1.3 Pada akhir kerja, Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan lahan tempat
kegiatan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa
material bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
V LAIN-LAIN
1 Mesin Pompa Air 4 PK Sekualitas Honda (Jepang)
2 Selang spiral Ø 1,5"
3 Selang buang Ø 2”
4 Ring klem Ø 1,5"
5 Ring klem Ø 2"
6 Filter air Ø 1,5" pada pipa hisap
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi
2 Papan Nama Kegiatan, ukuran 90x120 cm
3 Pengukuran dan Bouwplank
4 Lansir Material
5 Mobilisasi Mesin Bor
IV PEKERJAAN PIPA
1 Pasang pipa PVC Ø 1,5" sekw. wavin D & perlengkapan
2 Pasang pipa PVC Ø 4" sekw. wavin D & perlengkapan
3 Penutup pipa PVC/Dop Ø 1,5"
4 Reduser Pipa PVC Ø 4” ke Ø 1,5”
V LAIN-LAIN
1 Mesin Pompa Air 4 PK Sekualitas Honda (Jepang)
2 Selang spiral Ø 1,5"
3 Selang buang Ø 2”
4 Ring klem Ø 1,5"
5 Ring klem Ø 2"
6 Filter air Ø 1,5" pada pipa hisap
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi
2 Papan Nama Kegiatan, ukuran 90x120 cm
3 Pengukuran dan Bouwplank
4 Lansir Material
5 Mobilisasi Mesin Bor
IV PEKERJAAN PIPA
1 Pasang pipa PVC Ø 1,5" sekw. wavin D & perlengkapan
2 Pasang pipa PVC Ø 4" sekw. wavin D & perlengkapan
3 Penutup pipa PVC/Dop Ø 1,5"
4 Reduser Pipa PVC Ø 4” ke Ø 1,5”
V LAIN-LAIN
1 Mesin Pompa Air 4 PK Sekualitas Honda (Jepang)
2 Selang spiral Ø 1,5"
3 Selang buang Ø 2”
4 Ring klem Ø 1,5"
5 Ring klem Ø 2"
6 Filter air Ø 1,5" pada pipa hisap
IV PEKERJAAN PIPA
1 Pasang pipa PVC Ø 1,5" sekw. wavin D & perlengkapan
2 Pasang pipa PVC Ø 4" sekw. wavin D & perlengkapan
3 Penutup pipa PVC/Dop Ø 1,5"
4 Reduser Pipa PVC Ø 4” ke Ø 1,5”
V LAIN-LAIN
1 Mesin Pompa Air 4 PK Sekualitas Honda (Jepang)
2 Selang spiral Ø 1,5"
3 Selang buang Ø 2”
4 Ring klem Ø 1,5"
5 Ring klem Ø 2"
6 Filter air Ø 1,5" pada pipa hisap
IV PEKERJAAN PIPA
1 Pasang pipa PVC Ø 1,5" sekw. wavin D & perlengkapan
2 Pasang pipa PVC Ø 4" sekw. wavin D & perlengkapan
3 Penutup pipa PVC/Dop Ø 1,5"
4 Reduser Pipa PVC Ø 4” ke Ø 1,5”
V LAIN-LAIN
1 Mesin Pompa Air 4 PK Sekualitas Honda (Jepang)
2 Selang spiral Ø 1,5"
3 Selang buang Ø 2”
4 Ring klem Ø 1,5"
5 Ring klem Ø 2"
6 Filter air Ø 1,5" pada pipa hisap
1.6 Pada akhir kerja Peserta Jasa konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan
dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material
bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
7. KUASA Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Penanggung Jawab Kegiatan dalam
PENYEDIA keadaan selesai 100 % (seratus persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan, Surat
BANRANG/JASA perjanjian pelaksanaan (Kontrak) dan Berita Acara Perubahan pekerjaan (bila ada) yang
DAN KEAMANAN telah disyahkan oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan Instansi yang berwenang/umum
DI LAPANGAN yang terkait.
3. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Pengawas dan Tim teknis pelaksana
kegiatan dan Penanggung Jawab Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan diberitahuan kepada
kontrkator secara tertulis untuk disediakan penggantianya.
6. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas baik yang
telah dipasang maupun yang belum dipasang menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa.
Apabila terjadi kebakaran. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.
9. TIMBANGAN 1. Timbangan duga (peilthootge) ditentukan sesuai dengan kondisi lapangan yang
DUGA ada.
(PEILTHOOTGE) 2. Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam
gambar, bila terjadi ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas / Perencana untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi
kekeliruan menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
3. Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang
diperlukan (tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu harus dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
10. UKURAN POKOK 1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar Kerja pelaksanaan, ukuran-
DAN ukuran di dalam gambar yang belum tercantum dapat ditanyakan pada
PERBEDAAN Pengawas / Perencana sesuai dengan, kondisi lapangan.
2. Penyedia Barang/Jasa wajib mencocokkan ukuran dalam gambar sesuai
dengan yang lain, jika terjadi selisih atau perbedaan wajib memberitahukan
kepada Pengawas / Perencana sesuai kondisi lapangan.
3. Bila gambar Kerja pelaksanaan pada Dokumen Pengadaan tertulis tidak
sama dengan gambar, maka gambarlah yang mengikat.
4. Bila dalam gambar Kerja pelaksanaan tertulis pada Dokumen Pengadaan
tertulis tidak sama dengan gambar, maka Dokumen Pengadaan, yang
mengikat.
5. Bila dalam Dokumen Pengadaan tertulis sedangkan di dalam gambar tidak
tertulis maka Dokumen Pengadaan yang mengikat.
6. Jika ada perbedaan antara gambar Kerja pelaksanaan dan gambar detailnya
maka Penyedia Barang/Jasa wajib memintak pertimbangan kepada
Pengawas / Perencana / Tim Teknis Pelaksanaan Kegiatan.
7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang ada.
8. Dalam jangka 3 (tiga) hari setelah Gunning Penyedia Barang/Jasa
diharuskan mempelajari seluruh dokumen Perencana dan bila terjadi
permasalahan / kejanggalan-kejanggalan perbedaan gambar dan lainnya,
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan konsultasi/lapor kepada Perencana / Tim
Teknis Pelaksanaan Kegiatan hal mana dapat dibicarakan penyelesaianya
dengan Penanggung Jawab Kegiatan.
11. PEKERJAAN 1. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam kontrak, Penyedia
PEMBERSIHAN barang/jasa harus mengunjungi tempat pekerjaan dan meninjau kondisi
LAPANGAN (keadaan) serta bahan-bahan yang akan didatangkan.
2. Tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala tumbuh-
tumbuhan, rumput dan akar tumbuhan dan kotoran sebagainya serta
rintangan yang terdapat disekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk
penggalian.
3. Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan membasmi / menebang atau
merusak pagar hidup kecuali yang ada alam batas-batas penggalian atau
yang jelas tercantum di dalam gambar kerja, bahwa harus disingkirkan. Jika
ada suatu hal yang mengharuskan Penyedia Barang/Jasa untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas.
4. Penyedia Barang/Jasa harus memindahkan barang-barang yang terdapat di
lingkungan pekerjaan dengan berkonsultasi dengan pengawas dan Tim
Teknis Pelaksanaan Kegiatan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2). Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas, Asisten Pelaksana Lapangan (APL) dan Tim
Pemeriksa/Penerima Barang dan Jasa untuk dimintakan keputusan /
kepastian.
3). Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan alat bor dengan
perlengkapanya, beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, Asisten Pelaksana Lapangan
(APL) dan Tim Pemeriksa/Penerima Barang dan Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan.
5). Pengukuran sudut siku pada dudukan pompa dengan prisma atau
barang secara azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil yang disetujui Konsultan Pengawas, Asisten
Pelaksana Lapangan (APL) dan Tim Pemeriksa/Penerima Barang dan
Jasa.
