BAB I
A. Umum
medium medan magnet, bentuk energi listrik dapat diubah menjadi energi
mekanik Energi yang dirubah dari suatu sistem ke sistem lain sementara
menjadi energi sistem lain, dalam hal ini dinamakan energi mekanik.
terlebih dahulu kami akan menguraikan teori- teori dasar yang berkaitan
I .dL.a r
dH
4. .r
Dimana :
I 1 .dL1 .a r12
dH 2
4. .r12
Dimana :
Arah dari garis- garis medan magnet yang timbul dapat ditentukan
menyatakan “arah ibu jari menunjukkan arus listrik dan arah lipatan
magnetnya.”
penghantar adalah :
F = B . I . L sin θ (N)
Dimana :
S, maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang akan
sehingga gaya garis gaya yang keluar dari titik menembus telapak
tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan keempat
jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan
ibu jari “.
melewati kumparan .
Hukum Lenz
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
rotor.
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada
rotor
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar
rotor.
dengan :
berputar. Akan tetapi lain halnya dengan medan magnet yang terbentuk
pada kumparan stator motor induksi satu phase, dimana fluks magnet
yang berbeda arah dengan medan magnet utama. Dalam hal ini harus
terdapat aliran listrik baru yang tidak sephase dengan aliran listrik yang
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
dalam kumparan stator terdapat arus listrik dua phase yang mengalir
kapasitor.
Jenis rotor yang banyak digunakan untuk motor induksi yaitu rotor
badan rotor digambarkan terpisah. Badan rotor terdiri dari plat yang
berlapis –lapis. Dari luar motor sangkar terlihat hanya seperti silinder
yang pejal. Untuk pendingin dari motor pada bagian tepi dari rotor
dilengkapi dengan daun- daun kipas sehingga bila rotor terputar aliran
dari batang- batang konduktor ada yang sejajar dengan sumbu (poros),
kadang- kadang ada yang tidak sejajar dengan sumbu, ada miring
(skew).
a. b.
Kumparan
Kumparan i Utama
bantu
iu
Kumparan
Bantu
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Celah
Udara Kumparan
utama
c.
O
Ib
I
Iu
Keterangan
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa letak kumparan utama
dan kumparan bantu bergeser 900 listrik.
Selain itu, diusahakan agar arus pada kedua kumparan bergeser
sebesar mungkin (teoritis 900L) dengan demikian seolah- olah sepserti
dua phase. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan
medan magnet berputar dan menyebabkan motort berputar sendiri (self
starting).
Pada motor phase belah, kumparan utama mempunyai tahanan murni
dari kecepatan penuh. Pada motor phase belah yang dilengkapi saklar
D. Motor kapasitor
Ib
Ib
Iu CS V
I
Iu
Gbr.2. Bagan rangkaian motor kapasitor dan diagram vektor Iu dan Ib.
Ib Ib
Cen. Sw Cen. Sw
Iu CS Iu CS
Sumber Sumber
Start Start
3. Mempertinggi rendamen (ŋ )
Motor induksi starting dan running kapasitor terdiri dari dua jenis
BAB II
DESAIN STATOR
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Desain stator pada suatu motor induksi dibuat dengan cara yang
sama dengan desain jangkar pada motor atau generator sejenis. Tegangan
tNkpCw
E = Volt per fase (170)
60 108
Dimana :
t : fluks total hipotikal
n : putaran
N : urutan penghantar dalam setiap fasa
Kp : faktor kisar
Cw : konstanta kumparan
dipakai untuk motor induksi, karena putaran stator yang telah didistribusikan
menghasilkan suatu fluks celah udara yang sangat sinusoidal Kedua faktor
tersebut masing-masing adalah 1.11 dan 0.637 pada gelombang sinus yang
dihasilkan adalah 0.956 untuk 3 fase putaran dan 0.91 untuk 2 fase
Dimana :
Fb : faktor bentuk
E 60 108
t =
nNkpCw
dan sama dengan tegangan terminal per fase waktu (1 – per unit I m X per
unit X1). Hasil Im per unit dan X1 pada umunya antara limit 0.02 dan 0.04
dan bisa mencapai 0.03 untuk desain pada umumnya. Maka E = Er X 0.97.
dilakukan dengan menggunakan fluks per kutub dengan total fluks, dan
fd
=
p
2 X 60 X f
Dengan mengganti persamaan diatas untuk t dan
p
untuk rpm sebanding,
Er X 0.97 X 108
Ø=
2.22Nfkpkd
Dimana :
Er : Tegangan rotor diantara slip ring
Keluaran konstan. Jika E adalah tegangan terminal per fase,
EIm eff. PF
hp. = tenaga kuda
746
tnNkpCw
E= volt, kira-kira.
60 108
Dimana :
E : tegangan induksi
Im : arus kemagnetan per fasa
Eff : efesiensi
PF : faktor kerja
Fluks total t = DlgBg dan amper konduktor total pada stator ImNkp =
DQ. Dibagi dengan hasil persamaan diatas,
D2lgnBgQCw eff. PF
hp. =
44.54 1011
D2lgn 44.75 1011 (171)
=
hp. BgQCw eff. PF
Dimana :
dengan yang ada pada celah udara. Kepadatan gigi yang besar
Kepadatan fluks pada celah udara motor induksi pada umumnya antara
25.000 dan 45.000 line per inci kuadrat. Nilai yang besar dibutuhkan untuk
celah stator tergantung ukuran atau besar motor, tegangan putaran stator,
600 volt, dan apa yang diperlihatkan pada tabel XXV adalah polifase
persen lebih rendah dibanding nilai yang ada pada tabel XXIV dan XXV.
dari rating yang beragam dan kecepatan yang dapat dipergunakan untuk
panjang total stator daripada panjang section celah udara. Diameter yang
atau celah bor stator. Diameter luar stator juga biasanya ingin diketahui,
Do2ln
= C. (172)
hp.
