Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS BERDASARKAN PERSPEKTIF KONVENSIONAL

PT. Gojek Indonesia atau dikenal dengan Gojek yang berdiri pada tahun 2011, Gojek
merupakan sebuah perusahaan teknologi yang berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja di berbagai sector informal di Indonesia, pendiri Gojek adalah seorang
pemuda asli Indonesia yang bernama Nadiem Makariem dan Michaela Moran. Gojek telah
tersebar di 50 kota di Indonesia dan bermitra dengan lebih dari 350.000 driver ojek. PT. Gojek
Indonesia melakukan sistem bagi hasil sesuai dengan perjanjian awal yang disepakati bersama
dengan mitra. Hal tersebut dinilai bahwa besaran nilai bagi hasil yang diterapkan di PT. Gojek
Indonesia adalah 20-80 %, Gojek tidak menerapkan sistem gaji pokok, dimana pihak Gojek akan
menerima sebesar 20% dan driver akan menerima 80% dari pendapatan jasa. Driver Gojek akan
menerima pendapatan sesuai dengan poin yang dikumpulkan (14 poin = Rp20.000, 16 poin =
Rp30.000, 20 poin = Rp40.000).

Kehadiran ojek berbasis aplikasi yang dikenal dengan sebutan Gojek memang menjadi
fenomena tersendiri. Namun ditengah melambungnya nama Gojek, ternyata menyisakan
beberapa catatan kecurangan driver yang mencoba mencari penghasilan dengan berbagai cara
yang curang. Salah satunya adalah fraud orderan yang merupakan perbuatan kecurangan dalam
melakukan pemesanan/bertransaksi untuk mendapatkan keuntungan sendiri, biasa disebut
dengan istilah order fiktif.

Kecurangan/fraud adalah serangkaian tindakan-tindakan tidak wajar dan ilegal yang


sengaja dilakukan untuk menipu, kecurangan dilakukan oleh perorangan atau organisasi untuk
memperoleh uang, properti, ataupun jasa dengan cara menghindari pembayaran, kerugian,
kenyamanan pribadi, ataupun keuntungan bisnis. Fraud (kecurangan) terjadi akibat tiga hal,
yaitu: incentive/pressure (tekanan), opportunity (kesempatan) dan Rationalization (rasionalisasi),
menurut penelitian yang dilakukan oleh Cressey pada tahun 1950 (Iqbal & Murtanto, 2016).
Dimana berdasarkan teori fraud triangle bahwa setiap fraud akan disebabkan hal-hal yaitu:

a. Tekanan

Pada kasus Gojek, driver mendapat tekanan berupa pencapaian poin tertentu, hal ini akan
memicu driver Gojek menjadi driver yang jujur, akan termotivasi positif yaitu dengan cara
bekerja keras atau driver yang tidak jujur/malas, akan mengalami tekanan yang mengakibatkan
driver akan mencari cara yang curang untuk memanipulasi sistem.

b. Kesempatan/Peluang

Kecurangan akan dilakukan jika ada kesempatan dimana seseorang harus memiliki akses
terhadap aset atau memiliki wewenang untuk mengatur prosedur pengendalian yang
memperkenankan dilakukakannya skema kecurangan. Setiap terjadi peluang akan membuat
dampak yang berbeda pada setiap individu.

c. Rasionalisasi

Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan mencari pembenaran atas perbuatannya.


Penggambaran orang yang curang akan melakukan rasionalisasi berupa mengotak-atik aplikasi
dengan cara yang dijelaskan sebelumnya, adanya tekanan awal dalam perusahaan lalu dia
melihat ada peluang, aplikasinya bisa dikerjain lalu lahirlah rasionalisasi atau pembenarannya
dengan cara seperti itu misalnya contoh fraud orderan yaitu temannya yang buat orderan dan ada
order nyata tapi diminta cancel, itulah bentuk rasionalisasinya.

Hal – hal yang menyebabkan terjadinya fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh driver gojek
diantaraya adalah:

 Pengendalian internal tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar atau tidak
efektif.
 Driver diperkerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka
 Driver diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan
tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan
 Driver melakukan fraud, tidak efisien serta tidak taat pada hukum dan peraturan yang
berlaku
 Driver yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang harus dipecahkan, masalah
keuangan, masalah kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan

Untuk meminimalisir fraud atau kecurangan yang terjadi, Gojek membagikan buku
panduan ke driver yang baru bergabung. Buku panduan tersebut untuk mengetahui adanya
suspend ketika terdeteksi melakukan fraud orderan kemudian sebelum terjadinya fraud orderan,
maka sistem perusahaan tersebut mengadakan training pengendalian internal untuk mengetahui
akibat jika terdeteksi melakukan fraud orderan dan harus menanamkan sikap profesionalisme
seorang driver Gojek. Perusahaan Gojek tersebut juga harus tetap mengawasi aktivitas seorang
driver sehingga tidak terjadi kecurangan. Jika perusahaan menemukan fraud orderan yang terjadi
maka sistem pengendalian internal yang diterapkan di PT. Gojek ada dua cara utama yang saling
berkaitan antara lain:

 Aplikasi untuk mendeteksi kecurangan yang terjadi di Gojek.


