SOP Pelaksanaan Pelatihan Hipnosis
SOP Pelaksanaan Pelatihan Hipnosis
Hipnosis
Saat ini anda akan mempelajari bagaimana melakukan proses hipnosis yang
benar. Penggunaan hipnosis mempergunakan langkah-langkah, a) pre induction, b)
suggestibility test, c) induction, d) deepening, e) suggestion, dan f) termination.
1. Pre Induction
Merupakan langkah awal untuk memulai hubungan konseling serta mengetahui
persepsi konseli terhadap hipnosis. Langkah-langkah yang dapat dilakukan
antara lain adalah sebagai berikut.
a. Awali dengan menyapa konseli (rapport)
b. Tanyakan kepada konseli tentang kondisi ruang
1) Jika memakai AC apakah suhu terlalu dingin atau sebaliknya
2) Apakah sinar lampu terlalu terang?
3) Jika memakai kipas angin, apakah putaran kipas terlalu cepat?
c. Awali dengan mempersilahkan konseli untuk duduk dengan nyaman
1) Duduk dengan tidak ada anggota tangan yang tertekuk
2) Duduk dengan posisi lay down
d. Minta konseli untuk tidak melakukan pergerakan tubuh yang cepat
e. Tanyakan kepada konseli, apakah pernah mengikuti sesi hipnosis
sebelumnya?
1) Jika ya, tanyakan pengalaman konseli terhadap pengalaman dihipnotis
2) Jika tidak, tanyakan apa yang terpikirkan oleh konseli tentang hipnosis
3) Jika ada kesalahan persepsi tentang hipnosis, konselor wajib meluruskan
interpretasi konseli tentang hipnosis
f. Apakah konseli sudah siap untuk mengikuti sesi hipnokonseling? Jika belum,
maka konselor wajib untuk mengulang langkah awal.
g. INGAT!!! Hipnosis tidak akan berjalan manakala:
1) Konseli tidak membutuhkan
2) Konseli masih berpikir negatif terhadap hipnosis
3) Konseli hanya ingin mencoba-coba
4) Critical area konseli masih kuat
1
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
2. Suggestibility test
Merupakan sebuah “ujian” yang diberikan untuk mengetahui tingkat sugesti
konseli. Beberapa “permainan” yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Jari tangan lengket
1) Minta kepada konseli untuk menyamankan posisi duduknya.
2) Minta kepada konseli untuk tidak menekuk anggota tubuhnya (terutama
tangan dan kaki).
3) Minta kepada konseli untuk mengatur napas secara perlahan (kondisi ini
bisa dibantu oleh konselor dengan memberikan contoh). Konselor dapat
mengamati pergerakan dada konseli, apakah naik turun dada terlihat cepat.
Jika terlihat cepat, ada kemungkinan konseli masih belum siap untuk
melanjutkan sesi suggestibility test. Maka konselor perlu untuk membantu
kesiapan konseli secara perlahan.
4) Jika konseli telah siap (biasanya ditunjukkan dengan tersenyum atau
mengatakan siap) maka konselor bisa melanjutkan proses suggestibility
test.
5) Proses:
2
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
3
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
anda?” konseli)
Konseli : “ Besi baja”
Konselor : “Good, sekarang bayangkan bahwa lengan (Konselor
anda sebagai besi baja. Apakah anda bisa menggerakkan
membayangkannya?” telunjuknya di lengan
konseli)
konseli : “Ya, saya bisa membayangkannya”
Konselor : “Bagus, sekarang katakan kepada lengan
anda, bahwa lengan anda sekeras besi
baja. Selanjutnya, perintahkan kepada
lengan anda bahwa jika anda berusaha
untuk menekuk atau membengkokkannya,
maka lengan anda akan semakin kuat. Jika
anda akan berusaha untuk
membengkokkan lengan itu, maka lengan
anda akan semaaaaakiiiiiiiiin kaku”
3. Induction
Induksi dilakukan untuk membawa konseli lebih mudah memasuki kondisi trance.
Beberapa strategi induksi antara lain adalah sebagai berikut.
a) Standard Induction
1) Mulailah dengan mempersiapkan posisi duduk konseli yang nyaman.
2) Amati setiap pergerakan dada dan tarikan napas konseli.
3) Minta kepada konseli untuk tidak menekuk anggota tubuhnya (terutama
tangan dan kaki).
4) Proses:
4
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
b) Counting backward
1) Minta konseli untuk menyamankan posisi tubuhnya.
5
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
6
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
4. Deepening
Deepening dilakukan untuk membantu konseli memasuki trance lebih dalam.
Strategi yang dapat dipergunakan antara lain adalah sebagai berikut.
a) Arm Drop
7
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
b) Elevator
8
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
9
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
5. Suggestion
Merupakan tahap terpenting pada proses hipnosis, sebab konselor akan
memberikan perintah atau sugesti kepada konseli sesuai dengan kebutuhan
konseli. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
10
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
6. Termination
Merupakan langkah pengakhiran sebuah hubungan hipnosis. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
11
Disampaikan dalam Acara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
Kemenag Jatim, tanggal 14 Pebruari 2018
12