Dimana :
Do : diameter luar dari stator
Keluaran konstan yang cukup sesuai dengan desain terkini dan
tegangan diatas 600 volt. Untuk motor-motor 2200 volt dan motor-motor
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
panjang. Dengan mengetahui hasil D02l, diameter dan anjang harus sangat
diameter luar terhadap diameter dalam stator dalam jumlah kutub yang
berbeda-beda.
lingkaran celah. Untuk faktor kekuatan l/r harus sama dengan antara 1.0
sampai 1.25, dan untuk efisiensi yang terbaik, yaitu sekitar 1.5. Untuk biaya
terendah l.r harus sama dengan antara 1.5 sampai 2.0. Faktor kekuatan
motor dengan kutub pitch besar dan jumlah kutub yang sedikit akan
dengan pitch kutub kecil. Untuk motor dengan pitch kutub yang besar,
yang sesuai. Nilai l/r sebesar 1.0 tidak selalu dapat digunakan pada motor-
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
motor kecil, dibawah kira-kira 15 tenaga kuda, karena diameter kecil yang
dihasilkan akan juga menghasilkan jumlah slot stator yang terlalu kecil.
l
= 0.60 terhadap 2.0
r
pitch kutub
D
r = ,
p
D
l = ( 0.60 sampai 2.0)
p
Keluaran konstan. untuk diameter luar dari jangkar Do. Nilai r1,
Do
l = ( 0.60 sampai 2.0) inci
p
pC hp.r
3
Do = inci (173)
(0.60 sampai 2.0) n
C. hp
l = inci
2
Do n
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Diameter luar stator juga dapat diperoleh. Ketika hasil D02l telah
hp
4
D0 = 2.5 106 inci
N
penampakan putaran ini telah dijelaskan pada bab IX. Putaran koil
akan tetapi sekarang ini motor polifase tersebut talah digantikan dengan
putaran lapis dua oleh sebagian besar pabrik karena biaya yang murah
kutub, fase, dan tegangan. Untuk jumlah integral slot per kutub per fase,
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
slot per kutub akan menjadi integer/bilangan bulat, dan jumlah total slot
mencukupi untuk kedua fase (2fase dan 3 fase) jika jumlah slot per kutub
biasanya dibuat dengan putaran stator 220 atau 440 volt. Hal ini dapat
putaran 2sirkuit untuk 220 volt, atau, jika putaran 2 sirkuit dibutuhkan untuk
Contohnya: sebuah putaran dengan 2½ slot per kutub per fase cukup baik
untuk putaran 3 fase akan tetapi tidak baik buat putaran 2 fase. Begitu pula
dengan 2 1/3 slot per kutub per fase cukup baik untuk 2 fase tetapi tidak
per kutub per fase, adalah yang cukup memuaskan untuk kedua fase (2
putaran slot fraksional karena putaran ini tidak mengulangi setiap kutub
sebagai putaran seperti yang terjadi pada slot integral per kutub dan fase.
jumlah slot stator sama dengan salah satu kelipatan jumlah kutub, yang
Jumlah dan ukuran slot. Jumlah konduktor per kutub harus merupakan
salah satu bagian konduktor per slot adalah kepunyaan sisi koil pada
puncak slot dan sebagian yang lainnya adalah untuk sisi koil pada bagian
bawah slot. Jumlah pasangan konduktor per fase dapat ditentukan dengan
rumus 170.
Er 0.97 60 108
N =
nkpCw
Kepadatan fluks dalam celah udara biasanya diambil sama dengan
35.000 lines per inci kuadrat pada perhitungan awal. Maka fluks totalnya
adalah
t = DlgBg
Fluks per kutub untuk motor infuksi polifase bisa didapatkan dari
hubungan berikut:
= C1 105
60
hp
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Kutub 2 4 6 8 10 12 14 16
Maksimum 3.7 2.45 2.10 1.00 1.80 1.70 1.65 1.60
C1
Minimum 2.5 1.95 1.70 1.55 1.45 1.40 1.33 1.30
Er 0.97 108
Nkpkd =
2.22 f
Oleh karena itu jumlah slot stator harus diseleksi untuk memenuhi
kebutuhan jumlah kutub dan fase dengan sebuah jumlah tetap konduktor
per slot pada nilai tertentu dimana kepadatan celah udara yang cukup dapat
induksi yang lebih dari 2/3 pitch. Untuk motor dua kutub, mungkin akan
yang cukup besar terhadap reluktansi celah udara. Slot stator dan rotor
akan terjadi jika slot rotor bergerak ke slot stator. Pengaruh dari adanya
variasi pada reaktansi celah udara adalah menghasilkan getaran pada fluks
Pengaruh pada slot stator tersebut biasanya dapat dijaga sehingga tetap
kecil dengan menggunakan slot sempit dalam jumlah besar. Semakin bear
jumlah slot pada diameter terentu, semakin kecil tooth pitchnya. Tooth pitch
minimum
D
t1s =
Ss
Dimana :
- tls : kisar gigi stator pada permukaan celah udara
- Ss : urutan alur stator
setengah pitch gigi pada keliling celah. Apabila pitch gigi kecil, lebar gigi
pada ujung inti stator tanpa menghalangi ventilasi. Biaya produksi juga
lebih besar untuk motor-motor dengan jumlah slot banyak, karena akan
lebih banyak koil untuk diputar, disekat, dan ditempatkan dalam slot. Pada
integral slot per kutub per fase dan sebuah pitch gigi pada lingkaran celah
udara pada slot tipe terbuka dengan batas antara 0.60 sampa 1.0. Untuk
slot yang tertutup sebagian, pitch gigi bisa kurang dari 0.60 inci. Untuk slot
seperti itu, gigi biasanya mempunyai sisi-sisi pararel dan kedalaman slot
hp. 746
I= (175)
Ems eff PF
Dimana :
- ms : urutan fasa dalam kumparan stator
Luas bagian konduktor stator,
I
ss = (176)
As
Dimana :
- As : kepekaan arus tembaga dalam stator
Copper losses pada putaran apapun berbeda-beda sesuai dengan
A2. kenaikan suhu tergantung pada losses pada jenis konstruksi yang ada.
