Tugas Farmakovigilans
Monitoring Efek Samping Obat
Disusun Oleh Kelompok 8 :
Dwita Yan Mukti W. I4C019064
Rahmad Dhani I4C019079
Tri Handayani I4C019091
Alfiani Nur Amalina I4C019105
Outline
Daftar Pustaka
3
2
1. Alat yang digunakan
untuk analisa
Alat untuk Analisa
Penilaian Kausalitas
menggunakan WHO-UMC Sistem WHO-UMC untuk
penilaian kausalitas kasus
• Ditujukan sebagai panduan terstandarisasi
1. Sangat pasti terjadi (certain) Terkait
praktis untuk penilaian kausalitas dengan
laporan ESO. 2. Dapat terjadi (probable) obat
• Memberikan panduan dengan 3. Belum pasti terjadi (possible)
Tidak terkait
definisi yang secara umum 4. Kemungkinan besar tidak
dengan obat
mudah dipahami untuk memilih terjadi (unlikely)
satu kategori tingkatan 5. Tidak dinilai (unassessed)
Informasi tidak
hubungan kausal dari yang lain. 6. Tidak dapat dinilai cukup untuk
(unassessable) menilai
adanya
hubungan
4
Alat untuk Analisa
Penilaian Kausalitas Naranjo Drug Interaction Probability
Scale (DIPS)
• Kuisioner rancangan Naranjo et • DIPS dirancang untuk menilai
al. bertujuan untuk menentukan kemungkinan hubungan sebab
kemungkinan apakah ESO benar- akibat antara interaksi obat potensial
benar disebabkan oleh obat dengan peristiwa yang diamati.
daripada akibat faktor-faktor • Terdiri dari 10 pertanyaan masing-
lain. masing dengan tiga opsi jawaban
• Probabilitas dikatagorikan yang diberi skor. Skor akhir
melalui skor yang disebut sangat diterjemahkan ke dalam skala
pasti (highly probable), dapat kualitatif yang menyatakan
terjadi (probable), belum pasti kemungkinan reaksi benar-benar
terjadi (possible) atau diragukan menjadi interaksi obat.
(doubtful).
5
Naranjo DIPS
6
2. Contoh Kasus
Kejadian ESO
Pasien Tn. S berumur 65 tahun dengan berat badan 65 kg dan tinggi badan 170 cm. Pasien dirawat di
Ruang Ramelan II dengan nomor rekam medis (002331234). Pasien di diagnosa oleh DPJP menderita
Heart Failure dan Asma. Pasien mengalami gejala nyeri tulang & otot khususnya pada bagian punggung,
mulut kering, tubuh lemas, pusing, lemah otot, sakit kepala, kunang-kunang (ketika perubahan posisi)
dan jantung berdebar. Pasien menerima terapi Digoxin, Spironolaktone, Nitrogliserin dan Seretid Diskus
(Salmaterol dan Fluticasone propionate). Hasil pemeriksaan Suhu Tubuh 37 C, HR 85/min, Tekanan
Darah 3 hari terakhir 150/85 mmhg, 140/80 mmhg, 160/90 mmhg. Pasien mengalami gejala tersebut
selama 3 bulan setelah memulai terapi karena sebelumnya pasien ditetapkan sebagai pasien rujuk balik
BPJS oleh DPJP sehingga harus mengkonsumsi obat secara terus menerus.
Contoh Kasus
FORMULIR MESO
Identitas Pasien
Nama : Tn. S Umur/BB/TB : 60 tahun/ 65 Kg/ 170 cm
Riwayat Obat
Digoxin, Spironolakton, Nitrogliserin, Seretide Diskus (Salmaterol/Fluticasone
propionate)
FORMULIR MESO
Investigasi Obat yang Dicurigai
Rekomendasi
1. Terapi Seretide Diskus (Salmaterol/Fluticasone Propionate)
Rekomendasi : pertimbangan terapi tambahan berupa kalsium
dan vitamin D (Dipiro, 2017).
Monitoring : melakukan pemeriksaan T score dan kadar BMD
FORMULIR MESO
Rekomendasi
2. Terapi Spironolakton
Rekomendasi : perhatikan dan perbaiki gangguan elektrolit dengan
menyesuaikan dosis untuk mengindari hipokalemia (Drug Information Handboook edisi 17).
Monitoring : perlunya pengawasan medis yang ketat dan evaluasi
kadar elektrolit (Drug Information Handboook edisi 17).
3. Terapi Nitrogliserin
Rekomendasi : terapi non-farmakologi meliputi olahraga dan istirahat
yang cukup.
