Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kevin Atila Syahputra

NIM : 20180130057
Mata Kuliah / Kelas : Teknik Pengukuran & Pengendalian Kualitas / A

Istilah-istilah dalam pengukuran

1. Ketelitian (Accuracy)

Ketelitian (Accuracy) selalu dikaitkan dengan hasil pengukuran yang mengacu pada ukuran
benda yang diukur. Makin dekat atau kalau mungkin persis sama antara hasil pengukuran dengan
harga dari benda yang diukur, maka hal ini dikatakan semakin teliti atau dengan kata lain
ketelitiannya tinggi.

2. Ketepatan (Precision)

Ketepatan (Precision) adalah hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran yang dilakukan
berulang-ulang dan hasil yang diperoleh dari pengukuran tersebut memiliki nilai yang hampir
sama dibandingkan dengan harga rata-rata pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang
tersebut. Dasar untuk menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah
adalah besarnya kesalahan yang timbul, semakin rendah kesalahan yang timbul maka dikatakan
proses pengukuran itu mempunyai ketepatan yang tinggi.

3. Ukuran Dasar (Basic size)

Ukuran dasar (Basic size) adalah dimensi atau ukuran nominal dari suatu objek ukur yang secara
teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi. Walaupun harga sebenarnya
dari suatu objek ukur tidak pernah diketahui, namun secara teoritis ukuran dasar tersebut diatas
dianggap sebagai ukuran yang paling tepat.

4. Toleransi

Toleransi adalah perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan sehingga dari
perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari komponen-komponen yang dibuat itu
terletak. Besarnya toleransi merupakan selisih dari ukuran maksimum dan ukuran minimum.

5. Harga Batas (Limits)

Harga batas (Limits) adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari
suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran besar (basic size).

6. Kelonggaran (Clearance)

Kelonggaran (Clearance) adalah perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan
komponen lain di mana ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih kecil dari pada
ukuran terkecil dari komponen yang lain.
Jenis-jenis alat ukur berdasarkan sifat alat ukur

1. Alat ukur langsung adalah alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dapat
dibaca pada skala ukurnya. Misalnya: jangka sorong, mikrometer dan sebagainya.
2. Alat ukur pembanding adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah
dikalibrasi. Dipakai sebagai pembanding alat ukur yang lain. Misalnya: jam ukur (dial
indicator), pembanding (comparator).
3. Alat ukur standar adalah alat ukur yang mempunyai harga ukuran tertentu. Biasanya
digunakan bersama-sama dengan alat ukur pembanding. Misalnya: blok ukur (gauge
block), batang ukur (length bar) dan master ketinggian (height master).
4. Alat ukur batas adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
dimensi obyek ukur masih terletak dalam batas-batas toleransi ukuran. Misalnya:
kaliber-kaliber batas Go dan No Go.
5. Alat ukur bantu adalah alat ukur yang sifatnya hanya sebagai pembantu dalam proses
pengukuran. Misalnya: dudukan mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur, dan
sebagainya.

Berdasarkan klasifikasi alat ukur di atas, pengukuran dibagi menjadi empat (4) cara :

1. Pengukuran langsung.

Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat ukur yang
digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya mengukur diameter poros dengan
jangka sorong atau mikrometer.

2. Pengukuran tak langsung.

Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan tidak bisa dibaca
langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian ini disebut dengan pengukuran
tak langsung. Kadang-kadang untuk mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga alat
ukur, biasanya ada alat ukur standar, alat ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya
mengukur ketirusan poros dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu
dengan jam ukur (dial indikator) dan blok ukur.

3. Pengukuran dengan kaliber batas.

Kadang-kadang dalam proses pengukuran kita perlu melihat berapa besar ukuran benda yang
dibuat melainkan hanya untuk melihat apakah benda yang dibuat masih dalam batas-batas
toleransi tertentu. Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur
jenis kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori diterima
(Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak (No Go). Dengan demikian sudah tentu
alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas Go dan No Go. Pengukuran
seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas. Keputusan yang diambil adalah: dimensi
obyek ukur yang masih dalam batas toleransi dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi yang
terletak di luar batas toleransi dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran
dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cepat.
4. Perbandingan denga menggunakan bentuk standar.

Pengukuran disini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan bentuk
standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Misalnya kita akan mengecek sudut
ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus dari poros kronis, mengecek radius dan sebagainya.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur proyeksi. Jadi, di sini sifatnya tidak membaca besarnya
ukuran tetapi mencocokkan bentuk aja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir atau alat
pengecek ulir lainnya.

Anda mungkin juga menyukai