 Melakukan suspend terhadap driver
Jenis – jenis suspend yang ada di Gojek:
1. Auto Suspend: Driver akan dikenakan sanksi atas tindakan yang dilakukan
berdasarkan deteksi secara otomatis dari sistem Gojek.

No Pelanggaran Sanksi
.
1 Melakukan order fiktif Putus mitra dan pinalti Rp 300.000
2 Menyelesaikan atau menjalankan Suspend (Driver dapat melakukan
order dengan waktu yang tidak banding di kantor OPS) apabila
wajar diasosiasikan dengan order fiktif,
maka sanksi order fiktif akan
diberlakukan
3 Menyelesaikan atau menjalankan Suspend (Driver dapat melakukan
order dengan jarak yang tidak banding di kantor OPS) apabila
wajar diasosiasikan dengan order fiktif,
maka sanksi order fiktif akan
diberlakukan
4 Menyelesaikan atau menjalankan Suspend (Driver dapat melakukan
order dengan kecepatan dan banding di kantor OPS) apabila
lokasi yang tidak wajar diasosiasikan dengan order fiktif,
maka sanksi order fiktif akan
diberlakukan
5 Menyelesaikan jumlah order yang Putus mitra dan pinalti sesuai dengan
tidak wajar sisa deposit yang tersisa pada akun
driver

2. Manual Suspend: Driver akan mendapatkan sanksi atas tindakan yang dilakukan
berdasarkan laporan dari pelanggan ataupun pihak lain.

No Pelanggaran Sanksi
.
1 Berbicara dan/atau bertindak Putus mitra dan sisa deposit akan
kearah pelecehan seksual (baik dikembalikan
secara lisan maupun tulisan)
2 Melakukan tindakan criminal Putus mitra dan sisa deposit akan
dikembalikan
3 Terlambat menjemput pelanggan Peringatan melalui pesan di aplikasi
(apabila terjadi akumulasi akan
berakibat kepada suspend 1 hari
kerja)
4 Berkendara terlalu cepat, tidak Suspend 1 hari kerja (apabila terjadi
mentaati aturan lalu lintas, akumulasi akan berakibat kepada
berkendara pada saat mengantuk, suspend 3 hari kerja)
menggunakan HP ketika
berkendara, maupun melakukan
pelanggaran atas norma-norma
berkendara yang lazim
5 Merokok saat berkendara, helm Peringatan melalui pesan di aplikasi
kotor, menjalankan order tanpa (apabila terjadi akumulasi akan
konfirmasi kepada pelanggan, berakibat kepada suspend 1 hari
dan hal-hal lain yang kerja)
mengakibatkan ketidaknyamanan
pada pelanggan
Selain cara tersebut, menurut kami Gojek dapat melakukan beberapa cara lain untuk
meminimalisir terjadinya fraud atau kecurangan terhadap pesanan yang dilakukan oleh driver
Gojek. Cara – cara tersebut diantaranya adalah:

 Training tidak hanya mengenai cara menggunakan aplikasi Gojek (membagikan buku
panduan berkendara), seharusnya membahas tentang akibat melakukan kecurangan dan
menanamkan sikap jujur pada driver Gojek dalam bertransaksi.
 Melibatkan mitra Gojek dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan
mengenai driver.
 Aplikasi yang digunakan oleh konsumen, pengemudi, maupun perusahaan Gojek harus
lebih ditingkatkan terutama bidang keamanan.
 Peningkatan pelayanan customer service untuk mengontrol keluhan baik dari konsumen
maupun driver Gojek.
 Perusahaan Gojek sebaiknya dalam melakukan rekrutmen dengan suatu tes kualifikasi
yang lebih spesifik untuk menyaring calon driver Gojek.
 Sebaiknya perusahaan Gojek perlu membuat departemen lini baru yaitu departemen
keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk mengurangi kecurangan-
kecurangan yang ada.
 Memberikan sanksi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan
memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
 Meningkatkan kultur organisasi yang dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
prinsip-prinsip good corporate governance.