Monitoring : melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala
3. Interaksi Spironolakton dan Digoxin
Rekomendasi : interaksi antara Spironolakton dan Digoxin pada
literatur dijelaskan termasuk kedalam kategori monitoring closely (kategori C) (Medscape,
2020)
Monitoring : melakukan pengecekan kadar obat Digoxin dalam darah
secara berkala dan menilai tanda-tanda dari EKG seperti pemanjangan interval PR, QRS atau
QT takikardia ventrikular (PERKI, 2014).
Scale
No Pertanyaan/Questions Tidak
Ya Tidak
Diketahui
1. Apakah ada laporan efek samping obat yang serupa? (Are there previous conclusive reports on this reaction? )
1 0 1
2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the ADR appear after the suspected
2 -1 2
drug was administered?
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? (Did the ADR
improve when the drug was discontinued or a specific antagonist was administered?) 1 0 1
4. Apakah Efek Samping Obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR recure when the drug was
2 -1 0
readministered?)
5. Apakah ada alternative penyebab yang dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are there
alternative causes that could on their own have caused the reaction?) -1 2 0
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a placebo was
-1 1 0
given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan tubuh lainnya dengan konsentrasi yang toksik? (Was
the drug detected in the blood (or other fluids) in concentrations known to be toxic?) 1 0 0
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan ketika obat
diturunkan dosisnya? (Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe when the dose was 1 0 1
decreased?)
9. Apakah pasien pernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip sebelumnya? (Did the
patient have a similar ADR to the same or similar drugs in any previous exposure?) 1 0 0
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang obyektif? (Was the ADR confirmed by objective
1 0 1
evidence? )
Total Score 6
2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the ADR appear after the suspected
2 -1 2
drug was administered?
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? (Did the ADR
improve when the drug was discontinued or a specific antagonist was administered?) 1 0 1
4. Apakah Efek Samping Obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR recure when the drug was
2 -1 0
readministered?)
5. Apakah ada alternative penyebab yang dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are there
alternative causes that could on their own have caused the reaction?) -1 2 0
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a placebo was
-1 1 1
given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan tubuh lainnya dengan konsentrasi yang toksik? (Was
the drug detected in the blood (or other fluids) in concentrations known to be toxic?) 1 0 0
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan ketika obat
diturunkan dosisnya? (Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe when the dose was 1 0 1
decreased?)
9. Apakah pasien pernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip sebelumnya? (Did the
patient have a similar ADR to the same or similar drugs in any previous exposure?) 1 0 1
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang obyektif? (Was the ADR confirmed by objective
1 0 1
evidence? )
Total Score 8
2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the ADR appear after the suspected
2 -1 2
drug was administered?
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? (Did the ADR
improve when the drug was discontinued or a specific antagonist was administered?) 1 0 1
4. Apakah Efek Samping Obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR recure when the drug was
2 -1 0
readministered?)
5. Apakah ada alternative penyebab yang dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are there
alternative causes that could on their own have caused the reaction?) -1 2 2
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a placebo was
-1 1 0
given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan tubuh lainnya dengan konsentrasi yang toksik? (Was
the drug detected in the blood (or other fluids) in concentrations known to be toxic?) 1 0 0
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan ketika obat
diturunkan dosisnya? (Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe when the dose was 1 0 1
decreased?)
9. Apakah pasien pernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip sebelumnya? (Did the
patient have a similar ADR to the same or similar drugs in any previous exposure?) 1 0 0
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang obyektif? (Was the ADR confirmed by objective
1 0 1
evidence? )
Total Score 8
5. Apakah interaksi terjadi pada dechallenge dari obat presipitan dengan tidak ada perubahan pada obat objek?
(Jika tidak ada dechallenge, pilih N/A dan lanjutkan ke nomor 6) 1 -2 0
6. Apakah interaksi muncul kembali ketika obat presipitan diberikan kembali bersama dengan obat objek? 2 1 2
7. Apakah ada penyebab alternatif lain dari kejadian tersebut? -1 1 -1
8. Apakah obat objek terdeteksi dalam darah atau cairan lain dalam konsentrasi yang konsisen dengan interaksi
yang ditujukan? 1 0 1
9. Apakah interaksi obat dikonfirmasi oleh bukti yang obyektif sesuai dengan efek pada obat (selain konsentrasi
obat dari pertanyaan sebelumnya (nomor 8)? 1 0 1
10. Apakah interaksi lebih besar ketika dosis obat presipitan ditingkatkan atau diturunkan ketika dosis obat
presipitan diturunkan? 1 -1 1
Total Score 7
18