konstruksi bagan jenis terbuka kepadatan arus dari 2000 sampai 3000
amper per inci kuadrat adalah cukup. Nilai terendah dipergunakan pada
motor lambat, dan nilai yang lebih tinggi adalah untuk rating tertinggi pada
kecepatan tinggi.
Konduktor per slot harus diatur dalam slot untuk mengisi kelonggaran
jarak, dengan sekat yang baik antara pembelokan dan antara inti dari koil.
Stator jenis terbuka biasanya dipergunakan untuk motor induksi yang lebih
adalah kawat segiempat dcc atau pita tembaga dcc. Untuk motor polifase,
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
putaran didesain untuk melakukan satu kali atau lebih putaran per koil, dan
bila memungkinkan, putaran diatur dengan sangat baik sehingga hanya ada
satu kali putaran per lapisan/layer,. Bagian konduktor yang besar terdiri
dari dua atau lebih kawat yang berhubungan secara pararel, untuk
memakai satu putaran per layer. Seperti dalam kasus dimana koil
seharusnya diputar. Untuk motor kecil, kurang dari 25 tenaga kuda , slot
biasanya kemudian menjadi 1/3 inci, dan bentuk Untuk jenis slot ini, koilnya
adalah kawat dcc random-wound atau kawat serabut Formvar atau Formex.
Jika diameter kawat yang dibutuhkan lebih besar dari 1/3 inci, dapat
digunakan kawat yang lebih kecil sebayak dua atau lebih yang dirangkaikan
paralel.
Ukuran slot stator tergantung pada jumlah konsuktor per slot, ukuran
apakah berupa kapas tebal, Formvar, atau fiber glass tebal untuk
penyekatan kelas B. Sekat antara inti dan koil adalah kain halus yang
dilapisi pernis, pita kapas, sekat pernis, dan kertas untuk penyekatan kelas
A, dan mika, kain fiberglass, dan pita untuk penyekatan kelas B. Metode
untuk menentukan jarak sekat pada slot terbuka sama pada mesin-mesin
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
sejenis. Tabel XXVI memuat daftar jarak sekat yang dibutuhkan pada lebar
dan kedalaman slot pada putaran stator motor induksi pada tegangan yang
bermacam-macam.
Tabel XXVI
Kedalaman slot Lebar slot
Diameter celah, inci Diameter celah, inci
Tegangan s 2b
15 ke 15 s/d 40 ke 15 ke 15 s/d 40
bawah 40 atas bawah 40 keatas
0–300 0.08 1.00 0.24 0.25 0.31 0.060 0.065 0.080
300–600 0.10 1.50 0.25 0.29 0.34 0.075 0.085 0.095
600-1500 0.12 1.75 0.31 0.37 0.095 0.110
1500-3000 0.14 2.00 0.36 0.45 0.120 0.150
0.010 inci slot kertas untuk melindungi koil ketika ditempatkan ke dalam
slot. Koil-koil tersebut dilapisi dengan hati-hati, dan lebar slot ditemukan
dengan mengalikan dimensi konduktor yang telah disekat pada lebar slot
dengan jumlah lebar konduktor dan ditambahkan dengan jarak sekat yang
ada pada tabel XXVI. Begitu pula halnya dengan kedalaman slot
dengan jumlah konduktor dalam ditambah jarak sekat dari tabel XXVI.
Lebar slot stator biasanya kira-kira 50 persen dari pitch gigi minimum stator
raktansi leakage dan karakteristik pengoperasian yang tidak baik, slot stator
Untuk slot yang sebagian tertutup, sekat diletakkan di dalam slot dan
diameter celah 15 inci atau kurang, dan untuk tegangan 600 volt ke bawah.
Pembukaan slot, ws1, adalah 0.10 inci untuk diameter celah sebesar 8.0
inci atau kurang dan 0.125 inci untuk diameter 8.0 sampai 15.0 inci. Fluks
total, jumlah total konduktor, dan jumlah slot ditentukan seperti dijelaskan
diatas, dan lebar gigi. Untuk slot tertutup sebagian, gigi biasanya
t
wts =
Bts (l – ndwd)k1Ss
Dimana :
Dimensi d3 dan d4, biasanya 0.03 inci pada diameter celah yang
kecil sampai 0.06 inci pada diameter celah yang lebih besar. Perbandingan
luas tembaga yang disekat pada slot terhadap jarak jaring slot yang tersedia
untuk putaran disebut unsur jarak atau unsur isian/fill factor. Luas sekat
tembaga pad setiap slot merupakan diameter sekat konduktor kuadrat yang
Pada kawat sekat Formvar tebal, faktor jarak tidak boleh lebih besar
dari 0.85, dan untuk besar produksi tidak lebih dari 0.70 sampai 0.75. luas
Ws2 + ws3 iw iw 2
SA = - iw d – id + + R- inci kuadrat.
