KELOMPOK 6 KELAS IV A
POLTEKKES KEMENKES RI
DIV KEBIDANAN MEDAN
2020/2021
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK
DAN ENDEMIK”. Ini semua hanya sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki.
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya para anggota kelompok 6 yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga selesai tepat waktu.
Dalam menyusunmakalah ini, kami banyak memproleh bantuan dari berbagai
sumber. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosenpengampu kami ibu Dr. Lestari
Rahmah,MKT telah sabar membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami tentang asuhan kebidanan dengan penyakit sistemik dan endemik
dalam Penelitian Kesehatan.Kami banyak menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu oi/kami sangat mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami banyak berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun semuapihak yang membaca.
Kelompok 6
2
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………
………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………….3
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………….…4
KAJIAN TEORI................................................................................................................5
Asuhan Kebidanan pada ibu Hami,Bersalin,Nifas dengan penyakit Endemik.
a. Demam Tifoid…………………………………………………....5
b. Malaria………………………………………………………...…7
c. DBD dengan Covid 19………………………………………….10
PENUTUP..................................................................................................................……19
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………….54
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………54
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..55
3
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
PEN ENDEMIK
DAH
ULU
AN
Deskrip
si
Singkat,
Tujuan,
Petunju
k
Belajar,
dan
Indikato
r
PembelSINGKAT
DESKRIPSI
ajaran
odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mengatahui dan
memahami tentang “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
BERSALIN, NIFAS DENGAN PENYAKIT ENDEMIK”
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETUJUK BELAJAR
Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan ,keyakinanmu agar diberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ini.
4
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan
baik.
Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar dapat
mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan.
Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh.
5
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
URAIAN MATERI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL BERSALIN,
NIFAS DENGAN PENYAKIT ENDEMIK
Tipes alias demam tifoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan
yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.
Demam tifoid atau tipes termasuk infeksi bakteri yang bisa menyebar ke seluruh tubuh dan
memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini bisa
menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal. Orang yang terinfeksi tipes dapat
menularkan bakteri melalui feses atau urinenya. Jika orang lain makan makanan atau
minum air yang terkontaminasi dengan urine atau feses yang sudah terinfeksi, penyakit ini
bisa menular. Sering disalahartikan, tipes berbeda dengan tifus. Tifus disebabkan oleh
beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R. prowazekii. Penyakit tifus dibawa oleh
ektoparasit, seperti kutu, tungau, dan caplak, kemudian menyerang manusia.
Gejala Klinik
Umumnya gejala klinis timbul 8-14 hari setelah infeksi yang ditandai dengan
demam yang tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola demam yang
khas adalah kenaikan tidak turun selama lebih dari 1 minggu terutama sore hari, pola
demam yang khas adalah kenaikan tidak langsung tinggi tetapi bertahap seperti anak tangga
(stepladder), sakit kepala hebat, nyeri otot, kehilangan selera makan (anoreksia), mual,
muntah, sering sukar buang air besar (konstipasi) dan sebaliknya dapat terjadi diare. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu tubuh, debar jantung relative lambat
(bradikardi), lidah kotor, pembesaran hati dan limpa (hepatomegali dan splenomegali),
kembung (meteorismus), radang paru (pneumomia) dan kadang-kadang dapat timbul
gangguan jiwa. Penyulit lain yang dapat terjadi adalah pendarahan usus, dinding usus bocor
(perforasi), radang selaput perut (peritonitis) serta gagal ginjal.
Pemeriksaan Laboratorium
6
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
1. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus
atau perforasi.
Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi.
Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif.
LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).
2. Urinalis
3. Kimia Klinik
Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai
hepatitis Akut.