3. Pekerjaan Pengukuran/Bowplank.
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar
pengukuran di lokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan
pemasangan patok untuk menentukan titik sumur yang akan dikerjakan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Titik dasar pelaksanaan ditandai pada patok kayu kasau glugu/tahun
lokal 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau
diubah-ubah, untuk dudukan pompa dikerjakan setelah pengerjaan
sumur selesai.
2). Papan cetak corbeton untuk dudukan pompa dibuat dari kayu glugu
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3). Tinggi sisi atas papan cetak harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
4. Air Kerja
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan air kerja merupakan pekerjaan pengadaan air untuk pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Pengadaan air kerja diambil dari air bersih pada sumur yang ada atau
dari sumber mata air yang ada.
2) Air bersih ditampung menggunakan bak penampung air (drum) untuk
pelaksanaan pekerjaan.
3) Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak,
benda terapung, yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam zat
organik dan sebagainya
5. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek
yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Lokasi proyek harus dibersihkan dari segala kotoran dan bekas
bongkaran
2). Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran
harus dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk
ditimbun di luar proyek meskipun untuk sementara.
2. Pelaksanaan pekerjaan ;
a. Pekerjaan galian tanah
1) Pekerjaan ini meliputi galian dan pengeboran tanah dengan alat mesin
bor untuk membuat sumur pantek/bor. Pengeboran dikerjakan sampai
kedalaman tertentu dengan diameter 4” atau sesuai bestek yang
ditentukan hingga mendapatkan sumber air tanah untuk kebutuhan
irigasi.
2) Galian tanah untuk dudukan lebar dan kedalamannya disesuaikan
gambar bestek serta sisinya dijaga dari longsoran
3) Galian tanah dudukan pompa dikerjakan setelah pemasangan
bouwplank yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas Tim
Pemeriksa /Penerima Barang/Jasa. Galian tanah untuk dudukan
dengan patokan sesuai dengan gambar rencana.
4) Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka Penyedia Barang/Jasa harus mengisi/mengurug daerah tersebut
dengan bahan urug yang baik serta sesuai dengan spesifikasinya.
5) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan gambar kerja.
Untuk hal ini perlu diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas dan
atau Tim Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa.
b. Pekerjaan urugan tanah
1) Urugan tanah meliputi urugan tanah kembali dari sisa hasil galian untuk
urug pasangan dudukan pompa,
2) Pengisian urugan bekas galian dilaksanakan dengan selapis demi
selapis sambil disiram air dan dipadatkan secukupnya,
b. Plesteran
1) Bahan plesteran harus bersih, tidak boleh tercampur dengan kotoran-
kotoran atau bahan lain yang dapat mengurangi kerekatan.
2) Spesi plesteran untuk semua pasangan batu bata dan permukaan beton
diplester dengan perekat 1 pc : 3 ps, dengan ketebalan 15 mm.
3) Pasangan batu bata harus dibersihkan dari segala kotoran, dan
sebelum diplester disiram air terlebih dahulu.
4) Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal selebar ± 15
cm dengan jarak antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur
kepala ini harus benar-benar vertikal dan datar. Jalur kepala ini
merupakan patokan/pedoman untuk plesteran selanjutnya.
5) Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera dikontrol
dengan waterpass.
6) Apabila terdapat cekungan, cembungan, ataupun plesteran tidak vertikal
(tegak) dan tidak siku, maka harus diperbaiki selambat lambatnya dalam
waktu kurang dari 2 x 24 jam.
7) Sebelum Plat beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
permukaannya kemudian dikasarkan dengan kaprotan 1PC : 2Psr.
8) Pengacian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi,
pengacian dilakukan dengan raskam kayu sehingga seluruh permukaan
rata dan halus.
9) Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga proses pengeringannya
agar tidak mendadak pengeringannya, dengan cara menyiram air
sedikit demi sedikit.
15. PEKERJAAN 1. Pekerjaan beton dikerjakan atas dasar perhitungan dan gambar yang dibuat oleh
BETON perencana sesuai SNI 1991 dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr.