2 2 2 2
Dimana ;
- S : urutan alur
- Id : arus kemagnetan
dan untuk slot bawah yang berbentuk lempeng luas slot jaring
Ws2 + ws3
SA = - iw ( d – id ) inci kuadrat.
2
Disini, iw dan id adalah sekat dan kelonggaran jarak untuk lebar dan
kedalaman slot yang masing masing diambil dari tabel XXVI. Dari luas
tembaga per slot dan faktor spasi, luas slot yang diminta dapat ditentukan
dan lebar slot ws2 dapat dihitung langsung setelah lebar gigi ditentukan.
Ukuran slot untuk mendapatkan luas slot dapat ditentukan sebagai berikut
Gigi stator dan kepadatan yoke. Untuk total fluks yang telah didapatkan,
losses pada gigi juga tinggi, dan dibutuhkan ampere-turn dalam jumlah
besar untuk mengirim fluks melalui gigi. Nilai minimum kepadatan gigi
t
Bts1 = (177)
wts1 (l – ndwd)k1Ss
lebar gigi untuk bagian minimum
tidak melebihi
Bts1 = 100
Bts1 = 110
pada yoke. Pengikisan besi pada yoke dan ampere-turn yang dibutuhkan
Bys = 95000
Bys = 110
Dimana
Bys : kerapatan fluks dalam dukungan stator
Umumnya Bys sama dengan antara 500000 sampai 80000.untuk 60
tfd
=
p
dys = (179)
Bys(l – ndwd) k1
BAB I I I
DESAIN ROTOR
kepadatan rendah dan celah udara yang pendek, ampere-turn celah lebih
itu, kepadatan dan panjang celah air menentukan arus magnetis. Untuk
mungkin dan panjang celah air sebaiknya sama kecilnya dengan kapasitas
10.17
= 0.125 - (181)
D + 90
Dimana : δ : panjang dari celah udara dari tengah kutub
Diameter rotor
Dr = D -2 .
terbuat dari bahan yang sama dan mungkin berbentuk sama. Untuk
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
pada umumnya brazed nad welded dengan batangan. Pada motor wound-
menghubungkan bintang atau delta dan dapat pula menarik pitch atau
Jumlah dan ukuran slot rotor. Pembuatan rotor pada motor-motor squirrel-
cage harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati untuk menghindari adanya
dan cusp sejenis pada kurva torka yang cepat/speed torque curve.
Menutup atau membuka torka adalah kondisi torka yang berbeda pada saat
awal pada posisi rotor yang berbeda. Perputaran/cycle torka yang tinggi
terkunci dari kecepatan rendah dan bekerja sebagai motor sejenis pada
nilai torka yang sangat luas. Point minimum pada kurva torka bisa menjadi
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
harus diperhatikan adalah jumlah slot rotor yang pantas digunakan dalam
diinginkan tersebut. Jumlah slot rotor tidak boleh sama dengan jumlah slot
stator, akan tetapi harus berbeda, apakah lebih banyak ataupun lebih
sedikit. Hasil yang memuaskan akan didapatkan ketika jumlah slot rotor
jumlah slot-slot stator. Dalam hal ini sangat tidak mungkin mendapatkan
cage yang tidak diinginkan. Hanya ada beberapa kombinasi slot yang
lebih dalam tentang kombinasi slot harus mempelajari referensi berikut ini.
cogging, Ss –Sr harus tidak sama dengan 3p atau kelipatan dari 3p pada
Untuk menghindari cusp pada kurva speed-torque, Ss –Sr tidak boleh sama
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
dengan p untuk motor 3fase dan 2fase atau sama dengan -2p atau -5p
untuk motor-motor 3fase. Dead point, noise, dan cusp pada kurva speed-
skewing slot-slot stator maupun rotor dengan throw koil stator yang baik.
Untuk motor-motor kecil slot rotor biasanya tidak miring, karena ukuran slot
stator dan rotor yang paling diinginkan tidak selamanya berdiameter kecil.
Jika slot-slot diagonal digunakan, kemiringan kira-kira satu pitch slot rotor
dan jumlah slot rotor harus dapat membuat putaran menjadi seimbang.
Pada umumnya, putaran pada sebuah jumlah integral slot per kutub per
didapatkan apabila jumlah slot merupakan kelipatan dari jumlah waktu fase
tegangan normal yang diberikan pada putaran stator dan resistansi yang
cukup pada sirkuit rotor untuk menghasilkan torka dan arus bermuatan
penuh. Maka faktor utama yang menjadi penentu normalnya gerak motor
adalah pada saat start. Untuk menghindari noise magnetis dan banyaknya
getaran fluks pada celah air, bagaimanapun, perbandingan slot stator dan
slot rotor seharusnya, jika mungkin, tidak melewati batas yang telah
ditentukan diatas.