4. Imunorologi
5. Mikrobiologi
Uji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan Demam Typhoid/
paratyphoid. Interpretasi hasil : jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk Demam Tifoid/
7
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Paratifoid. Sebalikanya jika hasil negati, belum tentu bukan Demam Tifoid/ Paratifoid,
karena hasil biakan negatif palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain
jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2mL), darah tidak segera dimasukan ke dalam
medial Gall (darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga kuman terperangkap di dalam
bekuan), saat pengambilan darah masih dalam minggu- 1 sakit, sudah mendapatkan terapi
antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi. Kekurangan uji ini adalah hasilnya tidak dapat
segera diketahui karena perlu waktu untuk pertumbuhan kuman (biasanya positif antara 2-
7hari, bila belum ada pertumbuhan koloni ditunggu sampai 7 hari). Pilihan bahan spesimen
yang digunakan pada awal sakit adalah darah, kemudian untuk stadium lanjut/ carrier
digunakan urin dan tinja.
6. Biologi molekular
PCR (Polymerase Chain Reaction) Metode ini mulai banyak dipergunakan. Pada
cara ini di lakukan perbanyakan DNA kuman yang kemudian diindentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang terdapat
dalam jumlah sedikit (sensitifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi
pula. Spesimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsy.
Malaria berasal dari benua afrika. Malaria merupakan penyakit akibat udara atau
musim yang buruk. Tahun 1880 penyebab penyakit malaria ditemukan oleh Laveran.
Penyebabnya adalah sebuah parasit yang hidup dalam sel darah manusia. Kemudian
Rossmenemukan bahwa parasit itu ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk anopheles
hidup di daerah pantai, hutan, perkebunan, rawa dan persawahan, nyamuk ini juga
menyukai air yang kotor.
Penyakit malaria tersebar di seluruh dunia, khususnya di daerah beriklim panas
dimana parasit Plasmodium dapat berkembang baik. Daerah selatan Sahara di Afrika dan
Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria
tertinggi.
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka
kematian sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua,
akan tapi sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar
dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).
8
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Hipotesis
1. Hilangnya kekebalan secara konsisten berhubungan dengan terjadinya
imunosupresi selama kehamilan hipotesis
2. Apakah yang hilang adalah cell mediated immunity saja, atau transfer
antibodi mediated immunity secara pasif juga terganggu sehingga ibu hamil
mudah terkena malaria hipotesis.
3. Plasenta adalah organ yang baru bagi seorang primigravida sehingga
memungkinkan adanya imunitas host yang langsung menerobos atau adanya
zat tertentu pada plasenta yang memudahkan P. Falciparum untuk
memperbanyak diri.
1. Demam Pasien dapat mengeluhkan bermacam- macam pola demam, mulai dari
afebris, demam tidak terlalu tinggi yang terus menerus hingga hiperpireksia. Pada trimester
kedua kehamilan gambaran atipik lebih sering terjadi karena proses imunosupresi.
• Tergantung pada tingkat kekebalan seseorang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas
(jumlah kehamilan)
9
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
• Hipoglikemia
• Malaria serebral
• Gangg elektrolit
• Infeksi plasenta
• Imunosupresi
3. Ibu yang menderita anemia berat pada permulaan parthus dapat menderita dekompensasi
kordis segera setelah kelahiran, akibat bertambahnya darah yang beredar secara tiba-tiba
karena aliran darah di daerah panggul tidak lagi melalui plasenta.
• Untuk mencegah timbulnya penyakit dalam masa nifas, maka pemberian obat pencegahan
dalam kehamilan sebaiknya diteruskan setelah persalinan
• Laktasi biasanya tidak dipengaruhi oleh malaria, kecuali kalau ibu sangat parah
penderitaannya dan disertai anemia berat
• Pemberian obat pencegahan dalam kehamilan sebaiknya diteruskan setelah persalinan
sampai 6 minggu postpartum.
1. Segera kenali spesies plasmodium malaria u/ mmberi pengobatan yg tepat & prognosis
penyakit
2. ANC yg teratur u/ eradiksi plasmodium, kontrol kehamilan & perkembagan penyakit
3. Rawat inap bila memerlukan observasi ketat/bila terjdi kegawatdaruratan
4. Antisipasi kemungkinan infeksi bila berada di daerah endemik
5. Tambahkan upaya untuk daya tahan & nutrisi yg diperlukan o/ ibu hamil
10
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
• Pada semua ibu hamil dengan malaria, pada kunjungan ANC pertama diberi pengobatan
dosis terapeutik anti malaria.