2. Beton campuran 1pc:2ps:3kr terdiri dari campuran semen, air, dan agregat (pasir
dan kerikil beton). Tidak boleh ada material lain yang diijinkan kecuali dengan
persetujuan Penyedia Jasa Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas atau Tim
Pemeriksa Kegiatan. Setelah beton mengeras maka harus diperoleh suatu material
yang rapat, padat dan awet yang akan mempunyai beton karakteristik sesuai
spesifikasi.
3. Bahan Beton.
a. Semen Portland (PC).
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I sesuai dengan
SNI-15-0302-2004 serta memenuhi persyarataa kimia dan fisik sesuai tabel
1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982. Semen harus sampai di tempat kerja dalam
kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik. Semen
harus disimpan dalam gedung yang kedap air, berventilasi baik, di atas lantai
setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10
lapis. Semen portland (PC) yang digunakan sekualitas Tiga
Roda/Gresik/Holcim.
b. Batu Bata Merah
Ukuran standar dengan toleransi ukuran sesuai tabel 27-1 dan 27-2 PUBI
1992. Bagian yang pecah dari bata merah tidak boleh dari 10 %. Persyaratan
kuat tekan harus memenuhi ketentuan pada tabel 27-3 PUBI 1982.
c. Pasir Pasang
Pasir Pasang harus dari butiran-butiran mineral keras dengan diameter
butiran antara Ø 0,075 mm – Ø 5 mm, bersih, tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1 %, tidak mengandung zat organik, dan angka kehalusan
yang lolos ayakan 0,3 mm minimal 20%.
d. Pasir Urug
Pasir Urug berbutir halus, bersih, kadar lumpur maksimum 10% tidak
mengandung zat organik dan angka kehalusan yang lolos syarat 0,5 mm
minimal 20%.
e. Split / Batu pecah
Split atau batu pecah yang digunakan adalah berukuran Ø 20 mm s/d
Ø 30 mm. Persyaratan kerikil beton berdasarkan syarat fisik dan syarat kimia
PUBI 1982 pasal 12 ayat 2.1 ayat 2.2.
f. Besi Tulangan.
Besi beton tulangan harus berkualitas baik dan tidak berkarat serta disimpan
dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab maupun basah.
Besi Beton yang digunakan adalah besi beton St. 37 yang memenuhi PBI
1971 dan memenuhi standar SNI.
g. Bendrat.
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik
dan tidak berkarat.
h. Air
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.
i. Mesin Pompa Air
Mesin Pompa Air yang digunakan adalah Mesin Pompa Air berkapasitas
daya 4 PK sekualitas merk ”Honda” dalam keadaan baru, siap pakai dan
lengkap dengan tulisan merk timbul cetakan pabrik.
j. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas. Dalam keadaan diragukan, maka Penyedia Jasa
Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksaan Laboratorium Bahan
Konstruksi Teknik atas biaya Penyedia Jasa Pemborongan.
7. Pengecoran Beton
a. Sebelum dicor kebersihan cetakan beton ketepatan dan kebenaran
pemasangan besi beton harus diperhatikan sebaik-baiknya.
b. Pengecoran beton harus betul-betul padat dengan menggunakan pemadat
manual atau mekanik yang disetujui Pengawas.
c. Pengecoran dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin dari Pengawas.
b. Penghentian pengecoran (siar) sesuai petunjuk pengawas/Team Pelaksana
Teknis Kegiatan atau sesuai dengan ketentuan SK-SNI-T-15-1991 dan PBI
1971.
16. PEKERJAAN PIPA 1. Pemasangan pipa PVC dan asessoris untuk sumur :
PVC DAN a. Pipa PVC Ø 4” dipasang sebagai selubung luar untuk sumur pantek/bor dan
PERLENGKAPAN Pipa PVC Ø 1,5” dikerjakan sebagai pipa hisap di dalamnya dengan
NYA kedalaman sesuai dengan gambar bestek,
b. Sebelum penyambungan pipa dengan perekat/lem, permukaan ujung pipa
yang akan disambung dibersihkan dari kotoran dengan amplas, sehingga lem
benar-benar merekat rata dengan permukaan dan tidak lepas,
c. Pemasangan pipa harus hati-hati tidak boleh ada kebocoran dan dikerjakan
dengan arah vertical/tegak lurus terhadap bidang lahan atau sesuai bestek
yang ada.