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Scr As
= 0.90 (182)
Scs Ar
Dimana :
- Scr : total bagian tembaga dari rotor
- Scs : total bagian tembaga dari stator
- As : kepekaan arus dalam penghantar tembaga
- Ar : kepekaan arus dalam tembaga pada rotor
Pada putaran squirrel-cage, kepadatan arus bisa lebih tinggi
dibanding arus yang ada pada putaran stator karena jarak rata-rata putaran
lebih pendek dan ventilasinya lebih baik. Untuk arus sebesar 2500 ampere
per inci kuadrat pada putaran stator dan 5000 ampere per inci kuadrat pada
bar putaran squirrel-cage, perbandingan copper section total rotor terhadap
copper section total stator
Scr 2500
= 0.90 = 0.45
Scs 5000
panjang bar dan bagian end-ring, sehingga resistansi rotor yang tepat dapat
sama dengan panjang rata-rata lingkaran koil-koil stator. Maka dari itu,
yang berlebihan, kepadatan arus rotor tidak bisa dibuat terlalu tinggi
dibanding kepadatan arus stator. Sehingga copper section rotor total pada
kembali melaui sebuah bar pada suatu pitch kutub menuju ke kanan dan
sebagian yang lainnya melalui sebuah bar pada pitch kutub menuju ke kiri.
Apabila nilai maksimum arus pada setiap bar adalah Im dan jika arus
tersebut maksimum pada setiap bar pada waktu yang sama, maka nilai
Im Nb
=
2 P
Arus tidak maksimum di setiap bar per kutub pada saat yang sama, akan
Im Nb 2
=
2 p
Im Nb 2 2
=
2 p 2
Nilai efektif arus pada setiap bar, Ib = Im/2, dan arus end-ring
0.32ImNb
= (183)
p
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
0.32ImNb
ser = (184)
pAer
dan total bar section
IbNb
Ser = (185)
Ar
Dimana :
area section setiap end-ring pada copper section total rotor adalah
0.32Ser Ar
Ser = (185)
p Aer
dimana :
ventilasi pada bar, dan kepadatan arus dapat dibuat menjadi sama dengan
pada bagian lebih rendah yang lebih besar selama waktu start, mendorong
putaran rotor. Slot rotor yang dalam, meningkatkan reaktansi bocor dan
menuju ke lebar gigi kecil dan kapasitas besar pada akar gigi. Jika bar
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
yang dalam dipergunakan untuk putaran rotor squirrel-cage, maka slot rotor
dengan putaran bara yang dalam disebut motor kelas B pada tes kode dari
cage untuk torka high starting dan start dengan arus lemah disebut motor
kelas C pada tes kode dari A.I.E.E. dan biasanya mempunyai dua putaran
dalam beberapa cara. Pada dasarnya terdiri dari putaran dengan hambatan
besar yang ditempatkan di dekat permukaan celah udara rotor dan suatu
Efektifitas putaran yang lebih rendah pada saat start akan tergantung pada
Selam masa start, putaran di dekat permukaan, bekerja aktif. Setelah rotor
Ser
Sb = (187)
Nb
Tidak diadakan penyekatan/pemisahan antara bar dan inti rotor.
Jarak 0.005 sampai 0.015 inci tergantung pada apakah slot miring atau
tidak, harus dipergunakan atau tidak dipergunakan antara bar dan inti.
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
tegangan antara slip ring ketika rotor tidak bergerak, ring terbuka, dan
tegangan rotor diantara slip ring biasanya tidak lebih dari 400 volt. Untuk
motor besar, dibutuhkan tegangan rotor yang lebih besar untuk menghindari
Nrkprkdr
Er = k2E (188)
Nkpkd
Untuk putaran rotor yang berhubungan dengan bintang, k2 = 1.73,
slot tipe segiempat yang pada dipergunakan, koil hanya terbentuk setengah
sebelum ditempatkan ke dalam slot, Bab XVI. Untuk tipe slot seperti pada
gambar 191, koil diberi sekat dan dibentuk sebelum ditempatkan ke dalam
slot.
lapisan slot yang terdiri dari 0.010 inci horn fiber ditempatkan ke dalam slot,
dan sekat selanjutnya ditempatkan diatas koil. Ketebalan sekat pada koil
biasanya 0.025 inci untuk tegangan diatas 600 dan 0.035 inci untuk
tegangan diatas 2500. Sekat koil terdiri dari kain katun halus yang telah
Ser
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
sr = (189)
Nrma
Gigi rotor dan besar yoke. Jumlah maksimum gigi rotor
t
Btr2 =
wtr2 (l – ndwd)k1Sr
Lebar minimum gigi
(Dr – 2dsr)
wtr2 = - wsr
Sr
Untuk motor induksi dengan kecepatan konstan, frekuensi fluks yang
kembali ke rotor sangat kecil, slip persen mengukur frekuensi stator. Core
besar. Kepadatan meaksimum pada gigi rotor pada umumnya hanya dapat
sedikit lebih besar dibanding kepadatan yoke stator dan dapat dihitung
BAB IV
KARAKTERISTIK MOTOR
melewati celah udara menuju rotor dan melewati gigi rotor menuju yoke
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
rotor. Disanalah fluks pada setiap kutub terbagi, sebagian kembali melalui
Dimana :
dirumuskan oleh Dr. Arnold dan F.W. Carter. Koefisien celah udara pada
t1s
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
ks = (192)
wts1 + (y )
Demikian pula dengan koefisien celah air untuk pembukaan slot rotor,
t1r
kr = (193)
wtr1 + (y )
t1(5 + ws1)
k= (192a)
t1 + (5 + ws1) - w s1
2
t1(4.4 + 0.75ws1)
k= (193a)
t1 (4.4 + 0.75ws1) - ws12
pada celah digunakan pada persamaan 192a atau 193a, dan untuk
kepadatan fluks pada yoke untuk stator dan rotor telah dijelaskan diatas.