• Pencegahan anemi dimulai pada saat ini : Suplemen besi : 300 mg sulfas ferrosus (60 mg
elemen besi)/hari, dan 1 mg folic acid / hari.
• Untuk pengobatan anemia moderat (Hb 7-10 g/dl) diberikan dosis besi 2x lipat.
• Periksa Hb setiap kali kontrol.
3. Jika terjadi resistensi ganda pilihan terapi adalah sbb: kuinin10 mg/kg.bb per oral 3 kali
selama 7 hari.
A. Pengertian
Demam Berdarah (DB) atau demam berdarah Dengue (DBD) atau penyakit
febril akut ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dati tempat sero tipe virus dari genus
11
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksilang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperen demisitas) dapat
terjadi.
Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita
maupunkeluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasuien/penderita
mengalami demam tinggi selama 3 hari barturut-turut. Banyak penderita atau keluarga
penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah
12
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
platelet akan jatuh sehingga pasien dianggap afebril. Sesudah masa tuna/inkubasi
selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam
salah satu dari 4 bentuk berikut ini.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita
penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawah ke dokter
atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok/kematian.
13
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
umum dikenal adalah meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum
pernah dibuktikan secara medik akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat
mengembalikan (cairan intravena). Meskipun demikian kombinasi antara manajemen
yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.
D. Pencegahan
Sebenarnya demam berdarah pada ibu hamil bisa dicegah dan memang perlu dilakukan
pencegahan. Terutama jika lingkungan sudah ada yang terserang demam berdarah juga.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah Penyebab Demam Saat
Hamil khususnya demam berdarah.
14
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
15
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
14. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan
darurat yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan penjemputan di
tempat sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini.
15. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19, bila sangat mendesak untuk
pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
16. Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19 di media sosial
terpercaya
B. BAGI IBU HAMIL
1. Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor risiko (termasuk
Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak / PPIA). Oleh
karena itu, dianjurkan pemeriksaannya dilakukan oleh dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak menunggu lama.Apabila ibu hamil datang ke
bidan tetap dilakukan pelayanan ANC, kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh
dokter.
2. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan skrining kemungkinan ibu menderita
Tuberculosis.
3. Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan pertama dilakukan
pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu berinsektisida.
4. Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan dan tata
laksana lebih lanjut.
5. Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat DITUNDA pada ibu dengan PDP atau
terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir.
Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi. 6. Ibu hamil diminta
mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk mengenali
TANDA BAHAYA pada kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda bahaya, ibu hamil harus
segera memeriksakan diri ke fasyankes.
7. Pengisian stiker P4K dipandu bidan/perawat/dokter melalui media komunikasi.
8. Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19 atau dapat
mengikuti kelas ibu secara online.
9. Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua. Atau pemeriksaan antenatal dapat
dilakukan melalui tele-konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau tanda bahaya.
10. Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdetekdi memiliki faktor risiko atau penyulit
harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua. Jika Ibu tidak datang ke
fasyankes, maka tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan
pemeriksaan ANC, pemantauan dan tataksana faktor penyulit.Jika diperlukan lakukan
rujukan ibu hamil ke fasyankes untuk mendapatkan pemeriksaan dan tatalaksana lebih
lanjut, termasuk pada ibu hamil dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
11. Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga HARUS DILAKUKAN dengan tujuan utama
untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan 1 bulan sebelum taksiran persalinan.
12. Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya. Jika terdapat
risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti mualmuntah hebat, perdarahan
banyak, gerakan janin berkurang, ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi,
kontraksi berulang, dan kejang.Ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus gestasional, pre
eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu hamil dengan penyakit penyerta
lainnya atau riwayat obstetri buruk maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
16
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
13. Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah usia kehamilan
28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri (minimal 10 gerakan per 2 jam).
14. Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikan aktivitas fisik berupa
senam ibu hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan
sehat.
15. Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.
16. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi positif COVID-19 TIDAK
DIBERIKAN TABLET TAMBAH DARAH karena akan memperburuk komplikasi yang
diakibatkan kondisi COVID-19.
17. Antenatal care untuk wanita hamil yang terkonfirmasi COVID-19 pasca perawatan,
kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah periode penyakit akut berakhir.
Periode 14 hari ini dapat dikurangi apabila pasien dinyatakan sembuh.Direkomendasikan
dilakukan USG antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin, 14 hari setelah resolusi
penyakit akut.Meskipun tidak ada bukti bahwa gangguan pertumbuhan janin (IUGR) akibat
COVID-19, didapatkan bahwa duapertiga kehamilan dengan SARS disertai oleh IUGR dan
solusio plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga tindak lanjut ultrasonografi diperlukan.
18. Jika ibu hamil datang di rumah sakit dengan gejala memburuk dan diduga /
dikonfirmasi terinfeksi COVID-19, berlaku beberapa rekomendasi berikut: Pembentukan
tim multi-disiplin idealnya melibatkan konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika
tersedia, dokter kandungan, bidan yang bertugas dan dokter anestesi yang bertanggung
jawab untuk perawatan pasien sesegera mungkin setelah masuk. Diskusi dan
kesimpulannya harus didiskusikan dengan ibu dan keluarga tersebut.
19. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan
ke luar negeri dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang dikeluarkan
pemerintah.Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir
dari daerah dengan penyebaran luas COVID-19.
17
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
1. Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga
proses penularan ini terjadi pada tenaga kesehatan dan bayinya sendiri. Isolasi tenaga
kesehatan dengan APD yang sesuai dan tatalaksana isolasi bayi dari Ibu
ODP/PDP/terkonfirmasi COVID-19 merupakan fokus utama dalam manajemen
pertolongan persalinannya.Selain itu, jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan
tindakan.
2.Tenaga kesehatan harus segera memberi tahu tenaga penanggung jawab infeksi di
tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi
COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
3. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah disiapkan
sebelumnya apabila rumah sakit tersebut sudah siapsebagai pusat rujukan pasien COVID-
19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat
yang ada fasilitas ruangan khusus tersebut.Perawatan maternal dilakukan di ruang isolasi
khusus ini termasuk saat persalinan dan nifas.
18
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
4. Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus disiapkan fasilitas untuk
perawatan terpisah pada ibu yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) dari bayinya sampai batas risiko transmisi sudah dilewati.
5. Pemulangan pasien postpartum harus sesuai dengan rekomendasi.
1. Jika seorang wanita dengan COVID-19 dirawat di ruang isolasi di ruang bersalin,
dilakukan penanganan tim multi-disiplin yang terkait yang meliputi dokter paru / penyakit
dalam, dokter kandungan, anestesi, bidan, dokter neonatologis dan perawat neonatal.
2. Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf yang memasuki
ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang menetapkan personil yang ikut dalam
perawatan. Hanya satu orang (pasangan/anggota keluarga) yang dapat menemani
pasien.Orang yang menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularan dan mereka
harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.
3. Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik standar, dengan
penambahan saturasi oksigen yang bertujuan untuk menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi
terapi oksigen sesuai kondisi.
4. Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa laporan kasus di Cina,
apabila sarana memungkinkan dilakukan pemantauan janin secara kontinyu selama
persalinan.
5. Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan PDP atau konfirmasi COVID-
19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan apabila memungkinkan untuk ditunda untuk
mengurangi risiko penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi.
19
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi sesuai prosedur standar dengan
pencegahan infeksi sesuai standar APD level 3.