2. Pemasangan pompa dan selang buang sebagai jaringan distribusi air irigasi:
a. Selang Buang buang 2” dipasang kalau memang membutuhkan untuk lokasi
yang jauh dari pompa.
b. Menggunakan Selang buang 2”,bertujuan agar kalau sudah di gunakan bisa
di simpan di tempat yang aman, serta bisa di pindah-pindah sesuai lokasi
yang diinginkan.
c. Pemasangan dan penyambungan selang buang 2” dengan menghubungkan
ke saluran buang pompa dengan di klem, adapun ukuran panjang dan spek
selang mengikuti RAB.
17. STANDAR Dalam penggunaan bahan-bahan bangunan PUBI 1982 dan standar yang dipakai
BAHAN di Indonesia seperti terurai di bawah ini :
1. Semen
Semen yang digunakan adalah semen jenis I dengan standar mutu SNI-15-
0302-2004, maka dari itu dapat digunakan semen sekualitas merk
Holcim/Gresik/Tiga Roda.
2. Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak, benda
terapung, yang bisa dilihat secara visual dan asam – asam zat organik dan
sebagainya.
3. Tanah Urug
Tanah Urug kualitas baik harus bersih dari humus, kotoran maupun bekas
bongkaran bahan bangunan akar tanaman, rumput dan lain-lain.
4. Pasang Pasir
Pasang Pasir harus bersih, kadar air maksimum 5% tidak mengandung zat
organik, angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3mm minimal 20%.
5. Pasir Urug
Pasir Urug berbutir halus, bersih, kadar lumpur maksimum 10% tidak
mengandung zat organik dan angka kehalusan yang lolos syarat 0,5 mm
minimal 20%.
6. Kerikil Beton
Kerikil Beton yang digunakan adalah kerikil alam atau pecah yang berukuran
5-25 mm. Persyaratan kerikil beton berdasarkan syarat fisik dan syarat kimia
PUBI 1982 pasal 12 ayat 2.1 ayat 2.2.
8. Besi Beton
Besi Beton yang digunakan adalah besi beton St. 37 yang memenuhi PBI
1971 dan memenuhi standar SNI.
Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini dapat bersifat pabrikasi yang
dengan syarat memiliki kualitas yang homogen : semua bahan yang bersifat
pabrikasi (besi/baja) dimensi yang dipakai harus sesuai yang ada dan beredar di
perdagangan umum dengan toleransi sesuai SNI.
18. JASA Sesuai Undang – Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 1999 tetang Jasa
KONTRUKSI Konstruksi :
1. Pasal 25
Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan.
Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa ditentukan
terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan kontruksi dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun.
2. Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli, tanggung jawab perencana
kontruksi, pelaksanaan kontruksi dan pengawasan serta tanggung jawab pengguna
jasa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.
3. Pasal 29
Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk mewujud tertib
pelaksanaan jasa kontruksi dan memperolah pengganti yang layak atas kerugian
yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan kontruksi.
4. Pasal 30
Masyarakat bekewajiban menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang
berlaku dibidang pelaksanaan jasa kontruksi dan turut mencegah terjadinya
pekerjaan kontruksi yang membahayakan kepentingan umum.
19. PENUTUP Apabila dalam instruksi kepada peserta lelang, syarat-syarat kontrak dan syarat-syarat
teknis masih terdapat kekuranglengkapan maka akan digunakan ketentuan yang berlaku
atau disempurnakan dalam berita acara penjelasan pekerjaan (Aanvoelling)
sebagaimana mestinya.
Mengetahui/Menyetujui Menyetujui :
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten Kulon Progo (PPK)