Jumlah tersebut adalah nilai maksimal kepadatan fluks pada yoke. Pada
motor-motor induksi fluks tidak memasuki stator dan yoke rotor pada batas
panjang path fluks. Jika kurva distribusi fluks celah udara dianggap sebagai
sebuah gelombang sinus, maka kepadatan fluks pada yoke akan beragam
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
turns per kutub pada stator dan yoke rotor dapat dihitung dengan metode
berikut ini. Untuk sebuah nilai maksimum tertentu pada kepadatan yoke
perhitungan yang sama untuk jumlah nilai maksimum Bys, sebuah kurva
per kutub pada stator dan yoke rotor. Panjang garis/path fluks paa toke-
(D + 2dss + ½ dys)
lys = (195)
2p
dan pada rotor
(D + 2dsr + ½ dyr)
lyr = (196)
2p
Atys = atyslys
Dan pada yoke rotor
Atys = atyrlyr
Stator ampere-turns dan gigi-gigi rotor. Untuk sator tapered/lonjong
bagian panjang gigi dari bagian minimum. Dari kurva yang diperoleh dari
kurva, empere-turns per inci didapatkan dan dikalikan dengan 1.57, dan
Atts = attslts.
Dimana :
- atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi stator
Attr = attrltr
Dimana :
- atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi rotor
Panjang path fluks pada gigi-gigi tersebut sama dengan kedalaman slot.
2.22pATP
Im = (197)
msNkdkp
Im
persentase arus magnetis = 100.
I
induksi terdiri dari dua komponen: Satu, arus magnetis, dimana 90 0 tidak
sefase dengan tegangan: dua, komponen watt dari arus tak bermuatan,
yang sefase dengan tegangan. Komponen se-fase dari arus tak bermuatan
tersebut merupakan arus yang dibutuhkan oleh losses tak bermuatan. Hal
ini terdiri dari core losses, friction, dan windage losses, dan armature copper
hysteresi dan eddy-current losses pada gigi-gigi dan yoke-yoke oleh karena
beberapa variasi pada pada kepadatan celah udara, getaran gigi berkurang
slot, berkurang karena distribusi fluks yang lain dari biasanya, dan
berkurang pada ujung lempengan dan ujung bracket. Pada core stator,
dengan slip per sen. Untuk wound-rotor, motor bekerja pada kecepatan
dikarenakan oleh fluks frekuensi fundamental sama dengan loss per pon
pada kepadatan gigi stator yang menghitung/times berat besi pada gigi.
Loss per pon untuk kepadatan fluks yang beragam dan untuk beberapa
Society for Testing Material. Loss pada yoke stator karena fluks frekuensi
fundamental, dihitung dengan cara yang sama dengan cara yang dilakukan
pada gigi-gigi.
gigi-gigi dan losses getaran gigi dapat dihitung dengan metode yang
untuk dinamo 26 gauge, dan Bg adalah kepadatan celah udara pada kilo-
lines inci meter per segi. Losses tambahan juga bisa termasuk sebuah loss
motor induksi biasanya 1.5 sampai 2.5 kali jumlah gigi stator dan yoke yang
Apabila datanya tidak mencukupi maka 1.75 sampai 2.2 juga dapat
digunakan.
jika dimensi bearing diketahui. Windage losses tergantung pada tipe atau
antara friction and windage losses dapat ditentukan dari hasil pengujian
sama dengan antara 3.5 persen keluaran/output koliwatt untuk motor 5-hp,
1800 r.p.m. sampai dengan motor 200 sampai 300-hp., 450 r.p.m.
sedang koil stator dihitung dengan seperti cara pada koil dinamo untuk
mesin sejenis, yang telah dijelaskan sebelumnya. Perluasan koil dan jarak
antara koil-koil pada ujung sambungan biasanya lebih kecil dibanding yang
rotor.
(D + dss)
Ls = P + 2b +dss + l inci (198)
p cos
wss + s
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
sin =
t1s
satu putaran-sedang dari sebuah koil rotor untuk motor jenis wound-rotor .
(D + dsr)
Lr = P + 2b +dsr + l inci (199)
p cos
wsr + s
sin =
t1r
LsNr
R= ohm (200)
ass X 106
Hambatan arus searah pada kumparan stator: efektif, yang juga
disebut arus bolak balik, hambatan, Rse, yang pada umumnya antara 1.15
sampai 1.30 kali hambatan arus searah. Nilai yang lebih rendah akan
berlaku untuk rating terendah dengan daerah bagian konduktor kecil pada
kumparan stator, dan nilai tertinggi terhadap rating yang lebih besar.
kd2kp2N2 LrNrr
Rr = ohm per fase
(201)
kdr2kpr2Nr2 asr 106
Atau
kd2kp2 Lr Scs
Rr = Rs ohm per fase (201a)
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
kdr2kpr2 Ls Scr
Pada suhu 250C..r = 0.692 dan pada suhu 75 0C.. r = 0.826. losses
tembaga stator yang disebabkan oleh arus tak bermuatan adalah kurang
lebih,
Dimana :
Wc + Wfw + Wsc0
Iw = ampere (203)
mE
dimana :
Iw
PFo = (205)
Io
Arus pendek. Arus yang akan dipindahkan oleh motor induksi dari
kawat ketika rotor terblok, tergantung pada tegangan yang terpakai dan
dan rotor.
