REKAYASA IDE
T.A 2019/2020
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide yang berjudul ”Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Khasiat Obat” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah “Farmakologi Kebidanan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Khasiat Obat bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI......................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................
a. Latar Belakang.............................................................
b. Rumusan Masalah........................................................
c. Tujuan..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1.2. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui factor factor yang mempengaruhi khasiat obat serta mengetahui
apa yang dimaksud dengn reaksi idiosinkrosi
5
BAB II
PEMBAHASAN
pengaruh obat yang disebabkan faktor genetik, walaupun banyak yang sudah
diketahui, tetapi masih banyak juga yang belum diungkapkan sehingga selalu
diperlukan penelitian-penelitian farmakogenetik untuk mengungkapkannya.Studi
farmakogenetik juga berguna untuk mempelajari adanya perbedaan antar
kelompok etnik dalam hal pengaruh atau respons terhadap obat, yang
kemungkinan karena adanya perbedaan dalam frekuensi gena yang ada dalam
populasi dari masing-masing kelompok etnik tersebut. Sebagai contoh yang
menarik adalah perbedaanantar kelompok etnik dalam metabolisme (asetilasi)
obat-obat tertentu seperti isoniazid,dapson, sulfadimidin, prokainamid, dan
hidralazin. Dalam hal kemampuan asetilasi obat-obat ini maka individu-individu
dalam populasi akan terbagi secara tegas menjadifenotipe asetilator cepat dan
asetilator lambat, dan sifat ini ditentukan oleh suatu genotosom, yakni sifat
asetilator cepat ditentukan oleh gen dominan otosom sedangkan sifatasetilator
lambat oleh gen resesif otosom. Yang menarik ternyata frekuensi asetilator ini
berbeda antar masing-masing kelompok etnik oleh karena adanya perbedaan
dalamfrekuensi gena asetilasi dalam populasi. Proporsi asetilator lambat pada
berbagai kelompok etnik bervariasi sebagai berikut:
Eskimo : 5%
Jepang : 10%
Cina : 20%
Melayu : 35%
Indian-Amerika : 40%
Penggunaan Somadryl untuk “obat kuat” bagi wanita pekerja seks komersial
untuk mendukung pekerjaannya. Obat ini berisi carisoprodol, suatu muscle
relaxant, yang digunakan untuk melemaskan ketegangan otot. Laporan menarik
ini datang dari Denpasar dari seorang sejawat. Menurut informasi, dokter kerap
meresepkan Somadryl, dan yang menebusnya di apotek adalah “germo”nya,
dan ditujukan untuk para PSK agar lebih kuat“bekerja”.
menggunakan lagi. Hal ini karena ikatan obat opiat dengan reseptornya di
nucleusaccumbens akan menyebabkan pelepasan dopamin yang terlibat dalam
system reward.
2.1.4. INTERAKSI OBAT
Takaran obat resep harus cukup tinggi untuk menyerang penyakit yang
bersangkutan, tetapi cukup rendah agar terhindar munculnya efek samping yang
berat.Perubahan besar pada jumlah suatu obat dalam aliran darah kita dapat
disebabkan olehobat lain, baik yang diresepi maupun yang tidak, atau pun
narkoba, jamu, atau bahkanmakanan.Interaksi obat sangat umum. Ada beberapa
alasan:
1. Dokter mungkin tidak mengetahui ada interaksi dengan obat yang diresepi.
2. Mungkin ada beberapa dokter yang meresepkan obat untuk satu pasien.
3. Pasien yang semakin tua mempunyai beberapa masalah kesehatan dan
memakaisemakin banyak jenis obat.
4. Interaksi obat mungkin belum diketahui sebagai penyebab hasil pengobatan
yang tidak
5. Dokter mungkin tidak mengetahui semua jenis obat dan suplemen yang
dipakai oleh pasien.
Interaksi obat yang paling umum melibatkan hati. Beberapa obat dapatmemperlambat
atau mempercepat proses enzim hati. Ini dapat mengakibatkan perubahan besar pada
tingkat obat lain dalam aliran darah yang memakai enzim yang sama.Beberapa obat
memperlambat proses ginjal. Ini meningkatkan tingkat bahan kimia yang biasanya
dikeluarkan oleh ginjal.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra
diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena. Dalam indikasi
pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan
dengan cara yang salah.
3.2 SARAN
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak
baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian
bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://panggayuh.files.wordpress.com/2015/03/faktor-yang-mempengaruhi-khasiat-obat.pdf
http://www.pendekarilusi.com/wp-content/uploads/2016/02/Rute-Pemberian-Obat.pdf
Clinical pharmacokinetic equation and calculation. McGraw-Hill. 2008. Available at:
HTTP/URL/HYPERLINK: www. mhprofessional.com