6. Persiapan operasi terencana dilakukan sesuai standar.
7. Seksio sesarea dapat dilaksanakan di dalam ruangan bertekanan negatif atau dapat
melakukan modifikasi kamar bedah menjadi bertekanan negatif (seperti mematikan AC
atau modifikasi lainnya yang memungkinkan).
8. Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala, dipertimbangkan keadaan secara
individual untuk melanjutkan observasi persalinan atau dilakukan seksio sesaria darurat
apabila hal ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu.
9. Ruang operasi kebidanan :
Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus dijadwalkan terakhir
Pasca operasi ruang operasi harus dilakukan pembersihan penuh ruang operasi
sesuai standar.
Jumlah petugas di kamar operasi seminimal mungkin dan menggunakan alat
perlindungan diri sesuai standar.
20
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
21
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
22
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
23
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Kebiasaan ibu/keluarga
a. Merokok : Tidak ada
b. Narkoba : Tidak ada
c. Alkohol : Tidak ada
d. Minum jamu : Tidak ada
d. Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala
Bentuk : Simetris, Tidak ada benjolan
Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
2. Muka
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada secret.
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak ada sariawan dan caries gigi, bibir kering dan pucat.
Telinga : simetris, tidak ada secret.
Kulit : kering.
3. Leher : Simetris, ada pembesaran kelenjar limfe dan thiroid.
4. Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi tambahan.
Payudara : Puting susu menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada
massa.
5. Abdomen
Kontraksi : belum terasa.
Kandung kemih : penuh
Riwayat operasi : Tidak ada
Garis linea nigra dan striae gravidarum : Tidak ada.
Palpasi : Leopod 1 TFU setinggi pertengahan simfisis dengan pusat.
6. Genetalia
Varises : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
24
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
25
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
f. Beritahu ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 4 maret 2013. Jam : 11.25 WIB
a. Memberitahu kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa kemungkinan
ibu terkena tifus abdominalis.
b. Memberitahu ibu dan keluarga tentang resiko bagi janin bisa terjadi keguguran,lahir
prematur, kecacatan.
c. Menganjurkan ibu dan keluarga tetap tenang
d. Menganjurkan suami dan keluarga agar tetap mendampingi ibu dan memberikan dukungan
psikologis
e. Menganjurkan ke pada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
f. Memberitahu ibu bahwa dirinya akan di rujuk ke dokter spesialis kandungan agar
mendapat pelayanan dan penanganan lebih serius
VII. Evaluasi
Tanggal : 4 maret 2013 Jam : 11.50 WIB
a. Ibu dan keluarga mengerti dan agak cemas mendengar penjelasan dari bidan.
b. Ibu dan keluaga merasa kehawatir dengan keadaan janinnya
c. Suami dan keluarga bersedia mendampingi dan memberi dukungan ke pada ibu.
d. Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
e. Ibu bersedia untuk di rujuk ke dokter.
NO.REGISTER : 509-12
26
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
1. Keluhan Utama
Ibu mengeluh demam menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual muntah dan nyeri pada
tulang
Ibu mengatakan di daerah tempat tinggalnya sering terjadi wabah penyakit malaria
1. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit malaria sedangkan keluarganya pernah
ada yang terkena penyakit malaria sekitar 1 tahun yang lalu.
O 1. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda vital
Suhu : 38,5 ºC
TB : 160 cm
BB : 60 kg
27
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
1. Abdomen
1. Pemeriksaan Penunjang
A 1. Diagnosis Kebidanan
2. Masalah
Ibu tidak mengetahui penyebab keluhan yang dirasakannya dan cara mengatasinya.
3. Kebutuhan
4. Diagnosa potensial
1. Masalah Potensial
Tidak ada
a. Mandiri
b. Kolaborasi
28
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
c. Merujuk
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keluhan yang dirasakan seperti demam
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual muntah dan nyeri pada tulang merupakan
tanda dan gejala penyakit malaria.
1. Memberi KIE singkat tentang malaria pada ibu dan keluarga. Menjelaskan bahwa
malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman parasit Plasmodium
yang masuk ke dalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Penyakit malaria akan berbahaya bila tidak ditangani dengan baik dan tepat dan
akan berpengaruh buruk bagi ibu dan janin.
Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan bahwa penyakit malaria adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh kuman parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia,
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Penyakit malaria akan berbahaya bila tidak
ditangani dengan baik dan tepat dan akan berpengaruh buruk bagi ibu dan janin.
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa untuk memastikan ibu menederita penyakit
malaria atau tidak ibu harus menjalani tes laboratorium di rumah sakit.
1. Mendampingi ibu pada saat dirujuk, sambil memantau kondisi vital ibu.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum untuk masukan nutrisi dalam
tubuh.
TINJAUAN KHUSUS
29
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
1. PENGKAJIAN HARI 1
Tanggal : 26-04-2007
Data Umum
1) Biodata
Nama : Tn. W
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
30
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Monogram
Tn W. Ny. M
a. Etnis
Keluarga berasal dari suku jawa dengan berbagai kebudayaan dan tradisinya
sekarang
b. Jaringan Kerja
c. Kebiasaan Makan
nasi,sayur, lauk nabati atau kadang-kadang lauk hewani khususnya ikan laut.
31
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
a. Pendidikan
dibangku SMA kelas I, sedangkan Nn.S duduk dibangku SMP kelas 3 dan An.B
Tn.W sebagai buruh Tani berpenghasilan sebesar Rp.10.000 per hari, jadi
hanya cukup sehari – hari.Sedangkan untuk biaya sekolah dibantu oleh adiknya
5) Aktifitas
Tn.W dan Ny.W sebagai buruh tani dan tambahan istrinya mengerjakan
pekerjaan rumah tangga. Nn.M sebagai pelajar SMA, Nn.S sebagai pelajar SMP dan
An sebagai pelajar SD
32
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
6) Riwayat Kesehatan
Diabites Milites
7) Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
berlantai tanah. Status rumah milik sendiri.Jenis bangunan terbuat dari tembok
- Terdapat Sumur untuk fasilitas mandi dan mencuci tapi tanpa fasilitas WC.
33
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
pekerjaan mereka buruh tani. Keadaan rumah dan lingkungan, tetangga kurang
arisan di masyarakat.
8) Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
b. Struktur Peran
9) Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosial
di tingkat RT.
34
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
c. Fungsi Kesehatan
Nn. S terkena demam berdarah kurang lebih 7 hari yang lalu. Sekarang sudah
35
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
TINJAUAN KASUS
Pengkajian Tn. W
Biodata
Nama : Tn. W
Umur : 43 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat Perkawinan
a. Pola Nutrisi
36
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
b. Pola Eliminasi
c. Personal Higiene
Mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, gosok gigi 2x, keramas 2x/minggu
d. Aktivitas
DATA OBJEKTIF
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
4. BB : 65 Kg. TB : 169 cm
5. Status Present
- Kepala Mesochepal, rambut dan kulit kepalabersih, rambut tidak mudah rontok
37
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
38
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Biodata
Umur : 39 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Kesehatan
b. Dahulu : Ibu tidak pernah sakit DM, jantung.HT, Asma hingga di rawat
di RS
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat Haid
39
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
normal, 17 thn.
normal,14 thn.
4. Riwayat KB
5. Riwayat Pernikahan
a. Nutrisi
Makan 2 x sehari ( Nasi, sayur, lauk ) dan minum 7-8 gelas sehari
b. Eliminasi
c. Personel Hiegien
2x/mgg
d. Aktivitas
40
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
DATA OBJEKTIF
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
4. BB : 50 Kg, TB :157 cm
5. Status Present :
tidak rontok
Biodata
Nama : Nn. M
Umur : 17 Thn
Agama : Islam
41
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Kesehatan
Dahulu : Tidak pernah sakit berat hingga dirawat di RS dan tidak pernah
sakit jantung, DM
3. Riwayat Obsterti
Riwayat haid
Lama : 7 hari
42
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
seminggu.