IbNbr
= ohm
106Sb
dan hambatan total pada dua end-ring
2Derr
= ohm
6
10 Ser
Hambatan total pada kumparan squirrel-cage sama dengan copper
IarNbr Nb
2
2xDer Ibr 0,64Dre2
= + = N b2 + ohm
6 2 2 6
10 sb xp 10 ser 106serNb 106serp2
cage sama dengan jumlah batangan/bar per kutub = Nb/p, dan jumlah
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
lingkaran dalam satu rangkaian per fase sama dengan jumlah pasangan
2
(N/2) kpkdm r lb 0,64Der
= N b2 +
(p/2) (Nb/p) 106 sbNb p2ser
Jika jari-jari lingkaran end-ring lebar, seperti yang ada pada motor
Kring diambil dari kurva, dan m, jumlah fase, yaitu 2 untuk mesin-
mesin 1 fase. Pada rumus ini, r x 10 -6 adalah hambatan tembaga dalam inci
persegi. r = 0.826 untuk 75oC dan 0.692 untuk 25oC. Apabila sebuah
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
harus dipakai nilai r yang sesuai dengan bahan tersebut. Kuningan yang
leakage per unit arus yang mengalir pada kumparan, yang mana sama
dengan tenaga magnetis yang bekerja pada leakage path yang mengatur
pada path tertentu yang mana daerah dan panjangnya dapat diukur. Pada
berbeda, belt leakage, dan skew leakage/miring, adalah hal yang biasa.
Dimana :
Pada sebagian kecil kumparan pitch, arus pada kedua sisi koil pada
beberapa slot tidak sefase dan induktansinya lebih kecil daripada yang ada
N 2 m. f .2.Ol g K s
Xss ( Fsst FssB )
10 7 Ss.
dimana :
- Xss : reaktansi bocor per fasa dalam alur stator
Dalam hal ini F sst adalah faktor slot stator pada puncak slot dan
Fssb adalah faktor slot pada bagian bawah slot. Pada slot stator yang
sebagian terbuka
d 4r 2d 3 r d d
Fsrt Fsrb ( ) ( 2 r ir )
Wsr1 Wsr Wsr1 Wsr 3Wsr
dimana :
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Reaktansi magnetis dari sebuah motor induksi pada ohm per fase
kira-kira sama dengan tegangan terminal per fase dibagi dengan arus
Leakage belt konstan, Kbs dan Kbr bervariasi, dan persentase pitch
N 2 mf 0,8(k d k d ) 2 d
X sc 7
[b 0,5( f ss )]
10 p 2
dimana :
rotor, dan fr dapat dihitung dengan cara seperti yang dijelaskan pada
N2mj cr (kpkd)2 Dd
Xer = 2pb + ohm
7
10 p2 1,7wer + 1,2der + 1,4der
Dimana :
D = diameter dalam inti stator (cm)
L = panjang inti stator (cm)
Ns = kecepatan sinkron (rps)
Q = Daya input (KVA)
Bav = pembebanan magnetik spesifik (Wb/m)
ac = pembebanan listrik spesifik (A/cm)
Kw = konstanta beban
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana ;
Pout = daya motor dalam satuan HP
= efisiensi motor (%)
Cos = faktor daya motor
Dimana ;
f = frekuensi (Hertz)
P = jumlah pasangan kutub
Dimana ;
D = Diameter dalam inti stator (cm)
P = jumlah pasangan kutub
.D
Y
2.P
Dimana ;
D = diameter dalam inti stator (cm)
P = jumlah pasangan kutub
Dan :
m Bav.L.Y
Dimana ;
E = tegangan input (Volt)
Kw = konstanta belitan
F = frekuensi (Hertz)
1m = fluks magnetik tanpa beban (Wb)
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana ;
g = jumlah alur perfasa
P = jumlah pasangan kutub
Dimana ;
D = diameter dalam stator
Ss = jumlah alur stator
Dimana ;
Ibs = arus beban penuh setiap fasa (Amp)
s = kerapatan arus (A/mm2)
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
4. As
Ds
Dimana ;
As = luas penghantar stator (mm2)
Dimana ;
m = fluks magnetik tanpa beban (Weber)
cs
Acs
Bcs
Dimana ;
cs = fluks magnetik yang melewati inti stator (Weber)
Bcs = kerapatan fluks pada inti stator (Wb/mm2)
Dimana ;
acs = luas inti stator (m2)
Li = panjang efektif inti stator (cm)
Diameter luas stator (D0)
Dalam menentukan diameter luas stator, digunakan rumus :
Do = D + 2 . dss + 2 . dcs (cm)
Dimana ;
D = diameter dalam intri stator (cm)
Dss = kedalaman alur stator (cm)
Dcs = ketebalan inti stator (cm)
III. Perencanaan Belitan Stator
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam perencanaan belitan
stator :
Kisar kumparan (Yz)
Ss
Yz
2. p
Dimana ;
Ss = jumlah alur stator
P = jumlah pasangan kutub
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana ;
Ss = jumlah alur stator
P = jumlah pasangan kutub
M = jumlah phasa
1200
(derajat )
Ss
Dimana ;
P = jumlah pasang kutub
Ss = jumlah alur stator
1200
L
Dimana ;
o = derajat listrik antara alur yang berdekatan
(derajat)
Dimana ;
