatis

 Telinga : Bersih tidak ada serumen

 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

 Dada : Simetris, pernafasan teratur, tidak ada retraksi

 Abdomen : Tidak ada pembesaran nepar dan lien

 Ekstremitas : Simetris dan tidak ada Varices

 Genetalian : Bersih

A : Nn S. 14 thn pasca DBD

P :

- Memberitahu pada Nn S, bahwa hasil pemeriksaan normal

H: Nn. S merasa tenang mengetahui kondisinya sehat

- Menganjurkan pada Nn.S untuk mempertahankan pola makan yang seimbang

H: Nn. S melaksanakan anjuran itu dengan baik, hari ini Nn.S sudah makan 2x

dengan menu seimbang nasi, sayur, tahu, telur dan buah (Jeruk)

- Menganjurkan pada Nn.S dan keluarga untuk memenuhi persyaratan tata cara

pembuangan limbah sesuai syaratnya.

H: Keluarga dan Nn.S bersedia untuk membenahi saluran pembuangan

Limbah yang memenuhi syarat pembuangan di lingkungan dan rumahnya

- Menganjurkan pada Nn. S untuk periksa kepelayananan kesehatan apabila ada

keluhan

51
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

H: Nn.S menyatakan bersedia paksa jika ada keluhan

EVALUASI

 Remaja

Setelah dilakukan pengkajian selama 3 hari Nn.S masih dalam pemulihan

setelah menderita penyakit DBD.Setelah dilakukan Intervensi menemukan hasil

sbb:

1. Nn.S sudah mau makan lebih banyak dan memenuhi unsur gizi yang baik

2. Nn.S bersedia periksa kesehatan bilamana ada keluhan

 Keluarga

Dengan Intervensi, keluarga mau tahu dan mampu memperhatikan kebersihan

keluarga, kesehatan dan menciptakan lingkungan yang baik.Hal tersebut antara lain:

1. Keluarga bersedia membenahi tempat pembuangan limbah sesuai syarat

2. Baju yang digantung di belakang pintu kamar sudah berkuarang

3. Keluarga memberikan makanan yang beraneka ragam,bergizi, ( Nasi, tempe,

sayur bayam dan rambutan.)

52
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

SOAL

1. Salah satu gejala demam tifoid pada ibu hamil adalah...

a. Sakit gigi

b. Sakit kaki

c. Hilangnya nafsu makan

d. Gatal-gatal

2. Pengertian demam tifoid ialah...

53
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

a. Demam yang mengakibatkan meriang selama sebulan

b. Demam tifoid atau dikenal dengan sebutan tipes


adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Salmonella typhi. Demam tifoid sendiri menyebar
melalui makanan dan air yang terkontaminasi atau
melalui kontak dekat dengan seseorang yang
terinfeksi.

c. Demam tifoid yang tidak menyebar melalui makanan

d. Penyakit yang menyebabkan seseorang letih dan lesuh

3. Salah satu komplikasi malaria pada ibu hamil adalah...

a. Hipoglikemia

b. Kejang-kejang

c. Muntah

d. Pusing

4. Salah satu contoh pengaruh malaria pada persalinan dibawah


ini adalah...

a. Ibu yang menderita anemia berat pada permulaan


partus dapat menderita dekompensasi kordis segera
setelah kelahiran

b. Tidak ada pengaruh pada persalinan

c. Ibu hamil akan merasa sakit pinggang

d. Janin akan mengalami sesak

5. Pencegahan demam berdarah pada ibu hamil dibawah ini


adalah...

54
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

a. Mengonsumsi suplemen yang aman bagi ibu hamil


untuk menjaga daya tahan tubuh

b. Memakan yang manis-manis

c. Tidur harus tepat waktu

d. Tidak perlu memakai kelambu tidur

55
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

KUNCI JAWABAN

1. C

2. B

3. A

4. A

5. A

56
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

KESIMPU
LAN

A. KESIMPULAN

pada kehamilan merupakan masalah yang serius mengingat pengaruhnya terhadap ibu
dan janin, yang bila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat dapat meningkatkan angka
kematian ibu dan neonatus. Masalah diagnosis malaria menjadi hambatan karena fasilitas
laboratorium yang kurang memadai terutama di puskesmas sebagaiujung tombak pelayanan
kesehatan, maka penting untuk meningkatkan kemampuan diagnosis klinis dan mengenali
komplikasi diikuti dengan peng-obatan yang baik dan akurat.

Penanggulangan malaria dalam kehamilan dapat dimulai secara dini melalui kunjungan
ANC dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang pencegahan malaria
dan pengobatan profilaksis bagi yang tinggal di daerah endemis.

B. SARAN
Bagi Poltekkes Kemenkes RI Medan :
Diharapkan kepada pimpinan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan khususnya
Jurusan Kebidanan Medan untuk menyediakan sumber referensi buku yang lebih
banyak lagi di perpustakaan Kebidanan Medan untuk menunjang penyusunan
makalah maupun modul, sehingga penyusunan makalah dan modul yang akan datang
dapat berjalan lebih baik

57
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

DAFTAR PUSTAKA

achmad fadlun, 2012, asuhan kebidanan patologis, Jakarta, salemba medika

nugraheni esti, 2010, asuhan kebidanan pathologi, Yogyakarta, pustaka rihama

58
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK

59

Anda mungkin juga menyukai