1-2 jam
16.00 WIB
DATA OBJEKTIF
2. kesadaran : composmentis
4. BB : 47 Kg, TB : 160 cm
5. status Present
tidakmudah rontok.
43
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Biodata
Nama : Nn. S
Umur : 14 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat Obssterti
Riwayat haid
44
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Lama : 6 hari
c. Personal Hygience : Mandi 2x/hari, ganti seragam 2 hari sekali, pakaian biasa
2 jam.
DATA OBJEKTIF
2. kesadaran : Composmentis
4. BB : 38 Kg, TB : 156 cm
5. Status Present
tidakmudah rontok
45
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Biodata
Nama : An. B
Umur : 12 Thn
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pelajar
DATA SUBJEKTIF
2. Riwayat Kesehatan
Keluarga : di dalam keluarga tidak ada riwayat sakit jantung, DM, TB paru,
HT asma.
46
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
gelas/hari)
seminggu.
WIB
DATA OBJEKTIF
2. Kesadaran : Composmentis
RR : 20x/mnt
4. BB : 35 Kg, TB : 145 cm
5. Status Present
tidakmudah rontok
47
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
ANALISA
H : keluarga Tn. W dan warga sekitarnya memahami dan mengerti apa yang sudah
2. PENGKAJIAN HARI KE II
Tanggal : 27 - 4-2007
48
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
O :
2. Kesadaran : Composmentis
RR : 20x/mnt
4. BB : 38 Kg, TB : 156 cm
5. Status Present
mudah rontok
P :
49
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
H : Nn S merasa tenang
H : Hari ini Nn.S sudah amakan 2 x dengan menu: nasi, sayur, telur,
Tanggal : 28 -04-2007
O : 1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
4. Status Present
50
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
Genetalian : Bersih
P :
H: Nn. S melaksanakan anjuran itu dengan baik, hari ini Nn.S sudah makan 2x
dengan menu seimbang nasi, sayur, tahu, telur dan buah (Jeruk)
- Menganjurkan pada Nn.S dan keluarga untuk memenuhi persyaratan tata cara
keluhan
51
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
EVALUASI
Remaja
sbb:
1. Nn.S sudah mau makan lebih banyak dan memenuhi unsur gizi yang baik
Keluarga
keluarga, kesehatan dan menciptakan lingkungan yang baik.Hal tersebut antara lain:
52
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
SOAL
a. Sakit gigi
b. Sakit kaki
d. Gatal-gatal
53
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
a. Hipoglikemia
b. Kejang-kejang
c. Muntah
d. Pusing
54
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
55
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
KUNCI JAWABAN
1. C
2. B
3. A
4. A
5. A
56
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
KESIMPU
LAN
A. KESIMPULAN
pada kehamilan merupakan masalah yang serius mengingat pengaruhnya terhadap ibu
dan janin, yang bila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat dapat meningkatkan angka
kematian ibu dan neonatus. Masalah diagnosis malaria menjadi hambatan karena fasilitas
laboratorium yang kurang memadai terutama di puskesmas sebagaiujung tombak pelayanan
kesehatan, maka penting untuk meningkatkan kemampuan diagnosis klinis dan mengenali
komplikasi diikuti dengan peng-obatan yang baik dan akurat.
Penanggulangan malaria dalam kehamilan dapat dimulai secara dini melalui kunjungan
ANC dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang pencegahan malaria
dan pengobatan profilaksis bagi yang tinggal di daerah endemis.
B. SARAN
Bagi Poltekkes Kemenkes RI Medan :
Diharapkan kepada pimpinan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan khususnya
Jurusan Kebidanan Medan untuk menyediakan sumber referensi buku yang lebih
banyak lagi di perpustakaan Kebidanan Medan untuk menunjang penyusunan
makalah maupun modul, sehingga penyusunan makalah dan modul yang akan datang
dapat berjalan lebih baik
57
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
DAFTAR PUSTAKA
58
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT SISTEMIK DAN
ENDEMIK
59