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana :
qs = jumlah alur stator setiap phasa
qr = jumlah alur rotor setiap phasa
Zss = jumlah konduktor setiap alur
Ibs = arus penghantar stator pada beban penuh (Amp)
Cos = faktor daya
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana :
Ibs = arus penghantar stator pada beban penuh (Amp)
dbr = kerapatan arus pada batang penghantar
(Amp/mm2)
Dimana :
qr = jumlah alur rotor setiap phasa
Ibs = arus penghantar stator pada beban penuh (Amp)
Dimana :
Ic = arus cincin pada beban penuh (Amp)
c = kerapatan arus cinicin (Amp/mm2)
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Dimana :
m = fluks magnetik tanpa beban (Wb)
Bcr = kerapatan fluks pada inti rotor (Wb/m2)
Li = panjang inti rotor (cm)
Dimana :
Di = diameter luar rotor (cm)
dsr = kedalaman alur rotor (cm)
dcr = kedalam inti rotor (cm)
2.0,746
0,75.0,8
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
= 2,5 KVA
120. f
ns
P
120.50
2
= 3000 rpm
3000
ns
6
= 50 rps (detik)
3. Ukuran utama
Q.103
D2 L
1,11 .kw. 2 .Bav.ac.ns
2,5.103
1,11 .0,75. 3,14 .0,5.4000.50
2
2,5.103
820811,7
0,00305 m 3
3,05.10 4 cm3
.D
L 1,2
2.P
3,14. D
1,2
2.2
1,2 . 0,786 D
0,942 D
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Sehingga diperoleh :
D2L = 3,05.104 cm3
D2. (0,942 D) = 3,05.104 cm3
3,05.10 4
D3
0,942
D 3 32378
D 32378 3
D 32 cm
Maka ;
L = 0,942 . 32
= 30.0144 cm 30 cm
.D
Y
2.P
3,14.32
2.2
25 cm
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Sehingga ;
Li = 0,9 [ 22 – (2.1) ]
= 0,9 [ 21 ]
= 19 cm
E
Tsu
4,44.Kw. f . m
Dimana m = Bav . Y . L
= 0,4 . 25.10-2 . 30.10-2
= 0,03 Wb
Sehingga, diperoleh :
220
Tsu
4,44.0,75.50.0,014
220
2,331
94,4 Lilit/fasa
1
E E
Tsb 2
4,44.Kw. f .m
1
220 220
2
4,44.0,75.50.0,014
141,6 Lilit/fasa
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
.D
Yssu
Ssu
3,14.32
32
3,14 cm
.D
Yssb
Ssb
3,14.32
12
8,4 cm
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
94,4.6
32
18 Konduktor
Tsb .K
Tssb
Ssb
141,6.6
12
71 Konduktor
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
18.32
12
576
12
48 Lilitan/Phasa
Tssb .Ssb
T ' sb
K
171.12
12
m.T ' su
u max
Tsu
171 Lilitan/Phasa
0,014.48
b. Besar fluks sebenarnya
tanpa beban (Bm)
18
1,33
95
0,04 Wb
m.T ' sb
b max
Tsb
0,014.71
48
0,994
48
0,02 Wb
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
mu max
Bavu
Y .L
0,04
25.10- 2.30.10- 2
0,04
0,075
0,53 Wb/m 2
mb max
Bavb
Y .L
0,02
25.10- 2.30.10- 2
0,02
0,075
0,3 Wb/m 2
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
8. Ukuran penghantar
3
pada stator arus beban penuh pada stator
Q.10
Ibsu
Vsu
2.10 3
220
9,1 Amp
Q.10 3
Ibsb
1
1 Vs
2
2.10 3
1
1. .220
2
18,2 Amp
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
9,1
7
1,3 mm 2
Ibsb
Asb
s
18,2
7
2,6 mm 2
Diameter penghantar
4. Asu
Dsu
4.1,3
3,14
1,3
4. Asb
Dsb
4.2,6
3,14
1,8
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Wts
dss
Diambil = 0,1052 m
0,04
2
0,02 Wb
b max
csb
2
0,02
2
0,01 Wb
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
dimana ;
D 23
2 2
11,5 cm 0,115 m
sehingga ;
9,1
2.3,14.0,115
13 At/m
Ibsb
Hcsb
2 .
18,2
2.3,14.0,115
26 At/m
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
csu
Acsu
Bcsu
. 0,02
1,7
0,012m 2
csb
Acsb
Bcsb
0,01
1,7
0,6m 2
0,012
19
= 0,063 m2
Acsb
dcsb
Li
0,6
19
3cm 2
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
= 32 + 2. 0,1052 + 0,063
= 32,3 cm
dob D 2.dss dcsb
= 32 + 2. 0,1052 + 3
= 35,2 cm
360.0
44
8,2 0
90 0
0
3. Kisar kumparan
0
( Yz ) Ssu
90
Yzu
2 p
8,2 0
32
10,9 cm 2.2
8
Ssb
Yzb
2 p
12
2.2
3
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
Ssu
gu
2. p.m
32
2.2.1
8
Ssb
Yzb
2. p.m
12
2.2.1
3
D. Perencanaan Rotor
1. Lebar celah udara (Lg)
0,2 0,02 32 . 30
0,82
3,14. 30,4
42
2,3
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
dimana ;
Ss 44
gr
2.p 2.2
10
Sr 34
gr
2.p 2.2
8,5
147 Amp
147
7
21 mm 2
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
3,14.(30,4.8,5)
34
23,9 mm 2
8. Ukuran cincin rotor
Arus pada cincin rotor
Ib gr
Ic
147 8,5
3.14
44,11 Amp
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
44,11
7
6,3 mm2
4.6,3
3,14
2,833 mm
6,3
2,833
2,2 mm
RANCANGAN MESIN LISTRIK
MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP
dc
Dc
tc