Membaca Kritis PDF
Membaca Kritis PDF
Memangagaksulitmembacatulisaninikarenatan
patitikdankomadanjugapastilamakelamaanand
apastijaditerbiasawalaupunjarangadaorangyan
gkurangpekerjaansepertisasepertiandayangngo
Bacaan kedua mungkin agak sulit daripada bacaan pertama karena Anda jarang menemikan
tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dan tanpa spasi, seperti itu. Akan tetapi,
akhirnya Anda tetap dapat membacanya bukan?
Setelah Anda membaca dua bacaan di atas, mungkin dalam diri Anda timbul pertanyaan
“Apa maksud penulis?” jadi, sebenarnya, sewaktu membaca bahan bacaan, dalam diri pembaca
akan timbul pertanyaan, “Mengapa penulis menulis seperti itu? Apa maksudnya? Dan
sebagainya.” Jika itu yang terjadi pada Anda, berarti Anda telah bersikap kritis terhadap bacaan
dan penulisnya. Bagaimanakah pendapat Anda terhadap dua tulisan di asas?
1
Pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia melakukan kegiatan
membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan
ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat
sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca
kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. (cf.Harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert
dalam tarigan, 1988:89)
Selain itu, dikemukakan pula bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang
bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan
yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan.
Dengan membaca kritis, pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan
dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa
usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi cirri semua kegiatan
membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.
Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya
mengenai keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi juga (dan inilah yang lebih
penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alas an-alasan mengapa sang penulis
mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa
yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia sudah melakukan membaca
kritis yang merujuk pada keterpahaman.
Selain itu, membaca kritis merupakan modal utama bagi Anda sebagai mahasiswa untuk
mencapai kesuksesan studi. Kebanyakan mahasiswa, seperti juga Anda, telah mengalami praktik
dalam membaca kritis yang termasuk dalam wilayah membaca intensif walaupun mungkin Anda
tidak sadar. Saat Anda sedang berpacaran, misalnya dan membaca sepucuk surat cinta maka
pasti Anda membacanya dengan saksama penuh perhatian. Bisa dipastikan Anda membaca setiap
kata dan sungguh-sungguh mencermatinya, yaitu membaca keseluruhan yang berkenaan dengan
bagian-bagian dan setiap bagian dipandang dari segi keseluruhan; Anda menjadi sangat sensitif,
Anda dapat memahami dan merasakan kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat dengan lebih
kritis. Bahkan Anda mungkin memperhatikan benar-benar tanda-tanda baca. Pada sisi lain, ada
kalanya Anda dapat menghafal surat cinta itu bahkan sampai pada tanda bacanya. Bagaimana
pendapat Anda?
2
C. Karakteristik Membaca Kritis
Pernahkan Anda membaca, kemudian mengomentari bacaan atau bahkan ingin membuat/menulis
bacaan tanggapan? Jika Anda pernah mengalami hal ini berarti Anda sudah menerapkan
membaca kritis.
1. Berpikir dan Bersikap Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap
kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi :
a. menginterpretasi secara kritis;
b. menganalisis secara kritis;
c. mengorganisasi secara kritis;
d. menilai secara kritis;
e. menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987:143).
Adegan teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai
berikut (cf. Nurhadi, 1987:145-181), yaitu (a) Kemampuan mengingat dan mengenali bahan
bacaan, (b) kemampuan menginterpretasi makna tersirat, (c) kemampuan mengaplikasikan
konsep-konsep dalam bacaan, (d) Kemampuan menganalisis isi bacaan, (e) kemampuan
menilai isi bacaan, (f) kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan. Keenam sikap
kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi
oleh Anderson dan krathwhol (2001:268). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing.
a. Kemampuan mengingat dan mengenali
Kemampuan mengingat dan mengenali meliputi kemampuan:
1) Mengenali ide pokok paragraph
2) Mengenali tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya
3) Menyatakan kembali ide pokok paragraph
4) Menyatakan kembali fakta-fakta atau detil bacaan
5) Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan, unsur-unsur hubungan sebab-akibat,
karakter tokoh dan sebagainya.
3
makna tersebut terkandung di balik baris kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan
untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari Anda sebagai pembacanya. Anda
harus mampu menafsirkan ide-ide pokok dan ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang
secara eksplisit tidak dinyatakan oleh penulisnya, serta harus mampu membedakan fakta-
fakta yang disajikan secara kritis.
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan:
1) Menafsirkan ide pokok paragraf
2) Menafsirkan gagasan utama bacaan
3) Membedakan fakta detil bacaan
4) Manafsirkan ide-ide penunjang
5) Membedakan fakta atau detil bacaan memahami secara kritis
Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep
Sebagai pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas menggali makna
tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi Anda juga harus
mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan ke dalam situasi baru
yang bersifat problematic.
Dalam hal ini, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:
1) Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
2) Menerapkan konsep-konsep/gagasan utama ke dalam situasi baru yang problematic;
3) Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
c. Kemampuan menganalisis
Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau
unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana Anda ketahui, kesatuan
dalam bacaan meliputi gagasan-gagasan utama, pernyataan-pernyataan, simpulsn-
simpulsn, dan sebagainya. Pembaca kritis diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil
penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara eksplisit.
Lebih lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan pembaca melihat
kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebagaimana Anda ketahui, sebuah teks
bacaan, apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya membuat sebuah kesatuan
gagasan yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara dan gaya pengungkapan yang
4
berbeda akan membuat gagasan atau suatu pesan tersebut terlihat samara-samar. Dalam
kasus semacam itu, kewajiban pembaca adalah melakukan penyintesisan. Bentuk-bentuk
penyintesisan tersebut, misalnya berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasan
utama bacaan, tema, atau kerangka bacaan.
Secata terperinci kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi kemampuan
berikut ini.
1) Menangkap gagasan utama bacaan.
2) Memberikan detil/fakta penunjang.
3) Mengklasifikasikan fakta-fakta.
4) Membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan.
5) Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
6) Membuat simpulan bacaan
7) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan.
8) Menentukan tema bacaan
9) Menyusun kerangka bacaan.
10) Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan
11) Membuat ringkasan.
5
3) Menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi
penulis.
4) Menentukan tujuan penulis dalam menulis
5) Menentukan relevansi antara tujuan dan pengenbangan gagasan
6) Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang
dibuat.
7) Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa atau
penyusunan kalimatnya
6
Setelah Anda mencermati manfaat membaca kritis secara teoretis, marilah kita cermati 7
prosedur ikhwal membaca kritis (cf. Nurhadi,1988).
a. Berpikirlah secara kritis
b. Lihatlah apa yang ada di balik kata-kata itu untuk mengetahui motivasi penulis
c. Waspadalah kata-kata yang mempunyai sifat berlebihan yang tidak tentu batasannya,
yang emosional, yang ekstrem atau yang merupakan generalisasi yang berlebihan
d. Waspadailah perbandingan yang tidak memenuhi persyaratan
e. Cermati logika penulis yang tidak logis
f. Perhatikan pernyataan-pernyataan yang Anda baca
g. Janganlah bingung