ANALISIS KASUS BERDASARKAN PERSPEKTIF ISLAM

Akan tetapi berdasarkan kasus tentang fraud orderan, dimana perilaku curang sangat
dilarang oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat
42 yang berbunyi:

َّ ‫اط ِل َوت َۡكتُ ُموا ۡال َحـ‬


۴۲﴿ َ‫ق َواَ ۡنتُمۡ ت َۡعلَ ُم ۡون‬ ِ َ‫ق بِ ۡالب‬
َّ ‫﴾ َواَل ت َۡلبِسُوا ۡال َحـ‬

Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu Mengetahui.”
Surah Al-Baqarah ayat 42 menjelaskan bahwa kita sebagai Hamba Allah yang
mengetahui tentang yang benar dan salah, diperintahkan untuk tidak melakukan serta
menyembunyikan sesuatu yang bahkan kita akan tahu bahwa hal tersebut merugikan orang lain.
Dalam masalah Gojek di sini, seorang driver dituntut untuk menjaga kejujuran dan kebenaran
dalam dirinya. Bahwa dilarang mengambil suatu tambahan dari modal pokok tanpa adanya
imbalan pengganti yang dapat dibenarkan oleh hukum syara’. Hal ini tentu berkesinambungan
dengan adanya fraud pada saat terjadi orderan. Hal ini menjadi salah satu dasar bahwa
pentingnya pengendalian internal dalam rangka mengatasi fraud orderan yang terjadi di
lapangan.

Selain itu pula Allah SWT menyebutkan bahwa memenuhi takaran dan timbangan lebih utama
dan lebih baik manfaat. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Israa’ ayat 35 :

۳۵﴿ ‫خَي ٌر َّواَ ۡح َس ُن ت َۡا ِو ۡياًل‬


ۡ ‫ك‬ َ ِ‫اس ۡال ُم ۡستَقِ ۡي ِم‌ؕ ٰذ ل‬ ۡ ۡ ۡ
ِ َ‫﴾ َواَ ۡوفُوا الـ َك ۡي َل اِ َذا ِكلتُمۡ َو ِزنُ ۡوا بِالقِ ۡسط‬
Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S Al-Israa’/17:35).”

Berdasarkan ayat di atas, perintah menyempurnakan takaran mengiringi perintah beribadah


kepada Allâh Azza wa Jalla. Sebab, pelaksanaan dua hal tersebut berarti memberikan hak kepada
pemiliknya yang tepat, tanpa ada pengurangan. Orang yang menyalahi ketentuan yang adil ini
berarti telah menjerumuskan dirinya sendiri dalam ancaman kebinasaan. Adapun perihal tentang
berbuat kebaikan ini diungkapkan di dalam Q.S Al-An’am ayat 135 sebagai berikut:

‫ار‌ؕ اِنَّهٗ اَل ي ُۡفلِ ُح‬ ‌ٌۚ ‫اع َملُ ۡوا ع َٰلى َم َكانَتِ ُكمۡ اِنِّ ۡى عَا ِم‬
ِ ‫ل فَ َس ۡوفَ ت َۡعلَ ُم ۡو ۙنَ َم ۡن تَ ُك ۡو ُن لَهٗ عَاقِبَةُ ال َّد‬ ۡ ‫قُ ۡل ٰيقَ ۡو ِم‬
۱۳۵﴿ َ‫الظّلِ ُم ۡون‬ ٰ ﴾

Artinya: “Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun


berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh
hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan. (Q.S Al An’am/06:135).”

Maksud dari Q.S Al-An’am ayat 135 adalah Allah menjadikan dunia sebagai tempat
mencari (hasil) yang baik yaitu kebahagiaan di akhirat. Pada kasus fraud orderan ini, kita harus
jujur dalam bertransaksi dimana kejujuran menuntun kita pada kebenaran, Dan kebenaran
menuntun kita ke surga, pernyataan tersebut berkaitan dengan riwayat dari ‘Abdullah bin Mas’ud
ra., Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu
pada kebenaran, Dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur
dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt, sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah
olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan
menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia
tercatat di sisi Allah Swt, sebagai pendusta.” (H.R. Muslim).

Apa yang dilakukan para driver Gojek ini adalah hal yang kurang baik untuk dirinya dan untuk
keberlangsungan perusahaan karena dia berperilaku tidak jujur karena memperoleh harta dengan
cara yang curang dan perusahaan tidak mendapatkan hasil dari driver sementara islam sendiri
melarang mengambil hak orang lain dan melarang berbuat curang. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Al-Qur’an (Q.S Al Maidah/5:8) yang berbunyi:

‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا ُك ۡونُ ۡوا قَ َّوا ا ِم ۡينَ هّٰلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ۡالقِ ۡسط َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكمۡ َشن َٰا ُن قَ ۡو ٍم ع َٰلٓى اَ اَّل ت َۡع ِدلُ ۡوا هُ َو‬
۸﴿ َ‫ِ﴾ اَ ۡق َربُ لِلتَّ ۡق ٰوى‌ َواتَّقُوا هّٰللا ‌َ اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ۡي ۢ ٌربِ َما ت َۡع َملُ ۡون‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Maidah/5:8).”
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7265/1/ANDI%20URFIA%20SKRIPSI.pdf

http://alquran-indonesia.com/

Iqbal, Muhammad dan Murtanto. 2016. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property Real Estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Seminar Nasional Cendekiawan: 2540-7589.

Anda mungkin juga menyukai